You are on page 1of 71

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai negara yang berkembang dengan jumlah
penduduk besar, wilayah yang luas dan kompleks, maka Pemerintah
semestinya bisa menentukan prioritas atau pilihan pembangunan
termasuk dalam hal ini adalah bidang pendidikan. Pendidikan bukan
hanya media untuk mewariskan kebudayaan kepada generasi
selanjutnya, tetapi diharapkan juga mampu merubah dan
mengembangkan pola kehidupan bangsa kearah yang lebih baik. Dari
sinilah diharapkan lahirnya generasi penerus perjuangan yang di dalam
jiwanya terdapat perpaduan nilai-nilai intelektual, nilai etika sosial, nilai
religius, dan nilai kepribadian bangsa. Oleh karena itu, bidang pendidikan
masih harus mendapat prioritas, perhatian, dan pengarahan yang serius,
baik pemerintah, masyarakat pada umumnya dan pengelolaan pada
khususnya.
Undang-Undang No. 20, tahun 2003 tentang sistem atau tujuan
Pendidikan Nasional, pasal 3 (RI, 2003: 12-13) berbunyi: Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
2

menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab. Untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut perlu diusahakan
adanya pengembangan sumber daya manusia dengan jalan peningkatan
kualitas pendidikan. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk
membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu
menghadapi setiap perubahan yang terjadi dalam rangka pembangunan
manusia seutuhnya. Wastri Soemanto (2003:1) menyatakan Pendidikan
secara umum dimaksudkan untuk mempersiapkan para peserta didik
untuk dapat memperoleh sukses dalam karir dan kehidupan pribadi, serta
mampu berpartisipasi didalam pembangunan masyarakat.
Proses pendidikan khususnya di Indonesia selalu mengalami
penyempurnaan yang nantinya akan menghasilkan suatu hasil pendidikan
yang berkualitas. Pada pengelola pendidikan telah melakukan yang baik
dalam rangka meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini merupakan
langkah awal untuk memperoleh kualitas sumber daya
manusia.Rendahnya mutu pendidikan dapat dilihat dari berbagai siswa
yang memperoleh nilai tinggi tetapi kurang mampu menerapkan
perolehannya baik berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap.
Menurut Mulyasa (2005:3) Pengaruh pendidikan dapat dirasakan
secara langsung dalam perkembangan serta kehidupan masyarakat dan
kehidupan setiap individu, diantaranya pendidikan harus mampu
mengembangkan potensi masyarakat, menumbuhkan kemauan, serta
mampu membangkitkan semangat generasi bangsa untuk menggali
berbagai potensi dan mengembangkannya secara optimal.
3

Salah satu upaya untuk meningkatkan keberhasilan pendidikan
Geografi yaitu: dengan pembelajaran aktif, dimana siswa melakukan
sebagian besar pelajaran yang harus dilakukan. Siswa menggunakan otak
untuk mempelajari kebebasan, memecahkan berbagai masalah dan
menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif merupakan cara
cepat, menyenangkan dan menarik hati dalam belajar, untuk mempelajari
sesuatu dengan baik, belajar aktif membantu untuk mendengarkan,
melihat, mengajukan pertanyaan tentang pelajaran tertentu, dan
mendiskusikannya dengan siswa yang lain. Melvin Silberman (2001:37)
menyatakan dalam belajar aktif yang paling penting siswa dapat
memecahkan masalah sendiri, menemukan contoh-contoh, mencoba
ketrampilan dan melakukan tugas-tugas yang tergantung pada
pengetahuan yang telah mereka miliki atau yang akan dicapai.
Keaktifan siswa dalam belajar merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan dalam belajar, walaupun siswa tersebut
termasuk dalam katagori pandai, namun jika aktifitas rendah maka
prestasi belajar Geografi tidak sebagus dengan yang aktif belajar. Berhasil
tidaknya proses pembelajaran dapat dilihat dari prestasi yang dicapai oleh
siswa.
Hasil belajar mata pelajaran Geografi dapat diketahui setelah
diadakan evaluasi, yang dinyatakan dalam bentuk nilai.sehingga dapat
dilihat tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa
dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam diri peserta didik (faktor
intern) yang berupa kecerdasan/intelegensi, bakat, dan motivasi, maupun
4

faktor dari luar peserta didik (faktor ekstern) yang berupa lingkungan
keluarga (orang tua), sekolah dan masyarakat.
Kemandirian tercermin dalam kemantapan diri dan jenis
pencapaian yang direalisasikan. Kemandirian juga dapat diartikan sebagai
kebebasan seseorang untuk menentukan sendiri masa depannya, hal ini
menunjukkan bahwa orang itu dalam merencanakan hidupnya ditentukan
oleh dirinya sendiri. Orang yang mandiri akan selalu berusaha untuk
mengejar prestasi, penuh ketekunan, merencanakan serta mewujudkan
harapannya sebagaimana sikapnya yang progresi dan ulet. Individu yang
memiliki sikap pasif dapat menghambat dalam pencapaian prestasi yang
diharapkan sehingga kepribadian individu sangat berpengaruh terhadap
prestasi belajar.
Kemandirian dalam belajar dapat dilihat dari tingkah laku yang
ditujukkan siswa pada saat proses belajar dan itu dapat dibedakan mana
siswa yang memiliki kemandirian dalam belajar dengan siswa yang kurang
memiliki kemandirian dalam belajar, seperti: kesiapan siswa dalam
menerima materi pelajaran biasanya siswa yang memiliki kemandirian
dalam belajar sebelum guru memberikan materi, siswa tersebut sudah
terlebih dahulu mempelajari materi sehingga pada saat guru menjelaskan
siswa sudah siap untuk menerima materi, sedangkan siswa yang kurang
memiliki kemadirian dalam belajar biasanya kurang peduli dengan
persiapan sebelum menerima materi dari guru.
Komponen siswa turut menentukan keberhasilan dalam proses
belajar mengajar. Konsep-konsep yang berhubungan dengan konsep-
5

konsep baru yang akan diterimanya harus sudah dikuasai oleh siswa.
Konsep baru tak akan bisa diterima oleh siswa jika konsep dasar atau
pelajaran yang lalu belum dipahami. Hal inilah yang juga sangat
berpengaruh pada keberhasilan proses belajar mengajar. Siswa
cenderung mempunyai ingatan yang tidak setia. Materi pelajaran dipahami
seketika itu tetapi lupa jika materi yang sama ditanyakan beberapa hari
kemudian. Ingatan setia hanya dimiliki oleh beberapa siswa saja yang
tergolong anak-anak berprestasi.
Prestasi belajar sangat penting sekali sebagai indikator
keberhasilan baik bagi seorang guru maupun siswa. Bagi seorang guru,
prestasi belajar siswa dapat dijadikan sebagai pedoman penilaian
terhadap keberhasilan dalam kegiatan membelajarkan siswa. Seorang
guru dikatakan berhasil menjalankan program pembelajarannya apabila
separuh atau lebih dari jumlah siswa telah mencapai tujuan instruksional
baik tujuan instruksional khusus maupun umum. Sedangkan bagi siswa,
prestasi belajar merupakan informasi yang berfungsi untuk mengukur
tingkat kemampuan atau keberhasilan belajarnya, apakah mengalami
perubahan yang bersifat positif maupun perubahan yang bersifat negatif.
Tidak ada seorang pun siswa yang tidak menginginkan suatu prestasi
belajar yang baik. Namun untuk memperoleh semua itu tidaklah mudah
karena mengingat adanya perbedaan setiap individu baik Kemandirianya
dalam belajar, motivasinya,karakternya, cita-citanya dan lain-lain yang
dimiliki oleh setiap siswa. Dengan perbedaan yang demikian akan
menyebabkan tercapainya suatu prestasi belajar yang berbeda pula yaitu
6

prestasinya ada yang tergolong tinggi, sedang dan rendah. Hal ini dapat
terjadi karena banyaknya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang
diantaranya faktor kemandirian dalam belajar.
Jadi, kemandirian belajar merupakan kemampuan seseorang
(siswa) dalam mewujudkan kehendak atau keinginannya secara nyata
tanpa bergantung dengan orang lain, dalam hal ini siswa mampu
melakukan belajar sendiri, dapat menentukan belajar yang efektif, dan
mampu melakukan aktifitas belajar secara mandiri. Kemandirian tersebut
dapat diukur melalui beberapa indikator yaitu : 1) penggunaan waktu
belajar yang maksimal, 2) memiliki hasrat bersaing untuk maju, 3) mampu
mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah, dan 4)
memiliki kepercayaan diri.
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan pada siswa kelas X
SMA Negeri 1 Wakorumba Utara Kabupaten Buton Utara ditemukan
beberapa gejala tentang kurangnya kemandirian belajar siswa antara lain:
Masih banyak ditemukan di kalangan siswa yang kurang
mengefektifkan waktu belajar baik di sekolah maupun di rumah, Banyak
waktu peserta didik terbuang sia-sia dengan adanya kegiatan yang
tidak bermanfaat, misalnya kebiasaan mengobrol yang tidak berhubungan
dengan pelajaran, menonton sinetron yang tidak mendidik, bila ada jam
pelajaran kosong siswa lebih memilih pergi kekantin dibandingkan
membaca diperpustakaan. Kegiatan yang tidak bermanfaat tersebut maka
waktu yang dimiliki siswa tidak dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk
belajar secara baik, hal tersebut perlu diatasi. Strategi untuk
7

mengatasinya adalah, siswa harus berusaha melatih dan membiasakan
diri agar konsisten dalam memanfaatkan waktu belajarnya yaitu
mempunyai rencana belajar yang tepat sesuai dengan waktu yang telah
dijadwalkan, dan mempelajari waktu-waktu yang terbaik baginya untuk
belajar, sehingga memiliki sikap disiplin waktu.
Selain kurangnya pemanfaatan waktu belajar, ditemukan pula
dikalangan siswa yang kurang percaya diri pada kemampuan yang
dimilikinya. Gejala tersebut nampak pada perilaku siswa seperti tidak
berani mengajukan pertanyaan atau pendapat, tidak bersedia tampil
didepan kelas, siswa seringkali mencontek hasil pekerjaan temanya pada
saat ulangan/evaluasi pelajaran, menghindari diri ketika akan ditanya
guru.
Gejala-gejala yang timbul akibat kurangnya rasa percaya diri siswa
ini berdampak pula pada kurangnya keaktifan siswa dalam kelas pada
saat proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar geografi
diharapkan siswa lebih aktif, sehingga akan berdampak pada ingatan
siswa tentang apa yang dipelajari. Suatu konsep akan mudah dipahami
dan diingat oleh siswa bila konsep tersebut disajikan melalui prosedur
dan langkah-langkah yang tepat, jelas, dan menarik. Keaktifan siswa
dalam belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
keberhasilan dalam belajar.
Informasi lain yang ditemukan tentang kurangnya kemandirian
siswa dalam belajar yaitu kurangnya inisiatif diri siswa untuk mencari
konsep-konsep baru yang berhubungan dengan materi pelajaran, dalam
8

hal ini siswa dituntut untuk lebih terampil mengembangkan dirinya dengan
sering membaca buku-buku pelajaran dan memanfaatkan media teknologi
seperti internet.
Kurangnya kemandirian belajar merupakan gejala yang masih
nampak sebagai masalah serius oleh siswa SMA Negeri 1 Wakorumba
Utara, Sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa itu
sendiri.
Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti
tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Hubungan
Kemandirian Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Geografi Di SMA Negeri 1 Wakorumba Utara Kabupaten Buton Utara













9

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka
permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Siswa kurang memanfaatkan waktu belajar secara optimal
2. Kurangnya rasa percaya diri siswa
3. Rendahnya hasil belajar siswa
4. Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar di kelas masih
tergolong rendah.
5. Kurangnya kemandirian belajar siswa
6. Kurangnya inisiatif diri siswa untuk mencari konsep- konsep
baru tentang materi yang berhubungan dengan pembelajaran.
C. Batasan Masalah
Permasalahan yang dikaitkan dengan judul di atas sangat luas,
sehingga tidak mungkin dari lapangan permasalahan itu dapat terjangkau
dan terselesaikan semua. Jadi masalah dalam penelitian ini hanya
dibatasi pada :
1. Kurangnya kemandirian belajar siswa

2. Rendahnya hasil belajar siswa

D. Rumusan Masalah.
Dari batasan masalah di atas maka penulis dapat mengemukakan
rumusan masalah sebagai berikut:
Seberapa besar Hubungan kemandirian belajar siswa Dengan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Geografi di SMA Negeri 1 Wakorumba
Utara Kabupaten Buton Utara?
10

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut:
Untuk mengetahui hubungan antara kemandirian belajar dengan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi di SMA 1
Wakorumba Utara Kabupaten Buton Utara?
F. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan masukan bagi penulis dalam mengkaji teori-
teori pendidikan.
b. Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk
memperoleh gambaran mengenai kemandirian belajar terhadap
hasil belajar siswa.
c. Sebagai bahan masukan/referensi bagi penelitian selanjutnya.
b. Manfaat Praktis
a. Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi siswa dalam hal
kemandirian belajar untuk meningkatkan hasil belajarnya.
b. Untuk memberikan gambaran tentang pentingnya kemandirian
belajar dalam peningkatan hasil belajar.







11

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kemandirian Belajar
Kemandirian belajar siswa diperlukan agar mereka mempunyai
tangung jawab dalam mengatur dan mendisiplinkan dirinya, selain itu
dalam mengembangkan kemampuan belajar atas kemauan sendiri. Sikap-
sikap tersebut perlu dimiliki oleh siswa sebagai peserta didik karena hal
tersebut merupakan ciri dari kedewasaan orang terpelajar.
Kemandirian adalah hal/keadaan dapat berdiri sendiri tanpa
bergantung pada orang lain (KBBI, 1991:625). Dalam bukunya Prasasti
(2004:2) mengemukakan bahwa kemandirian adalah kemampuan untuk
melakukan kegiatan atau tugas sehari-hari atau dengan sedikit bimbingan
sesuai dengan tahapan perkembangan dan kapasitasnya.
Kemandirian dalam belajar dapat diartikan sebagai aktivitas belajar
dan berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri
dan tanggung jawab sendiri dari pembelajar (Dimyati, 1998:51). Siswa
dikatakan telah mampu belajar secara mandiri apabila telah mampu
melakukan tugas belajar tanpa ketergantungan dengan orang lain. Pada
dasarnya kemandirian merupakan perilaku individu yang mampu
berinisiatif, mampu mengatasi hambatan/masalah, mempunyai rasa
percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang
lain.
Pendapat tersebut diperkuat oleh Kartini dan Dali dalam Mutadin
(2002:2) yang mengatakan bahwa kemandirian adalah hasrat untuk
12

mengerjakan sesuatu bagi diri sendiri. Kemandirian belajar seseorang
sangat tergantung pada pada seberapa jauh seseorang tersebut dapat
balajar mandiri. Dalam belajar mandiri siswa akan berusaha sendiri
terlebih dahulu untuk mempelajari serta memahami isi pelajaran yang di
baca atau dilihatnya melalui media pandang dan dengar. Jika siswa
mendapat kesulitan barulah siswa tersebut akan bertanya atau
mendiskusikan dengan teman, guru atau pihak lain lain yang sekiranya
lebih berkompeten dalam mengatasi kesulitan tersebut. Siswa yang
mandiri akan mampu mencari sumber belajar yang dibutuhkan serta harus
mempunyai kreativitas inisiatif sendiri dan mampu bekerja sendiri dengan
merujuk pada bimbingan yang diperolehnya.
Menurut pengertian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
kemandirian belajar adalah suatu aktivitas/kegiatan belajar yang dilakukan
oleh siswa atas kemauannya sendiri dengan tidak tergantung pada orang
lain, serta mempunyai rasa percaya diri yang tinggi dalam menyelesaikan
tugasnya.
B. Ciri-ciri Kemandirian Belajar
Agar siswa dapat mandiri dalam belajar maka siswa harus mampu
berfikir kritis, bertanggung jawab atas tindakannya, tidak mudah
terpengaruh pada orang lain, bekerja keras dan tidak tergantung pada
orang lain. Ciri-ciri kemandirian belajar merupakan faktor pembentuk dari
kemandirian belajar siswa.
Menurut Chabib Thoha (1996: 123-124) membagi ciri kemandirian
belajar dalam delapan jenis, yaitu :
13

a. Mampu berfikir secara kritis, kreatif dan inovatif.
b. Tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain.
c. Tidak lari atau menghindari masalah.
d. Memecahkan masalah dengan berfikir yang mendalam.
e. Apabila menjumpai masalah dipecahkan sendiri tanpa meminta
bantuan orang lain.
f. Tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda dengan orang lain.
g. Berusaha bekerja dengan penuh ketekunan dan kedisiplinan.
h. Bertanggung jawab atas tindakannya sendiri.
Sementara itu Yohanes Babari (2002:145) membagi ciri-ciri
kemandirian dalam lima jenis, yaitu :
1. Percaya diri
2. Mampu bekerja sendiri
3. Menguasai keahlian dan ketrampilan yang sesuai dengan kerjanya
4. Menghargai waktu
5. Bertanggung jawab
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ciri-ciri
kemandirian belajar pada setiap siswa akan nampak jika siswa telah
menunjukkan perubahan dalam belajar. Siswa belajar untuk bertanggung
jawab terhadap tugas yang dibebankan padanya secara mandiri dan tidak
bergantung pada orang lain.



14

C. Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar
a. Faktor dari diri siswa
Menurut Bernadib (dalam Mutadin 2002:1) bahwa siswa yang
memiliki kemandirian belajar mempunyai kecenderungan tingkah laku/
indikator sebagai berikut:
1) Memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya
Dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi antara siswa
dengan guru maupun siswa dengan siswa yang lainnya. Adanya interaksi
antara siswa dengan siswa lainnya dapat menyebabkan siswa tersebut
dapat mengetahui tingkat kemampuannya dibanding dengan kemampuan
temannya. Apabila siswa merasa kemampuannya masih kurang dibading
temannya, ia akan termotivasi untuk bersaing dalam mempelajari suatu
pokok bahasan. Setiap siswa yang melibatkan dirinya dalam suatu
persaingan yang sehat dan dapat memenangkan persaingan tersebut
harus berusaha keras untuk membangkitkan keberanian, semangat juang
dan rasa percaya diri yang maksimal.
Aplikasi pada siswa adalah bersaing dalam upaya memahami
materi yang dipelajari dengan memperbanyak sumber literatur dari
berbagai media (misalnya perpustakaan, internet, dan lain-lain) serta
mempunyai waktu khusus untuk mempelajari materi tersebut diluar jam
sekolah sehingga siswa dapat mencapai prestasi dalam belajar dan
memenangkan persaingan tersebut.

15

2) Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah
yang dihadapi.
Siswa yang mempunyai inisiatif senantiasa tidak menunggu orang
lain untuk melakukan sesuatu. Ia mampu bergerak didepan dan seringkali
menjadi contoh perubahan didalam kelompoknya (Riyanto, 2002:17).
Kemampuan mengambil keputusan dan inisiatif dipengaruhi oleh
respon siswa terhadap apa yang ada dan terjadi di sekitar untuk dijadikan
bahan kajian belajar. Inisiatif sebagai prakarsa yang disertai dengan
langkah konkrit selalu ditunggu kehadirannya pada segala macam
kepentingan hidup baik di tengah masyarakat maupun di sekolah terutama
siswa (Nursisto,1999:98).
Aplikasinya pada siswa adalah mempunyai inisiatif untuk
mempelajari dahulu materi sebelum diajarkan oleh guru serta berinisiatif
mengerjakan soal-soal sendiri pada mata pelajaran yang diterimanya
disekolah dengan memanfaatkan seluruh kemampuan yang dimilikinya,
termasuk dalam memecahkan setiap parmasalahan yang dihadapi di
lapangan yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat.
3) Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya
Siswa yang memiliki kepercayaan diri tidak mudah terpengaruh
oleh apa yang dilakukan orang lain (Riyanto, 2002:38). Siswa yang
memiliki kemandirian belajar tinggi cenderung memiliki rasa percaya diri,
yaitu selalu bersikap tenang dalam mengerjakan tugas-tugas belajar yang
diberikan guru dengan memanfaatkan segala potensi atau kemampuan
16

yang dimiliki dan tidak mudah terpengaruh orang lain dalam mengerjakan
tugas-tugasnya serta tidak mencontek.
4) Bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya
Siswa yang bertanggung jawab adalah siswa yang menyadari hak
dan kewajibannya sebagai seorang peserta didik. Tanggung jawab
seorang siswa adalah belajar dan mengerjakan setiap tugas yang
diberikan oleh guru dengan penuh keikhlasan dan kesadaran, selain itu
siswa yang bertanggung jawab adalah yang mampu mempertanggung
jawabkan proses belajar berupa nilai dan perubahan tingkah laku.
b. Faktor dari luar diri siswa
Faktor dari luar diri siswa adalah semua keadaan atau pengaruh
yang berasal dari luar dirinya, sering pula dinamakan dengan faktor
lingkungan. Lingkungan kehidupan yang dihadapi individu sangat
mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang, baik dalam segi
negatif maupun positif. Lingkungan keluarga dan masyarakat yang baik
terutama dalam bidang nilai dan kebiasaan-kebiasaan hidup akan
membentuk kepribadian, termasuk pula dalam hal kemandiriannya.
Adapun faktor dari luar yang mempengaruhi kemandirian anak adalah:
a. Kebudayaan, masyarakat yang maju dan kompleks tuntutan
hidupnya cenderung mendorong tumbuhnya kemandirian dibanding
dengan masyarakat yang sederhana.
b. Keluarga, meliputi aktivitas pendidikan dalam keluarga,
kecenderungan cara mendidik anak, cara memberikan penilaian
17

kepada anak bahkan sampai cara hidup orang tua berpengaruh
terhadap kemandirian anak.
Muhammad Ali dan Muhammad Asrori (2002: 118-119)
menyebutkan sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan
kemandirian, yaitu :
a. Gen atau keturunan orangtua. Orang tua memiliki sifat kemandirian
tinggi sering kali menurunkan anak yang memiliki kemandirian juga.
b. Pola asuh orang tua. Cara orang tua mengasuh dan mendidik anak
akan mempengaruhi perkembangan kemandirian anak remajanya.
c. Sistem pendidikan di sekolah. Proses pendidikan di sekolah yang
tidak mengembangkan demokrasi pendidikan dan cenderung
menenkankan indoktrinasi tanpa argumentasi akan menghambat
perkembangan kemandirian remaja sebagai siswa.
d. Sistem kehidupan di masyarakat. Sistem kehidupan masyarakat
yang terlalu menekankan pentingnya hierarki struktur sosial,
merasa kurang aman atau mencekam serta kurang menghargai
manifestasi potensi remaja dalam kegiatan produktif dapat
menghambat kelancaran perkembangan kemandirian remaja atau
siswa.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam mencapai
kemandirian seseorang tidak terlepas dari faktor-faktor yang mendasari
terbentuknya kemandirian itu sendiri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian sangat menentukan
sekali tercapainya kemandirian seseorang, begitu pula dengan
18

kemandirian belajar siswa dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri siswa itu
sendiri, maupun yang berasal dari luar yaitu lingkungan keluarga, sekolah,
lingkungan sosial ekonomi dan lingkungan masyarakat.
Faktor-faktor tersebut mempunyai peranan yang sangat penting
dalam kehidupan yang selanjutnya akan menentukan seberapa jauh
seorang individu bersikap dan berfikir secara mandiri dalam kehidupan
lebih lanjut. Dengan demikian, penulis berpendapat dalam mencapai
kemandirian seseorang tidak lepas dari faktor-faktor tersebut di atas dan
kemandirian siswa dalam belajar akan terwujud sangat bergantung pada
siswa tersebut melihat, merasakan dan melakukan aktivitas belajar atau
kegiatan belajar sehari-hari di dalam lingkungan tempat tinggalnya.
D. Aspek-aspek Kemandirian Siswa dalam Belajar
Dalam keseharian siswa sering dihadapkan pada permasalahan
yang menuntut siswa untuk mandiri dan menghasilkan suatu keputusan
yang baik.
Robert Havighurst dalam Mutadin (2002, www.e_psikologi.com)
menyebutkan bahwa kemandirian terdiri dari beberapa aspek, yaitu :
a. Aspek intelektual, aspek ini mencakup pada kemampuan berfikir,
menalar, memahami beragam kondisi, situasi dan gejala-gejala
masalah sebagai dasar usaha mengatasi masalah.
b. Aspek sosial, berkenaan dengan kemampuan untuk berani secara
aktif membina relasi sosial, namun tidak tergantung pada kehadiran
orang lain di sekitarnya.
19

c. Aspek emosi, mencakup kemampuan individu untuk mengelola
serta mengendalikan emosi dan reaksinya dengan tidak
bergantung secara emosi pada orang tua.
d. Aspek ekonomi, mencakup kemandirian dalam hal mengatur
ekonomi dan kebutuhan-kebutuhan ekonomi tidak lagi bergantung
pada orang tua.
Dari pejelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek
tersebut saling terkait satu sama lainnya, karena aspek tersebut
mempunyai pengaruh yang sama kuat dan saling melengkapi dalam
membentuk kemandirian belajar dalam diri seseorang.
E. Keterampilan-keterampilan Belajar secara Mandiri
Menurut A. Suhaenah Suparno (2001: 106-126), ada beberapa
keterampilan-keterampilan belajar yang harus dimiliki oleh siswa agar
dapat meningkatkan kemandirian dalam belajarnya, yaitu :
a. Mengenali diri sendiri
Memahami diri sendiri menjadi sangat penting karena banyak orang
yang keliru menafsirkan kemampuan-kemampuan dirinya baik karena
menilai terlalu optimis maupun sebaliknya karena terlalu pesimistik
dan menilai rendah kemampuan-kemampuannya dan akan sangat
penting untuk memahami apa yang sebenarnya ingin dicapai atau
dicita-citakan, yang merupakan visi terhadap kehidupan yang akan
datang.


20

b. Memotivasi diri sendiri
Motivasi ada yang bersifat instrinsik yaitu yang memang tumbuh di
dalam orang itu sejak awal, tetapi ada juga motivasi yang sifatnya
ekstrinsik yaitu yang berasal dari luar dirinya, apakah itu dari orang
tua, guru, temanataupun tuntutan pekerjaan. Menumbuhkan motivasi
ini sebenarnya bisadipelajari yaitu dengan cara membuat daftar
keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh tatkala memutuskan
untuk mempelajari sesuatu.
c. Mempelajari cara-cara belajar efektif
Tipe atau gaya orang untuk belajar merupakan hal yang unik untuk
dirinya dan mungkin sangat berbeda dengan gaya belajar orang lain.
Namunada beberapa tips yang dapat dicatat tentang tindakan-
tindakan yang dapat membantu mengefektifkan seseorang dalam
belajar, diantaranya :
1) Membuat rangkuman
Rangkuman adalah ikhtisar tentang hal-hal esensial yang
terkandung dalam bahan bacaan atau pemaparan lisan yang kita
simaktersebut yang lebih ramping. Rangkuman membantu
seseorang ketika mengulang pekerjaan atau ketika mencoba
mengingat kembali apa yang telah dibacanya. Setelah selesai
membaca dan membuat rangkuman dapat membuat pertanyaan-
pertanyaan untuk dijawab sendiri.
2). Membuat pemetaan konsep-konsep penting
21

Pemetaan merupakan gambaran konsep-konsep yang,
berhubungan,dalam hal pemetaan konsep-konsep penting maka
ada konsep utama dan ada konsep pelengkap yang diasosiasikan
dengan konsep utama. Konsep pelengkap dan konsep asosiasi ini
dapat diperoleh dari bahan bacaan itu sendiri .
3). Mencatat hal-hal yang esensial dan membuat komentar
Cara mencatat semacam ini dapat dilakukan pada kertas yang
terpisah, yang dibagi menjadi dua bagian ; di sebelah kiri dibuat
catatan-catatan penting yang sifatnya deskriptif sesuai dengan apa
yang dibaca atau yang didengar . Di sebelah kanan dibuat catatan-
catatan yang sifatnya lebih personal, dapat berupa kesan atau
perintah-perintah kepada diri sendiri untuk mengasosiasikan atau
menghubungkan pengalaman sebelumnya.
4). Membaca secara efektif
a). Skimming
Skimming berarti membaca selintas dan cepat untuk melihat
gambaran sangat umum dengan membaca judul-judul bab dan bagian
lainnya secara garis besar.
b). Scanning
Scanning adalah cara membaca dengan melihat judul bab kemudian
judul-judul sub bab atau pasal-pasal di dalam suatu bab serta dengan
membaca kalimat-kalimat awal pada tiap-tiap paragraf yang sering
disebut topic sentence.
c). Membaca simpulan
22

Setiap simpulan berisi ide-ide pokok tentang apa yang
telahdipaparkan sebelumnya dan berfungsi untuk mengingatkan
kembali kepada pembacanya bahwa inilah ide-ide pokok dari penulis.
d). Membaca untuk pendalaman
Dalam membaca untuk mendalami sesuatu, orang melakukannya
secara cermat dan penuh kesadaran, artinya tidak sambil melamun,
mendalami isi bacaan kalimat per kalimat. Dalam kegiatan ini
seseorang harus dapat menangkap ide yang tersirat (reading
betweenthe lines).
e). Memanfaatkan indeks
Indeks menolong pembaca untuk mengetahui ada tidaknya atau
dimana suatu informasi yang diperlukannya dipaparkan dalam buku.
5). Membuat situasi yang kondusif
Belajar adalah pekerjaan yang memerlukan pengarahan penglihatan,
pendengaran, latihan dan pikiran. Oleh karena itu diperlukan suasana
yang menunjang seperti tempat yang relatif tenang dan pikiran yang
konsentrasi. Cara belajar yang sehat adalah cara yang rileks tidak
mengganggu postur tubuh dan tidak mengganggu konsentrasi.
6). Mengenal lingkungan
Yang dimaksud dengan lingkungan adalah lingkungan belajar atau
sumber-sumber belajar yang tidak terhitung jumlahnya. Sumber-
sumber belajar berupa orang, bahan bacaan, lembaga atau institusi,
maupun setting yang sengaja maupun yang semula tidak disengaja
23

untuk dijadikan sumber belajar tetapi dapat berfungsi sebagai sumber
belajar.
d. Catatan harian
Catatan harian bertujuan untuk mencatat apa yang harus dilakukan,
apa yang telah dicapai, serta apa yang harus dicapai, masalah-
masalah yang harus diselesaikan, dengan catatan harian ini
membantu ingatanseseorang
F. Hasil Belajar
Sadirman (2003 : 39), mengemukakan bahwa hasil belajar adalah
hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang
menyenangkan hati yang telah diperoleh dengan keuletan kerja.
Menurut Anni (2005:4) hasil belajar merupakan perubahan perilaku
yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar.
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa
setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar. Jadi, lebih condong
untuk menempatkan hasil belajar itu pada kondisi hasil yang telah atau
bisa diperoleh dalam suatu kurun waktu yang ditentukan.
Surachmad (1990 : 50), mengatakan bahwa belajar adalah
mengalami, yang berarti menghayati suatu aktual yang akan
menghasilkan respon tertentu dari pihak murid. Pengalaman yang berupa
pelajaran akan menghasilkan berupa perubahan (pematangan-
pematangan) pola tingkah, perubahan didalam kekayaan informasi.
24

Hilgrad dalam Soetomo (1993 : 119), memberikan batasan tentang
belajar sebagai suatu proses yang melahirkan atau mengubah suatu
kegiatan karena mereaksi terhadap suatu keadaan karena adanya latihan.
Perubahan itu tidak disebabkan karena proses pertumbuhan
(kematangan) atau keadaan organisme yang sementara.
Sudjana (2000 : 28), memberikan konsep belajar sebagai suatu
proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Perubahan sebagai hasil belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk
seperti perubahan pengetahuan, pemahaman sikap dan tingkah lakunya,
keterampilannya, kecakapan dan kemampuan dalam reaksinya, daya
penerimaannya dan aspek lainnya pada individu.
Beberapa pengertian di atas, dapatlah disimpulkan bahwa tidak
terdapat perubahan yang berarti tetapi semuanya saling melengkapi,
sehingga seseorang dikatakan belajar apabila ia melakukan sesuatu yang
ia tidak lakukan sebelumnya. Jadi dari tak tahu menjadi tahu, misalnya
belajar keterampilan mengetik, kemudian mengalami proses yang
berulang-ulang sehingga kan mengakibatkan tahu/keterampilan mengetik.
Selanjutnya proses belajar saling berkaitan dan saling menunjang serta
merupakan bagian integral dari system pendidikan.
Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh atau dicapai siswa
setelah mengikuti proses belajar di sekolah melalui tes/evaluasi yang
diwujudkan dalam bentuk angka atau huruf. Untuk mengetahui tinggi
rendahnya tingkat prestasi siswa, seorang guru harus menetapkan batas
minimal keberhasilan belajar siswa. Menurut Syah (2004 : 219) ada
25

beberapa alternatif norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah
mengikuti proses belajar mengajar. Di antara norma-norma pengukuran
tersebut ialah :
a. Norma skala angka dari 0 sampai 10
b. Norma skala angka dari 10 sampai 100
Angka terendah yang menyatakan kelulusan/keberhasilan belajar (passing
grade) skala 0 sampai 10 adalah 5,5 atau 6, sedangkan untuk skala 0
sampai 100 adalah 55 atau 60. Pada prinsipnya jika seorang siswa dapat
meneyelesaikan lebih dari setengah instrumen evaluasi dengan benar,
siswa dianggap telah memenuhi target minimal keberhasilan belajar.
Namun demikian, kiranya perlu dipertimbangkan oleh para guru sekolah
terhadap penetapan passing grade yang lebih tinggi (misalnya 65 atau 70)
untuk pelajaran inti.
Berdasarkan konsep di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan hasil dari kegiatan belajar mengajar dari kurun waktu tertentu.
Ini dikarenakan sepanjang rentang kehidupan, manusia selalu
dihubungkan dengan upaya pencapaian hasil belajar, yang masing-
masing dikaitkan dengan bidang dan kemampuan. Jadi hasil belajar
dalam proses belajar mengajar dapat diperoleh setiap individu dalam
pendidikan. Dalam kenyataannya, untuk mendapatkan hasil belajar yang
baik, tidak semudah yang kita bayangkan, tetapi penuh perjuangan
dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi dalam pencapaiannya.


26

G. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan
masyarakat,bagi para pelajar atau siswa kata belajar merupakan kata
yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan
formal.
Menurut Slameto dalam Syaiful Bahri ( 2002: 13) belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Slameto mengatakan bahwa suatu kegiatan yang dilakukan dengan
melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga. Gerak raga yang ditunjukkan
harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan,
perubahan yang dimaksudkan dalam hal ini adalah perubahan sebagai
hasil dari proses belajar dan perubahan jiwa yang mempengaruhi tingkah
laku seseorang.
Menurut Hasan Basri ( 1994: 92), mendefinisikan bahwa belajar
adalah proses perubahan di dalam diri seseorang, setelah belajar
seseorang mengalami perubahan dalam dirinya seperti mengetahui,
memahami, lebih terampil, dapat melakukan sesuatu dan sebagainya.
Hasan Basri menekankan bahwa dengan belajar seseorang akan
mengalami proses perubahan di dalam diri seseorang, setelah belajar
seseorang mengalami perubahan dalam dirinya seperti mengetahui,
memahami, lebih terampil, dapat melakukan sesuatu.
27

Menurut James (dalam Syaiful Bahri, 2002: 12) merumuskan
belajar sebagai proses tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui
latihan atau pengalaman. Sedangkan C.T Morgan dalam Singgih D.
Gunarsa ( 2003: 22) belajar adalah sesuatu perubahan yang relatif
menetap dalam tingkah laku sebagai akibat (hasil) pengalaman yang lalu.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu proses perubahan di dalam diri seseorang yang di
sengaja dan terarah untuk menuju pada suatu tujuan kepribadian yang
lebih utuh dan tangguh. Dalam dunia pendidikan, belajar merupakan
proses siswa yang tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi
mengerti dan sebagainya.
Dengan demikian belajar dalam penelitian adalah unsur yang
terkait dengan kemandirian, belajar yang dimaksud adalah belajar yang
mandiri, yang dapat menjadikan siswa mampu belajar secara mandiri.
H. Kerangka Berpikir
Berdasarkan permasalahan dan teori-teori yang telah dijabarkan
dalam penelitian ini, maka penulis mengemukakan kerangka berpikir
sebagai berikut :
Dalam proses belajar mengajar disekolah, banyak siswa
mengalami kesulitan dalam menerima serta memahami materi pelajaran
yang diberikan, hal ini dikarenakan kurangnya kemandirian siswa dalam
belajar antara lain : keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar
tergolong rendah, minimnya pemanfaatan waktu belajar baik disekolah
maupun dirumah, kurangnya perhatian siswa atas tugas-tugas yang
28

diberikan guru disekolah, kurangnya inisiatif diri siswa untuk mencari
konsep-konsep baru yang berhubungan dengan materi pelajaran. sehinga
berdampak pada hasil belajar yang kurang maksimal.
Kemandirian dalam belajar dapat dilihat dari tingkah laku yang
ditujukkan siswa pada saat proses belajar dan itu dapat dibedakan mana
siswa yang memiliki kemandirian dalam belajar dengan siswa yang kurang
memiliki kemandirian dalam belajar, seperti: kesiapan siswa dalam
menerima materi pelajaran biasanya siswa yang memiliki kemandirian
dalam belajar sebelum guru memberikan materi, siswa tersebut sudah
terlebih dahulu mempelajari materi sehingga pada saat guru menjelaskan
siswa sudah siap untuk menerima materi, sedangkan siswa yang kurang
memiliki kemadirian dalam belajar biasanya kurang peduli dengan
persiapan sebelum menerima materi dari guru.
Kemandirian belajar dapat terbentuk dari adanya sikap positif siswa
terhadap pelajaran. Sikap positif siswa terhadap pelajaran merupakan
salah satu faktor penentu dari keberhasilan seorang pelajar. Oleh karena
itu kemandirian sangat penting bagi peserta didik, sebab kemandirian
merupakan modal dasar bagi peserta didik dalam menentukan sikap dan
tikdakan terhadap proses belajarnya. Karena belajar merupakan proses
psikis maka keberhasilan belajar banyak ditentukan oleh individu itu
sendiri. Kemandirian belajar seseorang mendorong untuk berprestasi,
berinisiatif dan berkreasi. Dengan itu kemandirian dapat mengantar
seseorang menjadi produktif, serta mendorongnya menuju kearah
kemajuan dan selalu ingin maju lagi. Kemandirian belajar ditunjukan
29

dengan otonomi dalam merencanakan, mengorganisir dan mengevaluasi
kegiatan belajarnya.
Kemandirian belajar seseorang akan memunculkan: (a)
penggunaan waktu belajar yang maksimal, (b) memiliki hasrat bersaing
untuk maju, (c) mampu mengambil keputusan dan inisiatif (d) memiliki
kepercayaan diri dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
Munculnya sejumlah keinginan tersebut pada akhirnya akan sangat
mempengaruhi prestasi belajar yang dilakukannya. Semakin tinggi
kemandirian belajarnya akan semakin tinggi pula hasil/prestasi yang
diraih.
Untuk menguji hubungan antara kemandirian belajar dengan hasil
belajar, maka dalam penelitian ini peneliti merumuskan kemandirian
belajar sebagai independen variabel atau variabel bebas (X) sedangkan
hasil belajar sebagai dependen variabel atau variabel terikat (Y).
Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin mengetahui bagaimana
hubungan kemandirian belajar dengan hasil belajar Geografi di SMA
Negeri 1 Wakorumba Utara yang selanjutnya alur kerangka berpikir
tersebut dituangkan dalam bagan berikut ini :






30

Bagan Kerangka Berpikir












I. Hipotesis Penelitian
Bardasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah
diuraikan, maka hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Terdapat hubungan yang signifikan antara Kemandirian Belajar dengan
Hasil Belajar Siswa pada mata pelajaran Geografi di SMA Negeri 1
Wakorumba Utara Kabupaten Buton Utara.





Kemandirian
Belajar
Guru
Siswa
Keaktifan Siswa
dalam Proses
Belajar Mengajar
Hasil Belajar Siswa
31

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
korelasional yaitu untuk mengetahui Seberapa besar hubungan
kemandirian belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
Geografi di SMA Negeri 1 Wakorumba Utara Kabupaten Buton Utara.
Suryabrata (2003) mengemukakan bahwa tujuan penelitian
korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada
suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor
lain berdasarkan koefisien korelasi (r).
B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini yaitu :
a. Variabel bebas (independent variabel) dilambangkan dengan X
yaitu kemandirian belajar. Indikatornya yakni : 1. Pemanfaatan
waktu belajar yang maksimal yaitu >2 jam sangat maksimal,1-2 jam
maksimal,< 1 jam tidak maksimal 2. Memiliki hasrat bersaing untuk
maju yaitu siswa mencari buku-buku di perpustakaan bila materi
belum di pahami atau di mengerti. 3. Mampu mengambil keputusan
dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi yaitu siswa
berusaha memecahkan sendiri bila ada ada soal-soal tugas yang
sulit. 4. Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-
32

tugasnya yaitu mampu mengatasi masalah sendiri jika ada
kesulitan dalam belajar.
b. Variabel terikat (dependent variabel) dilambangkan dengan Y yaitu
Hasil belajar

C. Defenisi Operasional Variabel
1. Kemandirian belajar adalah suatu aktivitas/kegiatan belajar yang
dilakukan oleh siswa atas kemauannya sendiri dengan tidak
tergantung pada orang lain, serta mempunyai rasa percaya diri
yang tinggi dalam menyelesaikan tugasnya.
a. Pengunaan waktu belajar yang maksimal
Penggunaan waktu belajar adalah suatu cara memanfaatkan waktu
dalam rangka mendapatkan pengetahuan, kecakapan dan sikap
yang teratur dan kontinyu.Kemampuan siswa dalam memanfaatkan
waktu belajar yang maksimal baik di rumah maupun di sekolah.
Kemampuan ini berkaitan dengan penyusunan jadwal kegiatan
belajar secara terstruktur, pengulangan materi pelajaran dan
pemanfaatan waktu untuk memperkaya pengetahuan menyangkut
pelajaran di sekolah dan pengetahuan umum lainnya.
b. Memiliki hasrat bersaing untuk maju
Apabila siswa merasa kemampuannya masih kurang dibanding
temannya, ia akan termotivasi untuk bersaing dalam mempelajari
suatu pokok bahasan. Setiap siswa yang melibatkan dirinya dalam
suatu persaingan yang sehat dan dapat memenangkan persaingan
33

tersebut harus berusaha keras untuk membangkitkan keberanian,
semangat juang dan rasa percaya diri yang maksimal.
Aplikasi pada siswa adalah bersaing dalam upaya memahami
materi yang dipelajari dengan memperbanyak sumber literatur dari
berbagai media (misalnya perpustakaan, internet, dan lain-lain)
serta mempunyai waktu khusus untuk mempelajari materi tersebut
diluar jam sekolah sehingga siswa dapat mencapai prestasi dalam
belajar dan memenangkan persaingan tersebut.
c. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi
masalah yang dihadapi
Siswa yang mempunyai inisiatif senantiasa tidak menunggu orang
lain untuk melakukan sesuatu. Ia mampu bergerak didepan dan
seringkali menjadi contoh perubahan didalam kelompoknya
(Riyanto, 2002:17).
Kemampuan mengambil keputusan dan inisiatif dipengaruhi oleh
respon siswa terhadap apa yang ada dan terjadi disekitar untuk
dijadikan bahan kajian belajar. Inisiatif sebagai prakarsa yang
disertai dengan langkah konkrit selalu ditunggu kehadirannya pada
segala macam kepentingan hidup baik ditengah masyarakat
maupun disekolah terutama siswa (Nursisto,1999:98).
Aplikasinya pada siswa adalah mempunyai inisiatif untuk
mempelajari dahulu materi sebelum diajarkan oleh guru serta
berinisiatif mengerjakan soal-soal sendiri pada mata pelajaran yang
diterimanya disekolah dengan memanfaatkan seluruh kemampuan
34

yang dimilikinya, termasuk dalam memecahkan setiap
permasalahan yang dihadapi dilapangan yang berkaitan dengan
kehidupan bermasyarakat.
d. Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya
Siswa yang memiliki kepercayaan diri tidak mudah terpengaruh
oleh apa yang dilakukan orang lain (Riyanto, 2002 : 38). Siswa
yang memiliki kemandirian belajar tinggi cenderung memiliki rasa
percaya diri, yaitu selalu bersikap tenang dalam mengerjakan
tugas-tugas belajar yang diberikan guru dengan memanfaatkan
segala potensi atau kemampuan yang dimiliki dan tidak mudah
terpengaruh orang lain dalam mengerjakan tugas-tugasnya serta
tidak mencontek.
2. Hasil belajar merupakan nilai yang diperoleh dari kegiatan belajar
yang dilakukan siswa dalam kurun waktu tertentu.
Perubahan hasil belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk
seperti perubahan pengetahuan, pemahaman sikap dan tingkah
lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuan dalam
reaksinya, daya penerimaannya dan aspek lainnya pada individu.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1
Wakorumba Utara Kabupaten Buton Utara yang berjumlah 140
Siswa yang tersebar dalam empat (4) kelas, yakni kelas Xa = 37,
Xb = 35, Xc = 36, Xd = 32.
35

2. Sampel
Berdasarkan jumlah populasi di atas, maka sampel dalam
penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik random
sampling sebesar 25% dari jumlah populasi yakni 35 siswa.
Arikunto (2002) mengemukakan bahwa apabila subjek penelitian
kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika
jumlah subjeknya besar (>100) maka dapat diambil antara 10
15% atau 20 25% atau lebih, tergantung kemampuan peneliti dan
sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Adapun tehnik pengambilan sampel dengan cara random
sampling, yaitu dengan cara undian, dengan tahapan tahapan
sebagai berikut :
o Menuliskan angka satu sampai dengan seratus empat puluh
pada secarik kertas
o Kertas tersebut digulung.
o Lalu kertas tersebut dimasukkan dalam kotak dan dikocok.
o Kemudian masing-masing siswa menarik satu kertas.
o Sampel yang mendapatkan nomor 1 - 35 merupakan siswa
yang dijadikan sampel penelitian
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah:
36

a. Survei, teknik ini digunakan pada saat kegiatan penelitian
dilakukan dengan tujuan untuk melihat langsung objek-objek yang
akan diteliti.
b. Angket, teknik ini digunakan untuk memperoleh data primer yakni
data skor Kemandirian belajar siswa
c. Wawancara, teknik ini digunakan untuk mendapatkan data
sekunder berupa data pendukung yang terkait dengan kemandirian
belajar siswa.
d. Dokumentasi, teknik ini digunakan untuk mendapatkan data
sekunder yakni data hasil belajar siswa.
e. Library research, mengadakan penelitian kepustakaan dengan
cara mengkaji buku-buku, artikel-artikel atau sumber bacaan
lain yang berkaitan dengan penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik
analisis korelasi dalam regresi linier dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Menentukan hubungan antara variabel penelitian menggunakan
persamaan Korelasi Product Moment (r
xy
) dengan rumus sebagai
berikut :
r
xy
=
( )( )
( ) { } ( ) { }
2 2 2 2
Y Y N X X N
Y X XY N



dimana :
37

r
xy
= Nilai koefisien korelasi antara kemandirian
belajar dan hasil belajar siswa
N = Jumlah sampel
X = Harga skor variabel X (Kemandirian belajar)
Y = Harga skor variabel Y (Prestasi belajar siswa).
(Sudjana, 1986 : 354).
2. Menentukan besarnya kontribusi variabel X (Kemandirian belajar)
terhadap variabel Y (Prestasi belajar siswa) melalui persamaan
Koefisien Determinasi dengan rumus sebagai berikut :

KP = (r
xy
)
2
x 100%
dimana :
KP = Nilai Koefisien Determinasi
r
xy
= Nilai Koefisien Korelasi antara Kemandirian
belajar dan Prestasi belajar siswa
(Riduwan, 2005 : 139)






38

G. Jadwal Penelitian
Rincian jadwal penelitian dicantumkan dalam tabel sebagai berikut :


:











No Keterangan
Bulan
Januari Februari Maret Juni Juli Agustus
1. Observasi
2. Telaah literatur
3. Penyusunan Proposal
4. Seminar Proposal
5. Pengambilan data
6. Kompilasi dan analisis data
7. Perbaikan purwarupa
8 Penyusunan Skripsi
39


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1) Letak Geografi
Letak Geografis Kabupaten buton utara terletak di kepulauan
jazirah Tenggara Pulau Sulawesi. Dan bila ditinjau dari peta
Provinsi Sulawesi Tenggara secara geografis terletak dibagian
selatan garis katulistiwa, memanjang dari utara ke selatan diantara
5.00 - 6.25 LS (sepanjang 160 km ) dan membentang dari
barat ke timur diantara 123.34 - 124.64 BT (sepanjang 120 k)
2) Luas Wilayah
Luas wilayah daratan 823 km dan wilayah perairan laut
diperkirakan seluas 18.377,31 km, berbatasan dengan :
- Sebelah Utara : Kabupaten Konawe Selatan
- Sebelah Timur : Laut Banda
- Sebelah Selatan : Kabupaten Buton
- Sebelah Barat : Kabupaten Muna
3) Iklim
Keadaan musim pada umumnya sama seperti daerah-daerah lain
di Indonesia dimana mempunyai 2 musim yakni musim hujan dan
musim kemarau. Wilayah daratan Kabupaten buton utara
mempunyai ketinggian umumnya dibawah 1.000 m dari permukaan
40

laut dan berada disekitar daerah katulistiwa, sehingga daerah ini
beriklim tropis.
4) Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk menurut hasil Sensus Penduduk tahun
2000 berjumlah 87.793 jiwa yang terdiri dari laki-laki 42.620 jiwa
dan perempuan 45.173 jiwa. Tiga tahun kemudian tahun 2003
diadakan pendaftaran pemilih dan pendataan penduduk
berkelanjutan yang disingkat P4B secara sensus, dengan hasil
jumlah penduduk sebanyak 91.497 jiwa atau selama tiga tahun naik
sejumlah 3.704 jiwa atau sekitar 1,41 persen per tahun.
B. Keadaan Sekolah
SMA Negeri I Wakorumba Utara merupakan salah satu Sekolah
menengah pertama yang berstatus Negeri yang berada di Kecamatan
Wakorumba Utara kabupaten buton utara. Dan Sekolah ini berdiri pada
tahun 2000. dan resmi di gunakan pada tahun 2004 di tinjau dari letak
geografisnya,SMA Negeri I Wakorumba Utara berlokasi di Jalan
Kelurahan Labuan Belanda Kecamatan Wakorumba Utara Kabupaten
Buton Utara Propinsi Sulawesi Tenggara.Batas sebagai berikut: Sebelah
utara berbatasan dengan SMP Negeri I Wakorumba Utara, Sebelah barat
berbatasan dengan kebun penduduk, Sebelah selatan berbatasan dengan
jalan poros buton,Sebelah timur berbatasan dengan permukiman.


41


Fasilitas penunjang dalam kehidupan sekolah di SMA Negeri 1
Wakorumba Utara, pada dasarnya terdiri atas :
a. Perlengkapan Sekolah, mencakup ;
Penerangan listrik,Air PDAM,Obat-obatan,Papan tulis dan kapur,Papan
jadwal pelajaran,Bel sekolah,Kursi dan meja,Lemari sekolah,Tempat tidur
UKS,2 (dua) unit computer
b. Ruangan yang tersedia yakni ;
- 1 ruangan kepala sekolah
- 1 ruangan tata usaha
- 1 ruang dewan guru
- 12 ruangan kelas
- 1 ruangan laboratorium
- 1 ruangan perpustakaan
- 1 ruangan BP/BK
- 1 ruangan Osis
- 1 ruangan koperasi
- 1 ruangan tamu
- 1 ruangan UKS
- 4 ruangan WC/MCK
- 1 ruangan Aula
- 1 ruangan gudang
- 1 ruang komputer
c. Keadaan guru dan Siswa ;
42

Guru sebagai tenaga pengajar di SMA Negeri 1 Wakorumba
Utara berjumlah 26 orang dan sebagai guru geografi berjumlah 1
orang. Sedangkan Jumlah siswa pada tahun ajaran 2011/2012, secara
keseluruhan berjumlah 612 siswa dengan klasifikasi sebagai berikut :
1. Kelas X, terdiri atas 4 kelas dengan jumlah 153 siswa (68 siswa
laki-laki dan 87 siswa perempuan).
2. Kelas XI, terdiri atas 4 kelas dengan jumlah 157 siswa (73 siswa
laki-laki dan 84 siswa perempuan)
3. Kelas XII, terdiri atas 4 kelas dengan jumlah 151 siswa (72 siswa
laki-laki dan 79 siswa perempuan).
d. Program Sekolah ;
Proses pendidikan yang diterapkan di SMA Negeri 1
Wakorumba Utara lebih ditekankan pada : (1) Program intra kurikuler
yang meliputi ; pembagian tugas guru, penyusunan jadwal pelajaran,
penyusunan program, pembuatan SP, pengadaan kelengkapan alat
KBM, pelaksanaan KBM dan evaluasi, (2) Program ekstra kurikuler
yang meliputi ; Olahraga/jalan sehat, kesenian,
keterampilan/pertanaman, kepramukaan, UKS dan PMR, cerdik-
cendikia, pemilihan siswa teladan, dan pemilihan ketua OSIS, (3)
Program Ko-kurikuler yang meliputi ; pekerjaan rumah dan tugas-tugas
lain. Pengajaran yang dilaksanakan pada umumnya sama dengan
sekolah-sekolah negeri lainnya. Pemakaian Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) sebagai salah satu perangkat pengajaran, sudah
mulai diterapkan pada tahun ajaran 2008/2009. Demikian pula dengan
43

mata pelajaran lainnya, mata pelajaran geografi pada umumnya
diberikan dengan menggunakan silabus sebagai pedoman pengajaran.
Siswa sebagai sasaran pengajaran, lebih banyak diberi kesempatan
untuk melakukan kegiatan belajar sedangkan guru lebih ditekankan
sebagai pengatur dan pengarah keberlangsungan proses belajar
mengajar, (Survei dan dokumentasi, 2011).
C. Hasil Analis Data
1. Kemandirian Belajar
Hasil angket dimasukkan dalam tabulasi yang merupakan
proses mengubah data dan instrumen pengumpulan data (angket)
dapat dilihat pada tabel-tabel berikut :
1) Pemanfaatan Waktu Belajar
Tabulasi dan instrumen pengumpulan data tentang variabel
pemanfaatan waktu belajar dituangkan pada tabel :










44

Tabel 4.1
Pemanfaatan Waktu Belajar

Item
Soal
Kemandirian belajar Frekuensi
N
Presentase
Jml
h
Alternatif positif SS S TP TS
ST
S
SS S TP TS
ST
S

1
Apakah siswa Belajar
secara Teratur tidak
hanya saat ulangan
saja
21 14 - - - 35 60 40 - - 100
2
Apakah siswa Setiap
pekerjaan Rumah Atau
Tugas Langsung di
kerjakan
12 21 2 - - 35 34 60 6 - - 100
3
Apakah siswa
menempatkan waktu
untuk membaca di
perpustakaan Pada
saat jam istrahat di
sekolah
9 19 1 6 - 35
25,
71
54,2
8
2,85
17,
14
- 100
4
Apakah siswa Belajar
sesui dengan jadwal
yang telah disusun
12 19 4 - - 35
34,
28
54.2
8
11,4
2
- - 100
5
Apakah siswa
mempelajari kembali
pelajaran yang
sebelumnya Jika ada
pelajaran kosong
13 15 3 3 1 35
37,
14
42,8
5
8,57
8,5
7
2,8
5
100
Rata-rata
38,
22
50,2
8
5,76
5,1
4
0,5
7

Alternatif negatif
6
Apakah siswa
Mengerjakan
pekerjaan rumah (PR)
tugas yang diberikan
guru sewaktu-waktu
dan kapanpun
- 2 - 20 13 35 - 5,31 -
57,
14
37,
14
100
7
Apakah siswa
Mengumpulkan PR/
tugas sewaktu-waktu
dan kapanpun sesuka
hati
- - 3 20 12 35 - - 8
57,
14
35 100
8
Apakah siswa baru
akan belajar kalau
situasi memungkinkan
- - 3 15 17 35 - - 8 43
48.
57
100

Rata-rata
- 1,77 5,33
52,
42
40,
23


Sumber Data: Hasil Penelitian tahun 2011

45

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pemanfaatan waktu belajar
siswa pada tabel 4.1 sebagai berikut : untuk pernyataan alternatif positif,
diperoleh rata-rata presentase maksimal yaitu 50,28% siswa menyatakan
setuju bahwa apakah pemanfaatan waktu belajar dapat memberikan
kontribusi terhadap kemandirian belajar siswa. Sedangkan presentase
minimal yaitu 0,57% dalam hal ini siswa sangat tidak setuju dengan
pemanfaatan waktu belajar dapat memberikan kontribusi terhadap
kemandirian belajar dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa.
Kontribusi pemanfaatan waktu belajar dalam meningkatkan
kemandirian belajar dapat ditempuh dengan upaya-upaya sebagai berikut:
Belajar secara teratur tidak hanya pada saat ulagan saja, dengan
memperhatikan item soal 1 yaitu terdapat 60% siswa menyatakan sangat
setuju apakah siswa belajar secara teratur tidak hanya saat ulangan saja
tetapi juga setiap saat waktu belajar; Setiap ada pekerjaan rumah/tugas
langsung dikerjakan pada hari itu juga dan tidak menunda-nunda waktu,
memperhatikan item soal ke 2 yaitu terdapat 60% siswa menyatakan
setuju apakah siswa bila ada pekerjaan rumah atau tugas dari guru
langsung mengerkannya pada hari itu juga dan tidak menunda-nunda
waktu atau kesempatan untuk belajar; Menempatkan waktu pada saat jam
istrahat disekolah untuk membaca diperpustakaan, dengan
memperhatikan item soal ke 3 yaitu terdapat 54,28% siswa menyatakan
setuju apakah siswa menempatkan waktu belajar pada saat jam istrahat
disekolah untuk membaca diperpustakaan. Dalam hal ini siswa menerima
pernyataan ini untuk diaplikasikan pada aktifitas mereka karena dengan
46

memembaca diperpustakaan dapat menambah wawasan mereka tentang
suatu hal dan tidak membuang-buang waktu secara percuma pada saat
jam istrahat disekolah; Belajar sesuai dengan jadwal yang telah disusun,
memperhatikan item soal ke 4 yaitu terdapat 54,28% siswa menyatakan
setuju bahwa apakah siswa akan belajar sesuai dengan jadwal yang telah
disusun nantinya, karena sebelumnya mereka tidak menjadwalkan
kegiatan belajar mereka dirumah sehingga berdampak pada pemborosan
waktu belajar secara percuma; Mempelajari kembali pelajaran
sebelumnya jika ada pelajaran kosong disekolah, memperhatikan respon
siswa pada item soal ke 5 sebesar 42,85% siswa menyatakan setuju
apakah siswa mempelajari kembali pelajaran sebelumnya jika ada
pelajaran kosong disekolah. Dalam hal ini terdapat respon yang positif
dari siswa untuk mempelajari kembali pelajaran-pelajaran yang diterima
disekolah.
Untuk pernyataan alternatif negatif, diperoleh rata-rata presentase
yang lebih menonjol yaitu 52,42% siswa menyatakan tidak setuju apakah
siswa tidak memanfaatkan waktu belajar secara optimal baik disekolah
maupun dirumah. Dan tidak ada siswa yang menyatakan sangat setuju
untuk tidak memanfaatkan waktu belajar mereka secara baik dan optimal.
Secara rinci dapat memperhatikan tanggapan siswa atas pernyataan pada
item-item soal yang ada di tabel 4.1 sebagai berikut :
Pada item soal ke 6 dan item soal ke 7 terdapat pernyataan yang lebih
menonjol yaitu sebesar 57,14% siswa menyatakan tidak setuju dalam hal
47

ini siswa menolak untuk mengerjakan pekerjaan rumah (PR)/tugas yang
diberikan guru sewaktu-waktu dan kapanpun sesuka hati mereka dan
tidak setuju pula untuk mengumpulkan pekerjaan rumah (PR)/tugas dari
guru sewaktu-waktu dan kapanpun sesuka hati. Selanjutnya pada item
soal ke 8 terdapat 48,57% siswa menyatakan sangat tidak setuju dengan
pernyataan apakah siswa baru akan belajar kalau situasi memungkinkan
dapat meningkatkan kemandirian belajar mereka. Dalam hal ini siswa
lebih setuju untuk tidak menyianyiakan kesempatan untuk belajar.
Selanjutnya pada item soal ke 8 terdapat 48,57% siswa menyatakan
sangat tidak setuju dengan pernyataan apakah siswa baru akan belajar
kalau situasi memungkinkan dapat meningkatkan kemandirian belajar
mereka. Dalam hal ini siswa lebih setuju untuk tidak menyianyiakan
kesempatan untuk belajar.
2) Hasrat bersaing untuk maju
Tabulasi dan instrumen pengumpulan data tentang variabel hasrat
bersaing untuk maju dituangkan pada tabel :















48


Tabel 4.2
Memiliki Harsat Bersaing Untuk Maju


Item
soal
Kemandirian
belajar
Alternatif jawaban
N
Presentase
Jml
h
Alternatif positif
SS S TP
T
S
ST
S
SS S TP TS
ST
S
9
Apakah siswa
berusaha
mencari buku-
buku
perpustakaan
Jika materi
pelajaran belum
dipahami
28 7 - - - 35 80 20 - - - 100
10
Apakah siswa
Merasa bahwa
semua pelajaran
itu penting
18 12 3 2 - 35
51,4
1
35 8 5,31 - 100
11
Apakah siswa
Mendiskusikan
kembali
pelajaran
dengan orang
lain/ teman.
6 18 6 5 - 35
17,1
4
51,1
4
17,1
4
14,2
8
- 100
Rata-rata
49,5
1
35,3
8
8.38 6,47 -
a.
b. Alternatif
negatif

12
Apakah siswa
Lebih senang
gobrol di kantin
jika ada jam
pelajaran
kosong
terutama
pelajaran
geografi
- 2 2 22 9 35 5,31 5,31
62,8
5
25,
71
100

Rata-rata 5,31 5,31
62,8
5
25,
71
100

Sumber Data : hasil penelitian tahun 2011




49

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hasrat bersaing untuk maju
pada tabel 4.2 sebagai berikut : Untuk pernyataan alternatif positif,
diperoleh rata-rata presentase maksimal yaitu 49,51% siswa menyatakan
sangat setuju bahwa apakah harsat bersaing untuk maju dapat
memberikan kontribusi terhadap kemandirian belajar siswa. Sedangkan
presentase minimal yaitu 6,47% dalam hal ini siswa menyatakan tidak
setuju bahwa apakah siswa memiliki harsat bersaing untuk maju dapat
memberikan kontribusi terhadap kemandirian belajar siswa.
Kontribusi memiliki harsat bersaing untuk maju dalam
meningkatkan kemandirian belajar dapat ditempuh dengan upaya-upaya
sebagai berikut : Mencari buku-buku di perpustakaan bila materi pelajaran
belum dipahami, dengan memperhatikan item soal 9 yaitu terdapat 80%
siswa menyatakan sangat setuju apakah siswa mencari dan membaca
buku-buku diperpustakaan bila materi pelajaran belum dipahami; Merasa
bahwa semua pelajaran itu penting untuk mengembangkan dirinya
,dengan memperhatikan item soal ke 10 yaitu terdapat 51,41% siswa
menyatakan sangat setuju bahwa apakah siswa mengatakan semua
pelajaran itu penting bagi mereka dan dapat mengembangkan potensi
dan intelektual mereka ; Mendiskusikan kembali pelajaran dengan orang
lain/teman, dengan memperhatikan item soal ke 11 yaitu terdapat 51,41%
siswa menyatakan setuju bahwa apakah siswa mendiskusikan kembali
pelajaran dengan orang lain/teman dapat meningkatkan kemandirian
belajar siswa.
50

Untuk pernyataan alternatif negatif, diperoleh presentase yaitu 62,85%
siswa menyatakan tidak setuju untuk ngobrol di kantin jika ada pelajaran
kosong terutama pelajaran geografi. Dalam hal ini siswa lebih setuju bila
ada jam pelajaran kosong mereka menempatkan kesempatan untuk
membaca diperpustakaan atau berdiskusi tentang pelajaran yang belum
dipahami.

3). Mampu mengambil keputusan dan inisiatif
Tabulasi dan instrumen pengumpulan data tentang variabel
kemampuan mengambil keputusan dan inisiatif dituangkan pada
tabel :


























51

Tabel 4.3
Mampu Mengambil Keputusan Dan Inisiatif


Item
Soal
Kemandirian
belajar
Alternatif jawaban
N
Presentase
Jum
lah
Alternatif positif
SS S TP TS
ST
S
SS S TP TS STS
13 Apakah siswa
Berusaha
memecahkan
sendiri bila ada
soal soal tugas
yang sulit
19 15 1 1 - 35
54,2
8
42,
85
2,8
5
2,8
5
- 100
14 Apakah siswa
Belajar sendiri
tanpa
menunggu
perintah dari
orang tua
1 13 12 2 7 35 2.85
37,
14
34,
28
5,7
1
20 100

Rata- Rata
28,5
6
39,
99
18,
56
4,2
8
10
alternatif
negatif

15 Apakah siswa
Mengerjakan
tugas di bantu
oleh orang tua
- 4 1 12 18 35 -
11,
42
2.8
5
34 51,41 100
16 Apakah siswa
Bertanya pada
orang lain bila
ada
permasalahan
untuk
memahami
pelajaran
- - - 12 23 35 - - - 34 65,71 100

Rata- Rata -
5,7
1
1,4
2
34 58,42 100

Sumber Data : Hasil Penelitian tahun 2011








52

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kemampuan mengambil
keputusan dan inisiatif pada tabel 4.3 sebagai berikut : Untuk pernyataan
alternatif positif, diperoleh rata-rata presentase maksimal yaitu 39,99%
siswa menyatakan setuju bahwa apakah siswa mampu mengambil
keputusan dan inisiatif dapat memberikan kontribusi terhadap kemandirian
belajar mereka. Sedangkan presentase minimal yaitu 4,28% dimana siswa
menyatakan tidak setuju bahwa apakah siswa mampu mengambil
keputusan dan inisiatif dapat memberikan kontribusi terhadap kemandirian
belajar mereka. Memperhatikan respon siswa tersebut dapat di simpulkan
bahwa siswa lebih setuju untuk mampu mengambil keputusan dan inisiatif
bila menghadapi suatu permasalahan atau kesulitan dalam memahami
suatu pelajaran, dan tidak pasrah dengan keadaan yang tengah di alami.
Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk meningkatkan
kemandirian belajar dapat ditempuh dengan upaya-upaya sebagai berikut
:apakah siswa Berusaha memecahkan sendiri bila ada soal-soal tugas
yang sulit, dengan memperhatikan item soal 13 yaitu terdapat respon
siswa lebih menonjol sebesar 54,24% siswa menyatakan sangat setuju
apakah siswa berusaha memecahkan sendiri bila ada soal-soal atau tugas
yang sulit, dalam hal ini siswa akan berusaha semaksimal mungkin untuk
selalu mandiri dan tidak ketergantungan dengan orang lain terlebih
dengan orang tua mereka ; Belajar sendiri tanpa menunggu perintah
orang tua, memperhatikan item soal ke 14 yaitu terdapat 37,14% siswa
menyatakan setuju apakah siswa belajar sendiri tanpa menunggu
perintah dari orang tua, dalam hal ini siswa lebih suka untuk mandiri
53

dalam mengambil keputusan dan inisiatif dan merasa belajar sangat
bermanfaat untuk pengembangan intelektualnya.
Untuk pernyataan alternatif negatif, diperoleh rata-rata presentase
yang lebih menonjol yaitu 58,42% siswa menyatakan sangat tidak setuju
dalam hal ini siswa menolak bahwa apakah siswa mampu mengambil
keputusan dan inisiatif tidak dapat memberikan kontribusi terhadap
kemandirian belajar siswa. Dan rata-rata presentase minimalnya yaitu
1,42% siswa tidak ada pendapat tentang pernyataan bahwa mampu
mengambil keputusan dan inisiatif tidak dapat meningkatkan kemandirian
belajar. Secara rinci dapat memperhatikan tanggapan siswa atas
pernyataan pada item-item soal yang ada di tabel 4.3 sebagai berikut :
Pada item soal ke 15 terdapat pernyataan yang lebih menonjol yaitu
sebesar 51,41% siswa menyatakan sangat tidak setuju atas pernyataan
apakah siswa mengerjakan tugas dibantu oleh orang tua. Memperhatikan
tanggapan siswa atas pernyataan ini yaitu dimana siswa lebih setuju untuk
mengerjakan sendiri tugas yang diberikan oleh guru dibandingkan
meminta bantuan dari orang tua mereka. Selanjutnya pada item soal ke
16 terdapat 65,71% siswa menyatakan sangat tidak setuju dalam artian
menolak pernyataan bertanya pada orang lain bila ada permasalahan
untuk memahami pelajaran dapat meningkatkan kemandirian belajar
mereka. Dalam hal ini siswa lebih setuju untuk memecahkan sendiri
permasalahan yang dihadapi dibandingkan bertanya pada orang lain.

54

4). Percaya diri siswa dalam kemandirian belajar
Tabulasi dan instrumen pengumpulan data tentang variabel
Percaya diri siswa dalam kemandirian belajar dituangkan pada
tabel 4.4 sebagai berikut :

Tabel 4.4

Percaya Diri Siswa Dalam Kemandirian Belajar

Item
soal
Kemandirian
belajar
Frekuensi N presentase
Ju
mla
h
Alternatif
positif
SS S TP TS
ST
S
SS S TP TS
S
T
S

17
Apakah siswa
Jika ada
kesulitan belajar
mampu
memgatasi
masalah sendiri
4 15 11 5 - 35
11,4
2
42,
85
31,4
2
14,2
8
- 100
18
Apakah siswa
Percaya pada
kemampuan
sendiri bahwa
akan berhasil
dalam belajar
13 18 4 - - 35
37,1
4
52,
42
11,4
2
- - 100
19
Apakah siswa
Yakin bahwa
setiap tugas yang
di kerjakan
adalah benar
11 19 2 3 - 35
31,4
2
54,
28
5,71 8,57 - 100
20
Apakah siswa
bila ada ulangan/
evaluasi lebih
yakin dengan
jawaban sendiri
dibanding
mencontek
jawaban teman
25 8 2 35
71,4
2
22,
85
5,71 - - 100
Rata-rata
37,8
5
43,
1
13,5
6
5,71 - 100

Sumber Data : Hasil Penelitian Tahun 2011


55


Berdasarkan pengolahan data pada tabel 4.4 dapat dijabarkan
sebagai berikut : Rata-rata presentase maksimal yaitu 43,1% siswa
menyatakan setuju bahwa apakah percaya diri dapat memberikan
kontribusi terhadap kemandirian belajar siswa. Sedangkan presentase
minimalnya yaitu 5,71% dalam hal ini siswa menyatakan tidak setuju
bahwa percaya diri dapat memberikan kontribusi terhadap kemandirian
belajar mereka.
Secara rinci dapat memperhatikan tanggapan siswa atas
pernyataan pada item-item soal yang ada di tabel 4.4 yaitu : Mampu
mengatasi masalah sendiri jika ada kesulitan belajar , dengan
memperhatikan item soal ke 17 yaitu terdapat 42,85% siswa menyatakan
setuju untuk mengatasi sendiri jika ada kesulitan belajar yang dihadapi.
Dalam hal ini siswa yakin dengan kemampuan yang dimiliki dan tidak
akan meminta bantuan dari orang lain untuk memecahkan permasalahan
yang akan dihadapi ; Percaya pada kemampuan sendiri bahwa akan
berhasil dalam belajar, ,dengan memperhatikan item soal ke 18 yaitu
terdapat 52,42% siswa menyatakan setuju apakah siswa percaya pada
kemampuan sendiri bahwa akan berhasil dalam belajar. Dalam hal ini
siswa merasa yakin atas kemampuan yang dimiliki dan merasa tidak akan
gagal dalam meraih prestasi yang lebih baik ; Yakin bahwa setiap tugas
yang dikerjakan adalah benar, dengan memperhatikan item soal ke 19
yaitu terdapat 54,28% siswa menyatakan setuju bahwa apakah siswa
selalu yakin atas tugas-tugas yang dikerjakan. Dalam hal ini siswa pun
56

percaya atas kemampuan yang dimiliki dan hal ini akan mencegah
kemungkinan siswa untuk berhadap pada temannya dalam
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru disekolah ; Bila ada
ulangan/evaluasi lebih yakin dengan jawaban sendiri dibanding
mencontek jawaban teman. Memperhatikan item soal ke 20 yaitu terdapat
71,42% siswa menyatakan sangat setuju untuk tidak mencontek jawaban
teman bila ada ulangan/evaluasi dan lebih yakin pada jawaban sendiri.
Jika memperhatikan respon siswa atas pernyataan ini maka siswa akan
selalu berusaha untuk selalu belajar pada setiap harinya agar mereka
tidak kewalahan bila ada ulangan atau evaluasi disekolah.

2. Hasil Belajar Siswa
Dari hasil pengumpulan data mengenai hasil belajar siswa
semester genap SMA Negeri 1 Wakorumba Utara dicantumkan
pada tabel 4.5 sebagai berikut :












57

Tabel 4.5
Hasil Belajar Siswa Kelas Xd SMA Negeri I Wakorumba Utara



NO

NAMA

NILAI
1 Abdul Wahab 7,5
2 Ayu Sundari 7,8
3 Alan Sahrir 7,8
4 Aldiyanto 7,6
5 Awal Mukti 7,1
6 Bakiri 7,3
7 Basir 7,9
8 Bahar 8,4
9 Basirun 7,4
10 Harianto Hamza 7,5
11 Karmila 7,3
12 La Ode Ruslan Isra 7,1
13 La Ode Ruslin 7,1
14 La Ode Awaludin 8,3
15 Nurmianti Rukmana 7,4
16 Musdin 7,3
17 Nofrianti 8,2
18 Puput Parindingan 8,6
19 Putri Utami 7,1
20 Siti Zainab 7,1
21 Samad Abdul. 7,0
22 Rahim Junior 7,2
23 Rahma Wait 7,8
24 Rita Handayani 7,7
25 Syamriyanto 8,2
26 Syamriadi 7,7
27 Tamrin Rino 7,7
28 Tetiyani 7,2
29 Wa Eci Sulistia Wait 7,2
30 Wa Jambu 7,2
31 Yuniati Razak 8,2
32 Yulita 8,0
33 Zakia 7,3
34 Zaenab 7,6
35 Zainal Abidin 7,1
Jumlah
22649

Sumber: hasil penelitian tahun 2011

58

D. Analisis Data

Tabel 4.6
JUMLAH SKOR UNTUK VARIABEL X DAN VARIABEL Y

NO
VARIABEL X
(KEMANDIRIAN
BELAJAR)
VARIABEL Y
(HASIL BELAJAR)
1 74 7,5
2 82 7,8
3 82 7,8
4 77 7,6
5 70 7,1
6 74 7,3
7 81 7,9
8 75 8,4
9 74 7,4
10 76 7,5
11 72 7,3
12 81 7,1
13 70 7,1
14 84 8,3
15 75 7,4
16 74 7,3
17 83 8,2
18 87 8,6
19 72 7,1
20 70 7,1
21 71 7,0
22 75 7,2
23 78 7,8
24 75 7,7
25 74 8,2
26 77 7,7
27 78 7,7
28 72 7,2
29 76 7,2
30 73 7,2
31 81 8,2
32 81 8,0
33 74 7,3
34 76 7,6
35 71 7,1


X = 2665

= 76,14
Y = 264,9

= 7,57
Sumber Data: Hasil Evaluasi Penelitian 2011
59

Untuk mengetahui besarnya statistik yang akan digunakan pada analisis
data maka dihitung rata-rata dan standar deviasi dari kedua variabel
tersebut dengan menggunakan kalkulator fx-3600p:
X = 76,14
Sdx Sampel = 4,400152788
Sdx Populasi = 4,336837936
Y = 7,57
Sdy Sampel = 0,438427288
Sdy populasi = 0,432118653
n = 35

Teknik analisis data yang digunakan untuk kepentingan pengujian
hipotesa dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus korelasi Product
Moment yang dilanjutkan dengan statistik uji t.
1. Menghitung Nilai Koefisien Korelasi antara Variabel Kemandirian
Belajar dengan Variabel Prestasi Belajar.
Menentukan besarnya hubungan kedua variabel yaitu variabel
Kemandirian belajar dengan variabel Hasil belajar, dengan menghitung
besarnya r (korelasi).





60



Tabel 4.7
Perhitungan Klasifikasi Data Variabel X dan Variabel Y

No X Y X
2
Y
2
XY
1 74 7,5 5476 56,25 555
2 82 7,8 6724 60,84 639,6
3 82 7,8 6724 60,84 639,6
4 77 7,6 5929 57,76 585,2
5 70 7,1 4900 50,41 497
6 74 7,3 5476 53,29 540,2
7 81 7,9 6400 62,41 639,9
8 75 8,4 5625 70,56 630
9 74 7,4 5476 54,76 547,6
10 76 7,5 5776 56,25 570
11 72 7,3 5184 53,29 525,6
12 81 7,1 6400 50,41 575,1
13 70 7,1 4900 50,41 497
14 84 8,3 7056 68.89 697,2
15 75 7,4 5625 54,76 555
16 74 7,3 5476 54,76 540,2
17 83 8,2 6889 67,24 680,6
18 87 8,6 7569 73,96 748,2
19 72 7,1 5184 50,41 511,2
20 70 7,1 4900 50,41 511,2
21 71 7,0 5041 49 497
22 75 7,2 5625 51,84 540
23 78 7,8 6084 60,84 608,4
24 75 7,7 5625 70,56 577,5
25 74 8,2 5476 54,76 606,8
26 77 7,7 5929 59,29 592,9
27 78 7,7 6084 59,29 600,0
28 72 7,2 6724 51,84 518,4
29 76 7,2 5776 51,84 547,2
30 73 7,2 5329 51,84 525,6
31 81 8,2 6400 67,24 664,2
32 81 8,0 6400 64 648
33 74 7,3 5476 54,76 540,2
34 76 7,6 7396 57,76 577,6
35 71 7,1 5041 50,41 504,1
2665 264,9 206095 1944,29 20219,7



61

Diketahui :
n = 35
X = 2665
Y = 264,9
X
2
= 203579
Y
2
= 2011,45
XY = 20219,7

( ) ( )( )
( ) { } ( ) { }

=
2
2
2
2
xy
Y Y n X x . n
Y X XY n
r
( ) ( )( )
( ) { } ( ) { }
2
) 9 , 264 ( 45 , 2011 35 ) 2665 ( 203579 35
9 , 264 2665 20219,7 35
2


=
xy
r
{ }{ } 01 , 70172 70400,75 7102225 7125265
5 , 705958 707689,5


=
xy
r
{ }{ } 228,74 23040
1731
=
xy
r
6 , 5270169
1731
=
xy
r
684996 , 2295
1731
=
xy
r
7540231 , 0 =
xy
r

Dari perhitungan koefisien korelasi Nampak perolehan nilai r = 0,75
Penyesuaian data nilai r
xy
dapat dilihat pada tabel interpretasi di bawah
ini yaitu sebagai berikut :

62

Tabel 4.8
Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi (r)
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 - 1,000
0,60 - 0,799
0,40 - 0,599
0,20 - 0,399
0,00 - 0,199
Sangat Kuat
Kuat
Cukup Kuat
Rendah
Sangat Rendah
Memperhatikan table 4.8 interpretasi nilai koefisien korelasi (r)
maka hal ini dinyatakan terdapat hubungan antara Kemandirian belajar
dengan Hasil belajar siswa tergolong sangat kuat.
Untuk mencari besarnya sumbangan (kontribusi) Kemandirian
belajar terhadap hasil belajar dengan menggunakan rumus Koefisien
Determinan sebagai berikut: KP = r
2
x 100%.
Determinan KP = r
2
x 100% = 0,75
2
x 100% = 56,25%. Artinya
variabel kemandirian belajar dengan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Geografi kelas X SMA Negeri 1 Wakorumba Utara berkontribusi
sebesar 56,25% dan sisanya 43,77% di tentukan oleh variabel lain.
2. Pengujian Hipotesa Penelitian
Hipotesa yang akan diuji pada penelitian ini adalah kemandirian
belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi Kelas X
SMANegeri 1 Wakorumba Utara. Karena sampel besar (> 30), maka
statistik yang sesuai adalah statistik uji t. Rumus yang digunakan adalah:
t
2
r 1
2 n r

=

63

Perhitungan pengujian hipotesa dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
Langkah pertama:
Hipotesa pengujian:
H
A
: Terdapat hubungan antara kemandirian belajar dengan hasil
belajazr siswa pada mata pelajaran Geografi Kelas X SMA Negeri
1 Wakorumba Utara.
Ho

: Tidak terdapat hubungan antara kemandirian belajar dengan Hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Geografi Kelas X SMA Negeri 1
Wakorumba Utara.
Atau dengan simbol : H
A
= r = 0
Ho = r = 0
Langkah kedua: Menentukan Kriteria Pengujian
Kriteria pengujian:
Tolak Ho jika t
o >
t
t
( o0,05; dk 33), artinya signifikan dan
Terima Ho jika t
o
< t
t
( o0,05; dk 33) artinya tidak signifikan
Langkah ketiga: Memasukkan Besaran Statistik ke dalam Rumus
t
2
r 1
2 n r

=
t
56 , 0 1
2 35 75 , 0


=
t
4375 , 0
33 75 , 0
=
t
6614 , 0
3084 , 4
= t 5141 , 6 =
64

Langkah keempat: Menyimpulkan Hasil Analisis (Perhitungan)
Dalam analisis pengujian hipotesa, diperoleh t
observasi
senilai 6,5141
pada derajat kebebasan dk = 33 dengan taraf pengujian pada o0,05.
Dalam tabel diperoleh t
tabel
senilai 2,042. Sesuai kriteria pengujian, terima
Ho jika t
observasi
lebih kecil dari t
tabel
artinya tidak signifikan, sedangkan tolak
Ho jika t
observasi
sama atau lebih besar dari t
tabel
artinya signifikan, maka
hasil analisis menunjukkan tolak Ho yang berarti terima H
A
. Dengan
demikian kesimpulan analisis adalah terdapat hubungan yang signifikan
antara kemandirian belajar terhadap Hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Geografi Kelas X SMANegeri 1 Wakorumba Utara.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan memberikan
gambaran bahwa antara kemandirian belajar dengan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran Geografi di SMA Negeri 1 Wakorumba Utara
Kabupaten Buton Utara memiliki hubungan yang kuat yakni ditandai oleh
nilai koefisien korelasi (rxy) = 0.75. Data mengenai Kemandirian Belajar
diperoleh melalui pengajuan pertanyaan dalam bentuk angket sebanyak
20 pertanyaan kepada 35 siswa (sampel penelitian), Dimana rata-rata
skor Kemandirian belajar adalah 76,1428 dan standar deviasi sampel 4,40
sedangkan rata-rata skor Hasil belajar siswa adalah 7,56 dan standar
deviasinya adalah 0,43. Pertanyaan dalam bentuk angket menyangkut
Kemandirian belajar disusun dalam bentuk pilihan ganda yang didasarkan
pada indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam penelitian yakni :
65

Pemanfaatan waktu belajar yang maksimal, memiliki hasrat bersaing
untuk maju, mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi
masalah yang dihadapi, memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan
tugas-tugasnya. Sedangkan data hasil belajar siswa didasarkan pada data
yang diperoleh dari nilai rapor siswa pada semester genap tahun ajaran
2011.
Besarnya kontribusi kemandirian belajar terhadap hasil belajar
siswa yaitu diketahui melalui nilai koefisien determinan (KP). Hasil analisis
data menunjukan bahwa nilai koefisien determinan untuk kedua variabel
penelitian yaitu 56,25% ini menunjukan bahwa kemandirian belajar
memberikan kontribusi sebesar 56,25% terhadap hasil belajar siswa atau
dengan kata lain bahwa sebesar 56,25% Hasil belajar siswa dipengaruhi
oleh Kemandirian belajar sisanya 43,77% ditentukan oleh variabel lain.
Dalam analisis pengujian hipotessis penelitian, diperoleh nilai t
observasi senilai 6,5141. berdasarkan tabel nilai kritis t pada 0.05
dengan derajat kebebasan dk = n 2 = 35 2 = 33 maka diperoleh ttabel
senilai 2,042. Jadi t observasi lebih besar dari t tabel Ho tolak artinya
signifikan, yang berarti terima Ha. Dengan demikian hasil penelitian
analisis adalah terdapat hubungan yang signifikan antara kemandirian
belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi di SMA
Negeri 1 Wakorumba Utara Kabupaten Buton Utara.


66

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan yang
terdapat pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa
hal yakni :
1. Kemandirian belajar memiliki hubungan yang positif dengan Hasil
belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Wakorumba Utara Kabupaten
Buton Utara. Kesimpulan ini didukung oleh hasil analisis nilai
koefisien korelasi antara variabel Kemandirian belajar (variabel X)
dan Hasil belajar siswa (variabel Y) yang menunjukkan nilai r
xy
=
0,75; ini berarti bahwa kedua variabel penelitian tersebut memiliki
hubungan yang tergolong kuat.
2. Konstribusi dari kemandirian belajar sebesar 7,56% terhadap Hasil
belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Wakorumba Utara Kabupaten
Buton Utara. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil perhitungan
nilai koefisien determinasi (KP) = 7,56%) yang berarti bahwa Hasil
belajar siswa sebesar 7,56% dipengaruhi oleh kemandirian
belajarnya; sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak termasuk dalam penelitian ini.
B. Saran
Bertolak dari hasil kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran
yang dikemukakan yaitu:
67

1. Untuk meningkatkan Hasil belajar maka siswa harus memiliki
Kemandirian belajar yang baik.
2. Sebaiknya siswa meningkatkan kemandirian dalam belajar
sehingga siswa itu sendiri dapat mencapai hasil belajar yang baik.




















68



DAFTAR PUSTAKA
Adnyana, Gede Putra. 2011. Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran .
shttp://mbegedut.blhttp://putradnyanagede.blogspot.com/2011/05/k
onsep-hasil-belajar-siswa.htmlogspot
Ali, Mohammad & Mohammad asrori.2002.Psikologi Remaja
(Perkembangan Peserta Didik)

A.Suhaenah Suparno. 2001.Artikel Tentang Mendidik anak untuk mandiri
. yogyakarta

Anny. 2011. Pengertian Hasil Belajar Menurut Para Ahli
http://cybercounselingstain.bigforumpro.com/registerom/2011/02/pe
ngertian-hasil-belajar-menurut-para.html

Arikunto. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Dali,Kartini Mutakdin. 1987. Pengaruh Hubungan Manusia di kalangan
Siswa terhadap kemandirian Belajar, Depdikbud: Jakarta

Drost, SJ. 1993. Menjadi Pribadi Dewasa dan Mandiri. Yogyakarta :
Kaninsius.
Dhesiana.2009.kemandiran dalam belajar http :// dhesiana .wordpress
.com/2009/01/16/kemandirian-dalam-belajar/

Dimyati, 1994. Belajar dan Pembelajaran, Depdikbud
E. Mulyasa. 2005. Kurikulum Yang Disempurnakan. Jakarta : PT Rineka
Cipta Karya.

Holstein dan Herman. 1986. Murid Belajar Mandiri. Bandung : PT
RemadjaRosdakarya

Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di
Sekolah.Yogyakarta : Kanisius

Mardapi dan Djemari. 1984.Faktor-Faktor Yang Menentukan Prestasi
Belajar Mahasiswa FPTK IKIP Yogyakarta. Jakarta : Tesis.
Fakultas Pascasarjana IKIP.

Melvin Silberman. 2001. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran
Aktif. Yogyakarta: Yappa.
69


Soemanto, Wasri. 2003. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta

Sudjana, Nana. 1989. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Sumarmo. 2006. Kemandirian Belajar. http://math.sps.upi.edu/wp-
content/uploads/2010/02/KEMANDIRIAN-BELAJAR-MAT-Des-06-
new.pdf
Tahar.2006. Hubungan Kemandirian Belajar dan Hasil Belajar Pada
Pendidikan Jarak Jauh.Jakarta :Jurnal Pendidikan Terbuka dan
Jarak Jauh


















70



Tabel Nilai Distribusi t

o untuk Uji Satu Pihak (one tail test)
Dk
0.25 0.10 0.005 0.05 0.01 0.005
o untuk Uji Dua Pihak (two tail test)
0.50 0.20 0.10 0.05 0.02 0.01
1 1.000 3.078 6.314 12.706 31.821 63.657
2 0.816 1.886 2.920 4.303 6.965 9.925
3 0.765 1.638 2.353 3.182 4.541 5.841
4 0.741 1.533 2.132 2.776 3.747 4.604
5 0.727 1.476 2.015 2.571 3.365 4.032
6 0.718 1.440 1.943 2.447 3.143 3.707
7 0.711 1.415 1.895 2.365 2.998 3.499
8 0.706 1.397 1.860 2.306 2.896 3.355
9 0.703 1.383 1.833 2.202 2.821 3.250
10 0.700 1.372 1.812 2.228 2.764 3.169
11 0.697 1.363 1.796 2.201 2.718 3.106
12 0.695 1.356 1.782 2.179 2.681 3.055
13 0.692 1.350 1.771 2.160 2.650 3.012
14 0.691 1.345 1.761 2.145 2.624 2.977
15 0.690 1.341 1.753 2.131 2.602 2.947
16 0.689 1.337 1.746 2.120 2.583 2.921
17 0.688 1.333 1.740 2.110 2.567 2.898
18 0.688 1.330 1.734 2.101 2.552 2.878
19 0.687 1.328 1.729 2.093 2.539 2.861
20 0.687 1.325 1.725 2.086 2.528 2.845
21 0.686 1.323 1.721 2.080 2.518 2.831
22 0.686 1.321 1.717 2.074 2.508 2.819
23 0.685 1.319 1.714 2.069 2.500 2.807
24 0.685 1.318 1.711 2.064 2.492 2.797
25 0.684 1.316 1.708 2.060 2.485 2.787
26 0.684 1.315 1.706 2.056 2.479 2.779
27 0.684 1.314 1.703 2.052 2.473 2.771
28 0.683 1.313 1.701 2.048 2.467 2.763
29 0.683 1.311 1.699 2.045 2.462 2.756
30 0.683 1.310 1.697 2.042 2.457 2.750
40 0.681 1.3030 1.684 2.021 2.423 2.704
60 0.679 1.296 1.671 2.000 2.390 2.660
120 0.677 1.289 1.658 1.980 2.358 2.617
0.674 1.282 1.645 1.960 2.326 2.576
71

You might also like