Professional Documents
Culture Documents
II.
III.
IV.
V.
Tinjauan Pustaka Wujud zat dapat digolongkan ke dalam tiga macam yaitu padat, cair, dan gas. Dalam zat padat partikel partikel tersusun secara teratur. Dalam zat cair, partikel partikel tersusun kurang teratur dan dalam keadaan gas makin tidak teratur lagi. Pada reaksi kimia terjadi perubahan dari keaadan teratur menjadi kurang teratur dan dari yang tidak teratur menjadi teratur. Ukuran ketidakteraturan suatu sistem dinyatakan dengan entropi dan diberi lambang S. Bila pada suatu reaksi kimia terjadi perubahan dari keadaan tertur menjadi kurang teratur dikatakan perubahan entropinya (S) positif. Bila pada suatu reaksi kimia terjadi perubahan dari keadaan kurang teratur menjadi teratur dikatan perubahan (S) negatif.
Secara umum dapat dikatakan bahwa apabila dalam suatu reaksi kimia ketidakteraturan semakin meningkat (S) = 0. Proses-proses yang dapat menyebabkan entropi meningkat adalah: Padatan meleleh menjadi larutan Padatan atau cairan membentuk gas Padatan atau cairan bercampur dengan pelarut untuk membentuk larutan nonelektrolit
Suatu zat dipanaskan (kenaikan suhu berarti kenaikan gerakan atom, ion-ion molekul.
Kenaikan gerakan berarti kenaikan ketidakteraturan) Berdasarkan rumus yang ada (S) perubahan entropinya dapat dicari atau dilihat berdasarkan rumus tersebut. > ... atau
PERHITUNGAN PERUBAHAN ENTROPI SISTEM TERTUTUP Entropi sebagai fungsi suhu dan volum :
dS =
CV P dT + dV T T V
Berdasarkan uraian diatas, maka perubahan entropi dapat didefinisikan sebagai berikut : Dalam rumus perubahan entropi dapat duganakan sebagai fungsi suhu dan volum S = S(T,V) dimana rumusnya sebagai berikut :
dS =
CV P dT + dV T T V
perubahan entropi (dS) suatu zat bila T berubah (dT) dan sehingga
Pada tekanan tetap, maka rumus perubahan entropinya: Sedangkan untuk rumus perubahan entalpi (isobaris): (H) = q reaksi.
/ (S)=
VI.
1. Tabung reaksi 2. Termometer 0-100 0C ( 0,1 0C) 3. Spatula 4. Tempat rol film plastik 5. Gelas ukur 10 mL
b. Bahan :
VII.
Alur Kerja
1) Tabung Reaksi I
10 ml air -dimasukkan kedalam tabung reaksi I -diukur suhunya (T1) T1 -dimasukkan sendok spatula NaOH padat -digoyang samapai semua larut -diukur suhunya (T2) T2
Tabung Reaksi II
10 ml air -dimasukkan kedalam tabung reaksi II -diukur suhunya (T1) T1 -dimasukkan sendok spatula KNO3 padat -digoyang samapai semua larut -diukur suhunya (T2) T2
5 ml HCl 0.1 M -dimasukkan kedalam tabung reaksi III -diukur suhunya (T1) T1 -dimasukkan beberapa potong logam Mg -digoyang samapai semua larut -diukur suhunya (T2) T2
2)
1 sendok spatula Ba(OH)2 + sendok spatula NH4Cl padat -dimasukkan kedalam rol film plastik -ditimbang -diukur suhunya (T1) -ditutup dan dikocok agar bercampur sempurna -dicium bau gas yang terjadi -diukur suhunya (T2) m Ba(OH)2 padat =..... m NH4Cl padat = ........ T1...... T2...............
VIII.
Hasil Pengamatan
NO.
Prosedur Percobaan
Hasil Pengamatan
Dugaan / Reaksi
Kesimpulan
IX.
Analisis Data Pertama, untuk memahami perubahan entropi dalam larutan NaOH, kami memasukkan 10 mL aquadest ke dalam tabung reaksi pertama dan diukur suhu dengan menggunakan termometer. Aquadest jernih, dan suhu awal T1 = 30 oC. Kemudian kami menambahkan padatan NaOH 0,289 gram ke dalam tabung reaksi, goyang, lalu diukur suhu dan didapatkan nilai T2 =.35 oC. Warna NaOH padatan putih, dan setelah dicampur, bubuk NaOH terlarut dalam aquadest. Larutan menjadi jernih dengan reaksi: H2O(aq) + NaOH(s) NaOH(aq) Laporan Entropi Sistem _ Frisca Syamsiana _ 103194059
Dan perubahan entropi yang terjadi dapat dihitung dengan perumusan sebagai berikut : M air = air x V air = 1 gram/ml x 10 ml = 10 gram note : Q = H c air = 4,2 J/g.K
T2
= 35 oC = 308 K
= = = 0,701 J/K
Yang kedua untuk memahami perubahan entropi dalam larutan KNO3, kami memasukkan 10 mL aquadest ke dalam tabung reaksi kedua dan diukur suhu dengan menggunakan termometer. Aquadest jernih, dan suhu awal T1 = 30 oC. Kemudian kami menambahkan padatan KNO3 0,112 gram ke dalam tabung reaksi, goyang, lalu diukur suhu dan didapatkan nilai T2 = 29 oC. Warna padatan KNO3 : putih, dan setelah dicampur, padatan KNO3 terlarut dalam aquadest. Larutan menjadi jernih dengan reaksi : H2O(aq) + KNO3(s) KNO3(aq) Dan perubahan entropi yang terjadi dapat dihitung dengan perumusan sebagai berikut : Q = m x c x T = (10 + 0,112) gram x 4,2 J/g.K x -1 K = - 42,4704 J T2 = 29 oC = 302 K
= = = - 0,140 J/K
Yang ketiga untuk memahami perubahan entropi dalam larutan MgCl2, kami memasukkan 5 mL larutan HCl ke dalam tabung reaksi ketiga dan diukur suhu dengan menggunakan termometer. HCl jernih, dan suhu awal T1 = 31 oC. Kemudian kami masukkan potongan logam Mg 0,01 gram ke dalam tabung reaksi, goyang, lalu diukur suhu dan didapatkan nilai T2 = 33 oC. Warna logam Mg : putih mengkilap, dan setelah dicampur, logam Mg mulai bereaksi dengan larutan HCl dengan mengeluarkan gelembung gelembung kecil. Larutan menjadi jernih dengan reaksi : 2HCl(aq) + Mg(s) MgCl2(aq) + H2(g) Dan perubahan entropi yang terjadi dapat dihitung dengan perumusan sebagai berikut : Q = m x c x T = (10 + 0,01) gram x 4,2 J/g.K x 2 K = 84,084 J T2 = 33 oC = 306 K
= = = 0,274 J/K
10
Untuk memahami perubahan entropi dalam larutan NH4OH, kami memasukkan 0,040 gram padatan kristal NH4Cl dalam kotak plastik (tempat rol film). Warna padatan kristal NH4Cl berwarna putih. Kemudian, kami menambahkan 0,135 gram padatan Ba(OH)2 ke dalam kotak plastik. Warna bubuk Ba(OH)2 putih. Lalu kami mengukur suhu dengan menggunakan termometer. Suhu awal T1 adalah 29 oC. Kami kocok kotak plastik sehingga Ba(OH)2 dan NH4Cl tercampur sempurna, kemudian diukur suhu dan didapatkan nilai T2 = 30 oC. Warna Ba(OH)2 campuran dan NH4Cl adalah putih dan dihasilkan bau yang tidak sedap. Reaksinya adalah:
Ba(OH)2(s) + 2NH4Cl(s) BaCl2(s) + 2NH4OH(g) Dan perubahan entropi yang terjadi dapat dihitung dengan perumusan sebagai berikut : Q = m x c x T = (0,040 + 0,135) gram x 4,2 J/g.K x 1 K = 0,735 J T2 = 30 oC = 303 K
= = = 0,00242 J/K
X.
Pembahasan Pada percobaan pada tabung reaksi pertama didapatkan nilai S = 0,701 J/K dan H = 216,069 J yang berarti pada reaksi : H2O(aq) + NaOH(s) NaOH(aq) Nilai entalpi adalah positif, itu berarti bahwa reaksi adalah reaksi eksotermis atau melepaskan energi. Nilai entropi juga positif dan itu berarti bahwa ketidakberaturan reaksi suatu sistem meningkat. Keacakan dari NaOH padat kecil, dan setelah itu menjadi solusi NaOH, keacakan yang lebih besar. Laporan Entropi Sistem _ Frisca Syamsiana _ 103194059
11
Pada percobaan pada tabung reaksi kedua didapatkan nilai S = - 0,140 J/K dan H = - 42,4704 J yang berarti pada reaksi : H2O(aq) + KNO3(s) KNO3(aq) Nilai entalpi adalah negatif, itu berarti bahwa reaksi adalah reaksi endotermis atau menyerap energi. Nilai entropi juga negatif dan itu berarti bahwa ketidakberaturan reaksi suatu sistem menurun. Tetapi seharusnya nilai entalpi mengalami kenaikan karena KNO3 sangat larut dalam air, hal ini berarti percobaan 2 tidak sesuai dengan teori. Pada percobaan pada tabung reaksi ketiga didapatkan nilai S = 0,274 J/K dan H = 84,084 J yang berarti pada reaksi : 2HCl(aq) + Mg(s) MgCl2(aq) + H2(g) Nilai entalpi adalah positif, itu berarti bahwa reaksi adalah reaksi eksotermis atau melepaskan energi. Nilai entropi juga positif dan itu berarti bahwa ketidakberaturan reaksi suatu sistem meningkat. Keacakan dari Mg padat kecil, dan setelah itu menjadi solusi MgCl2, keacakan yang lebih besar. Dan juga terdapat gelembung gelembung kecil yang merupakan gas H2.
Pada percobaan pada tabung reaksi ketiga didapatkan nilai S = 0,00242 J/K dan H = 0,735 J yang berarti pada reaksi : Ba(OH)2(s) + 2NH4Cl(s) BaCl2(s) + 2NH4OH(g) Nilai entalpi adalah positif, itu berarti bahwa reaksi adalah reaksi eksotermis atau melepaskan energi. Nilai entropi juga positif dan itu berarti bahwa ketidakberaturan reaksi suatu sistem meningkat. Keacakan dari NH4Cl padat kecil, dan setelah itu menjadi gas NH4OH, keacakan yang lebih besar. Terdapat kesalahan pada percobaan ke-2 dimana nilai entropi yang seharusnya mengalami kenaikan, pada hasil kami mengalami penurunan, hal itu dikarenakan kesalahan kita yang kurang teliti dalam mengukur suhu suatu larutan sehingga hasil tidak valid.
12
XI.
Kesimpulan Dalam reaksi pertama antara aquadest dan NaOH, perubahan entropi adalah 0,701 J/K. Nilai entropi yang positif dan itu berarti bahwa keacakan reaksi meningkat. Perubahan entalpi reaksi ini 216,069 Joule. Nilai entalpi adalah positif yang berarti bahwa reaksi adalah reaksi eksotermis atau melepaskan energi. Dalam reaksi kedua antara aquadest dan KNO3, perubahan entropi adalah - 0,140 J/K. Nilai entropi yang negatif dan itu berarti bahwa keacakan reaksi menurun. Perubahan entalpi reaksi ini 42,4704 Joule. Nilai entalpi adalah negatif yang berarti bahwa reaksi adalah reaksi endotermis atau menyerap energi. Tetapi hasil ini tidak sesuai dengan teori karena KNO3 terlarut dalam air sehingga entropi seharusnya naik. Dalam reaksi ketiga antara HCl 0,1 M dan larutan Mg, perubahan entropi adalah 0,274 J/K. Nilai entropi yang positif dan itu berarti bahwa keacakan reaksi meningkat. Perubahan entalpi reaksi ini 84,084 Joule. Nilai entalpi adalah positif yang berarti bahwa reaksi adalah reaksi eksotermis atau melepaskan energi. Dalam reaksi balik antara NH4Cl dan BaOH, perubahan entropi adalah 0,00242 J/K. Nilai entropi yang positif dan itu berarti bahwa keacakan reaksi meningkat. Perubahan Laporan Entropi Sistem _ Frisca Syamsiana _ 103194059
13
entalpi dari reaksi ini adalah 0,735 Joule. Nilai entalpi adalah positif yang berarti bahwa reaksi adalah reaksi eksotermis atau melepaskan energi.
XII.
Jawaban Pertanyaan
14
1. Pada reaksi manakah terjadi kenaikan entropi ? dan pada reaksi manakah terjadi kenaikan entalpi ? Jawab : kenaikan entropi dan entalpi terjadi pada reaksi yang sama, yaitu :
-
H2O(aq) + NaOH(s) NaOH(aq) 2HCl(aq) + Mg(s) MgCl2(aq) + H2(g) Ba(OH)2(s) + 2NH4Cl(s) BaCl2(s) + 2NH4OH(g)
2. Pada reaksi manakah terjadi kenaikan entropi ? dan pada reaksi manakah terjadi penurunan entalpi ? Jawab : kenaikan entropi terjadi pada reaksi :
-
H2O(aq) + NaOH(s) NaOH(aq) 2HCl(aq) + Mg(s) MgCl2(aq) + H2(g) Ba(OH)2(s) + 2NH4Cl(s) BaCl2(s) + 2NH4OH(g)
15
LAMPIRAN
16
Daftar Pustaka
Tim Penyusun. 2011. BUKU PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II. Surabaya : UNESA Press