You are on page 1of 11

FERMENTASI ASAM SITRAT Oleh : Kelompok III

DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

PENDAHULUAN

Asam sitrat merupakan asam organik yang larut dalam air dengan citarasa yang menyenangkan dan banyak digunakan dalam industri pangan. Kebutuhan dunia akan asam sitrat terus meningkat dari tahun ke tahun dan produksi asam sitrat tiap tahun meningkat 2 3%. Pada umumnya, semua asam sitrat dihasilkan dari lemon dan jus jeruk. Namun kini asam sitrat juga dapat dihasilkan melalui fermentasi menggunakan mikroorganisme Aspergillus niger, yaitu jamur yang digunakan secara komersial pertama kali niger, pada tahun 2005. Guna memenuhi permintaan yang terus meningkat, maka efisiensi proses fermentasi terus dipelajari. Pengukuran kesetimbangan massa dipelajari agar dapat ditentukan banyaknya substrat yang digunakan dan jumlah produk yang dihasilkan. Asam sitrat sering juga digunakan di dalam industri bioteknologi obat-obatan untuk melapisi (passivate) pipa mesin dalam obat(passivate) proses kemurnian tinggi. Asam sitrat dapat pula ditambahkan pada es krim untuk menjaga terpisahnya gelembung-gelembung lemak. gelembungDalam resep makanan, asam sitrat dapat digunakan sebagai pengganti sari jeruk.

Asam Sitrat

Pembatasan Masalah
Dalam hal ini, penulis (kelompok IV) hanya membahas pembuatan asam sitrat melalui fermentasi dengan menggunakan Aspergillus niger.

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Produksi Asam Sitrat secara Fermentasi


Selain mikrobia sebagai komponen utama dalam fermentasi, factor-faktor fermentasi, factorpendukung yang perlu diperhatikan adalah komposisi nutrisi media, pH, suhu, suhu, pengaruh ammonium nitrat. nitrat. Saat ini produksi asam sitrat secara komersial menggunakan mutan Aspergillus niger, dan ada pula yang menggunakan Saccharomyces lipolytica, lipolytica, Penicillium simplicissimum, dan A. foeitidus. simplicissimum, foeitidus. Untuk meningkatkan kemampuan produksi sering dilakukan proses mutasi. mutasi. Mutasi yang umum dilakukan adalah dengan iradiasi ultraviolet (1,6 X 102 J/m2/dt) J/m2/dt) dan nitrosamine (100 mg/ml) selama 5 45 menit. Kultur menit. dipelihara dalam medium PDA.

a. Mikrobia

b. Komposisi Nutrisi Media Media fermentasi untuk biosintesis asam sitrat terdiri dari substrat
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroorganisme, terutama mikroorganisme, terdiri dari substrat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroorgaisme terutama sumber karbon, nitrogen dan fosfor. karbon, fosfor. Selain itu air dan udara dapat pula dimasukkan sebagai substrat fermentasi #. Sumber Karbon Media yang sering digunakan sebagai sumber karbon adalah berbagai karbohidrat dan limbah selulosa, inulin, kurma, molase selulosa, inulin, kurma, tebu (digunakan dalam fermentasi kultur cair teraduk), whey teraduk), kedelai, kedelai, whey keju, sukrosa, glukosa, fruktosa, methanol. keju, sukrosa, glukosa, fruktosa, Whey dari industry pengolahan susu sering digunakan sebagai medium dasar. Whey dapat ditambah sukrosa, glukosa atau dasar. sukrosa, fruktosa sekitar 5 10 % (b/v). Jika ditambah methanol berkisar 1 5 %. Riboflavin dapat ditambahkan sebesar 10 50 mg/L. Molase yang digunakan untuk substrat fermentasi biasanya mengandung air 20%, gula 62 %, non-gula 10 % dan garam annonanorganik (abu) 8 %. Abu mengandung ion-ion seperti Mg, Mn, Al, abu) ionMn, Fe dan Zn dalam jumlah yang bervariasi. Karena kandungan gula bervariasi. cukup tinggi maka perlu diencerkan sehingga mengandung gula 25%. Larutan molase kemudian ditambah H2SO4 1N sebanyak 35 ml/L dan direbus selama jam kemudian didinginkan, didinginkan, dinetralkan dengan air kapur (CaO) dan dijernihkan semalam. CaO) semalam.

Cairan supernatant yang jernih diencerkan hingga kdar gula mencapai 15%. Selama fermentasi 144 jam dihasilkan asam sitrat sekitar 85 g/l, berat sel kering 20 g/l dan gula yang dikonsumsi 91 g/l. #. Sumber Nitrogen Nitrogen jug mempengaruhi pembentukan asam sitrat karena nitrogen tidak hanya penting untuk laju metabolit dalam sel tetapi jug bagi pembentukan protein sel. Jumlah produksi asam sitrat mencapai maksimum jika konsentrasi ammonium nitrat sebesar 0,2%. Peningkatan konsentrasi justru menurunkan jumlah asam yang dihasilkan dan jamur tumbuh menyebar.

c. pH
Pengaturan pH penting bagi keberhasilan proses fermentasi. Untuk fermentasi asam sitrat pH optimum adalah 6,0. Penurunan pH menyebabkan produksi asam sitrat berkurang. Hal ini disebabkan pada pH rendah ion ferosinida lebih toksik bagi pertumbuhan miselium. Pada pH yang tinggi terjadi akumulasi asam oksalat.

d. Suhu

Suhu medium fermentasi merupakan salah satu faktor yang penting dalam produksi asam sitrat. Suhu 300C adalah suhu yang paling baik. Jika suhu medium rendah, aktivitas enzim juga rendah sehingga mempengaruhi produksi asam tetapi jika suhu meningkat di atas 300C, biosintesis asam sitrat akan menurun dan terjadi akumulasi produk samping seperti asam oksalat.

Proses Fermentasi
Fermentor
Dalam percobaan skala laboratorium sebaiknya digunakan Erlenmeyer 500 ml yang diisi 100 ml medium. Masing-masing Erlenmeyer diinokulasi dengan Masingsuspensi spora dan diinkubasi selama 20 hari pada suhu 300C. Fermentor stainless stell berkapasitas 15 liter diisi medium 9 liter untuk pembuatan asam sitrat.

Persiapan Kultur
Jika digunakan kultur stok A. niger maka kultur harus direaktivasi dan dikultivasi dengan cara goresan pada petridish menggunakan mediam padat PDA (Potato Dextrose Agar) yang telah diasamkan dengan asam tartart 10% dan diinkubasi selama 5 hari pada suhu 250C. Konidia yang dibentuk kemudian dicuci dua kali dengan air destilat steril. Suspensi konidia yang akan digunakan sebagai inokulum dalam proses fermentasi harus mengandung 108 spora/ml.

Untuk menumbuhkan konidia Aspergillus digunakan medium molase 100 ml (gula 15%, pH 6,0) dalam Erlenmeyer 1 liter yang bersisi glass bads dan telah disterilkan. 1 ml suspensi konidia dari agar miring dipindahkan secara aseptis, kemudian diinkubasi pada 300 + 10C dalam incubator dengan kecepatan gojogan 200 rpm selama 24 jam.

Jumlah Inokulum
Jumlah inokulum yang digunakan juga merupakan factor yang penting untuk diperhatikan. Jumlah inokulum sebesar 1% cukup baik untuk fermentasi dalam fermentor teraduk.

Fermentasi
Inokulum yang telah dibuat dimasukkan dalam fermentor produksi sebanyak 5% (v/v). inkubasi dilakukan pada suhu 300 + 10C selama 144 jam. Kecepatan agitasi adalah 200 rpm dengan laju aerasi 1,0 4,0 vvm. Untuk mengendalikan terbentuknya buih secara berkala dilakukan penambahan minyak silikom steril.

Waktu Fermentasi
Waktu fermentasi yang maksimum untuk fermentasi asam sitrat tergantung kondisi fermentasi dan organism yang digunakan. Penggunaan A. niger dengan substrat molase membutuhkan waktu 144 jam setelah inokulasi.

Daftar Pustaka
Ali, S., Ikram-ul-Haq., M.A. Qadeer, and J. Iqbal. Ikram-ul2002. Production of Citric Acid by Aspergillus niger Using Cane Molasses in a Stirred Fermentor. Electronic Journal of Biotechnology Vol 5 No 3. Murad A. El-Holi and Khalaf S. Al-Delaimy. ElAl2003.Citric 2003.Citric acid production from whey with sugars and additives by Aspergillus niger. African Journal of Biotechnology Vol. 2 (10), pp. 356356-359. HILDEGARD KIEL,* RUMIA GUVRIN, AND YIGAL HENIS. 1981. Citric Acid Fermentation by Aspergillus niger on Low Sugar Concentrations and Cotton Waste. APPLED Waste. AND ENVIRONMENTAL MICROBIOLOGY, JUly 1981, p. 11-

You might also like