You are on page 1of 8

RHEMATOID HEART DISEASE

Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak

Disajikan kembali oleh: Ade Rahman Ai Lilis Majmulah Andi Azis Angga Hilmansyah Azis Muslim Bagas Nugroho Baihaqi Fauzi Bambang Eka Herdiana

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA PRODI DIII KEPERAWATAN TASIKMALAYA 2012

Rhematoid Heart Disease


A. Pengertian Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa penyempitan atau kebocoran, terutama katup mitral (stenosis katup mitral) sebagai akibat adanya gejala sisa dari Demam Rematik (DR). Demam Rheumatik merupakan suatu penyakit radang yang terjadi setelah adanya infeksi streptokokus golongan beta hemolitik A, yang dapat menyebabkan lesi patologis di daerah jantung, pembuluh darah, sendi, dan jaringan subkutan. ( Alimul Aziz. Salemba Medika. 2006 ) Demam rematik atau Rheumatic Fever adalah salah satu penyakit rematik inflamasi yang disebabkan oleh infeksi kuman Streptokokus A Beta Hemolitikus. Kuman ini acap kali bersarang pada infeksi gigi atau infeksi tenggorokan dan biasanya banyak menyerang anak usia 5-15 tahun.

B. Tanda & Gejala a. Stadium I Pada stadium ini terdapat infeksi saluran nafas oleh kuman streptococcus beta hemoliticus gruop A, dengan keluhan demam, batuk, sakit sat menelan,dan kadang disertai diare b. Stadium II Disebut juga periode laten. Timbul dalam waktu 1-3 minggu, kecuali korea yang dapat timbul dalam 6 minggu atau beberapa bulan kemudian c. Stadium III Merupakan fase akut demam rematik. Terdapat gejala mayor dan gejala minor d. Stadium IV Disebut juga stadium inaktif. Baik pasien DR tanpa kelainan jantung maupun dengan kelainan jantung reumatik tanpa gejala sisa katup tidak menunjukkan gejala kelainan. Pada stadium ini klien dapat mengalami reaktivitas penyakitnya

C. Patofisiologi Demam reumatik adalah suatu hasil respon imunologi abnormal yang disebabkan oleh kelompok kuman A beta-hemolitic treptococcus yang menyerang pada pharynx Streptococcus diketahui dapat menghasilkan tidak kurang dari 20 prodak ekstrasel; yang terpenting diantaranya ialah streptolisin O, streptolisin S, hialuronidase, streptokinase, difosforidin nukleotidase, deoksiribonuklease serta streptococca erythrogenic toxin. Produk-produk tersebut merangsang timbulnya antibodi. Demam reumatik yang terjadi diduga akibat kepekaan tubuh yang berlebihan terhadap beberapa produk tersebut. Sensitivitas sel B antibodi memproduksi antistreptococcus yang membentuk imun kompleks. Reaksi silang imun komleks tersebut dengan sarcolema kardiak menimbulkan respon peradangan myocardial dan valvular. Peradangan biasanya terjadi pada katup mitral, yang mana akan menjadi skar dan kerusakan permanen. Demam rematik terjadi 2-6 minggu setelah tidak ada pengobatan atau pengobatan yang tidak tuntas karena infeksi saluran nafas atas oleh kelompok kuman A betahemolytic. Mungkin ada predisposisi genetik, dan ruangan yang sesak khususnya di ruang kelas atau tempat tinggal yang dapat meningkatkan risiko. Penyebab utama morbiditas dan mortalitas adalah fase akut dan kronik dengan karditis. D. Pemeriksaan penunjang - Riwayat adanya infeksi saluran nafas atas dan gejala - Positif antistretolysin titer O - Positif stretozyme positif anti uji DNAase B - Meningkatnya C-reaktif protein - Meningkatnya anti hyaluronidase, meningkatnya sedimen sel darah merah (eritrosit)

Foto rontgen menunjukkan pembesaran jantung - Elektrokardiogram menunjukkan arrhtythmia E - Ehocardiogram menunjukkan pembesaran jantung dan lesi E. Fokus Pengkajian a. Data Subyektif :

Riwayat demam rematik cepat lelah DOE PND riwayat nyeri dada

b.Data obyektif :

Sistem Respirasi : Dyspnoe,orthopnoe,PND,sianosis,rales. Sistem Kardiovaskular : Bunyi jantung abnormal,thrill sistolik murmur,diastolik murmur,AF.takikardia, hipotensi,narrow pulse - - pressure,pulsasi perifer lambat,riwayat sinkope.

Sistem Gastrointestinal : asites,hepatomegali,mual,muntah, dan nyeri lambung.

Sistem Integumen : diaphoresis,sianosis,clubbing,periperal edema. Sistem Neurologi : pusing dan nyeri. Rontgen thorax : pembesaran ruang-ruang jantung. KG : aritmia

b. Diagnosa keperawatan 1. Kurangnya pengetahuan orang tua/ anak berhubungan dengan pengobatan, pembatasan aktivitas, risiko komplikasi jantung 2. Tidak efektif koping individu berhubungan dengan kondisi penyakit

3. Nyeri berhubungan dengan polyartritis. 4. Risiko ijury berhubungan dengan infeksi streptococcus c. Perencanaan 1. Orang tua dan anak akan memahami tentang regimen pengobatan dan pembatasan aktivitas. 2. Anak tidak akan menunjukakan stress emosional dan dapat menggunakan strategi koping yang efektif 3. Anak dapat menunjukkan dalam pengontrolan nyeri sesuai tingkat kesanggupan. 4. Anak akan memperlihatkan tidak adanya gejala-gejala sakit menelan untuk pertama kali atau tidak ada injury d. Imlementasi 1. Mencegah atau mendeteksi komplikasi Auskultasi bunyi jantung untuk mengetahi adanya perubahan irama Pemberian antibiotik sesuai program Pembatasan aktivitas sampai manifestasi klinis demam reumatik tidak ada dan berikan periode istirahat. Berikan terapi bermain yang sesuai dan tidak membuat lelah. 2. Support anak dalam pembatasan aktivitas Kaji keinginan untuk bermain sesuai dengan usia dan kondisi Buat jadual aktivitas dan istirahat Ajarkan untuk partisipasi dalam aktivitas kebutuhan sehari-hari

Ajarkan pada anak/ orang tua bahwa pergerakan yang tidak disadari adalah dihubungkan dengan Chorea dan temporer. 3. Memberikan kontrol nyeri yang adekuat Kaji nyeri dengan skala Pemberian analgeik, anti peradangan dan antipiretik sesuai program Reposisi untuk mengurangi stress sendi Berikan terapi hangat dan dingin pada sendi yang sakit Lakukan distraksi misalnya; teknik relaksasi dan hayalan. 4. Mencegah infeksi dan injury Monitor temperatur setiap 4 jam selama dirawat. Pemberian antibiotik sesuai program Lihat juga dalam perencanaan pemulangan Anak diistirahatkan e. Perencanaan pemulangan Berikan informasi tentang kebutuhan aktivitas bermain yang sesuai dengan pembatasan, aktivitas Istirahat 2-6 minggu, bantu segala pemenuhan aktivitas kebutuhan sehari-hari Jelaskan pentingnya istirahat dan membuat jadual istirahat dan aktivitas sampai tanda-tanda klinis tidak ada. Jelaskan terapi yang diberikan; dosis, efek samping, risiko komplikasi jantung Berikan support lingkungan yang aman, jangan biarkan anak tidur di lantai

Instruksikan untuk menginformasikan jika ada tanda sakit menelan Tekankan pentingnya kontrol ulang.

DAFTAR PUSTAKA http://cardiacku.blogspot.com/2012/01/askep-katub-jantung.html http://lizanurviana.blog.com/2010/11/27/askep-reumatic-heart-disease-rhd/ http://nata03111990.blogspot.com/2011/05/asuhan-keperawatan-rematichearth.html

You might also like