You are on page 1of 8

ASUHAN KEPERAWATAN URETRITIS

Di susun Oleh: Arif Eko Saputro Dio areza p. Sony Dwi Prasetyo

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2011 / 2012

ASUHANKEPERAWATAN

A. Pengkajian A. Identitas Pasien Jenis kelamin merupakan factor yang cukup mempengaruhi patogenesis dari urethritis, wanita cenderung terkena urethritis karena urethranya lebih pendek dari laki-laki dan uretranya cenderung didiami oleh basil gram negative. Uretritis dapat terjadi pada berbagai usia aktif, baik dari bayi sampai orang tua, tetapi insidens paling tinggi terjadi pada umur 20 24 tahun. Karena pada masa ini sering terjadinya hubungan seksual bebas dan tidak sehat. B. Riwayat Penyakit Sekarang Keluhan utama yang sering dialami pasien adalah nyeri pada saat berkemih (disuria) karena di saluran uretra telah terjadi inflamasi oleh bakteri penyebab uretritis (gonokokal atau non gonokokal). Riwayat penyakit ini adalah apakah pasien pernah melakukan hubungan seksual dengan orang yang telah terjangkit uretritis ataupun bayi yang ditularkan oleh ibunya. C. Riwayat Penyakit Keluarga Didalam salah satu keluarga terdapat orang yang sudah terinfeksi bakteri uretritis maka kemungkinan besar anggota keluarga lain juga akan ikut tertular. Misalkan seorang suami yang sudah terinfeksi uretritis melakukan hubungan seksual dengan istrinya maka kemungkinan besar istri tersebut akan ikut tertular dan apabila sampai hamil maka anak yang dikandungnya juga akan ikut tertular. D. Pemeriksaan Fisik o o o o B1 (Breathing)

Pada pasien uretritis tidak ditemukan kelainan pernafasan B2 (Blood)

Pada pemeriksaan darah dapat ditemukan bakteri Neisseria gonorrhoe B3 (Brain)

Pasien akan mengalami kecemasan B4 (Bladder)

Pasien akan mengalami disuria dan sulit berkemih.Pada pria pemeriksaan dengan menekan atau memerah penis dengan lembut dari pangkal ke glans penis, apabila positif akan keluar pus atau cairan eksudat dari uretra, kemudian periksa testis untuk mengetahui adanya massa atau peradangan, palpasi saluran spermatika apakah ada pembengkakan, nyeri atau

tanda-tanda peradangan, kemudian palpasi prostat melalui colok dubur untuk mengetahui adanya pembesaran atau peradangan. Pada wanita dilakukan palpasi dengan memasukkan jari kedalam vagina anterior dan menekan kedepan sepanjang uretra. Setiap pengeluaran cairan harus menjadi sampel pemeriksaan. o o o B5 (Bowel)

Pada komplikasi uretritis dapat ditemukan faringitis pada infeksi gonorhoe B6 (Bone)

Tidak terdapat kelainan tulang Kulit

Terdapat lesi kulit yang mengindikasikan adanya PMS lain (kondiloma acuminatum, herpes simplex ataupun sifilis)

B. Pemeriksaan Penunjang o Pemeriksaan adanya pengeluaran nanah yang berlebihan o Melihat dengan mikroskop meningkat atau tidaknya jumlah sel darah putih o Pengujian adanya N. gonorrhoeae dan C.trachomatis o Bentuk gram o Pemeriksaan urine

C. Analisa Data Data DS: Pasien mengatakan adanya nyeri pada saluran kemih DO: pasien terlihat menyeringai kesakitan sambil menunjuk alat kelaminnya DS: Pasien mengatakan nyeri pada saat berkemih DO: Pasien terlihat kesakitan Iritasi pada saluran kemih Gangguan eliminasi urin Respon traumatik pada uretra Nyeri Uretritis Reaksi infeksi Respon traumatik pada uretra Nyeri Etiologi Uretritis Masalah Keperawatan

Disuria

Gangguan eliminasi urinarius DS: Pasien mengatakan tidak tahu kalau penyakitnya ini bisa menular DO: Pasien tampak kawatir dan keluarga pasien tampak mengalami gejala yang sama Pemenuhan Informasi Resiko tinggi penularan penyakit Pemenuhan informasi Ketidaktahuan dalam proses transmisi penyakit

D. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri b.d reaksi infeksi 2. Gangguan eliminasi urin b.d disuria, sekunder dari respon iritasi pada uretra 3. Pemenuhan informasi b.d resiko tinggi penularan penyakit

E. Intervensi Keperawatan 1. Nyeri berhubungan dengan reaksi infeksi Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam di harapkan nyeri dapat berkurang Kriteria hasil : secara subjektif pasien melaporkan nyeri berkurang atau dapat di adaptasi, ekspresi pasien relaks. No 1 Intervensi Kaji skala dan lokasi nyeri Rasional Untuk mengetahui seberapa besar derajat lokasi nyeri yang diderita pasien dan untuk menentukan tindakan selanjutnya.

Berikan manajemen lingkungan tenang

Linkungan tenang akan menurunkan stimulus nyeri dan agar pasien menjadi rasa tenang dan nyaman

Observasi TTV

Untuk mengetahui keadaan perkembangan pasien

Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi

Dapat mengurangi ketegangan atau mengalihkan perhatian klien agar dapat mengurangi nyeri

Tingkatkan pengetahuan tentang sebab sebab nyeri dan menghubungkan berapa nyeri akan berlangsung

Pengetahuan yang akan dirasakan membantu mengurangi nyerinya dan dapat membantu mengembangkan kepatuhan pasien terhadap rencana terapeutik.

Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik.

Analgetik memblok lintasan nyeri sehingga nyeri akan berkurang

2. Gangguan eliminasi urin b.d disuria, sekunder dari respon iritasi pada uretra Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam pola eliminasi

urine membaik Kriteria hasil : secara subjektif melaporkan pola miksi membaik, dapat mengidentifikasi aktivitas yang meningkat atau menurunkan perubahan pola miksi, ekspresi klien relaks

No 2

Intervensi Observasi TTV

Rasional Untuk mengetahui perkembangan pasien

Awasi intake dan output, serta karakteristik urine

Memberiksn tentang informasi fungsi ginjal dan adanya komplikasi

Tentukan pola berkemih normal klien dan perhatikan variasi yangterjadi

Untuk membantu klien dalam berkemih secar benar tanpa ada rasa takut, dan untuk mengurangi resiko infeksi lebih lanjut

Dorong peningkatan asupan cairan

Peningkatan hidrasi dapat membilas bakteri, darah dan debris.

Gunakan kateter dengan bahan silikon

Kateter dengan bahan silikon memeiliki kemungkinan 10 kali lebihrendah untuk terjadi uretritis dari pada penggunaan kateter lateks karena daya traumatiknya lebih ringan pada uretra.

Kolaborasi dengan antibiotik

Untuk mengurangi infeksi dan untuk mengurangi penularan penyakit kepada orang lain.

3. Pemenuhan informasi b.d resiko tinggi penularan penyakit Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam informasi yang di butuhkan pasien terpenuhi Kriteria hasil : pasien teradaptasi dengan kondisi yang dialami, pasien bersedia untuk upaya penurunan penyebaran transmisi infeksi menular seksual. No 3 Intervensi Instruksikan pasien untuk menahan diri dari hubungan seksual sampai sembuh Rasional Menurunkan penularan

Anjurkan penggunaan kondom

Mendidik pasien untuk selalu menggunakan perangkat penghalang serta terlibat dalam hubungan dengan beberapa mitra

Beritahu pada pasien bahwa infeksi dapat menyebar melalui hubungan orogenital atau genito anal, bahkan tanpa adanya hubungan penovaginal

Upaya untuk menurunkan penularan pada homo seksual

F. Evaluasi Hasil yang di harapkan setelah mendapatkan intervensi adalah sebagai berikut: 1. Penurunan skala nyeri 2. Eliminasi urine dapat optimal sesuai toleransi individu 3. Informasi kesehatan terpenuhi

Daftar pustaka

You might also like