You are on page 1of 7

Tugas Mandiri ERP

Dosen Pengampu Idria Maita, M.Sc

PERUSAHAAN YANG MENGIMPLEMENTASIKAN SISTEM ERP

Oleh:

Sri Sucia Darul Salmi 10953005622 Kelas 6B

JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUSKA RIAU 2011

Perusahaan yang berhasil menerapkan sistem ERP PT. BENTOEL PRIMA PT Bentoel Prima adalah salah satu perusahaan rokok yang terus maju dan bersaing didalam bisnis rokok sampai saat ini. Sejak tahun 2003, PT. Bentoel Prima memiliki direktorat IT yang berperan sebagai pendukung bisnis yang integrated agent dalam hal TI dan Business Prosess, direktorat ini dinamakan Information System and Business Process (ISBP) yang mengembangkan Enterprise System yang diberi nama B1 (Be-One). Be-One dikembangkan dengan mengacu pada standart Telecommunication Industry Association 942, IT Service Management berdasarkan framework IT Infrastructure Library, dan Information Security Management System yang sudah mendapat standart ISO / IEC 27001. Sistem Be-one ini diimplementasikan pada tahun 2004 dan berpusat pada aplikasi Enterprise Resource Planning (ERP) dari SAP. Di dalam ERP yang sistem nya diimplementasikan oleh Soltius Indonesia ini ada beberapa modul utama antara lain Material Manajement, Sales and Distribution, Production Planning, Fund Managemet, Controlling dan Financial accounting. Dengan sistem ini data bisa seragam dan menjadi acuan dari semua kegiatan transaksi. Sistem Be-one ini adalah sistem yang terintegrasi dari hulu sampai ke hilir, dari transaksi hingga pelaporan untuk manajemen. Sebagai contohnya, data penjualan yang dilakukan tenaga penjualan dimasukan ke dalam PDA di lapangan saat melakukan transaksi penjualan. Pada akhir hari, seluruh transaksi di upload secara otomatis ke sistem di Area Sales dan Marketing Office (ASMO), untuk selanjutnya akan terkirim secara otomatis juga ke sistem yang ada di kantor pusat, dan semua data tersebut yang terkena dampak dari transaksi penjualan pun akan ter-update.

Modul-modul dari Be-one system tersebut antara lain adalah:


Be-one Portal Be-one ASMO & Mobile meliputi (Sales Administration & Management System serta Sales Force automation & Mobile Management)

Be-one Deal untuk pembayaran Be-one Synergy (HRMS) untuk pengelolaan karyawan Be-one Poli untuk Healt care Be-one Intellegence (Business Intelegence) untuk menganalisa pasar Be-one Business Planning & Simulation untuk Perencanaan Perusahaan Be-one War Map & War Room. untuk menganalisa pasar

Dampak bisnis dari penerapan ERP di PT.Bentoel Prima tersebut terasa dengan meningkatnya produktivitas bisnis seperti meningkatnya kecepatan proses data dan kecepatan proses bisnis itu sendiri. Semisal, data menjualan dari kira-kira 1000 tenaga penjualan di seluruh Indonesia dapat dikumpulkan dan dilaporkan pada hari yang sama, dengan begitu manajemen Bentoel dapat segera mengetahui situasi pasar dan hasi dari aksi-aksi yang dilakukan, dan untuk selanjutnya bisa melakukan langkah penyesuaian yang dibutuhkan. Selain itu tidak ada lagi inkonsistensi atau dispute di antara unit-unit dalam perusahaan. Dengan demikian pengambilan keputusan bisa menjadi tajam dan cepat. Contoh lain adalah dengan adanya modul business intellegence, orang pemasaran bisa mengetahui produk, profil serta value seperti apa produk yang laku di suatu pasar. Hal ini telah dibuktikan dengan kesuksesannya Bentoel memasarkan salah satu produk barunya dengan mampu menjual dua kali lipat dari produk yang di luncurkan sebelumnya. Waktu dari produksi produk tersebut pun dapat dipangkas menjadi lebih singkat karena positioning maupun segmentasinya dapat diketahui dengan pas berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari business Intellegence tersebut. Dengan penerapan ERP di PT.Bentoel Prima tersebut. Revenue Bentoel mengalami kenaikan yang signifikan. Terhitung revenue di tahun 2005 hanya Rp.2 triliun, lalu setelah menerapkan ERP mampu meningkat hingga Rp.6,9 triliun pada tahun 2008. Keuntungan dari penerpan ERP di PT.Bentoel Prima antara lain :

Instant Feedback, Business Intellegence, serta Operational Excellence terciptanya data penjualan yang bisa diterima pada hari yang sama mulai dari Sales Supervisor hingga direksi bisa diketahui.

Efektifitas Sales Performance dapat diketahui. Bisa mengetahui dengan cepat masalah / kesulitan peneterasi di suatu daerah, maka dapat dengan segera diambil tindakan.

Bisa mengetahui kompetitor. Sisi operational Excellence Effectiveness bisa terpangkas karena menggunakan aplikasi lewat PDA

Produktifitas meningkat hingga 15% Penjualan pun meningkat Stok level dapat terkontrol mulai dari pabrik sampai dengan penjual

Financial Intern juga dapat terkontrol Dapat mengetahui produk, profil dan value seperti apa yang laku di pasar. Waktu produksi jauh lebih singkat

Perusahaan yang gagal menerapkan sistem ERP PT. ABC PT ABC merupakan suatu perusahaan yang berge rak dalam bidang manufaktur cat tembok emulsi. Pada kegiatannya sehari-hari, perusahaan memproduksi banyak sekali varian dan jenis produk. Produk utama perusahaan adalah cat tembok emulsi yang mempunyai ribuan corak dan warna. Atas permintaan pasar, perusahaan juga mulai membuat cat tembok beraneka aroma. Perusahaan mempunyai kantor pusat di Jakarta dan pabrik di karawang. Seluruh operasional perusahaan dapat dikendalikan secara real time oleh kantor pusat di Jakarta. Untuk menjaga kompabilitas dan tingkat ekonomis, server di Jakarta dibangun menggunakan teknologi LINUX dan perusahaan pun menerapakan sistem ERP. Pihak manajemen yakin bahwa sistem terintegrasi yang di implementasikan akan membawa keuntungan ekonomis pada masa depan. Sistem tersebut dicatat sebagai aktiva tetap dan kemudian disusutkan dengan metode garis lurus sepanjang 4 tahun (sesuai dengan tarif golongan I pajak). Pada kenyataannya, ternyata sistem hanya meningkatkan efisiensi sebesar Rp. 15.000.000 perbulan dan ini pun dihasilkan hanya dari berkurangnya biaya fax. Semua biaya masih tinggi. Meskipun sedikit berkurang, Masih ditemukan transaksi penjualan yang tidak tercatat, kehilanganstok gudang, bocornya resep cat baru, dan lain-nya.

PERUSAHAAN FOXMEYER Foxmeyer merupakan perusahaan yang bergerak dalam industry farmasi. Foxmeyer memproduksi berbagai jenis obat-obatan dan bahan-bahan kimia untuk disuplai ke perusahaan yang bahan-bahan kimia sebagai raw materialnya. Dalam menghadapi kerasnya persaingan dalam industry farmasi maka Foxmeyer memutuskan untuk

mengimplementasikan IT dalam membantu proses bisnis perusahaan. Akan tetapi

pengembangan tersebut membawa Foxmeyer pada kehancuran. Berikut ini adalah milestone dari proses implementasi IT pada Foxmeyer Di tahun 1992, perusahaan memutuskan untuk mengimplementasikan SAP (R/3), sebuah software ERP. Foxmeyer menggunakan software yg paling banyak digunakan untuk menjamin kesuksesan implementasi. Untuk membantu kesuksesan dari pengembangan IT, FoxMeyer memilih konsultan yang memiliki reputasi baik dan telah terkenal di seluruh dunia. Yaitu Arthur Andersen consulting company. Pada September 1993, FoxMeyer menandatangani kontrak dengan SAP, Andersen

Consulting and Arthur Andersen & Co. (AA) untuk membantu Foxmeyer dalam mengimplementasikan R/3 software. Proyek jutaan dollar ini meliputi seluruh unit supply chain inventory perusahaan, inventory control, customer service, marketing, perancanaan strategi, sistem informasi, pengiriman dan penanganan produk. SAP R/3 adalah system informasi yg pertama kali diluncurkan pada industry farmasi yang mana menggunakan teknologi extensive di rangkaikan dengan fungsi gudang automatis. November 1994, SAP menginformasikan kepada Foxmeyer bahwa R/3 hanya dapat diimplementasikan di gudang barunya saja. Gudang lain yang memiliki volume faktur lebih besar dari pada sistem ini dapat diproses. Sistem R/3 pada gudang baru dapat menangani 10000 transaksi per hari, sedangkan system sebelumnya dapat menangani 420,000 transaksi per hari. Foxmeyer memulai penggunaan R/3 tepat pada saat fasilitas dan pesanan pelanggan terpenuhi. Namun demikian, karena kesalahan data, customers sales histories menjadi tidak accurate. Foxmeyer harus mengeluarkan sekitar US$ 16 juta untuk memperbaiki kesalahan dalam pesanan selama 6 minggu pertama. Maka dari itu, Foxmeyer hanya merealisasikan penghematan setengah dari yang telah diproyekkan. Beberapa masalah tidak dapat diperbaiki, dan berpotensi terjadinya kebangkrutan. Tagihan implementasi terakhir lebih dari US$ 100juta, tetapi kinerja R/3 masih belum seperti yang diharapkan Foxmeyer. Hal ini terlihat dari kinerja R/3 yang bekerja dengan lambat, melebihi anggaran, dan gagal mengirimkan keuntungan yg diharapkan. Pada 1996, Foxmeyer terpaksa mengajukan pernyataan bangkrut. Foxmeyer

mengalami beban pengeluaran yang sangat banyak untuk membeli computer baru, software dan konsultan. Pada bulan November 1996, McKesson Corp., pesaing terbesar Foxmeyer mengakuisisi Foxmeyer hanya seharga US$ 80juta.

Referensi http://imankhunze.blogspot.com/2009/01/nama-firmansyah-hanry-tuahunse-no.html http://hermanzacharias.wordpress.com/2012/03/16/review-penerapan-erp-di-pt-bentoelprima/

You might also like