You are on page 1of 16

MAKALAH FARMAKOKINETIKA BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKUIVALENSI

OLEH:

NIKEN PRAWESTI ANDI ADE NURQALBI AGUNG M. APRILIYANTI ISMAYANI MUHARDI

F1F1 10 004 F1F1 10 006 F1F1 10 010 F1F1 10 074 F1F1 10 106

JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2012

KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis memperoleh kesehatan dan kekuatan untuk dapat menyelesaikan makalah farmakokinetik ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak, khususnya kepada dosen pembibing atas kesediaannya dalam membimbing sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari sepenuhnya atas keterbatasan ilmu maupun dari segi penyampaian yang menjadikan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan dari semua pihak untuk sempurnanya makalah ini.

Kendari, Maret 2012

Penulis

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2 DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3 BAB I ...................................................................................................................... 4 PENDAHULUAN .................................................................................................. 4 A. B. C. Latar belakang .......................................................................................... 4 Rumusan masalah ..................................................................................... 6 Tujuan ....................................................................................................... 6

BAB II ..................................................................................................................... 7 PEMBAHASAN ..................................................................................................... 7 A. Definisi bioavailabilitas dan bioekivalensi ............................................... 7

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinetika absorpsi obat .............. Error! Bookmark not defined. C. Gambaran secara matematik laju absorpsi obat .... Error! Bookmark not defined. BAB III ................................................................................................................. 15 KESIMPULAN ..................................................................................................... 15 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Di Indonesia, farmakokinetik mulai dikenal sejak pertengahan tahun 70-an. Sejak itu pengajaran dan penelitian dibidang farmakokinetik mulai bersemi. Dewasa ini ilmu farmakokinetik sudah berkembang demikian pesat, dan telah banyak dimanfaatkan oleh berbagai bidang ilmu, misalnya biofarmasetika untuk pengembangan formula baru, oleh dunia klinik untuk menentukan regimen dosis untuk pasien, oleh dunia industry umunya untuk pengembangan produk yang memenuhi persyaratan bioavailablility, serta dalam pengembangan senyawa obat baru, baik kimia sintetik ataupun dari bahan alam, dalam uji pra klinik. Ilmu Biofarmasetika dan farmokinetika obat dan produk obat bermanfaat untuk memahami hubungan antara sifat sifat fisika kimia dari produk obat dan efek farmakologi atau efek klinik. Studi biofarmasetika membutuhkan penyelidikan berbagai faktor yang mempengaruhi laju dan jumlah obat yang dicapai sirkulasi sistemik. Hal ini berarti biofarmasetika melibatkan faktor-faktor yang mempengaruhi pelepasan obat dari suatu produk obat, laju pelarutan, dan akhirnya bioavailabilitas obat tersebut. Farmakokinetik secara definitif adalah ilmu yang mempelajari kinetika absorbsi obat, distribusi, dan eliminasi (metabolisme dan ekskresi). Setelah obat masuk ke dalam tubuh, molekul obat akan diabsorbsi dari gastrointestinal. Kecepatan absorbsi dan eliminasi menentukan kadar obat dalam darah yang dicapai oleh sirkulasi sistemik, organ, jaringan dan sel.

Setelah diabsorbsi, obat akan mengalami metabolisme di dalam hati, dikeluarkan dari hati ke empedu atau mencapai sirkulasi sistemik. Beberapa obat dibuat dan dipasarkan oleh lebih dari satu pabrik farmasi. Dari studi biofarmasetik member fakta yang kuat bahwa metode fabrikasi dan formulasi dengan nyata mempengaruhi bioavailabilitas obat tersebut. Karena kebanyakan produk-produk obat mengandung jumlah bahan obat aktif yang sama, maka dokter, farmasis dan orang lain yang menulis resep, menyalurkan atau membeli obat harus memilih produk yang memberikan efek terapeutik yang ekivalen. Untuk memudahkan mengambil keputusan tersebut, suatu pedoman telah dikembangkan oleh US Food and Drug Administration (FDA). Berdasarkan penjelasan di atas maka pada makalah ini akan dibahas tentang Bioavailabilitas dan Bioekivalensi.

B. Rumusan masalah Rumusan masalah yang diangkat pada makalah ini yaitu: 1. Apa definisi bioavailablitas dan bioekivalensi ? 2. Apa saja tipe bioavailabilitas ? 3. Apa saja faktor efek bioavailabilitas ? 4. Bagaimana metode dan kriteria dari uji bioavailabilitas ? C. Tujuan Tujuan yang diangkat pada makalah ini: 1. Untuk mengetahui definisi bioavailablitas dan bioekivalensi 2. Untuk mengetahui apa saja tipe bioavailabilitas 3. Untuk mengetahui faktor efek bioavvailabilitas 4. Untuk mengetahui metode dan kriteria dari uji bioavailabilitas

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi bioavailabilitas dan bioekivalensi 1) Bioavailabilitas Bioavailabilitas menunjukan suatu pengukuran laju dan jumlah obat yang aktif terapeutik yang mencapai sirkulasi umum. Studi bioavailabilitas dilakukan baik terhadap bahan obat aktif yang telah disetujui maupun terhadap obat dengan efek terapeutik yang belum telah disetujui oleh FDA untuk dipasarkan. Formulasi baru dari bahan obat aktif atau bagian terapeutik sebelum dipasarkan harus disetujui oleh FDA. FDA dalam menyetujui suatu produk obat untuk dipasarkan harus yakni bahwa produk obat tersebut aman dan efektif sesuai label indikasi penggunaan. Selain itu obat juga harus memenuhi seluruh standar yang digunakan dalam identitas, kekuatan, kualitas dan kemurnian. Untuk meyakinkan bahwa standar-standar tersebut telah dipenuhi, FDA menghendaki studi bioavailabilitas / farmakokinetik dan bila perlu persyaratan bioekivalensi untuk semua produk. Studi bioavailabilitas dilakukan baik terhadap bahan obat yang aktif yang telah disetujui maupun terhadap obat dengan efek terapeutik yang belum disetujui oleh FDA untuk dipasarkan. FDA dalam menyetujui suatu produk obat untuk dipasarkan harus yakin bahwa obat tersebut aman dan efektif sesuai label indikasi penggunaan. Selain itu, produk obat juga harus memenuhi seluruh standar yang digunakan dalam identitas,

kekuatan, kualitas, dan kemurnian. Untuk meyakinkan bahwa standarstandar tersebut telah dipenuhi, FDA menghendaki studi bioavailabilitas atau farmakokinetik dan bila perlu persyaratan bioekivalensi suatu produk. Studi bioavailabilitas in-vivo juga dilakukan terhadap formulaformula baru dari bahan obat aktif yang telah mendapat persetujuan NDA dan disetujui untuk dipasarkan. Maksud dari studi ini adalah untuk menentukan bioavailabilitas dan karakterisasi farmakokinetik formulasi, bentuk sediaan, garam atau ester baru terhadap suatu formula pembanding. Setelah bioavailabilitas dan parameter-parameter farmakokinetik dari bahan obat aktif diketahui, aturan dosis dapat diajukan untuk mendukung pemberian label obat. Studi biavailabilitas berguna dalam menetapkan produk obat dalam kaitan pengaruhnya terhadap

farmakokinetik obat.

2) Bioekivalensi Alasan utama dilakukannya studi bioekivalensi oleh karena produk obat yang dianggap ekivalen farmasetik tidak member efek terapeutik yang sebanding pada penderita. Bioekivalensi yaitu kesetaraan pola kerja (kadar dan reabsorsbsi) dari dua obat yang berisi zat aktif yang sama. Hal ini sangat penting untuk sediaan obat yang luas terapinya sempit, yang aktivitasnya tergantung dari kadar plasma yang tetap. Dalam suatu studi biooekivalensi, satu formulasi obat dipilih

sebagai standar pembanding dari formulasi obat yang lain. Standar

pembanding hendaknya mengandung obat aktif terapetik dalam formulasi yang paling banyak berada dalam sistemik (yakni larutan atau suspensi) dan dalam jumlah sama seperti formulasi lain yang dibandingkan. Pembanding hekdaknya diberikan dengan rute sama seperti formlasi yang dibandingkan kecuali kalau suatu rute lain atau rute tambahan diperlukan untuk menjawab masalah farmakokinetik tertentu.

B. Tipe Bioavailabilitas Tipe-tipe bioavailabilitas diantaranya: 1) Availabilitas Relatif Availabilitas relatif adalah ketersediaan sistemik suatu produk obat dibandingkan terhadap suatu standar yang telah diketahui. Availabilitas relative dari dua produk obat yang diberikan pada dosis dan rute pemberian yang sama dapat diperoleh dengan persamaan berikut : Availabilitas relatif =

Jika dosis yang diberikan berbeda, suatu koreksi untuk dosis dibuat, seperti berikut : Availabilitas relatif =

Data ekskresi obat lewat urin dapat digunakan untuk mengukur availbilitas relatif apabila jumlah total obat yang diekskresi dalam urin dikumpulkan. Dengan data urin, dapat ditentukan sebagai berikut :

Prosen Availabilitas relatif = Du adalah jumlah total obat yang diekskresi daam urin 2) Availabilias Absolut Cara menghitung bioavailabilitas ini adalah membagi luas dibawah kurva (area under the curve/AUC) pada kurva hubungan antara kadar obat versus waktu setelah pemberian obat tunggal dibagi dengan AUC pada pemberian obat yang sama melalui IV.

Dalam persamaan yaitu : Availabilitas absolut = Dari data plasma, dapat ditentukan sebagai berikut : Availabilitas relatif = Apabila menggunakan data urin, dapat ditentukan sebagai berikut : Availabilitas absolut =

C. Faktor Efek Bioavailabilitas 1. Kecepatan dan tingkat pembebasan zat berkhasiat dari suatu bentuk sediaan farmasi (misalnya degree atau tablet) 2. Kecepatan absorbsi dan kuota absorpsi dari zar berkhasiat yang dibebaskan 3. Tingkat first pass effect Banyak obat pada jalur absorbsinya keluar dari saluran lambungusu mengalami first pass effect yang jelas yang sebagian besar akan penguraian metabolik sebelum sampai ke peredaran darah sistemik dan dengan demikian kehilangan efektivitasnya. First pass effect yang menonjol menyebabkan bioavailabilitas pada pemberian oral jelas berkurang. D. Metode dan Kriteria dari Uji Bioavailabilitas Beberapa metode langsung dan tidak langsung digunakan untuk menghitung bioavailabilitas pada manusia. Pemilihan metode tergantung pada tujuan, metode analisis untuk menetapkan kadar obat dan sifat produk obat. Beberapa parameter-parameter dalam penentuan bioavailabilitas suatu obat. 1. Data Plasma, meliputi : tmaks tmaks adalah waktu yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi maksimum setelah pemberian obat. Pada tmaks absorbsi obat adalah maksimum dan laju obat sama dengan laju eliminasi. Harga tmaks

menjadi (berarti sedikit waktu yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi plasma puncak) bila laju absorbsi menjadi lebih cepat. Cpmaks Cpmaks menunjukkan konsentrasi obat maksimum dalam plasma setelah pemberian obat secara oral. Cpmaks memberi suatu petunjuk bahwa obat cukup diabsorbsi secara sistemik untuk member suatu respon terapetik dan menunjukkan adanya kadar toksik obat. AUC (Area Under the Curve) Area Under the Curve adalah suatu ukuran dari jumlah bioavailabilitas suatu obat. Parameter ini mencerminkan jumlah total obat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik. AUC merupakan area dibawah kurva kadar obat dalam plasma-waktu dari t = 0 sampai t = . = Dimana : F = frkasi dosis terabsorbsi D0 = dosis K = laju eliminasi Vd = Volume distribusi =

AUC tidak bergantung pada rute pamberian dan proses eliminasi obat seleam proses eliminasi obat tidak berubah.

2.

Data Urin Du Du merupakan jumlah kumulatif obat yang diekskresi dalam urin secara langsung berhubungan dengan jumlah total obat terabsorbsi.

Bila obat dieliminasi secara sempurna, konsentrasi obat dalam plasma mendekati nol dan diperoleh jumlah maksimum obat yang diekskresi diurin. dDu/dt dDu/dt adalah laju ekskresi obat dalam urin. Oleh karena sebagian besar obat dieliminasi dengan proses laju orde kesatu. t t merupakan waktu untuk terjadi ekskresi maksimum dalam urin. t merupakan suatu parameter yang berguna dalam studi bioekivalensi yang membandingkan beberapa produk obat.

3.

Efek Farmakologi Akut Efek farmakologi akut seperti efek pada diameter pupil, kecepatan denyut jantung, atau tekanan darah dapat digunakan sebagai indeks dari bioavailabilitas. Penggunaan efek farmakologi akut untuk menentukan

bioavailabilitas memerlukan adanya kaitan dosis-respon. Dengan demikian, bioavailabilitas dapat ditentukan dengan memeriksa kurva dosis-respon maupun total area dari kurva efek farmakologi akut-waktu. 4. Pengamatan Klinik Perbedaan respon klinik mungkin disebabkan oleh perbedaan farmakokinetik dan farmakodinamik obat antar individu. Produk obat yang bioekivalen harus mempunyai bioavailabilitas sistemik yang sama, sehingga respon obat yang sama dapat diperkirakan. Karena perubahan respon klinik antar individu yang tidak dikaitkan dengan bioavailabilitas mungkin disebabkan adanya perbedaan dalam farmakodinamik obat. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku farmakodinamik obat yaitu : Umur Tolenransi obat Interaksi obat Faktor patofisiologik yang tidak diketahui

BAB III KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah: 1. Bioavailabilitas menunjukan suatu pengukuran laju dan jumlah obat yang aktif terapeutik yang mencapai sirkulasi umum. Sedangkan Bioekivalensi yaitu kesetaraan pola kerja (kadar dan reabsorsbsi) dari dua obat yang berisi zat aktif yang sama. Hal ini sangat penting untuk sediaan obat yang luas terapinya sempit, yang aktivitasnya tergantung dari kadar plasma yang tetap. 2. Tipe-tipe bioavailabilitas diantaranya availabilitas relative dan availabilias absolute 3. Faktor Efek Bioavailabilitas antara lain : Kecepatan dan tingkat pembebasan zat berkhasiat dari suatu bentuk sediaan farmasi (misalnya degree atau tablet) Kecepatan absorbsi dan kuota absorpsi dari zar berkhasiat yang dibebaskan Tingkat first pass effect

4. Beberapa metode langsung dan tidak langsung digunakan untuk menghitung bioavailabilitas pada manusia. Pemilihan metode tergantung pada tujuan, metode analisis untuk menetapkan kadar obat dan sifat produk obat.

DAFTAR PUSTAKA

You might also like