Professional Documents
Culture Documents
1.1.
Latar Belakang Tekanan darah jantung dapat dipengaruhi oleh pekerjaan, tempat
tinggal, gaya hidup, jenis kelamin dan ras. Penyakit jantung menduduki tempat ke tiga terbesar yang dapat mengakibatkan kematian di Indonesia, dengan penyebab yang berbedabeda, diantaranya faktor stress, sehingga beban kerja jantung meningkat. Jantung merupakan organ penting yang berfungsi memompakan darah ke seluruh tubuh sehingga tubuh dapat melakukan proses metabolisme yang menghasilkan energi tubuh untuk melakukan berbagai aktivitas. Asuhan keperawatan menunjang peranan penting dalam mengadaptasikan pasien yang mengalami penyakit infark miokard sehingga penulis membuat atau menyusun laporan ini. 1.2. a. b. Tujuan Penulisan Tujuan Penulisan adalah sebagai berikut : Mengetahui dan mempelajari tentang asuhan keperawatan pasien yang mengalami penyakit Miokard Infark Memperoleh pengalaman dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami penyakit Infark Miokard 1.3. Ruang Lingkup jantung bertambah dan
Ruang lingkup pembahasan dalam makalah ini meliputi tinjauan teoritis tentang infark miokard dan asuhan keperawatan terhadap pasien Tn. T dengan infark Miokard 1.4. Metode Penulisan Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode deskriptif yaitu dengan tahapan sebagai berikut : study literatur, dimana penulis menggunakan buku- buku sumber sebagai bahan acuan dan study kasus untuk mengaplikasikan proses keperawatan yang kemudian diterapkan dalam study lapangan sehingga pada akhirnya di dapat suatu asuhan keperawatan yang tersusun secara sistematis. 1.5. BAB I Sistematika Penulisan Sistematika penulisan makalah ini tersusun sebagai berikut : : Pendahuluan yang meliputi latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup pembahasan, metode penulisan, dan sistematika penulisan BAB II BAB III BAB IV : Tinjauan teoritis yang meliputi konsep dasar dan asuhan keperawatan : Tinjauan kasus meliputi : pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi : Kesimpulan dan saran
2.1.
Anatomi Fisiologis Jantung merupakan organ otot yang berbentuk menyerupai jantung
pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan di sebut juga basis kordis.Terletak dalam rongga anterior). Sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, di atas diafragma dan pangkalnya terdapat di belakang kiri antara costa 5-6 dua antara 250- 300 gram. Jantung dipersarafi olah nervus para simpatikus khususnya cabang dari nervus vagus yang bekerja memperlambat kerja jantung, jantung dapat bergerak yaitu mengembung dan menguncup disebabkan oleh rangsangan yang berasal dari susu nan saraf otonom . Otot jantung merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot saraf lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu di luar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom) Dalam kerjanya otot jantung mempunyai 3 periode : 1. 2. Periode konstriksi (sistol, suatu keadaan dimana jantung bagian ventrikel dalam keadaan menguncup) Periode dilatasi (diastole, susunan keadaan dimana jantung mengembang) jari dibawah papila mamae, pada tempat ini teraba adanya pukulan jantung. Berat jantung dada sebelah depan (kavum mediastinum
3.
Periode istirahat, waktu antara periode konstriksi dan dilatasi dimana jantung berhenti kira-kira sepersepuluh detik
2.2.
Pathofisiologi Iskemia yang berkangsung lebih dari 30-45 menit akan menyebabkan
kerusakan selulae yang irreversibeldan kematian otot atau nekrosis. Bagian miokardium yang mengalami infark/ nekrosois akan berhenti berkontraksi secara permanen. Otot yang mengalami akan mengalami serangkaian perubahan selama berlangsungnya proses penyembuhan. Mula- mula otot yang mengalami infark tampak memar dan sianosis akibat teputusnya aliran darah regional. Infark miokardium jelas akan mengurangi fungsi ventrikel karena otot yang nekrosis akan kehilangan daya kontraksi. Sedangkan otot disekitarnya juga mengalami gangguan daya kontraksi, secara fungsional infark miokardium akan menyebabkan perubahan-perubahan seperti pada iskemia. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Daya kontraksi menurun Gerakan dinding abnormal Perubahab daya kembang dinding ventrikel Pengurangan curah sekuncup Pengurangan fraksi ejeksi Peningkatan volume akhir sistolik dan diastolik vetrikel Penigkatan tekanan akhgir diastolik ventrikel Kondisi hemodinamika sesudah infark miokardium bervariasi, curah jantung dapat berkurang sedikit atau dsipertahankan dalam batas- batas normal Meningkatnya frekuensi jantung biasanya tidak berlangsung terusmenerus kecuali jika terjadi defresi mikardium yang hebat. Tekanan darah merupakan fungsi interaksi antara depresi miokardium dan reflek otonom. Respon otonom terhadapp infark miokardium tidak selalu
yang terancam
Infark miokardium klasik pertama disertai gambaran klinis yang terdiri dari gambaran nyeri dada yang berlangsung lama dan hebat boiasanya dusertai mual, keringat dingin, muntah dan perasaan seakan-akan sedang menghadapi ajal. Tetapi 20%-605% kasus infark yang tidak fatal bersifat tersembunyi atau asimptomatik. Kedua meningkatnya kadar enzim-enzim jantung yang dilepaskan oleh sel-sel yang dilepaskan miokardium yang nekrosis. Pola peningkatan enzim mengikuti perjalanan waktu yang khas sesudah terjadinya infark miokardium. Akhirnya selama infark akut akan terlihat perubahan-perubahan pada elektro kardiografi, yaitu gelombang Q yang nyata, kelevasi segmen ST , dan gelombang T terbelik. Perubaha-perubahan ini tampak pada hantaran yang terletak di atas daerah miokardium yamg mengalami nekrosis. 2.3. Pengkajian Keperawatan a. Data Subjektif Didasarkan atas persepsi pasien terhadap nyeri : Lokasi nyeri dan penyebarannya Pada infark miokard nyeri terjadi pada dada kiri dan menyebar ke bah, leher, rahang dan lengan bagian dalam hingga Timbul nyeri dan lamanya Nyeri dada mikard infark ini dapat timbul baik saat istirahat ataupun saat istirahat. Jadi tidak berhubungan dengan aktivitas atau perubahan posisi. Lama nyeri lebih dari 30 menit dan tidak hilang dengan pemberiasn nitrogliserin. Pemberian nitrogliserin ini dapat diulang setiap 5 menit untuk 3 kali berturut-turut, tapi jika pemberian 3 kali nyeri tetap tidak hilang tidak perlu pergelangan tangan.
dilanjutkan karena hal tersebut menggambarkan bahwa pasien tersebut terserang infark miokard. Kualitas nyeri Nyeri seperti dipukul atau ditimpa benda berat disertai nyeri abdomen (kadang) ada gangguan pencernaan (mual, muntah, anoreksia) Nyeri timbul secara tiba- tiba lebih hebat dan lebih lama dari angina pektoris Faktor faktor yang berhubungan dengan nyeri : - Aktivitas - Stress - Istirahat Perasan tidak berdaya Adanya riwayat penyakit jantung b. Data Objektif 1. Tingkah laku gelisah 2. Terjadinya perubahan-perubahan tanda vital : Peningkatan atau penurunasn denyut jantung Peningkatan kecepatan respirasi Penurunan tekanan darah lain : berkeringat dingin, muntah-muntah perubahan irama jantung yang tiba-tiba 4. Adanya faktor resiko 5. Peningkatan suhu 1-12 jam pertama setelah serangan infark 6. Pada infark miokard yang luas terdengar bunyi jantung 4 kadang-kadang juga bunyi jantung 3 7. Terdengar mur-mur sistolik jika terjadi : Disfungsi m. papilaris
3. Tanda-tanda
c. Test diagnostik Pada EKG Peubahan bertahap berupa : Hiperakut gelombang T Segmen ST elevasi Segmen ST depresi Gelombang Q patologis Gelombang T inverted Pemeriksaan enzim darah Enzim CPK SGOT LDH Mulai meningkat 2-8 jam 18- 12 jam 24-48 jam Puncak 12- 20 jam 18- 36 jam 3-6 jam Normal 3-4 hari 3-4 hari 8-18 hari
Lekosit meningkat menjadi 12-15.000 mm mulai beberapa jam setelah serangan sampai 3-7 hari Kateterisasi jantung untuk mengevaluasi : Fungsi ventrikel kiri dan ventrikel kanan Adanya komplikasi Efek obat-obatan Status hemodinamika
2.4.
Diagnosa Keperawatan 1. Perubahan pertukaran gas sehubungan dengan peningkatan tekanan kapiler akibat bendungan jantung
2. Penurunan curah jantung sehubungan dengan perubahan denyut jantung (kecepatan irama) penurunan pre load 3. Gangguan rasa nyaman : nyeri dada sehubungan iskemi jaringan jantung 4. Tidak toleransi terhadap aktivitas sehubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan oksigen 5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan sehubungan dengan mual-mual dan muntah, anoreksia 6. Kecemasan sehubungan dengan ancaman terhadap perubahan status kesehatan, ancaman kematian 7. Gangguan elimnasi sehubungan dengan inaktifitas 8. Kurang pengetahuan (spesifik) 2.5. Perencanaan / Implementasi / Evaluasi 1. Perubahan pertukaran gas Perawatan convalecent Mulailah dengan latihan nafas dalam 2. Penurunan cardiac output Penurunan cardiac output Evaluasi tanda-tanda vital tiap 15 menit Amati/ monitoring EKG terhadap tanda-tanda aritmia Pasang infus dengan glukosa 5% asal tetyes untuk pemberian obat-obatan emergensi Auskultasi suara nafas dan kekuatan jantung tiap 1-4 jam Berikan obat-obatan cardiac tonic sesuai program Siapkan untuk pemasangan cup bila diperlukan Perawatan Convalecent Monitoring komplikasi dini : hipotensi , arythmia , payah jantung dan ruptur jantung
3. Gangguan rasa nyaman : Nyeri dada akut Perawatan Akut Fasilitasi agar pasien dapat istirahat baik fisik maupun mental Berikan morfin sulfhat / pethidin IV sesuai program medis Lakukan pemeriksaan EKG untuk dokumentasi iskemik selama episode chest pain dan monitoring tanda-tanda vital EKG Perawatan Convalecent Berikan nitrat gliserin long acting sesuai program medis Batasi aktivitas untuk mencegah nyeri jika di perlukan Perawatan Akut Ijinkan pasien untuk sesekali duduk dengan ditopang Bantu untuk pemenuhan aktifitasnya Lakukan latihan pasif untuk mencegah tromboemboli Anjurkan untuk melakukan pergerakan sendi setelah tempat tidur pada interval pendek -
tanda-tanda infark akut mereda Perawatan convalecent Mulailah dengan fase rehabilitasi Anjurkan untuk melakukan aktifitas secara bertahap
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan Berikan diit cair atau makanan lunak rendah garam Hindari minuman yang mengandung carbonat, terlalu panas atau dingin ataupun cafein Batasi intake natrium Monitoring intake dan output dengan mencatat untuk mendeteksi dan mencegah kelebihan cairan
10
Berikan cairan IV jika pasien mau makan karena mual atau muntah- muntah
6. Kecemasan diatasi dengan : Berikan support pada pasien dan keluarganya secara berkesinambungan Berikan obat-obat transquilizer seperti diazepam (valium) sesuai program Tinggalah bersama pasien atau mengizinkan keluarga untuk bersamanya Jelaskan prosedur yang dilakukan kepadanya Berikan pelunak fekal (laksative ) Anjurkan pasien untuk tidak mengedan saat bab Hindari huknah dan insersi pada rektal unbtuk mencegah stimulasi vagal 8. Kurang pengetahuan Berikan penjelasan tentang Penyakit Pengobatan pada unit jantung 7. Gangguan eliminasi diatasi dengan : -
Selanjutnya anjurkan pasien dan keluarga tentang : Penyebab penyakit Faktor resiko Program exercise Diet Obat-obatan yang harus dimakan Komplikasi
Hal- Hal Yang Diharapkan Dari Pasien 1. Pasien terbebas dari rasa nyaman nyeri
11
Pasien mengungkapkan tidak merasa nyeri Tekanan darah dan denyut jantung dalam batas normal Kulit hangat Tampak wajah relax
2. Curah jantung membaik EKG dalam batas-batas normal Tanda vital dalam batas normal Elektrolit dalam batas normal PO2 dalam batas normal PCO2 dalam batas normal Pasien tidak mengeluh sulit bernafas Pasien dapat bernafas dengan normal Tidak terjadi sianosis Tidak terjadi pengeluaran keringat terlalu banyak
12
A. PENGKAJIAN I. PENGUMPULAN DATA a. Biodata Nama klien Umur Jenis kelamin Pendidikan Agama Pekerjaan Suku bangsa Alamat Dx Medis No Reg Tgl masuk Tgl dikaji : Tn .T : 65 tahun : Laki-laki : SD : Islam : Pensiunan TNI-AD : Batak : Jl. Lauwi Gajah Cimahi : Miokard Infark : 2367/XII/2002 : 29-12-02 : 29-12-02
13
1.
nyeri dada sebelah kiri menjalar ke punggung, ke bahu sampai lengan kiri, nyeri dirasakan terus menerus kurang lebih 45 menit dan nafas terasa sesak .
2.
bertambah jika klien melakukan aktivitas seperti ke dirasakan seperti terhimpit benda
mandi dan sedikit berkurang jika klien beristirahat, Nyeri dada berat dan menyebar ke punggung, bahu, dan lengan kiri sehingga klien tidak mampu melakukan aktivitas. Nyeri dada dirasakan hilang timbul kurang lebih 30 menit, dengan skala 3 (menggunakan skala 1-5 ) 3. Keluhan Saat Didata : klien mengeluh nyeri dada disertai lemah dan pusing c. Riwayat Kesehatan Masa Lalu Klien mempunyai kebiasaan merokok usia 40 tahun Pada tahun 2000 klien dirawat kembali dengan keluhan yang sama Obat yang dikonsumsi Os selama berobat jalan : Fasorbid Captopril Aspilet 3 x 5 mg 3 x 12.5 mg kurang lebih 12 batang /hari sejak usia 25 tahun dan berhenti merokok pada
14
d. Riwayat Kesehatan Keluarga : Klien mengatakan di dalam keluarganya ada yang menderita hipertensi yaitu ayah, ibu , nenek dan kedua saudaranya
e. Struktur Keluarga : GENOGRAM STRUKTUR KELUARGA : Perempuan hipertensi : Laki-laki hipertensi : Perempuan sehat : Laki-laki sehat : Klien
f. No 1
Data Biologis Kebiasaan Sehari-hari Pola makan dan minum a. Pola makan - Frekuensi - Jumlah - Gangguan 3 x kali sehari 3x1 porsi makan habis tidak ada 3 x sehari 3x 7-8 sendok makan Sebelum sakit Selama sakit
15
nasi, sayur, lauk rendah garam ada sudah berhenti merokok sebelumnya klien mengkonsumsi rokok 8-10 batang /hari
ada berupa mual Ml, sayur, lauk rendah garam Tidak merokok
b. Pola minum 2. Frekuensi Jumlah Jenis 5-6 gelas /hari 1,5 liter / hari air putih, susu , teh 6.7 gelas sehari 2 liter sehari air putih , susu
Eliminasi dan Defekasi a. BAB b. BAK Frekuensi Jumlah Warna Gangguan Klien bekerja sebagai Pola aktivitas karyawan dengan intensitas kerja 8 jam , aktivitas kerja tidak terlalu berat selama dirawat Klien tidak dibolehkan untuk beraktivitas yang berat yang bisa frekuensi Konsistensi Gangguan 1x sehari lembek tidak ada 1x sehari lembek tidak ada
16
menimbulkan nyeri dada 4 Pola kebersihan g. mandi gosok gigi cuci rambut Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan Umum a. Kesan Umum b. Penampilan c. Kesadaran d. Tinggi badan e. Berat badan a. TD b. Suhu 3. kepala : sakit sedang : lemah : komposmentis : 165 cm : 70 kg c. Nadi : 100 x /menit d. Respirasi : 20x .menit rambut berwarna hitam, kusam, kulit kepala kotor, tidak ada lesi, tidak ada rontok, allopesia tidak ada , distribusi rambut merata 4. Muka /wajah : bentuk simetris dan ekspresi muka meringis jika nyeri dada timbul 5. Mata : simetris kiri dan kanan, kon jungtiva ananemis, sklera anikterik, pupil isokor , pada palpebra tidak ada oedema dan pasien dapat membaca pada jarak lebih dari 30 cm tanpa menggunakan alat bantu 6. Hidung : simetris, sekret tidak ada , dapat membedakan bau (kayu putih dengan parfum) 2x sehari 2x sehari 2x seminggu 1x sehari 2x sehari belum pernah cuci rambut
17
simetris kiri dan kanan , serumen ada dan os dapat mendengar suara dengan jelas
: : : : :
simetris atas dan bawah bersih, ada caries di geraham kiri bagian bawah, gigi berwarna putih warna merah muda, tidak ada radang warna merah muda, tidak ada radang tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid, tidak ada peningkatan pada kelenjar vena jugularis maupun kelenjar getah bening
: :
bentuk simetris tidak ada nyeri tekan tidak ada retraksi dada respirasi 24 x /menit bunyi nafas vesikuler, tidak ada kelainan bunyi nafas adannya bunyi mur-mur denyut jantung 104 kali / menit dan irama jantung yang irreguler : bersih dan tidak ada pembesaran : bentuk datar dan supel tidak ada lesi , nyeri tekan ada pada regio epigastrium
13. Anus dan rektum: Klien mengtakan tidak ada kelainan pada anus dan rektum 14. Genetalia 15. Ektrimitas a. atas b. bawah : tidak terpasang infus, klein dapat melakukan flexi dan ektensi : klien dapat melakukan flexi dan ekstensi, reflek patela (+) oedema tidak ada h. Data psikologis : -
18
1. Keadaan emosional: Klien merasa cemas akan sakitnya 2. Pola interaksi 3. Gaya komunikasi 4. Konsep diri Peran diri : Pasien selama di rumah sakit dapat menjalankan fungsinya Ideal diri sebagai kepala keluarga dengan mendelegasikan kepada isterinya : Pasien berharap segera sembuh dari penyakaitnya dan segera pulang dari perawatan seperti pasien yang lain yang telah pulang perawatan dalam keadaan sembuh i. Data sosial 1. Pendidikan 2. Hubungan sosial 3. Gaya hidup : Pendidikan terakhir SD : Hubungan klien dengan pasien yang lain cukup baik : Dilihat dari cara berpakaiannya klien tampak hidup sederhana j. Data Spiritual Klien beragama islam dan suka melakukan ibadah shalat di tempat tidur k. Data Penunjang
Pemeriksaan 1. Hematologi 2. Leukosit 3. Hematokrit 4. SGOT Tgl 29/12/02 12,5 gr % 10,5 rb/mm 36 % 14 U/L 27 U/L Hasil Pemeriksaan Tgl 30/12/02 Tgl 31/12/02 9,78 mg / dl 3,9 mg / dl Nilai normal 12,5-16,0 gr% 4,6-6,2rb/mm 40-48 % 16-40 U/L
Interpretasi
: Klien mampu berinteraksi dengan perawat, keluarga dan pasien yang lain : Klien dapat berkomunikasi secara verbal
19
10. GD puasa
Pemeriksaan EKG tanggal 29/ 12 /2002 Hiperakut gelombang T Segmen ST elevasi Gelombang pathologis disertai peninggian segmen ST yang konveks dan diikuti gelombang T yang negatif dan simetrik Kelainan Q yang menjadi lebar
l. Pengobatan II. Nama Umur Ruang Tensivak 5 mg Captopril 12,5 mg aspilet/astika ANALISIS DATA : TN T : 65 tahun : Ruang perawatan VIII Kemungkinn penyebab Penyempitan / penyumbatan pembuluh darah Perfusi darah ke jaringan Masalah Gangguan rasa nyaman : nyeri
No Data yang menyimpang 1 Ds: -Os merasa sakit pd dada sebelah kiri menyebar ke lengan kiri terutama stl
20
beraktivitas (ke KM) Do : terasa TD : 170/110 mmHg /menit menit 2. S : 37 R : 20 x/ N : 100 x Os meringis kesakitan jika nyeri
terhambat Suplai O2 tidak sesuai dengan kebutuhan erfusi darah Kompensasi tubuh terhadap peningkatan kebutuhan o2 Metabolisme anaerob Asam laktat meningkat Nyeri Perfusi darah Penurunan Cardiac Output
Ds : kepala berdebar klien mengeluh cepat lelah jika banyak beraktivitas Do : Denyut klien mengeluh dada klien mengeluh sakit
Perfusi darah ke jaringan jantung berkurang Hipoksia Penurunan energi asidosis Perfusi darah Perubahab irreversibel pada sel dan jaringan jantung Perfusi darah Menekan fungsi miokardium
21
jantung 100 x./menit Irama jantung tidak teratur TD : 170/110 mmHg menit 3 menit Hasil EKG Inversi gelombang T , elevasi segmen ST, gelombang Q yang nyata Capillary reffil 5 detik Ds : Os mengatakan badannya lemah Os mengatakan badannya cepat lelah jka melakukan 4. aktivitas S : 37 c R : 20 x / N : 100 x /
Intoleransi Penurunan aliran O2 ke otot jantung Penurunan metabolisme di dalam sel Pembentukan ATP dan energi menurun Kelelahan / kelemahan aktivitas
22
Do : Nilai Os tampak Sebagian klien dibantu oleh perawat dan angg. keluarga 170/110 mmHg /menit menit Ds : - klien merasa cemas akan kesembuhan penyakitnya Do : - klien tampak gelisah S. : 37 c R. : 20 x / N : 100 x TD : kekuatan otot +5 lemah aktivitas
informasi Ancaman perubahan status kesehatan Pasien merasa tidak nyaman Cemas
III.
DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS 1. Penurunan cardiac output sehubungan dengan penurunan mengeluh sakit kepala, dada kontraksi miokardium dengan O2
berdebar, cepat lelah, heart rate 100x /menit, irama jantung tidak
23
teratur, TD 170/ 110 mmHg , nadi 100 x/ menit, suhu 37c , R 20x / menit , hasil EKG inversi gelombang T elevasi segmen ST gelombang Q yang nyata 2. Gangguan rasa nyaman : nyeri s/d suplai O2 tidak sesuai dengan kebutuhan ditandai dengan os merasa sakit da setelah beraktivitas, klien tampak kesakitan 3. Intoleransi aktivitas s/d penurunan pembentukan ATP dan energi ditandai dengan klien mengatakan badannya terasa lemah, badan cepat lelah dan aktivitas klien dibantu oleh perawat dan keluarga 4. Gangguan rasa aman : cemas s/d kurang pengetahuan/ informasi ditandai dengan klien merasa cemas akan kesembuhan penyakitnya dan klien tampak gelisah
24
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN Nama Umur Ruang No 1 : Tn T : 65 th : VIII Diagnosa Keperawatan Penurunan cardiac output s/d penurnan kontraksimiokardiu ditandai : Ds: dada a tersa berdebar at lelah Do : Cep (jangka panjang ) Klien menunjukkan Dad normal Os mengeluh sakit Tujuan Cardiac output meningkat dengan kriteria : (jangka pendek ) / menit Irama jantung teratur Tekana n darah kembali Pantau irama jantung dan catat disritmia denyut jantung normal 60-80x kualitas dan kesamaan nadi sesuai indikasi Perencanaan Intervensi evaluasi Rasionalisasi Penuruna n curah jantung mengakibatkan penurunan atau kelemahan nadi, ketidak teraturan diduga disritmia yang memerlukan evaluasi lanjut Dengan memantau frekuensi dan irama jantung serta mencatat disritmia maka dapat diketahui
25
tingkat aktivitas klien yang yang dapat mempengaruhi fungsi jantung dan dapat meningkatkan kerusakan jantung Observas i TTV setiap 2 jam dengan mengobservasi TTV maka dapat diketahui secara cepat dan tepat kemajuan atau kemunduran dari penyakit dan kondisi yang diderita pertahan kan posisi klien untuk tirah baring Dengan posisi tirah baring maka menurunkan beban kerja jantung Batasi Na dapat mengurangi beben kerja
R: Nad i : 100 x /menit S: 37 c Hasi l EKG : Inversi Gel T , elevasi segmen ST,
26
jantung Dengan mensuplai kebutuhan O2 maka butuhan O2 dapat terpenuhi sehigga sirkulasi darah menjadi lancar dan curah jantung meningkat dengan melaporkan rasa nyeri secara dini maka akan mempermudah perawatan Suplai O2 akan melancarkan sirkulasi peredaran
Rasa nyaman nyeri teratasi dengan kriteria : ( jangka pendek ) Os tidak meringis kesakitan os Berikan O2 sebanyak 2 ltr
27
tampak gelisah Gangguan Rasa nyaman ; nyeri s/d suplai O2 tidak sesuaidengan kebutuhan ditandai dengan : Ds : t dada kiri sete lah beraktivitas Do : meringis kesakitan jika melakukan aktivitas berat Iram Jelaskan dan bantu pasien dalam setiap tindakan Os Atur suasana senyaman mungkindan batasi pengunjung saki (Jangka panjang ) Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan tekhnik relaksasi Instruksik an kepada pasien untuk istirahat yang cukup -
berkurang Aktifitas yang lebih dapat meningkatkan kebutuhan o2 dan menimbulkan nyeri dada stimulan lingkungan dapat menigkatkan frekuensi jantung dan dapat menimbulkan hipoksia jaringan miokardium sehingg menimbulkan rasa nyeri Tindakan ini dapat mencegah rangsang nyeri mencapai otak yang
28
penghilang nyeri alternatif seperti perubahan posisi, latihan pernafasan dalam, latihan relaksasi Pemenuhan kebutuhan aktivitas terpenuhi dengan kriteria : ( jangka pendek ) Os tampak segar bantuan Os dapat beraktifitas tanpa si dan hargai kemajuan klien Os dapat mengerti tentang aktivitas yang dapat Rencana kan periode istirahat adekuat sesuai jadwal harian Os Identifika -
lebih tinggi dan menambag nyeri pada klien . relaksasi menurunkan ketegangan otot, menurunkan frekuensi jantung dan dapat memperbaiki isi secukupnya Periode istirahat memberikan interval untuk pengguanaan energi yang rendah Memberik an pujian dapat meningkatkan perilaku positif dan mengurangi rasa frustasi klien
( jangka panjang ) -
29
dengan : DS : - Os mengtakan badan terasa lemah 4 - Badan terasa lelah DO : - Os tampak lemah - Sebagian aktivitas dibantu - TD : 170/110 mmHg - Nadi : 100x/ menit - R : 20x / menit Kecemasan s/d -
memperberat / meringan kan kerja jantung Os dapat membatasi aktivitasnya klien untuk menghemat energi selama aktivitas , jelaskan perlunya waktu istirahat sebelum dan sesudah istirahat Anjurkan -
karena penyakit yang di derita Penghem atan energi mencegah kebutuhan O2 melebihi tingkat yang dapat dipenuhi jantung
Kecemasan teratasi dengan kriteria : (jangka pendek ) Os tampak tenang Os tidak menampakkan prilaku klien untuk mengurangi ancietas a. Berikan kpastian dan kenyamanan Bantu yang cemas mempunyai persepsi yang sempit dengan penurunan kemampuan untuk belajar. Klien
30
kurang pengetahuan / informasi ditandai dengan os merasa cemas akan kesembuhan penyakitnya
gelisah (jangka panjang ) Klien memahami konsep penyakit dan manifestasi dari penyakit yang diderita dengan kriteria : onstrasikan keterampilan pemecahan masalah positif secara tepat Mengide ntifikasi sumber Mendem
b. Tunjukkan tentang perasaan dan sikap empati c. Dorong klien untuk mengungkapkan setiap masalah yang berhubungan dengan miokard infark Kaji tingkat ansietas klien, dorong klien untuk menggunakan teknik relaksasi . Klien dapat mengalami gejala yang disebabkan oleh peningkatan tegangan otot dan ggn pola tidur, ansietas dpt memperberat masalah tingkatnya rendah/sedang Rencana kan penyuluhan bila rasa takut Beberapa didasari o/ informasi yg tdk adekuat & dpt di hilangkan dgn memberi
31
informasi akurat . Tekhnik relaksasi meningkatkan rasa kontrol klien thp respon tubuhnya pd stress
32
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Nama : TN T Ruang : VIII No 1 Tgl/jam 29/12/2002 jam 17.00 Implementasi Mengevaluasi kualitas dan kesamaan nadi sesuai indikasi Mematau frekuensi jantung dan men catat sesuai indikasi Mengobservasi TTV tiap 2 jam Mempertahankan pasien untuk tirah baring Membatrasi intake Na dan H2O 2 29/12/2002 jam 17. 30 Meninstruksikan Os untuk segera melaporkan jika terasa nyeri Memberikan O2 melalui nasal kanul 2 liter Menganjurkan klien untuk istirahat yang cukup Mengatur suasana lingkungan senyaman mungkin dan membatasi 29/12/02 Bunyi jantung mur-mur Os masih sakit kepala Os masih berdebar-debar Os masih meringis kesakitan Os tampak tenang Irama jantung irreguler Tgl/ jam 29/12/02 jam 09 00 Evaluasi Denyut nadi 100x/menit
33
pengunjung Menjelaskan dan membantu Os dalam tindakan penghilang nyeri alternatif ( latihan nafas dalam ) 3 30/12/2002 jam 18.00 Merencanakan periode istirahat adekuat sesuai jadwal harian Mengidentifikasi dan mengahargai kemajuan klien Mengajarkan os tentang bagaimana menghemat energi selama aktivitas Menjelaskan perlunya waktu istirahat sebelum dan sesudah istirahat 4 30/12/2002 jam 19.15 Membantu klien untuk mengurangi ansietasnya Mengkaji tingkat ansietasnya Memberi dorongan pada klien untuk menggunakan tekhnik relaksasi 30/12/02 jam 10.30 Os mengatakan masih merasa cemas 30/12/02 jam 10.00 Os masih mengeluh lemas badan Aktivitas klien masih dibantu oleh keluarga dan perawat
34
CATATAN PERKEMBANGAN Nama : Tn T Ruang : VIII No 1. Tgl/Jam jam 10.00 Catatan Perkembangan O : Pasien tampak tenang A : masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan 2 30/12/2002 S : Pasien mengatakan nyeri berkurang jam 10.00 O : Irama jantung irreguler A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan I : - Evaluasi kualitas dan kesamaan nadi - Catat jika terjadi S3-S4 - Pantau frekuensi jantung dan irama E : Irama jantung irreguler R : Masih terjadi penurunan cardiac output 3 30/12/2002 S : Pasien mengatakan tiodak cepat lelah jam 10.30 O : - Pasien dapat melakukan sebagian aktiovitas secara mandiri - Pasien masih dibantu dalam melaksanakan aktifitas berat A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan 4 30/12/2002 S : Pasien mengatakan tidak cemas jam 11.00 O : Pasien tampak tenamg A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan ttd
35
36
Pengendalian faktor resiko sedini mungkin dapat mencegah dan memperlambat perkembangan penyakitsehingga jumlah mortalitas dan morbiditas dapat dikurangi Yang harus ditekankan adalah pendidikan kesehatan dan deteksi sedidni mingkin, serta pengendalian factor resiko, bukan pengobatan akibat klinis dari penyakit yang sudah terjadi.
37
DAFTAR PUSTAKA
Barbara C Long. (1987). Essenstial Of Surgical Nursing. CV Mosby Company, St Loise Toronto Billing Stoke (1982), Medical Surgacal Nursing .CV Msoby Company Donna D.I ,et AI (1995) , Medacal Surgical Nursing . WB Saunders Company: Tokyo Dr. Rudolf Spanner (1994). Hand Atlas der Anatomi Des Menscheen , Alih Bahasa Adji Dharma, Petrus Adrianto (Atlas Anatomi Manusia). Edisi 16. EGC : Jakarta Mary B Marcia M (1988) .Nursing Inflicrion of Laboratori Test. Second
Edition : Delman Publisher Inc, USA Prince, Sylvia Anderson, Pathofisiologi , Buku I dan II ,EGC , Jakarta