You are on page 1of 9

PETUNJUK PRAKTIKUM LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK BLOK LIFE CYCLE

Penyusun : TIM

LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN 2010

TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Mahasiswa wajib mengikuti semua kegiatan praktikum yang telah dijadwalkan 2. Mahasiswa wajib hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai. 3. Mahasiswa wajib memakai jas praktikum. 4. Mahasiswa wajib mengisi daftar hadir praktikum setiap kali mengikuti kegiatan praktikum.

5. 7.

Pretest dilakukan sebelum praktikum dimulai.

6. Praktikum dilaksanakan dengan tertib dan sungguh-sungguh. Mahasiwa wajib mengikuti praktikum dengan tertib, dilarang merokok bersendau gurau, tidak berbicara diluar konteks mata acara praktikum yang sedang berlangsung dan atau melakukan kegiatan/perilaku yang dapat mengganggu kegiatan praktikum.

8. 9.

Di dalam ruang praktikum, mahasiswa wajib bekerja dengan hati-hati untuk menghindari kecelakaan di dalam ruang praktikum (laboratorium). Mahasiswa wajib mengganti alat-alat praktikum apabila memecahkan. Tiap kelompok wajib membuat laporan sementara hasil praktikum dan

10.

disahkan oleh dosen/asisten pembimbing praktikum. 11. Sebelum meninggalkan ruangan, pastikan alat-alat dan reagen praktikum dalam keadaan bersih dan rapi. 12. Laporan kelompok dikumpulkan paling lambat 3 (tiga ) hari dari praktikum.

13.

Mahasiswa

yang

berhalangan

hadir

dalam

praktikum

wajib

memberitahukan secara tertulis kepada Kepala Laboratorium PK. 14. Ketidakhadiran dalam praktikum harus disertai dengan alasan yang dapat diterima. Alasan yang dapat diterima untuk tidak hadir dalam praktikum adalah: i) Ada anggota keluarga (Bapak, Ibu dan Adik/Kakak) yang meninggal ii) Sakit, yang harus dibuktikan dengan surat keterangan dokter. Kepala Laboratorium berwenang memutuskan apakah surat keterangan sakit tersebut valid atau tidak. 2

iii) Melaksanakan tugas dari Jurusan Keperawatan FKIK Unsoed, misalnya mewakili Jurusan Keperawatan FKIK Unsoed untuk lomba karya ilmiah.

PETUNJUK PRAKTIKUM PEMERIKSAAN SPERMA BLOK LIFE CYCLE 2009 JURUSAN KEDOKTERAN FKIK UNSOED
PENGUMPULAN BAHAN Syarat pengumpulan bahan: 1. Sediaan semen diambil setelah abstinensia minimal 48 jam sampai maksimal 7 hari dengan cara masturbasi 2. Sediaan semen idealnya dikeluarkan dalam kamar yang tenang dalam laboratorium. Jika hal tersebut tidak memungkinkan, maka sediaan harus dikirim ke laboratorium dalam waktu maksimal 1 jam sejak dikeluarkan 3. Sediaan semen dimasukkan ke dalam botol/gelas kaca bermulut lebar, yang ditulisi identitas penderita, tanggal pengumpulan dan lamanya abstinensia 4. Sediaan semen dikirim ke laboratorium pada suhu 20-400C ALAT DAN BAHAN 1. Alat : - mikroskop - pipet tetes - gelas/tabung ukur kaca - objek glass - cover glass - pipet leukosit - bilik hitung Neubauer Improved (NI) 2. Bahan : - semen - NaCl fisiologis - aquadest - Larutan fikasasi etanol 95% : eter ( 1: 1) - Cat Giemsa PEMERIKSAAN BAHAN A. Pemeriksaan makroskopis 1. Warna Normal : berwarna putih kelabu homogen, kadangkala didapatkan butiran seperti jeli yang tidak mencair. Abnormal : Jernih menandakan jumlah sperma sangat sedikit Merah kecoklatan adanya sel darah merah Kuning pada penderita ikterus atau minum vitamin 2. Bau Normal : bau khas seperti bunga akasia Abnoramal : bau busuk infeksi 3. Likuefaksi (mencairnya semen) Sediaan diamati pada suhu kamar dan dicatat waktu pencairan 3

Normal : mencair dalam 60 menit, rata-rata 15 menit 4. Volume Diukur dengan tabung/gelas ukur dari kaca Normal : > 2 ml 5. Konsistensi Cara : - Sampel diambil dengan pipet atau ujung jarum, kemudian biarkan menetes - Amati benang yang terbentuk dan sisa ampel di ujung pipet/jarum Normal : benang yang terbentuk < 2 cm atau sisa sampel di ujung pipet/jarum hanya sedikit 6. pH Cara : - Teteskan sampel pada kertas pH meter - Bacalah hasilnya setelah 30 detik dengan membandingkan dengan kertas standar Normal : pH 7,2 7,8 Abnormal : pH > 7,8 infeksi pH < 7 pada semen azoospermia, perlu dipikirkan kemungkinan disgenesis vas deferens, vesika seminal, atau epididimis B. Pemeriksaan mikroskopis 1. Pemeriksaan estimasi jumlah sperma Cara : - Teteskan 1 tetes sampel ke objek glass, kemudian tutup dengan cover glass - Periksa di bawah mikroskop dengan pembesaran 400 x ( 40 x lensa objektif, 10 x lensa okuler), kondensor diturunkan dan cahaya minimal. Pemeriksaan dilakukan pada beberapa lapang pandang, pada suhu kamar - Jumlah rata-rata sperma yang didapat dikalikan dengan 106 - Jumlah rata-rata sperma yang didapat, juga digunakan sebagai dasar pengenceran saat penghitungan dengan bilik hitung Neubauer Improved - Tabel 1. Pengenceran berdasarkan estimasi jumlah sperma Jumlah sperma / lapang pandang (400x) < 15 15 40 40 200 > 200 Pengenceran 1:5 1 : 10 1 : 20 1 : 50

2. Motilitas sperma Cara : - Teteskan 1 tetes (10 15 mikroliter) sampel ke objek glass, kemudian tutup dengan cover glass - Periksa di bawah mikroskop dengan pembesaran 400 x ( 40 x lensa objektif, 10 x lensa okuler), kondensor diturunkan dan cahaya minimal - Pemeriksaan dilakukan dalam 4 -6 lapang pandang pada 200 sperma, pada suhu kamar (180 240 C) - Kecepatan gerak sperma normal adalah : 5 kali panjang kepala sperma atau setengah kali panjang ekor sperma atau 25 m/detik. 4

Dilihat gerakan sperma dan diklasifikasikan sebagai berikut : (a) jika sperma bergerak cepat dan lurus ke muka (b) jika geraknya lambat atau sulit maju lurus atau bergerak tidak lurus (c) jika tidak bergerak maju (d) jika sperma tidak bergerak Lakukan pemeriksaan ulangan dengan tetesan sperma kedua

3. Morfologi sperma Cara : - Teteskan 1 tetes (10 15 mikroliter) sampel ke salah satu ujung objek glass Dengan objek glass kedua, dibuat apusan sampel seperti terlihat pada gambar

Sediaan dikeringkan di udara, selanjutnya difiksasi dengan etanol 95% : eter (1 : 1), biarkan sediaan kering Kemudian cat dengan Giemsa selama 30 menit, bilas dengan air bersih, keringkan dan preparat siap diperiksa Periksa di bawah mikroskop dengan pembesaran 400 x ( 40 x lensa objektif, 10 x lensa okuler), kondensor diturunkan dan cahaya minimal Pemeriksaan morfologi dilakukan pada 200 sperma meliputi kepala, leher dan ekor, kemudian hasil yang didapat dibuat persentase Sperma 1 2 ...dst 200 Normal kepala abnormal leher ekor

Gambar 1. Sperma normal :

Neck

Gambar 2. Sperma abnormal

4. Pemeriksaan elemen bukan sperma Cara : 6

Dilakukan penghitungan sel selain sperma seperti leukosit, sel epitel gepeng dan sel lain yang ditemukan. Pengitungan dilakukan dalam 100 sperma ditemukan berapa sel lain selain sperma Penghitungan : C=NxS C : jumlah sel dalam juta / ml 100 N : jumlah sel yang dihitung dalam 100 sperma S : jumlah sperma dalam juta / ml

5. Pemeriksaan hitung jumlah sperma Cara : - Siapkan hemositometer (pipet leukosit dan Bilik hitung NI) - Pasang bilik hitung NI dibawah miroskop dengan pembesaran 100x atau 400x, cari kotak hitung seperti terlihat dalam gambar. Gambar 3. Kotak dalam bilik hitung NI

Penghitungan dilakukan di kotak tengah yang terdiri dari 25 kotak sedang yang masing-masing didalamnya terbagi lagi menjadi 16 kotak kecil Hisap semen sampai angka 0,5, kemudian hisap pengencer aquadest/NaCl fisiologis sampai angka 11 digunakan pengenceran 1 : 20. (Pengenceran lain dapat digunakan sesuai Tabel 1. Pengenceran berdasarkan estimasi jumlah sperma) Jumlah kotak sedang yang harus dihitung berdasar jumlah sperma yang ditemukan : jumlah sperma dalam 1 kotak sedang < 10 hitung 25 kotak jumlah sperma dalam 1 kotak sedang 10-40 hitung 10 kotak jumlah sperma dalam 1 kotak sedang > 40 hitung 5 kotak Buatlah rata-rata jumlah sperma Selanjutnya hitunglah jumlah sperma dan faktor koreksinya dengan aturan seperti tertera dalam tabel 2 7

Tabel 2. Jumlah penghitungan kotak dan faktor koreksi jumlah sperma Pengenceran Jumlah kotak sedang yang dihitung 25 10 5 Faktor koreksi 1 : 10 10 4 2 1 : 20 5 2 1 1 : 50 2 0,8 0,4 Contoh : Rata-rata ditemukan 50 sperma yang dihitung dalam 5 kotak sedang dengan pengenceran 1 : 20, maka jumlah sperma adalah : = 50/1 x 106 = 50 juta / ml Rata-rata ditemukan 20 sperma yang dihitung dalam 10 kotak sedang dengan pengenceran 1 : 20, maka jumlah sperma adalah : = 20/4 x 106 = 5 juta / ml Cara (menurut Gandasoebrata): - Hisap semen dengan pipet lekosit sampai angka 0,5 - Kemudian, hisap aquadest sampai angka 11 kocok - Teteskan ke dalam bilik hitung NI - Hitung sperma dalam bilik hitung seluas 1 mm2 - Jumlah yang didapat dikalikan 200.000 jumlah sperma / ml REFERENSI : 1. WHO Laboratory Manual for the examination of human semen and spermcervical mucus interaction. 4th ed.. Cambridge University Press. 1999 2. Penuntun laboratorium WHO untuk pemeriksaan semen manusia dan interaksi semen-getah servik. Edisi 1. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 1988 3. Gandasoebrata R. Penuntun laboratorium klinik. Edisi 10. Dian Rakyat. Jakarta. 2001

Lampiran 1. Interpretasi Hasil Interpretasi hasil analisis sperma saat ini didasarkan atas 3 parameter pokok, yaitu : 1. Jumlah spermatozoa / ml 4. % motilitas spermatozoa yang bergerak baik (kriteria a) 5. % morfologi spermatozoa normal Interpretasi Hasil Normozoospermia Oligozoospermia Ekstrim Oligozoospermia Astenozoospermia Teratozoospermia Oligoastenozoospermia Oligoastenoteratozoospermia Oligoteratozoospermia Astenoteratozoospermia Polizoospermia Azoospermia Nekroozoospermia Kriptozoospermia Aspermia Jml sperma 20 < 20 <5 20 20 < 20 < 20 < 20 20 250 % motil 50 50 50 < 50 50 < 50 < 50 50 < 50 50 % morfo 50 50 50 50 < 50 50 < 50 < 50 < 50 50

Bila tidak dijumpai spermatozoa dari pemeriksaan sediment sentrifugasi sperma yang lebih dari 1 kali Bila semua spermatozoa tidak ada yang hidup, dinyatakan dalam pengecatan vital Bila ditemukan spermatozoa yang tersembunyi yaitu bila ditemukan dalam sediment sentrifugasi sperma Bila tidak ada semen /sperma yang keluar, meskipun pasien telah merasa mengeluarkan ejakulat

You might also like