You are on page 1of 12

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI A.

Pengertian Konsep diri adalah semua ide pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart, et al, 1998: 319) Termasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, serta keinginannya. Beck, William dan rawlin (1986:319) lebih menjelaskan bahwa konsep dirinya secara utuh : fisikal, intelektual, sosial dan spiritual. Konsep diri belum ada sejak lahir, dipelajari melalui kontak sosial dan pengalaman berhubungan dengan orang lain. Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang terlihat dari kemampuan intrapersonal, intelektual dan penguasaan lingkungan. Konsep diri negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang maladaptif.

Rentang respon konsep diri (Stuart, et al, 1998: 320) Adaptif Maladaptif

Aktualisasi Diri

Konsep Diri positif

Harga Diri rendah

Kekacauan identitas

Depersonalisasi

Komponen konsep diri, terdiri dari 5 bagian, yaitu : a. Gambaran Diri (Body Image) Sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar yang mencakup persepsi, perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu. b. Ideal Diri (Self Ideal) Persepsi individu tentang bagaimana ia harus berprilaku sesuai dengan standar pribadi (aspirasi, cita-cita, nilai atau seseorang yang diinginkan).

c. Identitas (identity) Kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sebagai satu kesatuan yang utuh. d. Peran (Role) Pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat. e. Harga Diri Harga diri rendah adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (Stuart dan Sundeen, 1998 :227). Menurut Townsend (1998:189) harga diri rendah merupakan evaluasi diri dari perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif baik langsung maupun tidak langsung. Pendapat senada dikemukan oleh Carpenito, L.J (1998:352) bahwa harga diri rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau kemampuan diri. Dari pendapat-pendapat di atas dapat dibuat kesimpulan, harga diri rendah adalah suatu perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya kepercayaan diri, dan gagal mencapai tujuan yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung, penurunan harga diri ini dapat bersifat situasional maupun kronis atau menahun B. Faktor Predisposisi Dan Presipitasi Biasanya yang menyebabkan adalah kurangnya umpan balik positif, perasaan di tolak oleh orang terdekat, Sejumlah kegagalan dan ketidakberdayaan, ego yang belum berkembang dan menghakimi super ego, faktor-faktor pribadi atau situasi seperti disfungsi sistem keluarga atau tidak ada dukungan sosial. a. Faktor Predisposisi yang mungkin mengakibatkan adalah 1. Biologis Gangguan perkembangan dan fungsi otak/ SSP yang dapat menimbulkan gangguan seperti : Harga diri diperoleh dari sendiri an orang lain Aspek utama : dicintai dan menerima penghargaan diri dari orang lain. Manusia kadang bersikap negatif, walaupun ia cinta jarang mengekspresikan.

a) Hambatan perkembangan otak khususnya kortek frontal, temporal dan limbik. Gejala yang mungkin timbul adalah hambatan dalam belajar dan daya ingat. b) Pertumbuhan dan perkembangan individu 2. Psikologis Keluarga pengasuh dan lingkungan sangat berpengaruh terhadap respon psikologis dari klien. Sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi penolakan dan kekerasan dalam kehidupan klien. 3. Sosial Budaya Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi seperti kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan, dan kerawanan), kehidupan terisolasi disertai stres yang menumpuk.

Jadi faktor predisposisi dari gangguan konsep diri HDR: 1. Pengalaman masa kanak-kanak dapat merupakan kontribusi pada gangguan konsep diri. 2. Anak yang tidak menerima kasih sayang. 3. Individu yang kurang mengerti akan arti dan tujuan kehidupan akan gagal menerima tanggung jawab untuk diri sendiri. 4. Penolakan orang tua, harapan yang tidak realistis, tergantung pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis. b. Faktor Presipitasi Faktor Presipitasi dari gangguan konsep diri: Harga diri rendah, diantaranya adalah situasi atau stressor dapat mempengaruhi konsep diri dan komponennya. Stressor yang mempengaruhi harga diri. Penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti. Pola asuhan anak yang tidak tepat (dituruti, dilarang, dituntut). Kesalahan dan kegagalan berulang kali. Cita-cita yang tidak tercapai. Gagal bertanggung jawab terhadap diri sendiri.

ETIOLOGI Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya system pendukung, kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang negatif, disfungsi system keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan awal (Townsend, M.C, 1998: 366). Menurut Carpenito, L.J (1998: 82) koping individu tidak efektif adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko mengalami suatu ketidakmampuan dalam menangani stressor internal atau lingkungan dengan adekuat karena ketidakadekuatan sumber-sumber (fisik, psikologis, perilaku atau kognitif). Sedangkan menurut Townsend, M.C (1998: 312) koping individu tidak efektif merupakan kelainan perilaku adaptif dan kemampuan memecahkan masalah seseorang dalam memenuhi tuntunan kehidupan dan peran. Dari pendapat-pendapat di atas dapat dibuat kesimpulan, individu yang mempunyai koping individu tidak efektif akan menunjukkan ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri atau tidak dapat memecahkan masalah terhadap tututan hidup serta peran yang dihadapi. Adanya koping individu tidak efektif sering ditunjukkan dengan perilaku (Carpenito, L.J, 1998:83; Townsend, M.C, 1998:313) sebagai berikut: Data subjektif : a. Mengungkapkan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah atau meminta bantuan b. Mengungkapkan perasaan khawatir dan cemas yang berkepanjangan c. Mengungkapkan ketidakmampuan menjalankan peran Data Objektif : a. Perubahan partisipasi dalam masyarakat b. Peningkatan ketergantungan c. Memanipulasi orang lain disekitarnya untuk tujuan-tujuan memenuhi keinginan sendiri d. Menolak mengikuti aturan-aturan yang berlaku e. Perilaku destruktif yang diarahkan pada diri sendiri dan orang lain: f. Memanipulasi verbal/perubahan dalam pola komunikasi g. Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar h. Penyalahgunaan obat terlarangGI

Akibat Harga diri rendah dapat berisiko terjadinya isolasi sosial : menarik diri, isolasi sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah laku yang maladaptif, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (DepKes RI, 1998:336). Isolasi Sosial menarik diri sering ditunjukkan dengan perilaku antara lain: Data subjektif a. Mengungkapkan enggan untuk memulai hubungan/pembicaraan b. Mengungkapkan perasaan malu untuk berhubungan dengan orang lain c. Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan oleh orang lain Data Objektif a. Kurang spontan ketika diajak bicara b. Apatis c. Ekspresi wajah kosong d. Menurun/tidak adanya komunikasi verbal e. Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat berbicara

C. Data yang perlu dikaji pada diagnosa Isolasi sosial :menarik diri Mengungkapkan enggan berbicara dengan orang lain Klein mengatakan malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain Merusak diri sendiri Merusak orang lain Ekspresi malu Menarik diri dari hubungan sosial Tampak mudah tersinggung Tidak mau makan dan tidak tidur Tampak ketergantungan pada orang lain Tampak sedih dan tida melakukan aktivitas yang seharusnya dapat dilakukan Wajah tampak murung Ekspresi wajah kosong, Tidak ada kontak mata ketika diajak bicara Suara pelan dan tidak jelas Hanya memberijawaban singkat (ya/tidak) Menghindar ketika didekati

C. Proses Terjadinya Harga Diri Rendah Seseorang dengan harga diri rendah berhubungan denga hubungan interpersonal yang buruk yang mulanya merasa dirinya tidak berharga sehingga merasa tidak aman berhubungan dengan orang lain. Individu mampu ketergantungan berlebihan pada orang lain, kemudian dimunculkan dalam bentuk perilaku. Perilaku biasanya ditunjukan pada klien denga harga diri rendah adalah kritik diri sendiri/ orang lain, produktivitas menurun, destruksi pada orang lain, gangguan berhubungan perasaan irritable, sikap negatif terhadap diri sendiri, ketegangan peran, pesimis terhadap kehidupan, keluhan fisik, pandangan hidup yang terpolarisasi, menolak kemampuan diri sendiri, mengejek diri dari realitas, cemas dan takut. Harga diri rendah berhubungan dengan hubungan interpersonal yang buruk mengarah pada kasus skizofrenia dan depresi. Hal ini terjadi karena faktor sosiokultural akibat menurunnya stabilitas keluarga dan kesibukan keluarga dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari dan faktor psikologis meliputi koping individu yang inefektif terhadap dirinya, tanggung jawabnya serta koping keluarga dalam menghadapi situasi yang dialami klien.

D. Jenis Harga Diri Berdasarkan Waktu Kejadian Gangguan harga diri yang disebut dengan harga diri dapat terjadi secara a. Situasional Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus dioperasi, kecelakaan, dicederai, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu terjadi (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba). Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, Karena: 1. Privacy kurang diperhatikan, misalnya pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan perineal). 2. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh tidak tercapai karena dirawat/ sakit/penyakit. 3. Perlakuan petugas kesehatan yang tidak dihargai, misalnya berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan.

b. Kronis Yaitu perasaan negatif terhadap diri setelah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit atau dirawat klien ini mempunyai cara berfikir negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.

E. Mekanisme Koping Mekanisme koping gangguan konsep diri ; harga diri rendah dibagi menjadi dua, yaitu koping jangka panjang dan koping jangka pendek: a. Jangka Pendek 1. 2. 3. Aktivitas yang memberi kesempatan diri lari sementara dari krisis Aktivitas yang memberi kesempatan mengganti identitas Aktivitas yang memberi kekuatan atau dukungan sementara terhadap konsep diri. 4. Aktivitas yang memberi arti terhadap kehidupan.

b. Jangka Panjang Mekanisme pertahanan diri (ego oriental reaction) yang bervariasi untuk melindung diri yang sering digunakan untuk fantasi, disosiasi, proyeksi, mengisar.

F. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala yang dapat dikaji atau karakteristik perilaku yang terjadi pada klien dan masalah utama harga diri rendah a. Perasaan negatif terhadap diri keadaan tubuhnya. b. Mengeluh tidak dapat melakukan peran dan fungsi sebagaimana mestinya. c. Menarik diri dari kehidupan sosial atau realitas.. d. Kritis terhadap diri sendiri dan atau orang lain. e. Destruktif terhadap orang lain sendiri. f. Menyatakan diri tidak berharga, tidak berguna dan tidak mampu. g. Mengatakan hal-hal negatif terhadap diri sendiri. h. Pembicaraan kacau. i. Mengungkapkan adanya ketegangan peran. j. Mudah tersinggung dan mudah marah.

k. Produktivitas menurun. l. Pandangan hidup yang ekstrem. m. Penolakan terhadap diri sendiri. n. Mengatakan pesimis dalam menghadapi kehidupan. o. Merasa diri tidak adekuat. p. Keluhan fisik dan penyalahgunaan zat

G. Penatalaksanaan Usaha pertama yang kita lakukan adalah membina hubungan rasa percaya. Bila sudah didapatkan kontak mata, dilakukan bimbingan tentang hal-hal yang praktis. Bimbingan ang diberikan haruslah bimbingan yang baik seperti bekerja secara sederhana di rumah atau di luar rumah. Bantu klien memperluas kesadaran dirinya kemudian bantu klien mengenal kekuatan dan kelemahannya. Bantu untuk mengevaluasi diri, membuat rencana tujuan yang realistik. Kemudian bantu klien membuat keputusan dan mencapai tujuan. Meski klien sudah sembuh atau boleh pulang kerumah, metode farmakologi atau pengobatan tidak boleh putus. Penatalaksanaan Klien dengan harga diri rendah meliputi : a. Farmakologi. b. Terapi lain seperi terapi psikomotor, Terapi rekreasi, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spiritual, terapi lingkungan, terapi aktivitas kelompok yang tujuannya adalah memperbaiki perilaku klien dengan harga diri rendah. c. Rehabilitasi sebagai suatu refungsionalisasi (kembali memfungsikan) dan perkembangan klien supaya dapat melaksanakan sosialisasi secara wajar dalam kehidupan bermasyarakat.

H. Pohon Masalah
Resiko cederai diri dan orang lain

Perubahan sensori persepsi halusinasi

Defisit perubahan diri

Amuk/perilaku kekekrasan

Isolasi diri menarik diri

Motivasi menurun

Harga Diri Rendah Core Problem Gangguan proses fikir Regimen terapeutik inefektif Koping individu inefektif

Koping keluarga inefektif Kerusakan komunikasi verbal

I. Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan interaksi sosial ; menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah. 2. Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif.

RENCANA TINDAKAN 1. Tujuan khusus : 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat Tindakan : 1. Bina hubungan saling percaya 1. Salam terapeutik 2. Perkenalan diri 3. Jelaskan tujuan inteniksi 4. Ciptakan lingkungan yang tenang 5. Buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan). 2. Beri kesempatan pada klien mengungkapkan perasaannya. 3. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.

4. Katakan kepada klien bahwa ia adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri. 2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki. Tindakan : 1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien. 2. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi pujian yang realistis. 3. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki. 3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan. Tindakan : 1. Diskusikan bersama klien kemampuan yang masih dapat digunakan. 2. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah. 4. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki. Tindakan : 1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan. 2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien. 3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan. 5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan Tindakan : 1. Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan. 2. Beri pujian atas keberhasilan 3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah. 6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada. Tindakan :

1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien. 2. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat. 3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah. 4. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.

You might also like