Professional Documents
Culture Documents
=
3
328 , 786
= 292,443 ml / cm
2
menit
- simpangan baku (S)
=
1
) (
2
n
P P
=
1 3
955 , 4308
= 46,416
- simpangan baku rata-rata {}
=
n
o
=
3
416 , 46
= 26,798
- kesalahan relatif {KR}
KR =
P
o
=
443 , 292
798 , 26
= 0,0916
= KR x 100% = 0,065 x 100%
= 9,16 %
dengan mengambil resiko kesalahan = 10%
derajat kebebasan (db) = n-1 = 5-1 = 4
sehingga untuk t (
2
o
; db) = t (0,05 ; 2) = 2,920
- maka interval pendugaan kesalahan :
P - [t(
2
o
; db) ] < P < P + [t(
2
o
; db) ]
97,432 (2,776 . 6,431) < P < 97,432 + (2,776 . 6,431)
79,833 < P < 115,031
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
Grafik Uji t permeabilitas
Dari pengujian dapat disimpulkan bahwa permeabilitas
rata-rata adalah 97,432 ml/cm
2
menit dengan interval penduga
79,833 sampai 115,031 dengan tingkat keyakinan 90%.
- Grafik pengaruh kadar air dan kadar bentonit terhadap
permeabilitas
Gambar 3.20 Pengaruh kadar air dan kadar bentonit terhadap permeabilitas
Sumber : Tata surdia, teknik pengecoran logam
Dari grafik menunjukkan hubungan antara kadar air dan
berbagai sifat pasir dengan pengikat bentonit. Jika kadar bentonit
dibuat tetap maka kekuatan berangsur-angsur bertambah sampai
titik maksimum dan seterusnya menurun. Kecenderungan serupa
muncul kalau kadar air dibuat tetap dan kadar bentonit ditambah.
Titik maksimum dari kekuatan dan permeabilitas dimana butir-butir
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
pasir dikelilingi oleh ketebalan tertentu dari campuran air dan
bentonit. Dengan kelebihan kadar air kekuatan dan permeabilitasnya
akan menurun, karena ruangan antar butir-butir pasir ditempati oleh
bentonit yang berlebih pasir. Air yang tidak cukup akan
menurunkan, karena kurang lekatnya bentonit. Selanjutnya bentonit
yang berbutir menempati ruang antar butir-butir pasir dan
menurunkan permeabilitas. Dari grafik juga terlihat, bahwa untuk
kurva kekuatan kering dengan bertambahnya kadar air akan
cenderung naik terus disebabkan pada saat bentonit mempunyai
kadar air yang banyak, maka bentonit akan menyebar dan akan
menyelimuti pasir dengan baik. Pada saat bentonit dan pasir tersebut
dilakukan perlakuan maka pasir cetak akan kehilangan air bebas
sampai kering. Dengan keringnya kadar air maka bila dilakukan
pengujian kekuatan keringnya pun akan meningkat.
Sedangkan untuk kurva kekuatan basah, dengan bertambahnya
kadar air maka akan cenderung turun. Hal ini disebabkan pada pasir
cetak terlalu banyak mengandung air bebas sehinigga bentonit
sebagai pengikat akan berubah menjadi pasta. Sehingga daya ikat
bentonit tinggi tetapi tetap lembek dan bila dilakukan pengujian
akan mudah rusak seperti mudah pecah ataupun bergeser dll.
Dari hasil pengujian kelompok 5 dengan kadar air 3% dan
kadar bentonit 6% didapatkan permeabilitas rata-rata 292,443
(ml/cm2 menit) dengan interval penduga kesalahan 214,19 <P<
370,693 dengan tingkat keyakinan 90%. Hal ini menunjukkan
bahwa pasir cetak mampu mengalirkan 292,443 udara tiap luas
penampang dalam aliran tiap menit. Sedangkan secara teoritis, nilai
permeabilitas pasir cetak dengan kadar air 3% dan kadar bentonit
6% adalah sekitar 150 (ml/cm2 menit).
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
- Grafik pengaruh kadar air dan kadar bentonit terhadap
permeabilitas pasir cetak data antar kelompok
Kadar bentonit 8 %
Kadar air Permeabilitas
3% 181,073
4% 347,157
5% 341,98
Kadar bentonit 6 %
Kadar air Permeabilitas
3% 292,443
4% 330,532
5% 306,737
Pada grafik hubungan kadar air dan kadar bentonit terhdap
permeabilitas dengan variasi kadar air ( 3%, 4% dan 5% ) dan
kadar bentonit tetap 6 % terlihat kurava naik hingga titik puncak
dengan permeabilitas rata rata 330,532 (ml/cm2 menit) pada
kadar air 4%dan bentonit 6%. Setelah melewati titik puncak (
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
permeabilitas maksimum ) grafik menurun menjadi 306,737
(ml/cm2 menit).
Karena kadar bentonit dibuat tetap ( 6 % ) dan kadar air
ditambah, maka permeabilitas akan naik sampai titik maksimum
dan seterusnya menurun. Kelebihan kadar air menyebabkan
permeabilitas menurun karena celah antar butir pasir ditempati
bentonit yang berlebih kadar air.
Begitu juga pada kadar bentonit 8% dengan variasi kadar
air ( 3%, 4% dan 5% ), terlihat kurva naik hingga titik puncak
dengan permeabilitas rata-rata 347,157 (ml/cm2 menit) pada
kadar air 4% dan kadar bentonit 8%. Setelah melewati titik
maksimum maka grafik permeabilitas turun menjadi 341,89
(ml/cm2 menit).
Jika grafik secara aktual di atas dibandingkan dengan grafik
secara teoritis, maka terdapat beberapa penyimpangan. Untuk
grafik dengan kadar bentonit 6% pada kadar air 3% seharusnya
nilai permeabilitasnya 150 ml/ cm
2
.menit, pada kadar air 4%
seharusnya 140 ml/ cm
2
.menit dan pada kadar air 5%
permeabilitasnya seharusnya 125 ml/ cm
2
.menit. Penyimpangan
seperti itu juga dialami oleh grafik dengan kadar bentonit 8%.
Pada kadar air 3%, secara teoritis permeabilitasnya 130 ml/
cm
2
.menit, pada kadar air 4% secara teoritir harusnya 135 ml/
cm
2
.menit dan pada kadar air 5% harusnya 120 ml/ cm
2
.menit.
Penyimpangan di atas disebabkan oleh beberapa hal
diantaranya kadar air yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dari
prosentase yang telah ditentukan yang disebabkan pada saat
penimbangan kadar air tidak sesuai dengan prosentase. Selain itu
juga pada saat proses pengadukan pasir cetak yang kurang merata
sehingga campuran yang tidak merata tersebut akan mengumpul
pada titik-titik tertentu yang akan menyebabkan permeabilitas
aktual berbeda dengan kondisi teoritis. Penyebab lain adalah
penekanan pasir cetak pada saat pembuatan cetakan pasir yang
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
terlalu tinggi atau terlalu rendah (kurang) sehingga
mengakibatkan permeabilitas pasir cetak mengalami
penyimpangan dari kondisi teoritis. Distribusi pasir cetak yang
digunakan berbentuk bulat dan seragam sehingga luas bidang
kontaknya kecil yang berakibat rongga-rongga antar butiran pasir
besar, yang mengakibatkan permeabilitas tinggi.
3.4.2 Pengolahan Data dan Pembahasan Kekuatan Pasir Cetak
A. Data Hasil Pengujian Kekuatan Tekan
- Tabel Data pengujian tanpa perlakuan panas
No
Kekuatan Tekan
(N/cm
2
)
(X-X) (X-X)
2
1 5,8 -0,133 0,0716
2 5,6 -0,333 0,1108
3 6,4 0,467 0,218
E 17,8 0,001 0,3464
- Tabel Data pengujian dengan perlakuan panas
No
Kekuatan Tekan
(N/cm
2
)
(X-X) (X-X)
2
1 4,8 -0,033 0,00109
2 8,7 -1,133 1,2836
3 11 1,167 1,3618
E 29,5 0,001 2,6465
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
B. Data Hasil Pengujian Kekuatan Geser
- Tabel Data pengujian tanpa perlakuan panas
No
Kekuatan Geser
(N/cm
2
)
(X-X) (X-X)
2
1 2,8 0,13 0,0169
2 2,8 0,13 0,0169
3 2,4 -0,27 0,073
E 8 -0,01 0,2
- Tabel Data pengujian dnegan perlakuan panas
No
Kekuatan Geser
(N/cm
2
)
(X-X) (X-X)
2
1 3,5 -0,56 0,3136
2 5,1 1,03 1,609
3 3,6 -0,46 0,2116
E 12,2 0,01 1,5861
C. Data Hasil Pengujian Kekuatan Tarik
- Tabel Data pengujian Tanpa perlakuan Panas
No
Kekuatan Tarik
(N/cm
2
)
(X-X) (X-X)
2
1 0,4 -0,03 0,0009
2 0,45 0,02 0,0004
3 0,45 0,02 0,0004
E 1,3 0,01 0,0017
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
- Tabel Data pengujian dengan perlakuan Panas
No
Kekuatan Tarik
(N/cm
2
)
(X-X) (X-X)
2
1 0,6 0 0
2 0,6 0 0
3 0,6 0 0
E 1,8 0 0
Perhitungan Data Hasil Pengujian
A. Perhitungan Pengujian Kekuatan Tekan
a. Tanpa Perlakuan Panas
- Kekuatan Tekan Rata-rata (X)
933 , 5
3
8 , 17
= =
E
=
X
n
X
X
- Simpangan Baku (o)
4161 . 0
2
3464 . 0
1
) (
2
=
=
E
=
o
o
o
n
X X
- Simpangan Baku Rata-rata
2402 . 0
3
4161 . 0
= =
=
o
o
o
n
- Kesalahan Relatif (KR)
0404 . 0
933 , 5
2402 . 0
= =
=
KR
X
KR
o
% 04 , 4 % 100 0404 . 0
% 100
= =
=
x
KRx
o
o
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
- Dengan mengambil resiko kesalahan o = 5%
- Derajat kebebasan (db) = n 1 = 3 1 = 2
9665 , 6 8995 , 4
0335 , 1 933 , 5 0335 , 1 933 , 5
] ) ;
2
( [ ] ) ;
2
( [
303 , 4 ) 2 ; 025 . 0 ( ) ;
2
(
s s
+ s s
+ s s
= =
x
x
db t x x db t x
t db t
o
o
o
o
o
Dengan tingkat keyakinan 95%
b. Dengan Perlakuan Panas
- Kekuatan Tekan Rata-Rata (X)
833 , 9
3
5 , 20
= =
=
X
n
X
X
- Simpangan Baku (o)
1503 , 1
2
465 , 2
1
) (
2
=
=
=
o
o
o
n
X X
- Simpangan Baku Rata-Rata (o)
6641 , 0
3
1503 , 1
= =
=
o
o
o
n
- Kesalahan Relatif (KR)
0675 . 0
833 , 9
6641 . 0
= =
=
KR
X
KR
o
% 75 , 6 % 100 0675 . 0
% 100
= =
=
x
KRx
o
o
- Dengan mengambil resiko kesalahan o = 10%
- derajat kebebasan db=n-1=3-1=2
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
6906 , 12 9953 , 6
5876 , 2 853 , 9 5876 , 2 853 , 9
] ) ;
2
( [ ] ) ;
2
( [
303 , 4 ) 2 ; 025 . 0 ( ) ;
2
(
s s
+ s s
+ s s
= =
x
x
db t x x db t x
t db t
o
o
o
o
o
Dengan tingkat keyakinan 90%
c. Uji t
- Tingkat Kesalahan (o) = 5%
- Derajat bebas (db) = n
1
+n
2
2=3+32=4
- Dari table t didapat, ) ;
2
( db t
o
t (0,025;4)=2,776
- Hipotesa:
1.Ho : 1=2
2.H1 : 1=2
3.t hitung :
( ) ( )
( )
7641 , 6
4
3
2
6641 , 0 2 2402 , 0 2
833 , 9 933 , 5
2
1 1
} 1 1 {
) (
2 2 2
2 1
2 1
2 2
2
2
2
1
2
1
2
=
+
=
+
|
.
|
\
|
+ - +
=
t
t
n n
n n
n n
x x
t
o o
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
Dari gambar di atas dapat diambil keputusan H1 = tidak diterima karena
nilai uji t terletak di dalam wilayah kritis (kurang dari 9,5472) yang artinya
terjadi perbedaan antara kekuatan tekan tanpa perlakuan panas dengan
kekuatan tekan dengan perlakuan panas.
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
B. Perhitungan Pengujian Kekuatan Geser
a. Tanpa Perlakuan Panas
- Kekuatan Tekan Rata-rata (X)
67 , 2
3
8
= =
E
=
X
n
X
X
- Simpangan Baku (o)
359 , 0
2
254 , 0
1
) (
2
=
=
E
=
o
o
o
n
X X
- Simpangan Baku Rata-rata
207 . 0
3
359 . 0
= =
=
o
o
o
n
- Kesalahan Relatif (KR)
077 . 0
67 , 2
207 . 0
= =
=
KR
X
KR
o
% 7 , 7 % 100 077 . 0
% 100
= =
=
x
KRx
o
o
- Dengan mengambil resiko kesalahan o = 5%
- Derajat kebebasan (db) = n 1 = 3 1 = 2
2744 , 3 0655 , 2
6045 , 0 67 , 2 6045 , 0 67 , 2
] ) ;
2
( [ ] ) ;
2
( [
920 , 2 ) 2 ; 05 . 0 ( ) ;
2
(
s s
+ s s
+ s s
= =
x
x
db t x x db t x
t db t
o
o
o
o
o
Dengan tingkat keyakinan 95%
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
b. Dengan Perlakuan Panas
- Kekuatan Tekan Rata-Rata (X)
067 , 4
3
2 , 12
= =
=
X
n
X
X
- Simpangan Baku (o)
8905 , 0
2
5861 , 1
1
) (
2
=
=
E
=
o
o
o
n
X X
- Simpangan Baku Rata-Rata (o)
5141 . 0
3
8905 . 0
= =
=
o
o
o
n
- Kesalahan Relatif (KR)
1264 . 0
067 , 4
5141 . 0
= =
=
KR
X
KR
o
% 64 , 12 % 100 1264 . 0
% 100
= =
=
x
KRx
o
o
- Dengan mengambil resiko kesalahan o = 10%
- derajat kebebasan db=n-1=3-1=2
5681 , 5 5658 , 2
5011 , 1 067 , 4 5011 , 1 067 , 4
] ) ;
2
( [ ] ) ;
2
( [
920 , 2 ) 2 ; 05 . 0 ( ) ;
2
(
s s
+ s s
+ s s
= =
x
x
db t x x db t x
t db t
o
o
o
o
o
Dengan tingkat keyakinan 90%
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
c. Uji t
- Tingkat Kesalahan (o) = 5%
- Derajat bebas (db) = n
1
+n
2
2=3+32=4
- Dari table t didapat, ) ;
2
( db t
o
t (0,05;4)=
- Hipotesa:
a. Ho : 1=2
b.H1 : 1=2
c. t hitung :
( ) ( )
( )
5439 . 1
4
3
2
5141 , 0 2 207 , 0 2
067 , 4 67 , 2
2
1 1
} 1 1 {
) (
2 2 2
2 1
2 1
2 2
2
2
2
1
2
1
2
=
+
=
+
|
.
|
\
|
+ - +
=
t
t
n n
n n
n n
x x
t
o o
Dari gambar di atas dapat diambil keputusan H1 = tidak diterima karena
nilai uji t terletak di dalam wilayah kritis (kurang dari 2,5658) yang artinya
terjadi perbedaan antara kekuatan tekan tanpa perlakuan panas dengan
kekuatan tekan dengan perlakuan panas.
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
3. Perhitungan Pengujian Kekuatan Tarik
a. Tanpa Perlakuan Panas
- Kekuatan Tekan Rata-rata (X)
43 , 0
3
3 , 1
= =
E
=
X
n
X
X
- Simpangan Baku (o)
029 , 0
2
0017 , 0
1
) (
2
=
=
E
=
o
o
o
n
X X
- Simpangan Baku Rata-rata
0167 . 0
3
029 . 0
= =
=
o
o
o
n
- Kesalahan Relatif (KR)
038 . 0
43 , 0
0167 . 0
= =
=
KR
X
KR
o
% 8 , 3 % 100 038 . 0
% 100
= =
=
x
KRx
o
o
- Dengan mengambil resiko kesalahan o = 5%
- Derajat kebebasan (db) = n 1 = 3 1 = 2
5018 , 0 3581 , 0
0718 , 0 43 , 0 0718 , 0 43 , 0
] ) ;
2
( [ ] ) ;
2
( [
303 , 4 ) 2 ; 025 . 0 ( ) ;
2
(
s s
+ s s
+ s s
= =
x
x
db t x x db t x
t db t
o
o
o
o
o
Dengan tingkat keyakinan 95%
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
b. Dengan Perlakuan Panas
- Kekuatan Tekan Rata-Rata (X)
6 , 0
3
8 , 1
= =
=
X
n
X
X
- Simpangan Baku (o)
0
2
0
1
) (
2
=
=
E
=
o
o
o
n
X X
- Simpangan Baku Rata-Rata (o)
0
3
0
= =
=
o
o
o
n
- Kesalahan Relatif (KR)
0
0
0
= =
=
KR
X
KR
o
% 0 % 100 0
% 100
= =
=
x
KRx
o
o
- Dengan mengambil resiko kesalahan o = 0%
- derajat kebebasan db=n-1=3-1=2
6 , 0 6 , 0
0 6 , 0 0 6 , 0
] ) ;
2
( [ ] ) ;
2
( [
303 , 4 ) 2 ; 025 . 0 ( ) ;
2
(
s s
+ s s
+ s s
= =
x
x
db t x x db t x
t db t
o
o
o
o
o
Dengan tingkat keyakinan 100%
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
c. Uji t
- Tingkat Kesalahan (o) = 5%
- Derajat bebas (db) = n
1
+n
2
2=3+32=4
- Dari table t didapat, ) ;
2
( db t
o
t (0;4)=0
- Hipotesa:
a. Ho : 1=2
b.H1 : 1=2
c. t hitung :
( ) ( )
( )
4683 , 12
4
3
2
0 2 0167 , 0 2
6 , 0 43 , 0
2
1 1
} 1 1 {
) (
2 2 2
2 1
2 1
2 2
2
2
2
1
2
1
2
=
+
=
+
|
.
|
\
|
+ - +
=
t
t
n n
n n
n n
x x
t
o o
Dari gambar di atas dapat diambil keputusan H1 = tidak diterima karena
nilai uji t terletak di dalam wilayah kritis (kurang dari -0,6) yang artinya
terjadi perbedaan antara kekuatan tekan tanpa perlakuan panas dengan
kekuatan tekan dengan perlakuan panas.
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
- Grafik pengaruh kadar air dan kadar bentonit terhadap
kekuatan tekan basah dan kekuatan tekan kering pasir
cetak.
- Kekuatan Tekan Basah
Gambar 3.21 Pengaruh kadar air dan kadar bentonit terhadap kekuatan
Sumber : Tata surdia, teknik pengecoran logam.Halaman 112
Dengan kadar bentonit tetap dan kadar air betambah maka
kekuatan akan meningkat sampai titik maksimum.
Dikarenakan seiring bertambahnya air maka jumlah bentonit
yang beraktifasi dan berikatan dengan pasir cetak akan
bertambah dan kekuatan basah meningkat, seiring dengan
kadar air terlampau banyak dan kehilangan fungsinya sebagai
aktifator menjadikan bentonit seperti pasta sehingga daya ikat
bentonit menurun.
Pada data teoritis kadar air 3% dan kadar bentonit 6%,
kekuatan basahnya 0,72 kg F/cm
2
atau 5,933 N/cm
2
atau
8,6028 Psi. Hal ini dikarenakan terdapat bentonit yang tidak
teraktifasi seluruhnya sehingga tidak bisa mengikat butir pasir.
Faktor lain adalah distribusi besar butir, dimana pada saat
pengujian pasir cetak yang digunakan lebih hohmogen dari
pada ukuran standarnya. Hal ini mengakibatkan banyak terjadi
rongga-rongga antar butir pasir dan daya ikat antar butir
menjadi berkurang sehingga menyebabkan kekuatannya
berkurang.
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
Faktor yang lainnya bentuk pasir cetak yang besar dan
berbentuk bulat sehingga kekuatannya menurun, butir pasir
berbentuk bulat memilikikekuatan yang rendah karena bidang
kontakj antar butir kecil sehingga butir pasir mudah
terdeformasi oleh gaya dari luar. Selain itu, disebabkan
pemutaran sand rammer yang pelan sehingga tingkat
kepadatannya rendah, karena rongga antar butiran semakin
besar dan luasan penampang yang bersentuhan semakin
sedikit sehingga akan menurunkan kekuatannya.
- Kekuatan Tekan Kering
Gambar 3.21 Pengaruh kadar air dan kadar bentonit terhadap kekuatan
Sumber : Tata surdia, teknik pengecoran logam. Halaman 112
Kekuatan tekan kering adalah kekuatan pasir cetak dimana
sudah tidak terdapat lagi air bebas. Pasir tersebut memiliki
kekuatan untuk menahan erosi dan kekuatan statis. Kekuatan
ini dipengaruhi oleh kadar air dan kadar bentonit. Apabila
kadar bentonit tetap dan kadar air bertambah maka kekuatan
kering akan meningkat terus sampai titik maksimum.
Pada data teoritis dengan kadar air 3% dan kadar bentonit
6% kekuatan tekan keringnya 4,0 kg F/cm
2
atau 39,2 N/cm
2
atau 56,84 Psi. Namun pada data actual diperoleh nilai
kekuatan tekan keringnya sebesar 1,00 kg F/cm
2
atau 91,83
N/cm
2
atau 14,2535 Psi. Hal ini dikarenakan pada saat
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
pengadukan pasir cetak terjadi penguapan sehingga
mengurangi kadar air pasir cetak dan juga terdapat bentonit
yang tidak teraktifasi seluruhnya sehingga tidak bisa mengikat
butir pasir seluruhnya. Faktor lain adalah distribusi besar
butir, dimana pada saat pengujian pasir cetak yang digunakan
lebih hohmogen dari pada ukuran standarnya. Hal ini
mengakibatkan banyak terjadi rongga-rongga antar butir pasir
dan daya ikat antar butir menjadi berkurang sehingga
menyebabkan kekuatannya berkurang.
Faktor yang lainnya bentuk pasir cetak yang besar dan
berbentuk bulat sehingga kekuatannya menurun, butir pasir
berbentuk bulat memiliki kekuatan yang rendah karena bidang
kontak antar butir kecil sehingga butir pasir mudah
terdeformasi oleh gaya dari luar. Selain itu, disebabkan
pemutaran sand rammer yang pelan sehingga tingkat
kepadatannya rendah, karena rongga antar butiran semakin
besar dan luasan penampang yang bersentuhan semakin
sedikit sehingga akan menurunkan kekuatannya.
- Pengaruh kadar air dan kadar bentonit terhadap
kekuatan geser pasir cetak
Kekuatan geser adalah kekuatan pasir cetak dimana terjadi
pada saat logam cair mengalir kedalam cetakan pasir. Standar
kekuatan geser pasir cetak adalah 1,5-7 Psi. Nilai dari data
actual kekuatan geser basah sebesar 2,67 N/cm
2
atau 3,871 Psi
dan kekuatan geser kering sebesar 4,067 N/cm
2
atau 5,84 Psi.
Nilai tersebut sudah sesuai dengan standar kekuatan geser
pasir cetak.
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
- Pengaruh kadar air dan kadar bentonit terhadap
kekuatan tarik pasir cetak
Kekuatan tarik adalah kekuatan pasir cetak dalam menahan
beban tarik pada saat penyusutan logam cair yang berubah
menjadi padat. Standar untuk kekuatan tarik pasir cetak adalah
1-6 psi. Dari data actual didapat nilai kekuatan tarik basah
sebesar 0,93 N/cm
2
atau 0,6235 Psi dan kekuatan tekan kering
sebesar 0,6 N/cm
2
atau 0,87 Psi. Hal ini dikarenakan pada saat
pengadukan pasir cetak terjadi penguapan sehingga
mengurangi kadar air pasir cetak dan juga terdapat bentonit
yang tidak teraktifasi seluruhnya sehingga tidak bisa mengikat
butir pasir seluruhnya. Faktor lain adalah distribusi besar
butir, dimana pada saat pengujian pasir cetak yang digunakan
lebih hohmogen dari pada ukuran standarnya. Hal ini
mengakibatkan banyak terjadi rongga-rongga antar butir pasir
dan daya ikat antar butir menjadi berkurang sehingga
menyebabkan kekuatannya berkurang.
Faktor yang lainnya bentuk pasir cetak yang besar dan
berbentuk bulat sehingga kekuatannya menurun, butir pasir
berbentuk bulat memilikikekuatan yang rendah karena bidang
kontakj antar butir kecil sehingga butir pasir mudah
terdeformasi oleh gaya dari luar. Selain itu, disebabkan
pemutaran sand rammer yang pelan sehingga tingkat
kepadatannya rendah, karena rongga antar butiran semakin
besar dan luasan penampang yang bersentuhan semakin
sedikit sehingga akan menurunkan kekuatannya.
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
- Grafik pengaruh kadar air dan kadar bentonit terhadap
kekuatan tekan basah pasir cetak data antar kelompok.
Berdasarkan grafik teoritis, dengan kadar bentonit yang tetap,
jika semakin tinggi kadar air maka kekuatan tekan basah akan
meningkat sampai titik maksimum (kadar air 2%) Karena
bentonit sudah teraktifasi seluruhnya, maka seiring bertambahnya
kadar air, kekuatan tekan basahnya akan menurun. Hal ini
disebabkan semakin banyak bentonit yang akan menjadi pasta
sehingga air bebas yang berada di celah-celah pasir akan
menurunkan kekuatannya.
Pada grafik pengujian kekuatan tekan basah diatas dapat
diketahi pada kadar bentonit 8%, setelah melewati kadar air 2%
kekuatan basahnya cenderung menurun. Hal ini sesuai dengan
grafik teoritis, sedangkan pada kadar bentonit 6% setelah
melewati kadar air 2%, kekuatan tekan basah cenderung menurun
ketika kadar air 3% sampai 4%. Kemudian kekuatannya naik
y = 1.0333x
2
- 8.3333x + 21.633
R = 1
y = 0.1167x
2
- 1.25x + 9.9
R = 1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0 1 2 3 4 5 6
k
e
k
u
a
t
a
n
t
e
k
a
n
k
e
r
i
n
g
N
/
c
m
kadar air %
Grafik kekuatan tekan basah antar kelompok
kadar bentonit 6%
kadar bentonit 8%
Poly. (kadar bentonit 6%)
Poly. (kadar bentonit 8%)
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
ketika kadar air 5%. Seharusnya nilai kekuatan basah pada saat
kadar air 5% lebih rendah jika dibandingkan dengan kadar air
4%. Hal ini terjadi karena pada saat pembuatan specimen
pengujian kadar air 4% proses pencampuran komposisi pasir
cetak kurang merata sehingga ada sebagian bentonit yang tidak
teraktivasi oleh air sehingga ada sebagian pasir yang tidak terikat
oleh bentonit dan kekuatannya menurun.
Pada garfik kekuatan tekan basah pasir cetak data antar
kelompok dapat diketahui bahwa nilai kekuatan tekan basah
dengan kandungan/kadar bentonit 8% lebih besar dibandingkan
dengan kadar bentonit 6%. Hal ini tidak terjadi penyimpangan
dengan grafik kekuatan tekan basah teoritis.
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
y = -1.2667x
2
+ 6.6333x + 1.3333
R = 1
y = -0.05x
2
+ 0.45x + 7.9
R = 1
0
2
4
6
8
10
12
0 1 2 3 4 5 6
k
e
k
u
a
t
a
n
t
e
k
a
n
k
e
r
i
n
g
N
/
c
m
kadar air %
Grafik kekuatan tekan kering antar kelompok
kadar bentonit 6%
kadar bentonit 8%
Linear (kadar bentonit 8%)
Poly. (kadar bentonit 8%)
- Grafik pengaruh kadar air dan kadar bentonit terhadap
kekuatan tekan kering pasir cetak data antar kelompok.
Berdasarkan grafik teoritis kekuatan tekan kering pasir cetak
dapat diketahui bahwa dengan kadar bentonit yang tetap, maka
dengan semakin bertambahnya kadar air, maka kekuatan tekan
keringnya akan semakin naik.
Pada grafik pengujian kekuatan tekan kering diatas dapat
diketahui bahwa pada kadar bentonit 8%, semakin tinggi kadar
air, maka kekuatan tekan kering cenderung naik meskipun tidak
signifikan. Hal ini sesuai dengan grafik teoritis. Sedangkan pada
kadar bentonit 6%, seiring bertambahnya kadar air, kekuatan
tekan keringnya menurun secara signifikan. Hal ini tidak sesuai
dengan garfik secara teoritis yang menyatakan semakin tinggi
kadar air, kekuatan tekan keringnya akan semakin tinggi. Kondisi
tersebut dapat disebabkan karena terjadinya pencampuran yang
tidak merata pada kadar air 3%, sehingga terdapat daerah pasir
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
cetak yang mendapat kadar air yang lebih dari 3% sehingga
kekuatan tekan keringnya lebih besar dari pada kekuatan tekan
pada kadar air 3%. Seharusnya kekuatan tekan pasir cetak dengan
kadar air 3% berada dibawah kadar air 4%. Selain itu,
penyimpangan juga terjadi pada kekuatan tekan kering pasir
cetak pada kadar air 5%. Secara teoritis, seharusnya kekuatan
tekan kering pada kadar air 5% lebih besar dari pada kekuatan
tekan kering pada kadar air 4%. Hal ini disebabkan karena pada
saat pencampuran atau pengadukan pasir cetak dengan kadar air
4% terlalu lama sehingga terjadi penguapan air. Sehingga pada
pasir cetak yang dihasilkan, kada air didalamnya kurang dari 5%
(<5%) sehingga terdapat bentonit yang tidak teraktivasi dan
butiran pasir yang tidak berikatan. Hal tersebut mengakibatkan
kekuatan tekan keringnya lebih rendah dari pada kekuatan tekan
kering pasir cetak yang memilki kadar air 5% dan bahkan yang
memilki kadar air 4%. Selain itu, penyebab lain yang dapat
mengakibatkan penyimpangan itu adalah tidak konstannya lama
pemanasan antara specimen dengan kadar bentonit 6% dan 8%
yang akan mempengaruhi kadar air bebas pasir cetak, sehingga
mempengaruhi kekuatan tekan keringnya.
3.5. Kesimpulan dan Saran
3.5.1 Kesimpulan
1. Permeabilitas adalah kemampuan pasir cetak untuk dialiri fluida tiap
satuan luas dalam waktu tertentu dan dirumuskan
P =
T A P
Q
. .
.
{ ml / cm
2
menit }
2. Macam macam permeabilitas
a. Base permeablitas
b. Green permeablitas
c. Dry permeablitas
d. Boket permeablitas
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
- Faktor-faktor yang mempengaruhi permeabilitas
a. Kadar air
b. Kadar bentonit
c. Bentuk dan distribusi butir
d. Penekanan Sand rammer
3. Dari pengujian permeabilitas dengan kadar air 3% dan kadar bentonit 6
% didapatkan permeabilitas 292,443 ml/cm
2
menit.
4. Dari penggujian permaeabilitas data antar kelompok didapatkan
permeabilitas yang paling tinggi dengan kadar bentonit 6% dan kadar
air 4% dengan permeabilitas 330,532 ml/cm
2
menit.
5. Sedangkan pada kadar bentonit 8% dapat disimpulkan bahwa
permeabilitas yang tertinggi diperoleh pada kadar air 4% dengan
permeabilitas 347,157 ml/cm
2
menit.
6. Pengujian pasir cetak berfungsi untuk mengetahui kekuatan tarik,geser
dan tekan maksimumnya per satuan luas spesimen sampai mengalami
kerusakan.
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekutan pasir cetak :
a. Kadar air
b. Kadar bentonit.
c. Distribusi besr kecil butir
d. Jenisjenis butir pasir cetak
e. Pemadatan paisr cetak
8. Standarisasi kekutaan pasir cetak :
a. Kekuatn tekan : untuk basah 5-22 psi
untuk kering 22 250 psi
b. Kekutan Geser : 1.5 7 psi
c. Kekutan Tarik : 1 6 psi
9. Hasil pengujian kekuatan pasir cetak adalah
a.Kekuatan tekan :
- Tanpa perlakuan panas : 14,2535 PSi
- Dengan perlakuan panas : 8,6028 PSi
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
b.Kekuatan geser :
- Tanpa perlakuan panas : 5,89 PSi
- Dengan perlakuan panas : 3,871 PSi
c.Kekuatan tarik :
- Tanpa perlakuan panas : 0,87 PSi
- Dengan perlakuan panas : 0,6235 PSi
3.5.2 Saran
1. Pada praktikan, hendaknya lebih memperhatikan factor-faktor yang
mempengaruhi permeabilitas dan kekuatan pasir cetak agar hasil yang
di dapat tidak menyimpang dari data teoritis
2. Pada waktu pengamatan dan pengambilan data sebaiknya dilakukan
seteliti mungkin.