You are on page 1of 49

Laboratorium Pengecoran Logam

Jurusan Mesin Universitas Brawijaya


BAB III
PENGUJIAN KARAKTERISTIK PASIR CETAK

3.1 Tujuan Pengujian
Tujuan dari pengujian karakteristik pasir cetak adalah :
1. Agar praktikan mengetahui angka permeabilitas pasir cetak dengan
komposisi tertentu.
2. Agar praktikan mengetahui kekuatan tekan pasir cetak sebelum dan
sesudah perlakuan panas
3. Agar praktikan mengetahui kekuatan geser pasir cetak sebelum dan
sesudah perlakuan panas
4. Agar praktikan mengetahui kekuatan tekan tarik cetak sebelum dan
sesudah perlakuan panas
5. Agar praktikan memahami dan mampu melakukan pengujian
permeabilitas dan kekuatan pasir cetak.

3.2 Dasar Teori
3.2.1 Pengertian
A. Permeabilitas
Permeabilitas adalah Kemampuan pasir cetak untuk dialiri fluida
tiap satuan luas dalam waktu tertentu { ml/cm
2
}. Dirumuskan
P =
T A P
L Q
. .
.

dimana P : Permeabilitas { ml/cm
2
}.
Q : Volume udara yang dilewatkan {ml}
L : Panjang specimen {cm}
P : Tekanan udara {cm}
A : Luas irisan spesimen {19,625 cm
2
}
T :Waktu yang diperlukan untuk melewatkan
volume udara Q melalui spesimen {menit}.
Sumber : Tata,Surdia. Teknik pengecoran Logam. Halaman 120

Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
B. Macam macam permeabilitas
a). Base permeabilitas : permeabilitas dalam keadaan kerimg
b). Green permeabilita : permeabilitas dalam keadaan basah
c). Dry permeabilitas : permeabilitas yang diperlakukan panas dari
100 - 110
d). Backed permeabilitas : permeabilitas yang diperlakukan panas
lebih dari 110
C. Kekuatan
Kekuatan adalah kemampuan suatu bahan untuk menahan beban
baik beban dinamis atau statis yang menyebabkan gaya tekan,tarik
dan geser hingga mencapai titik dimana tepat sebelum patah. Macam-
macam kekuatan :
1. Kekuatan tekan
Kemampuan pasir cetak dalam menahan tekanan hingga
tekan maksimumnya persatuan luas spesimen. Standar untuk
kekuatan tekan adalah:
a. Kekuatan Tekan Kering : 22 250 psi
b. Kekuatan tekan Basah : 5 22 psi
- Kekuatan Tekan Basah
Kekuatan yang terdapat pada pasir cetak setelah pasir
tersebutdicampur dengan air dan dalam pasir cetak tersebut
masih terdapat air bebas. Kekuatan basah dipengaruhi oleh
kadar air dan kadar bentonit. Apabila kadar bentonit tetap dan
kadar air bertambah maka kekuatan akan meningkat sampai
titik maksimum. Dikarenakan seiring bertambahnya air maka
jumlah bentonit yang beraktivasi dan berikatan dengan pasir
cetak bertambah dan kekuatan tekan basah meningkat, tetapi
akan menurun setelah melewati batas maksimumnya seiring
dengan bertambahnya kadar air menyebabkan kekuatan tekan
basahnya menurun.


Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
- Kekuatan Tekan Kering
Kekuatan tekan kering adalah kekuatan yang terdapat pada
pasir cetaksetelah air bebas yang terdapat dalam pasir cetak
telah habis. Pasir tersebut memiliki kekuatan untuk menahan
erosi dan kekuatan statis. Kekuatan ini dipengaruhi oleh kadar
air dan kadar bentonit. Apabila kadar air bertambah, maka
kekuatan kering akan meningkat terus. Hal ini berlawanan
dengan kekuatan tekan basah karena semakin banyak air yang
terdapat di pasir cetak, maka bentonit akan menjadi encer,
akibatnya bentonit yang encer akan dengan mudah masuk ke
celah-celah butiran,menyelimuti butiran menjadikannya ketika
air habis menguap,ikatan butirnya sangat tinggi dan
kekuatannya meningkat









Gambar 3.1 Pengaruh kadar air dan kadar lempung pada pasir diikat lempung
Sumber : Tata surdia, teknik pengecoran logam.Halaman 112

2. Kekuatan tarik
Kemampuan pasir cetak menerima beban tarik persatuan luas
penampang. Biasanya terjadi penyusutan logam cair yang berubah
fase.Cacat ditimbulkan akibat kurangnya kekuatan tarik adalah
inklusi pasir. Standar kekuatan tarik adalah 1 samapi 6 psi.
3. Kekuatan geser
Kemampuan pasir cetak menahan gaya geser persatuan luas
spesimen sampai akhirnya patah. Beban geser terjadi pada saat
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
logam cair mengalir di dasar cetakan pasir atau ketika melewati
saluran. Standar kekuatan geser adalah 1.5 sampai 7 psi.


3.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik pasir cetak
A. Faktor-faktor yang mempengaruhi permeabilitas pasir cetak
1. Kadar air
Kadar air standar untuk pasir cetak adalah antara 1.5% - 8%
tergantung dari jenis cetakan dan logam yang di tuang {Richard
W Heinc principle of metal casting 88}. Bila pasir cetak
kekurangan kadar air, maka bentonit akan kekurangan daya ikat
untuk mengikat pasir silica, Sehingga butir-butir bentonit yang
memperoleh air yang cukup akan menyebar dan mengisi celah-
celah antar butir pasir cetak sehingga permeabilitas menurun.
Begitu juga bila kadar air bertambah dan bentonit tetap maka
permeabilitas akan meningkat sampai titik maksimum dan
seterusnya menurun, sedangkan bentonit akan seperti pasta. Pasir
yang telah dikeringkan mempunyai permeabilitas dan kekuatan
yang meningkat dibandingkan dengan kekuatan basah, karena air
bebas yang diserap pada permukaan butir bentonit dihilangkan.






Gambar 3.2 Pengaruh kadar air dan kadar lempung pada pasir diikat lempung
Sumber : Tata surdia, teknik pengecoran logam.Halaman 112


Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
2. Kadar bentonit
Kadar bentonit untuk pasir cetak standart adalah 8-12%
{Richard W Heinc principle of metal casting 110}, yang fasa
penyusun utamanya ialah Montmorillonite (Al
2
O
3
.4SiO
2
.H
2
O).
{Tata Surdia,Teknik Pengecoran Logam 111}. Bila kadar
bentonit rendah maka air yang tidak terserap oleh bentonit yang
akan menempati celah antar butir pasir, sehingga. Dan bila kadar
bentonit terlalu tinggi, maka sebagian yang tidak memperoleh air
menyebar mengisi celah anatr butir pasir sehingga menurunkan
permeabilitas pasir cetak.
3. Bentuk dan distribusi pasir cetak

Gambar 3.3 Bentuk Butir-Butir Dari dari Pasir Cetak
Sumber : Tata Surdia, Teknik Pengecoran Logam, hal 110
Untuk jenis butir pasir cetak, jenis butir pasir bulat baik
sebagai pasir cetak, karena memerlukan jumlah pengikat yang
lebih sedikit untuk mrndapatkan kekuatan dan permeabilitas
tertentu, serta mampu alirnya baik sekali. Pasir berbutir kristal
merupakan jenis butir pasir yang kurang baik untuk pasir cetak,
sebab akan pecah menjadi butir-butir kecil pada pencampuran
serta memberikan ketahanan dan permeabilitas yang buruk pada
cetakan dan selanjutnya membutuhkan pengikat dengan jumlah
yang banyak.
Pasir cetak biasanya kumpulan dari butir-butir yang berukuran
bermacam-macam. Tetapi kadang-kadang terdiri dari butir-butir
tersaring yang mempunyai ukuran seragam. Besar butiran yang di
inginkan adalah sedemikian sehingga 2/3 dari butiran pasir
mempunyai ukuran dari 3 mesh yang berurutan dan sisanya dari
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
ukuran mesh-mesh berikunya. Jadi lebih baik tidak mempunyai
besar butir yang seragam.
Macam-macam Butir Pasir Cetak
a) Butir Pasir Bulat ( Rounded Grain )
Butiran bulat terbentuk karena butir butir yang
saling bergesekan berulang ulang akibat adanya angin,
gelombang, ataupun aliran air sehingga menghasilkan
bentuk bulat. bentuk ini mempunyai luas bidang yang
bersentuhan sedikit sehingga memerlukan jumlah
pengikat yang lebih sedikit sehingga permeabilitasnya
baik.






Gambar 3.4 Bentuk Pasir Bulat
Sumber : http://www.ansuf.web.id/2011/02/pasir-cetak.html























Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
b) Bentuk Pasir Sebagian Bersudut ( Sub Angular Grain )
Butiran sebagian bersudut terjadi karena butiran
bersudut saling begerak dan bertubrukan, sehingga
sudutnya pecah dan membentuk sub angular grain.
permeabilitas butiran ini lebih rendah dari rounded
grain, karena memerlukan jumlah pengikat yang lebih
banyak. Pasir jenis ini banyak digunakan dalam
pembuatan besi cor.





Gambar 3.5 Bentuk Pasir Bulat
Sumber : http://www.ansuf.web.id/2011/02/pasir-cetak.html

c) Bentuk Pasir Bersudut ( Angular Grain )
Bentuk butirnya mayoritas bersudut, namun sudut
yang terbentuk belum terlalu runcing. Butiran ini
mempunyai permeabilitas yang lebih rendah dari butiran
sebagian bersudut karena memerlukan jumlah pengikat yang
lebih banyak. Akan tetapi, butiran bersudut mempunyai
kekuatan yang tinggi dibandingkan butiran sebagian bersudut.





Gambar 3.6 Bentuk Pasir Bulat
Sumber : http://www.ansuf.web.id/2011/02/pasir-cetak.html


Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
d) Bentuk Pasir Kristal ( Compound Grain )
Bentuk butir dari pasir ini memiliki sudut yang
meruncing pada ujungnya. Butiran ini memiliki
permeabilitas yang paling buruk karena memerlukan
jumlah pengikat yang banyak.





Gambar 3.7 Bentuk Pasir Bulat
Sumber : http://www.ansuf.web.id/2011/02/pasir-cetak.html
4. Penekanan Sand Rammer
Semakin banyak penekanan sand rammer pada pasir maka
dapat mengakibatkan jarak antara butir pasir menjadi lebih rapat
dan padat. Akibatnya celah-celah udara menjadi semakin sempit
dan akan menurunkan permeabilitasnya.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan pasir cetak
1. Kadar Air
Kadar air adalah jumlah air yang terkandung pada pasir cetak.
Kadar air yang ideal berkisar antara 1,5-8% {Ricahrd W. Heinc.
Principle of Metal Casting, 88}. Bila kadar air di dalam pasir
cetak rendah, maka bentonit akan kekurangan daya ikat untuk
mengikat pasir silica. Dengan demikian butir-butir bentonit tidak
akan mendapat air yang cukup untuk mengisi celah-celah antar
butir pasir cetak. Hal ini menyebabkan kekuatan pasir cetak akan
menurun
Bila kadar air tinggi, maka bentonit akan seperti pasta karena
kelebihan air. Hal ini akan menyebabkan kekuatan pasir cetak
menurun dikarenakan banyaknya air yang kehilangan fungsinya
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
sebagai aktivator bentonit dan menjadi air bebas yang mengisi
celah antar butiran yang mengurangi ikatan antar butiran.
2. Kadar Bentonit
Bila kadar bentonit rendah di dalam campuran pasir cetak,
maka akan menyebabkan kekuatan pasir cetak menurun. Hal ini
disebabkan karena daya ikat antara butiran dan pasir cetak rendah,
ketika daya ikat rendah butiran pasir yang berikatan juga semakin
sedikit menjadikannya kekuatan menurun.
Sedangkan bila kadar bentonit di dalam pasir cetak tinggi,
maka akan menyebabkan kekuatannya meningkat sampai titik
maksimalnya konstan. Hal ini disebabkan bentonit beraktivasi
sempurna dan berikatan dengan pasir cetak yang menyebabkan
konstan. Kekuatannya meningkat hingga kadar 10% dikarenakan
bentonit beraktivasi dengan pasir. Seiring dengan bertambahnya
jumlah kadar bentonit, sehingga kekuatannya meningkat hingga
titik maksimum. Akan tetapi setelah itu akan konstan tidak
mengalami pertambahan nilai kekuatan. Hal ini disebabkan
bentonit mengikat butiran-butiran antar bentonit itu sendiri.


Gambar 3.8 Skematic diagram pengaruh prosentase
kadar lempung terhadap kekuatan tekan
basah maksimum
Sumber : Richard W.H,Principle of Metal Casting,109

3. Distribusi Besar Kecil Butir
Pada pasir cetak diharapakan mempunyai besar butir yang
tidak seragam, agar butir-butir yang lebih kecil dapat mengisi
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
rongga yang tidak dapat ditempati oleh butir pasir yang besar.
Dengan demikian dapat memperbaiki kekuatan pasir cetak karena
butiran yang tidak seragam menghasilkan bidang antar butiran
yang kuat dan bidang kontaknya menjadi banyak sehingga
distribusi tegangannya merata dan gaya tarik-menariknya tinggi
menyebabkan kekuatannya meningkat. Akan tetapi nilai
kekuatannya akan lebih kecil bila butiran pasir seragam, baik
besar-besar semua atau kecil-kecil. Hal ini dikarenakan bentuk
butiran yang seragam masih rongga-rongga antar butirannya
rendah. Hal ini dikarenakan bidang kontak butirannya menjadi
sedikit dan konsentrasi tegangannya menjadi lebih besar
dibandingkan besar butiran yang tidak seragam. Oleh karena itu,
untuk memperoleh kekuatn yang baik sebaiknya butiran dibuat
tidak seragam, sehingga kekuatannya menjadi lebih baik.
4. Jenis-jenis Butiran Pasir Cetak
a) Butir Pasir Bulat
Jenis butir pasir yang paling banyak digunakan dalam
pengikat yang memerlukan kekuatan yang baik
b) Butir Pasir Sebagian Bersudut
Jenis pasiryang banyak digunakan dalam pengecoran besi
cord an non ferro, pemakaina bahan pengikat untuk pasir jenis
ini lebih tinggi dibandingkan dengan bentuk bulat.
c) Bentuk Pasir Bersudut
Jenis butir pasir cetak yang banyak digunakan pada
pengecoran besi cord an non ferro.
d) Bentuk Pasir Kristal
Pasir berbutir Kristal kurang baik untuk pasir cetak
disebabkan karena butiran akan pecah menjadi butir-butir pada
saat pencampuran serta memerlukan pengikat yang banyak.
Dengan empat macam butir pasir cetak, yang baik digunakan
untuk pengecoran logam adalah butir pasir bulat, karena
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
memerlukan pengikat yang sedikit dan distribusi tegangannya
merata dengan konsentrasi yang kecil.
5. Pemadatan
Pemadatan dilakukan di sand rammer, semakin padat pasir
cetak maka kekuatannya semakin besar. Hal ini dikarenakan
ketika pasir cetak dipadatkan, menyebabkan jarak antar butiran
menjadi dekat, mengurangi celah-celah antar butiran sehingga
menambah bidang kontak antar buitran dan gaya tarik menariknya
semakin besar menyebabkan kekuatan meningkat. Dan
sebaliknya, jika celah-celah antar butiran besar dikarenakan tidak
dilakukan pemadatan maka gaya tarik-menariknya kecil dan
bidang kontak antar butirnya juga sedikit sehingga kekuatannya
rendah.


3.2.3 Pengaruh sifat pasir cetak terhadap hasil coran
A. Pengaruh permeabilitas terhadap hasil coran
Hubungan kadar air dan berbagai sifat pasir dengan pengikat
bentonit sangat berpengaruh terhadap nilai permeabilitas. Jika kadar
air ditambah dan kadar bentonit di buat tetap maka permeabilitas
berangsur-angsur bertambah sampai titik maksimum dan seterusnya
menurun. Kecenderungan serupa muncul kalau kadar air dibuat tetap
dan kadar bentonit ditambah.
Dari hubungan antara kadar air dan kadar bentonit, maka akan
diketahui nilai dari permeabilitas yang dapat mempengaruhi hasil
dari coran. Jika pasir cetak terlalu tinggi permeabilitasnya maka
dapat mengakibatkan kekasaran permukaan hasil coran. Hal ini
diakibatkan karena logam cair dapat meresap ke dalam celah-celah
pasir cetak. Sedangkan jika permeabilitasnya rendah maka akan
terbentuk rongga-rongga udara ( lubang pada hasil coran ).

Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
B. Pengaruh kekuatan pasir cetak terhadap hasil coran
1) Pengaruh Kekuatan Tekan
Kekuatan tekan kering cetak berpengaruh pada saat
penuangan, dimana tejadi beban tekan yang terjadi dan apabila
kekuatan tekan rendah menyebabkan permukaan cavity menjadi
mengembang, pelenturan dan penetrasi, sehingga benda hasil
coran menjadi cacat dan tidak presisi.
2) Pengaruh Kekuatan Tarik
Kekuatan tarik pasir cetak berpengaruh pada penyusutan
ketika logam cair berubah fase menjadi padat, terjadi gaya tari-
menaril lapisan keluar pasir. Pasir cetak yang memiliki kekuatan
tarik rendah menyebabkan inklusi pasir dan cacat permukaan
hasil coran.


3) Pengaruh Kekuatan Geser
Kekuatan geser pasir cetak berpengaruh pada saat
penuangan logam cair mengalir melewati pasir cetak mengikis
permukaan pasir cetak akibat adanya gaya gesek yang bekerja.
Pasir cetak yang memilki kekuatan geser rendah akan
menyebabkan erosi dan cacat hasil coran.

3.3 Pelaksanaan Pengujian
3.3.1 Pengujian Permeabilitas Pasir Cetak
a. Alat dan Bahan yang Digunakan
Alat alat yang digunakan dalam pengujian ini adalah :
1. Mesin Pengaduk ( Sand Mixer )
Alat ini digunakan untuk mencampur ketiga bahan yaitu pasir
silica, bentonit (bentonit ), dan air agar menjadi satu.
Spesifikasi alat :
- Tipe : IP 54
- Arus : 2,3 A
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
- Frame / No : ED 71 GD Q569466
- Tegangan : 240 V
- Class : F
- Frekuensi : 50 Hz
- Merk : +GF+
- Putaran : 1380 rpm
- Buatan : Jerman Barat
- Daya : 0,18 kW

2. Stopwatch
Alat ini digunakan untuk mengukur waktu sampai 2000 cc
udara.





3. Sand Rammer
Alat ini digunakan untuk menumbuk pasir cetak menjadi bentuk
specimen yang dikehendaki yaitu panjang 5 cm dan diameter 5
cm ( luas penampang = 19,625 cm
2
).


Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
Spesifikasi alat :
- Tipe : POU
- Merk : George Fisher
- Fabr : 2054
- Buatan : Jerman Barat

Gambar 4.1 : Sand Rammer
Sumber : Buku Panduan Praktikum Pengecoran
Logam
4. Permeabilitas Meter
Alat ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar angka
permeabilitas dari pasir cetak yang diuji.












Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
Spesifikasi alat :
- Tipe : POU
- Buatan : Jerman Barat
- Fabr : 1725








Gambar 4.2 : Permeability Meter
Sumber :Buku Panduan Praktikum Pengecoran
Logam
5. Timbangan Elektrik









Bahan yang digunakan adalah pasir cetak dengan komposisi :
- Pasir silica : 91 %
- Bentonit : 6 %
- Air : 3 %




Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
b. Urutan Kerja Pengujian
1. Panaskan pasir cetak selama 6 menit dengan temperature 110
0
C
2. Siapkan 150 gr pasir cetak untuk pengujian ini dengan menggunakan
sand rammer.
3. Buka pelindung orifice dan pilihlah salah satu posisi penunjuk skala
yang akan digunakan.
Tanda biru untuk skala P = 0 50
Tanda merah untuk skala P = 0 500
a. Skala P dibaca dari skala merah bagian luar dari pengukuran tekanan.
b. Skala paling dalam menunjukkan tekanan dinamis antara orifice dan
specimen dalam mm kolom air ( mm Wh ).
4. Memutar kran pada posisi A dan angkat tabung udara ke atas secara
perlahan lahan hingga angka nol terlihat tepat pada batas tabung
bawah lalu kunci pada posisi E.
5. Letakkan tabung specimen berikut specimen di dalamnya pada orifice.
6. Putar kran pada posisi B bersamaan mulai menghitung waktu dengan
stopwatch saat udara dialirkan ke specimen pasir cetak. Hal ini ditandai
dengan tabung udara mulai turun ke bawah.
7. Catat besar P specimen pasir cetak dengan tekanan yang terbaca pada
skala permeabilitas meter saat 1000 cc udara yang sudah terlewatkan.
8. Catat waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan udara sebanyak 2000
cc melalui tabung specimen pasir cetak yang diuji.
9. Ulangi langkah 1 7 sampai specimen 4 serta catat data P ( tekanan ).

3.3.1 Pengujian Permeabilitas Pasir Cetak
a. Alat dan Bahan yang Digunakan
Alat alat yang digunakan dalam pengujian kekuatan pasir cetak
adalah :
1. Universal Strength Machine
Alat ini digunakan untuk mengujia kekuatan pasir cetak.
Spesifikasi alat:
Merk : George Fischer
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
Buatan : Jerman Barat









Gambar 5.2 : Alat Penguji kekuatan pasir
Sumber : Panduan Praktikum Pengecoran logam

Keterangan gambar :
01. Main Piston
02. Low Pressure Gauge
03. Pressure Piston Hydraulic Press Hand Operate
04. Handwheel
05. Throttle Reflux Valve
06. Plug In Coupling
07. Compression Insert
08. Locking Plug

2. Kepala penekan untuk uji kekuatan tekan
3. Kepala penekan untuk uji kekuatan geser








Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya

Gambar 5.3 : (a) Kepala penekan untuk uji kekuatan tekan,
(b) Kepala penekan untuk uji kekuatan geser
Sumber : Panduan Praktikum Pengecoran Logam

4. Kepala penekan untuk uji kekuatan tarik







Gambar 5.4 : Kepala penekan untuk uji kekuatan tarik
Sumber : Panduan Praktikum Pengecoran Logam


5. Sand rammer
Alat ini digunakan untuk memadatkan pasir cetak dalam
tabung spesimen.




Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
6. Timbangan electric








7. Cetakan spesimen uji kekuatan geser
Alat ini digunakan sebagai tempat untuk membuat
spesimen uji geser.

Bahan yang digunakan adalah pasir cetak sebanyak 150 gram, dengan
komposisi:
- Pasir silica : 86 %
- Bentonit : 10 %
- Air : 4 %
b. Urutan Kerja Pengujian
1. Urutan kerja pengujian kekuatan Tekan
a. Langkah pengujian tanpa perlakuan panas
1. Ambil campuran pasir cetak seberat 150 gram, lalu buat specimen
uji tekan dengan menggunakan sand rammer (specimen sebanyak 5
buah).
2. Pasang kepala uji tekan pasir cetak pada alat uji kekuatan pasir
cetak.
3. Letakkan specimen pada kepala uji tekan pasir cetak secara hati-
hati jangan sampai rusak.
4. Putar handwheel secara terus-menerus dengan putaran konstan dan
perlahan-lahan hingga hancur.
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
5. Baca dan catat besar kekuatan tekan pasir cetak tersebut (lengkap
demngan satuannya) pada skala paling lauar yang terdapat pada
alat uji tekan pasir cetak.
6. Lakukan langkah 1-5 untuk specimen berikutnya.

b. Langkah pengujian dengan perlakukan panas.
Langkah pengujian sama dengan tanpa perlakuan panas, hanya setelah
pasir cetak dibuat specimen uji tekan, dilakukan pemanasan dalam
dapur pemanas dengan suhu 110 C selam 1 jam.

2. Urutan Kerja Pengujian Kekuatan Geser
a. Langkah-langkah Pengujian tanpa perlakuan panas
1. Ambil campuran pasir cetak seberat 150 gram, kemudian buat
specimen uji geser dengan sand rammer (specimen sebanyak 5
buah).
2. Pasang kepala uji geser pasir cetak pada lat uji kekuatan geser pasir
cetak.
3. Letakkan spesimen pada kepala uji geser secara hati-hati jangan
sampai spesimen rusak.
4. Putar handwheel secara terus-menerus dengan putaran konstan dan
perlahan-lahan hingga specimen hancur.
5. Baca dan catat besar kekuatan tekan pasir cetak tersebut pada skala
yang di tengah pada alat uji geser tersebut.

b. Langkah pengujian dengan perlakuan panas.
Langkah pengujian sama dengan tanpa perlakuan, hanya setelah pasir
cetak dibentuk specimen uji geser, dilakukan pemanasan dalam dapur
pemanasan dengan suhu 110 C selam 1 jam.




Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
3. Urutan Kerja Pengujian Kekuatan Tarik
a. Langkah-langkah pengujian tanpa perlakuan panas
1. Ambil campuran pasir cetak seberat 150 gram, lalu buat specimen
uji tarik dengan menggunakan sand rammer (specimen sebanyak 5
buah).
2. Pasang kepala uji tarik pasir cetak pada alat uji kekuatan pasir
cetak
3. Letakkan specimen pada kepala uji tekan pasir cetak secara hati-
hati jangan sampai rusak.
4. Putar handwheel secara terus-menerus dengan putaran konstan dan
perlahan-lahan hingga specimen hancur.
5. Baca dan catat besar kekuatan tarik pasir cetak tersebut (lengkap
demngan satuannya) pada skala paling dalam yang terdapat pada
alat uji tarik pasir cetak.
6. Lakukan langkah 1-5 untuk specimen berikutnya.
b. Langkah pengujian dengan perlakuan panas.
Langkah pengujian sama dengan tanpa perlakuan, hanya setelah pasir
cetak dibentuk speciomen uji tarik, dilakukan pemanasan dalam dapur
pemanasan dengan suhu 110 C selam 1 jam.


Gambar 5.5 :Skala alat uji kekuatan pasir cetak
Sumber : Panduan Praktikum Pengcoran Logam



Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
3.4 Pengolahan Data dan Pembahasan
3.4.1 Pengolahan Data dan Pembahasan Permeabilitas Pasir Cetak
- Tabel Hasil Pengujian
No. Tekanan ( P )
( cm ka )
Waktu ( t )
( menit )
Panjang ( l )
( mm )
Permeabilitas
( ml/cm
3
menit )
1. 26 0,833 50,8 320
2. 23 0,7 49,8 370
3. 21,5 0,716 48,8 400

- Tabel Hasil Perhitungan Permeabilitas
No. P ( ml/ cm
3
menit )
) ( P P
2
) ( P P
1. 239,037 -53,406 2852,2
2. 315,227 22,784 519,11
3. 323,064 30,621 937,645

- Perhitungan data hasil pengujian
Perhitungan permeabilitas

P =
T A P
L Q
. .
.

dimana P : Permeabilitas { ml/cm
2
}.
Q : Volume udara yang dilewatkan {ml}
L : Panjang specimen {cm}
P : Tekanan udara {cm}
A : Luas irisan spesimen {19,625 cm
2
}
T :Waktu yang diperlukan untuk melewatkan
volume udara Q melalui spesimen {menit}.

- Contoh perhitungan specimen I
P =
T A P
L Q
. .
.
=
833 , 0 . 625 , 19 . 26
8 , 50 . 2000
= 239,037 ml / cm
2
menit

Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
Perhitungan Statistika
- Permeability rata-rata ( P )
P =
n
P

=
3
328 , 786
= 292,443 ml / cm
2
menit
- simpangan baku (S)
=
1
) (
2

n
P P
=
1 3
955 , 4308

= 46,416
- simpangan baku rata-rata {}
=
n
o
=
3
416 , 46
= 26,798
- kesalahan relatif {KR}
KR =
P
o
=
443 , 292
798 , 26
= 0,0916
= KR x 100% = 0,065 x 100%
= 9,16 %
dengan mengambil resiko kesalahan = 10%
derajat kebebasan (db) = n-1 = 5-1 = 4
sehingga untuk t (
2
o
; db) = t (0,05 ; 2) = 2,920
- maka interval pendugaan kesalahan :
P - [t(
2
o
; db) ] < P < P + [t(
2
o
; db) ]
97,432 (2,776 . 6,431) < P < 97,432 + (2,776 . 6,431)
79,833 < P < 115,031









Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
Grafik Uji t permeabilitas









Dari pengujian dapat disimpulkan bahwa permeabilitas
rata-rata adalah 97,432 ml/cm
2
menit dengan interval penduga
79,833 sampai 115,031 dengan tingkat keyakinan 90%.

- Grafik pengaruh kadar air dan kadar bentonit terhadap
permeabilitas










Gambar 3.20 Pengaruh kadar air dan kadar bentonit terhadap permeabilitas
Sumber : Tata surdia, teknik pengecoran logam

Dari grafik menunjukkan hubungan antara kadar air dan
berbagai sifat pasir dengan pengikat bentonit. Jika kadar bentonit
dibuat tetap maka kekuatan berangsur-angsur bertambah sampai
titik maksimum dan seterusnya menurun. Kecenderungan serupa
muncul kalau kadar air dibuat tetap dan kadar bentonit ditambah.
Titik maksimum dari kekuatan dan permeabilitas dimana butir-butir
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
pasir dikelilingi oleh ketebalan tertentu dari campuran air dan
bentonit. Dengan kelebihan kadar air kekuatan dan permeabilitasnya
akan menurun, karena ruangan antar butir-butir pasir ditempati oleh
bentonit yang berlebih pasir. Air yang tidak cukup akan
menurunkan, karena kurang lekatnya bentonit. Selanjutnya bentonit
yang berbutir menempati ruang antar butir-butir pasir dan
menurunkan permeabilitas. Dari grafik juga terlihat, bahwa untuk
kurva kekuatan kering dengan bertambahnya kadar air akan
cenderung naik terus disebabkan pada saat bentonit mempunyai
kadar air yang banyak, maka bentonit akan menyebar dan akan
menyelimuti pasir dengan baik. Pada saat bentonit dan pasir tersebut
dilakukan perlakuan maka pasir cetak akan kehilangan air bebas
sampai kering. Dengan keringnya kadar air maka bila dilakukan
pengujian kekuatan keringnya pun akan meningkat.
Sedangkan untuk kurva kekuatan basah, dengan bertambahnya
kadar air maka akan cenderung turun. Hal ini disebabkan pada pasir
cetak terlalu banyak mengandung air bebas sehinigga bentonit
sebagai pengikat akan berubah menjadi pasta. Sehingga daya ikat
bentonit tinggi tetapi tetap lembek dan bila dilakukan pengujian
akan mudah rusak seperti mudah pecah ataupun bergeser dll.
Dari hasil pengujian kelompok 5 dengan kadar air 3% dan
kadar bentonit 6% didapatkan permeabilitas rata-rata 292,443
(ml/cm2 menit) dengan interval penduga kesalahan 214,19 <P<
370,693 dengan tingkat keyakinan 90%. Hal ini menunjukkan
bahwa pasir cetak mampu mengalirkan 292,443 udara tiap luas
penampang dalam aliran tiap menit. Sedangkan secara teoritis, nilai
permeabilitas pasir cetak dengan kadar air 3% dan kadar bentonit
6% adalah sekitar 150 (ml/cm2 menit).



Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
- Grafik pengaruh kadar air dan kadar bentonit terhadap
permeabilitas pasir cetak data antar kelompok

Kadar bentonit 8 %
Kadar air Permeabilitas
3% 181,073
4% 347,157
5% 341,98


Kadar bentonit 6 %
Kadar air Permeabilitas
3% 292,443
4% 330,532
5% 306,737















Pada grafik hubungan kadar air dan kadar bentonit terhdap
permeabilitas dengan variasi kadar air ( 3%, 4% dan 5% ) dan
kadar bentonit tetap 6 % terlihat kurava naik hingga titik puncak
dengan permeabilitas rata rata 330,532 (ml/cm2 menit) pada
kadar air 4%dan bentonit 6%. Setelah melewati titik puncak (
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
permeabilitas maksimum ) grafik menurun menjadi 306,737
(ml/cm2 menit).
Karena kadar bentonit dibuat tetap ( 6 % ) dan kadar air
ditambah, maka permeabilitas akan naik sampai titik maksimum
dan seterusnya menurun. Kelebihan kadar air menyebabkan
permeabilitas menurun karena celah antar butir pasir ditempati
bentonit yang berlebih kadar air.
Begitu juga pada kadar bentonit 8% dengan variasi kadar
air ( 3%, 4% dan 5% ), terlihat kurva naik hingga titik puncak
dengan permeabilitas rata-rata 347,157 (ml/cm2 menit) pada
kadar air 4% dan kadar bentonit 8%. Setelah melewati titik
maksimum maka grafik permeabilitas turun menjadi 341,89
(ml/cm2 menit).
Jika grafik secara aktual di atas dibandingkan dengan grafik
secara teoritis, maka terdapat beberapa penyimpangan. Untuk
grafik dengan kadar bentonit 6% pada kadar air 3% seharusnya
nilai permeabilitasnya 150 ml/ cm
2
.menit, pada kadar air 4%
seharusnya 140 ml/ cm
2
.menit dan pada kadar air 5%
permeabilitasnya seharusnya 125 ml/ cm
2
.menit. Penyimpangan
seperti itu juga dialami oleh grafik dengan kadar bentonit 8%.
Pada kadar air 3%, secara teoritis permeabilitasnya 130 ml/
cm
2
.menit, pada kadar air 4% secara teoritir harusnya 135 ml/
cm
2
.menit dan pada kadar air 5% harusnya 120 ml/ cm
2
.menit.
Penyimpangan di atas disebabkan oleh beberapa hal
diantaranya kadar air yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dari
prosentase yang telah ditentukan yang disebabkan pada saat
penimbangan kadar air tidak sesuai dengan prosentase. Selain itu
juga pada saat proses pengadukan pasir cetak yang kurang merata
sehingga campuran yang tidak merata tersebut akan mengumpul
pada titik-titik tertentu yang akan menyebabkan permeabilitas
aktual berbeda dengan kondisi teoritis. Penyebab lain adalah
penekanan pasir cetak pada saat pembuatan cetakan pasir yang
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
terlalu tinggi atau terlalu rendah (kurang) sehingga
mengakibatkan permeabilitas pasir cetak mengalami
penyimpangan dari kondisi teoritis. Distribusi pasir cetak yang
digunakan berbentuk bulat dan seragam sehingga luas bidang
kontaknya kecil yang berakibat rongga-rongga antar butiran pasir
besar, yang mengakibatkan permeabilitas tinggi.

3.4.2 Pengolahan Data dan Pembahasan Kekuatan Pasir Cetak
A. Data Hasil Pengujian Kekuatan Tekan
- Tabel Data pengujian tanpa perlakuan panas
No
Kekuatan Tekan
(N/cm
2
)
(X-X) (X-X)
2

1 5,8 -0,133 0,0716
2 5,6 -0,333 0,1108
3 6,4 0,467 0,218
E 17,8 0,001 0,3464

- Tabel Data pengujian dengan perlakuan panas
No
Kekuatan Tekan
(N/cm
2
)
(X-X) (X-X)
2

1 4,8 -0,033 0,00109
2 8,7 -1,133 1,2836
3 11 1,167 1,3618
E 29,5 0,001 2,6465








Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
B. Data Hasil Pengujian Kekuatan Geser
- Tabel Data pengujian tanpa perlakuan panas
No
Kekuatan Geser
(N/cm
2
)
(X-X) (X-X)
2

1 2,8 0,13 0,0169
2 2,8 0,13 0,0169
3 2,4 -0,27 0,073
E 8 -0,01 0,2

- Tabel Data pengujian dnegan perlakuan panas
No
Kekuatan Geser
(N/cm
2
)
(X-X) (X-X)
2

1 3,5 -0,56 0,3136
2 5,1 1,03 1,609
3 3,6 -0,46 0,2116
E 12,2 0,01 1,5861

C. Data Hasil Pengujian Kekuatan Tarik
- Tabel Data pengujian Tanpa perlakuan Panas
No
Kekuatan Tarik
(N/cm
2
)
(X-X) (X-X)
2

1 0,4 -0,03 0,0009
2 0,45 0,02 0,0004
3 0,45 0,02 0,0004
E 1,3 0,01 0,0017







Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
- Tabel Data pengujian dengan perlakuan Panas
No
Kekuatan Tarik
(N/cm
2
)
(X-X) (X-X)
2

1 0,6 0 0
2 0,6 0 0
3 0,6 0 0
E 1,8 0 0

Perhitungan Data Hasil Pengujian
A. Perhitungan Pengujian Kekuatan Tekan
a. Tanpa Perlakuan Panas
- Kekuatan Tekan Rata-rata (X)
933 , 5
3
8 , 17
= =
E
=
X
n
X
X

- Simpangan Baku (o)
4161 . 0
2
3464 . 0
1
) (
2
=
=

E
=
o
o
o
n
X X

- Simpangan Baku Rata-rata

2402 . 0
3
4161 . 0
= =
=
o
o
o
n

- Kesalahan Relatif (KR)
0404 . 0
933 , 5
2402 . 0
= =
=
KR
X
KR
o

% 04 , 4 % 100 0404 . 0
% 100
= =
=
x
KRx
o
o

Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
- Dengan mengambil resiko kesalahan o = 5%
- Derajat kebebasan (db) = n 1 = 3 1 = 2

9665 , 6 8995 , 4
0335 , 1 933 , 5 0335 , 1 933 , 5
] ) ;
2
( [ ] ) ;
2
( [
303 , 4 ) 2 ; 025 . 0 ( ) ;
2
(
s s
+ s s
+ s s
= =
x
x
db t x x db t x
t db t
o
o
o
o
o

Dengan tingkat keyakinan 95%
b. Dengan Perlakuan Panas
- Kekuatan Tekan Rata-Rata (X)
833 , 9
3
5 , 20
= =

=
X
n
X
X

- Simpangan Baku (o)
1503 , 1
2
465 , 2
1
) (
2
=
=


=
o
o
o
n
X X

- Simpangan Baku Rata-Rata (o)
6641 , 0
3
1503 , 1
= =
=
o
o
o
n

- Kesalahan Relatif (KR)
0675 . 0
833 , 9
6641 . 0
= =
=
KR
X
KR
o

% 75 , 6 % 100 0675 . 0
% 100
= =
=
x
KRx
o
o

- Dengan mengambil resiko kesalahan o = 10%
- derajat kebebasan db=n-1=3-1=2
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya

6906 , 12 9953 , 6
5876 , 2 853 , 9 5876 , 2 853 , 9
] ) ;
2
( [ ] ) ;
2
( [
303 , 4 ) 2 ; 025 . 0 ( ) ;
2
(
s s
+ s s
+ s s
= =
x
x
db t x x db t x
t db t
o
o
o
o
o

Dengan tingkat keyakinan 90%
c. Uji t
- Tingkat Kesalahan (o) = 5%
- Derajat bebas (db) = n
1
+n
2
2=3+32=4
- Dari table t didapat, ) ;
2
( db t
o

t (0,025;4)=2,776
- Hipotesa:
1.Ho : 1=2
2.H1 : 1=2
3.t hitung :
( ) ( )
( )
7641 , 6
4
3
2
6641 , 0 2 2402 , 0 2
833 , 9 933 , 5
2
1 1
} 1 1 {
) (
2 2 2
2 1
2 1
2 2
2
2
2
1
2
1
2
=
+

=
+
|
.
|

\
|
+ - +

=
t
t
n n
n n
n n
x x
t
o o



Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya


Dari gambar di atas dapat diambil keputusan H1 = tidak diterima karena
nilai uji t terletak di dalam wilayah kritis (kurang dari 9,5472) yang artinya
terjadi perbedaan antara kekuatan tekan tanpa perlakuan panas dengan
kekuatan tekan dengan perlakuan panas.
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
B. Perhitungan Pengujian Kekuatan Geser
a. Tanpa Perlakuan Panas
- Kekuatan Tekan Rata-rata (X)
67 , 2
3
8
= =
E
=
X
n
X
X

- Simpangan Baku (o)
359 , 0
2
254 , 0
1
) (
2
=
=

E
=
o
o
o
n
X X

- Simpangan Baku Rata-rata

207 . 0
3
359 . 0
= =
=
o
o
o
n

- Kesalahan Relatif (KR)
077 . 0
67 , 2
207 . 0
= =
=
KR
X
KR
o

% 7 , 7 % 100 077 . 0
% 100
= =
=
x
KRx
o
o

- Dengan mengambil resiko kesalahan o = 5%
- Derajat kebebasan (db) = n 1 = 3 1 = 2

2744 , 3 0655 , 2
6045 , 0 67 , 2 6045 , 0 67 , 2
] ) ;
2
( [ ] ) ;
2
( [
920 , 2 ) 2 ; 05 . 0 ( ) ;
2
(
s s
+ s s
+ s s
= =
x
x
db t x x db t x
t db t
o
o
o
o
o

Dengan tingkat keyakinan 95%

Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
b. Dengan Perlakuan Panas
- Kekuatan Tekan Rata-Rata (X)
067 , 4
3
2 , 12
= =

=
X
n
X
X

- Simpangan Baku (o)
8905 , 0
2
5861 , 1
1
) (
2
=
=

E
=
o
o
o
n
X X

- Simpangan Baku Rata-Rata (o)
5141 . 0
3
8905 . 0
= =
=
o
o
o
n

- Kesalahan Relatif (KR)
1264 . 0
067 , 4
5141 . 0
= =
=
KR
X
KR
o

% 64 , 12 % 100 1264 . 0
% 100
= =
=
x
KRx
o
o

- Dengan mengambil resiko kesalahan o = 10%
- derajat kebebasan db=n-1=3-1=2

5681 , 5 5658 , 2
5011 , 1 067 , 4 5011 , 1 067 , 4
] ) ;
2
( [ ] ) ;
2
( [
920 , 2 ) 2 ; 05 . 0 ( ) ;
2
(
s s
+ s s
+ s s
= =
x
x
db t x x db t x
t db t
o
o
o
o
o

Dengan tingkat keyakinan 90%


Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
c. Uji t
- Tingkat Kesalahan (o) = 5%
- Derajat bebas (db) = n
1
+n
2
2=3+32=4
- Dari table t didapat, ) ;
2
( db t
o

t (0,05;4)=
- Hipotesa:
a. Ho : 1=2
b.H1 : 1=2
c. t hitung :
( ) ( )
( )
5439 . 1
4
3
2
5141 , 0 2 207 , 0 2
067 , 4 67 , 2
2
1 1
} 1 1 {
) (
2 2 2
2 1
2 1
2 2
2
2
2
1
2
1
2
=
+

=
+
|
.
|

\
|
+ - +

=
t
t
n n
n n
n n
x x
t
o o



Dari gambar di atas dapat diambil keputusan H1 = tidak diterima karena
nilai uji t terletak di dalam wilayah kritis (kurang dari 2,5658) yang artinya
terjadi perbedaan antara kekuatan tekan tanpa perlakuan panas dengan
kekuatan tekan dengan perlakuan panas.
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
3. Perhitungan Pengujian Kekuatan Tarik
a. Tanpa Perlakuan Panas
- Kekuatan Tekan Rata-rata (X)
43 , 0
3
3 , 1
= =
E
=
X
n
X
X

- Simpangan Baku (o)
029 , 0
2
0017 , 0
1
) (
2
=
=

E
=
o
o
o
n
X X

- Simpangan Baku Rata-rata

0167 . 0
3
029 . 0
= =
=
o
o
o
n

- Kesalahan Relatif (KR)
038 . 0
43 , 0
0167 . 0
= =
=
KR
X
KR
o

% 8 , 3 % 100 038 . 0
% 100
= =
=
x
KRx
o
o

- Dengan mengambil resiko kesalahan o = 5%
- Derajat kebebasan (db) = n 1 = 3 1 = 2

5018 , 0 3581 , 0
0718 , 0 43 , 0 0718 , 0 43 , 0
] ) ;
2
( [ ] ) ;
2
( [
303 , 4 ) 2 ; 025 . 0 ( ) ;
2
(
s s
+ s s
+ s s
= =
x
x
db t x x db t x
t db t
o
o
o
o
o

Dengan tingkat keyakinan 95%

Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
b. Dengan Perlakuan Panas
- Kekuatan Tekan Rata-Rata (X)
6 , 0
3
8 , 1
= =

=
X
n
X
X

- Simpangan Baku (o)
0
2
0
1
) (
2
=
=

E
=
o
o
o
n
X X

- Simpangan Baku Rata-Rata (o)
0
3
0
= =
=
o
o
o
n

- Kesalahan Relatif (KR)
0
0
0
= =
=
KR
X
KR
o

% 0 % 100 0
% 100
= =
=
x
KRx
o
o

- Dengan mengambil resiko kesalahan o = 0%
- derajat kebebasan db=n-1=3-1=2

6 , 0 6 , 0
0 6 , 0 0 6 , 0
] ) ;
2
( [ ] ) ;
2
( [
303 , 4 ) 2 ; 025 . 0 ( ) ;
2
(
s s
+ s s
+ s s
= =
x
x
db t x x db t x
t db t
o
o
o
o
o

Dengan tingkat keyakinan 100%

Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
c. Uji t
- Tingkat Kesalahan (o) = 5%
- Derajat bebas (db) = n
1
+n
2
2=3+32=4
- Dari table t didapat, ) ;
2
( db t
o

t (0;4)=0
- Hipotesa:
a. Ho : 1=2
b.H1 : 1=2
c. t hitung :
( ) ( )
( )
4683 , 12
4
3
2
0 2 0167 , 0 2
6 , 0 43 , 0
2
1 1
} 1 1 {
) (
2 2 2
2 1
2 1
2 2
2
2
2
1
2
1
2
=
+

=
+
|
.
|

\
|
+ - +

=
t
t
n n
n n
n n
x x
t
o o



Dari gambar di atas dapat diambil keputusan H1 = tidak diterima karena
nilai uji t terletak di dalam wilayah kritis (kurang dari -0,6) yang artinya
terjadi perbedaan antara kekuatan tekan tanpa perlakuan panas dengan
kekuatan tekan dengan perlakuan panas.


Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
- Grafik pengaruh kadar air dan kadar bentonit terhadap
kekuatan tekan basah dan kekuatan tekan kering pasir
cetak.
- Kekuatan Tekan Basah








Gambar 3.21 Pengaruh kadar air dan kadar bentonit terhadap kekuatan
Sumber : Tata surdia, teknik pengecoran logam.Halaman 112

Dengan kadar bentonit tetap dan kadar air betambah maka
kekuatan akan meningkat sampai titik maksimum.
Dikarenakan seiring bertambahnya air maka jumlah bentonit
yang beraktifasi dan berikatan dengan pasir cetak akan
bertambah dan kekuatan basah meningkat, seiring dengan
kadar air terlampau banyak dan kehilangan fungsinya sebagai
aktifator menjadikan bentonit seperti pasta sehingga daya ikat
bentonit menurun.
Pada data teoritis kadar air 3% dan kadar bentonit 6%,
kekuatan basahnya 0,72 kg F/cm
2
atau 5,933 N/cm
2
atau
8,6028 Psi. Hal ini dikarenakan terdapat bentonit yang tidak
teraktifasi seluruhnya sehingga tidak bisa mengikat butir pasir.
Faktor lain adalah distribusi besar butir, dimana pada saat
pengujian pasir cetak yang digunakan lebih hohmogen dari
pada ukuran standarnya. Hal ini mengakibatkan banyak terjadi
rongga-rongga antar butir pasir dan daya ikat antar butir
menjadi berkurang sehingga menyebabkan kekuatannya
berkurang.
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
Faktor yang lainnya bentuk pasir cetak yang besar dan
berbentuk bulat sehingga kekuatannya menurun, butir pasir
berbentuk bulat memilikikekuatan yang rendah karena bidang
kontakj antar butir kecil sehingga butir pasir mudah
terdeformasi oleh gaya dari luar. Selain itu, disebabkan
pemutaran sand rammer yang pelan sehingga tingkat
kepadatannya rendah, karena rongga antar butiran semakin
besar dan luasan penampang yang bersentuhan semakin
sedikit sehingga akan menurunkan kekuatannya.

- Kekuatan Tekan Kering








Gambar 3.21 Pengaruh kadar air dan kadar bentonit terhadap kekuatan
Sumber : Tata surdia, teknik pengecoran logam. Halaman 112

Kekuatan tekan kering adalah kekuatan pasir cetak dimana
sudah tidak terdapat lagi air bebas. Pasir tersebut memiliki
kekuatan untuk menahan erosi dan kekuatan statis. Kekuatan
ini dipengaruhi oleh kadar air dan kadar bentonit. Apabila
kadar bentonit tetap dan kadar air bertambah maka kekuatan
kering akan meningkat terus sampai titik maksimum.
Pada data teoritis dengan kadar air 3% dan kadar bentonit
6% kekuatan tekan keringnya 4,0 kg F/cm
2
atau 39,2 N/cm
2

atau 56,84 Psi. Namun pada data actual diperoleh nilai
kekuatan tekan keringnya sebesar 1,00 kg F/cm
2
atau 91,83
N/cm
2
atau 14,2535 Psi. Hal ini dikarenakan pada saat
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
pengadukan pasir cetak terjadi penguapan sehingga
mengurangi kadar air pasir cetak dan juga terdapat bentonit
yang tidak teraktifasi seluruhnya sehingga tidak bisa mengikat
butir pasir seluruhnya. Faktor lain adalah distribusi besar
butir, dimana pada saat pengujian pasir cetak yang digunakan
lebih hohmogen dari pada ukuran standarnya. Hal ini
mengakibatkan banyak terjadi rongga-rongga antar butir pasir
dan daya ikat antar butir menjadi berkurang sehingga
menyebabkan kekuatannya berkurang.
Faktor yang lainnya bentuk pasir cetak yang besar dan
berbentuk bulat sehingga kekuatannya menurun, butir pasir
berbentuk bulat memiliki kekuatan yang rendah karena bidang
kontak antar butir kecil sehingga butir pasir mudah
terdeformasi oleh gaya dari luar. Selain itu, disebabkan
pemutaran sand rammer yang pelan sehingga tingkat
kepadatannya rendah, karena rongga antar butiran semakin
besar dan luasan penampang yang bersentuhan semakin
sedikit sehingga akan menurunkan kekuatannya.

- Pengaruh kadar air dan kadar bentonit terhadap
kekuatan geser pasir cetak
Kekuatan geser adalah kekuatan pasir cetak dimana terjadi
pada saat logam cair mengalir kedalam cetakan pasir. Standar
kekuatan geser pasir cetak adalah 1,5-7 Psi. Nilai dari data
actual kekuatan geser basah sebesar 2,67 N/cm
2
atau 3,871 Psi
dan kekuatan geser kering sebesar 4,067 N/cm
2
atau 5,84 Psi.
Nilai tersebut sudah sesuai dengan standar kekuatan geser
pasir cetak.



Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
- Pengaruh kadar air dan kadar bentonit terhadap
kekuatan tarik pasir cetak
Kekuatan tarik adalah kekuatan pasir cetak dalam menahan
beban tarik pada saat penyusutan logam cair yang berubah
menjadi padat. Standar untuk kekuatan tarik pasir cetak adalah
1-6 psi. Dari data actual didapat nilai kekuatan tarik basah
sebesar 0,93 N/cm
2
atau 0,6235 Psi dan kekuatan tekan kering
sebesar 0,6 N/cm
2
atau 0,87 Psi. Hal ini dikarenakan pada saat
pengadukan pasir cetak terjadi penguapan sehingga
mengurangi kadar air pasir cetak dan juga terdapat bentonit
yang tidak teraktifasi seluruhnya sehingga tidak bisa mengikat
butir pasir seluruhnya. Faktor lain adalah distribusi besar
butir, dimana pada saat pengujian pasir cetak yang digunakan
lebih hohmogen dari pada ukuran standarnya. Hal ini
mengakibatkan banyak terjadi rongga-rongga antar butir pasir
dan daya ikat antar butir menjadi berkurang sehingga
menyebabkan kekuatannya berkurang.
Faktor yang lainnya bentuk pasir cetak yang besar dan
berbentuk bulat sehingga kekuatannya menurun, butir pasir
berbentuk bulat memilikikekuatan yang rendah karena bidang
kontakj antar butir kecil sehingga butir pasir mudah
terdeformasi oleh gaya dari luar. Selain itu, disebabkan
pemutaran sand rammer yang pelan sehingga tingkat
kepadatannya rendah, karena rongga antar butiran semakin
besar dan luasan penampang yang bersentuhan semakin
sedikit sehingga akan menurunkan kekuatannya.






Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
- Grafik pengaruh kadar air dan kadar bentonit terhadap
kekuatan tekan basah pasir cetak data antar kelompok.
















Berdasarkan grafik teoritis, dengan kadar bentonit yang tetap,
jika semakin tinggi kadar air maka kekuatan tekan basah akan
meningkat sampai titik maksimum (kadar air 2%) Karena
bentonit sudah teraktifasi seluruhnya, maka seiring bertambahnya
kadar air, kekuatan tekan basahnya akan menurun. Hal ini
disebabkan semakin banyak bentonit yang akan menjadi pasta
sehingga air bebas yang berada di celah-celah pasir akan
menurunkan kekuatannya.
Pada grafik pengujian kekuatan tekan basah diatas dapat
diketahi pada kadar bentonit 8%, setelah melewati kadar air 2%
kekuatan basahnya cenderung menurun. Hal ini sesuai dengan
grafik teoritis, sedangkan pada kadar bentonit 6% setelah
melewati kadar air 2%, kekuatan tekan basah cenderung menurun
ketika kadar air 3% sampai 4%. Kemudian kekuatannya naik
y = 1.0333x
2
- 8.3333x + 21.633
R = 1
y = 0.1167x
2
- 1.25x + 9.9
R = 1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0 1 2 3 4 5 6
k
e
k
u
a
t
a
n

t
e
k
a
n

k
e
r
i
n
g

N
/
c
m


kadar air %
Grafik kekuatan tekan basah antar kelompok
kadar bentonit 6%
kadar bentonit 8%
Poly. (kadar bentonit 6%)
Poly. (kadar bentonit 8%)
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
ketika kadar air 5%. Seharusnya nilai kekuatan basah pada saat
kadar air 5% lebih rendah jika dibandingkan dengan kadar air
4%. Hal ini terjadi karena pada saat pembuatan specimen
pengujian kadar air 4% proses pencampuran komposisi pasir
cetak kurang merata sehingga ada sebagian bentonit yang tidak
teraktivasi oleh air sehingga ada sebagian pasir yang tidak terikat
oleh bentonit dan kekuatannya menurun.
Pada garfik kekuatan tekan basah pasir cetak data antar
kelompok dapat diketahui bahwa nilai kekuatan tekan basah
dengan kandungan/kadar bentonit 8% lebih besar dibandingkan
dengan kadar bentonit 6%. Hal ini tidak terjadi penyimpangan
dengan grafik kekuatan tekan basah teoritis.



















Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
y = -1.2667x
2
+ 6.6333x + 1.3333
R = 1
y = -0.05x
2
+ 0.45x + 7.9
R = 1
0
2
4
6
8
10
12
0 1 2 3 4 5 6
k
e
k
u
a
t
a
n

t
e
k
a
n

k
e
r
i
n
g

N
/
c
m


kadar air %
Grafik kekuatan tekan kering antar kelompok
kadar bentonit 6%
kadar bentonit 8%
Linear (kadar bentonit 8%)
Poly. (kadar bentonit 8%)
- Grafik pengaruh kadar air dan kadar bentonit terhadap
kekuatan tekan kering pasir cetak data antar kelompok.
















Berdasarkan grafik teoritis kekuatan tekan kering pasir cetak
dapat diketahui bahwa dengan kadar bentonit yang tetap, maka
dengan semakin bertambahnya kadar air, maka kekuatan tekan
keringnya akan semakin naik.
Pada grafik pengujian kekuatan tekan kering diatas dapat
diketahui bahwa pada kadar bentonit 8%, semakin tinggi kadar
air, maka kekuatan tekan kering cenderung naik meskipun tidak
signifikan. Hal ini sesuai dengan grafik teoritis. Sedangkan pada
kadar bentonit 6%, seiring bertambahnya kadar air, kekuatan
tekan keringnya menurun secara signifikan. Hal ini tidak sesuai
dengan garfik secara teoritis yang menyatakan semakin tinggi
kadar air, kekuatan tekan keringnya akan semakin tinggi. Kondisi
tersebut dapat disebabkan karena terjadinya pencampuran yang
tidak merata pada kadar air 3%, sehingga terdapat daerah pasir
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
cetak yang mendapat kadar air yang lebih dari 3% sehingga
kekuatan tekan keringnya lebih besar dari pada kekuatan tekan
pada kadar air 3%. Seharusnya kekuatan tekan pasir cetak dengan
kadar air 3% berada dibawah kadar air 4%. Selain itu,
penyimpangan juga terjadi pada kekuatan tekan kering pasir
cetak pada kadar air 5%. Secara teoritis, seharusnya kekuatan
tekan kering pada kadar air 5% lebih besar dari pada kekuatan
tekan kering pada kadar air 4%. Hal ini disebabkan karena pada
saat pencampuran atau pengadukan pasir cetak dengan kadar air
4% terlalu lama sehingga terjadi penguapan air. Sehingga pada
pasir cetak yang dihasilkan, kada air didalamnya kurang dari 5%
(<5%) sehingga terdapat bentonit yang tidak teraktivasi dan
butiran pasir yang tidak berikatan. Hal tersebut mengakibatkan
kekuatan tekan keringnya lebih rendah dari pada kekuatan tekan
kering pasir cetak yang memilki kadar air 5% dan bahkan yang
memilki kadar air 4%. Selain itu, penyebab lain yang dapat
mengakibatkan penyimpangan itu adalah tidak konstannya lama
pemanasan antara specimen dengan kadar bentonit 6% dan 8%
yang akan mempengaruhi kadar air bebas pasir cetak, sehingga
mempengaruhi kekuatan tekan keringnya.

3.5. Kesimpulan dan Saran
3.5.1 Kesimpulan
1. Permeabilitas adalah kemampuan pasir cetak untuk dialiri fluida tiap
satuan luas dalam waktu tertentu dan dirumuskan
P =
T A P
Q
. .
.
{ ml / cm
2
menit }
2. Macam macam permeabilitas
a. Base permeablitas
b. Green permeablitas
c. Dry permeablitas
d. Boket permeablitas
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
- Faktor-faktor yang mempengaruhi permeabilitas
a. Kadar air
b. Kadar bentonit
c. Bentuk dan distribusi butir
d. Penekanan Sand rammer

3. Dari pengujian permeabilitas dengan kadar air 3% dan kadar bentonit 6
% didapatkan permeabilitas 292,443 ml/cm
2
menit.
4. Dari penggujian permaeabilitas data antar kelompok didapatkan
permeabilitas yang paling tinggi dengan kadar bentonit 6% dan kadar
air 4% dengan permeabilitas 330,532 ml/cm
2
menit.
5. Sedangkan pada kadar bentonit 8% dapat disimpulkan bahwa
permeabilitas yang tertinggi diperoleh pada kadar air 4% dengan
permeabilitas 347,157 ml/cm
2
menit.
6. Pengujian pasir cetak berfungsi untuk mengetahui kekuatan tarik,geser
dan tekan maksimumnya per satuan luas spesimen sampai mengalami
kerusakan.
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekutan pasir cetak :
a. Kadar air
b. Kadar bentonit.
c. Distribusi besr kecil butir
d. Jenisjenis butir pasir cetak
e. Pemadatan paisr cetak
8. Standarisasi kekutaan pasir cetak :
a. Kekuatn tekan : untuk basah 5-22 psi
untuk kering 22 250 psi
b. Kekutan Geser : 1.5 7 psi
c. Kekutan Tarik : 1 6 psi
9. Hasil pengujian kekuatan pasir cetak adalah
a.Kekuatan tekan :
- Tanpa perlakuan panas : 14,2535 PSi
- Dengan perlakuan panas : 8,6028 PSi
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
b.Kekuatan geser :
- Tanpa perlakuan panas : 5,89 PSi
- Dengan perlakuan panas : 3,871 PSi
c.Kekuatan tarik :
- Tanpa perlakuan panas : 0,87 PSi
- Dengan perlakuan panas : 0,6235 PSi


3.5.2 Saran
1. Pada praktikan, hendaknya lebih memperhatikan factor-faktor yang
mempengaruhi permeabilitas dan kekuatan pasir cetak agar hasil yang
di dapat tidak menyimpang dari data teoritis
2. Pada waktu pengamatan dan pengambilan data sebaiknya dilakukan
seteliti mungkin.

You might also like