You are on page 1of 35

MODUL III

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA DINI

Penulis: Dra. Sri Hariani, M.Pd.

PRODI PG-PAUD FIP UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2011


1

PENGANTAR
Puji Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan HidayahNya, sehingga penyusunan modul diklat Sertifikasi Guru dalam Jabatan untuk PAUD dapat diselesaikan tepat waktu. Modul ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peserta diklat. Tentu saja modul ini masih belum sempurna, sehingga saran dan kritik dari berbagai pihak akan sangat ditunggu demi sempurnanya modul diklat ini. Selesainya modul ini berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada : 1. Rektor Universitas Negeri Surabaya dan jajarannya yang telah memfasilitasi penyusunan modul ini. 2. Panitia Sertifikasi Guru Rayon 14 dan Koordinator Divisi Pendidikan dan Pelatihan yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk menyusun modul ini. 3. Semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan modul ini. Semoga amal baik semua pihak diterima oleh Allah SWT dan mudahmudahan modul ini bermanfaat bagi seluruh peserta diklat.

Surabaya, Juni 2011 Penulis,

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ PENGANTAR...................................................................................................... DAFTAR ISI........................................................................................................ A. B. C. RUANG LINGKUP............................................................................................. TUJUAN MATERI ....................................................................................................1 ....................................................................................................1 1 1 3 3 4 7 9 9 11 11 12 12 i ii iii 1

1. Perkembangan Menyimak..................................................................... Pengertian Menyimak............................................................................ Fungsi Menyimak.................................................................................. Tujuan Menyimak.................................................................................. .............................................................................................................. Jenis-jenis Menyimak............................................................................ Strategi Pengembangan Kemampuan Menyimak................................. II. Perkembangan Berbicara....................................................................... Pengertian............................................................................................... Tipe Perkembangan Berbicara Pada Anak............................................ Tujuan Berbicara................................................................................ Jenis Keterampilan Berbicara di PAUD........................................... Metode Mengajarkan Berbicara ......................................................

III. Perkembangan Membaca....................................................................... 15 Pengertian Membaca............................................................................ 15 Tujuan Membaca.................................................................................... Kemampuan Kesiapan Membaca.......................................................... Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Membaca.................................. Metode Pengembangan Membaca untuk Anak Usia Dini ................. IV. Perkembangan Menulis pada Anak ...................................................... Tahapan Kemampuan Menulis pada Anak .................................... V. Latihan iii 3 Permainan Bahasa di Taman Kanak-Kanak.......................................... 16 18 18 19 21 21 23

Pengertian Menulis .......................................................................... 21

A. RUANG LINGKUP Modul ini akan membahas pengembangan kemampuan berbahasa anak yang meliputi pengembangan kemampuan menyimak, pengembangan kemampuan berbicara, pengembangan kemampuan membaca, dan pengembangan kemampuan menulis. B. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan : 1. Menjelaskan pengertian menyimak, fungsi menyimak, tujuan menyimak, jenis menyimak dan strategi mengembangkan kemampuan menyimak di PAUD 2. Menjelaskan pengertian dan tipe perkembangan berbicara pada anak. 3. Menjelaskan, perkembangan membaca mencakup pengetrian membaca, pentingnya membaca, tujuan membaca, dan strategi pengembangan kemampuan membaca di PAUD. 4. Menjelaskan pengertian menulis dan tahapan-tahapan menulis pada anak. 5. Menyusun permainan yang dapat memicu pada pengembangan bahasa anak PAUD. B. MATERI I. PENGEMBANGAN MENYIMAK Tujuan : 1) Menjelaskan pengertian menyimak 2) Menjelaskan fungsi menyimak dan tujuan menyimak. 3) Menjelaskan jenis menyimak. 4) Menjelaskan strategi mengembangkan kemampuan menyimak di PAUD. a. Pengertian Menyimak Menyimak merupakan kemampuan berbahasa lisan yang bersifat reseptif. Kegiatannya berupa memahami bahasa lisan. Menurut Anderson,(1972: 69) menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta 4

apresiasi. Pendapat ini dipertegas oleh Tarigan (1990:25) bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh pembicara melalui ujaran. Sejalan dengan itu Akhadiah (1995) juga mengemukakan bahwa menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan menengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian, menyimak berarti suatu kegiatan menangkap bunyi-bunyi bahasa dengan menggunakan indera pendengar dan bertujuan untuk memahaminya. Menyimak sering disamakan dengan mendengarkan sehingga pada beberapa hal keduanya dapat digunakan secara bergantian. Namun menyimak tidak sekadar mendengarkan tetapi lebih dari itu, yaitu berlanjut dengan kegiatan berpikir atau menangkap makna dari apa yang didengar. Mendengar bersifat represif pasif dan terjadi secara alamiah karena seseorang memiliki indra pendengaran. Jadi, mendengar terjadi tanpa sengaja dan tanpa tujuan, serta yang didengar bisa bunyi apa saja. Bunyi yang didengar tidak hanya bunyi bahasa, tapi bisa bunyi bom, bunyi ombak, dan lain-lain. Sedangkan kegiatan mendengarkan dilakukan dengan sengaja, penuh kesadaran dan bertujuan. Mendengar meliputi cara penerimaan suara, sedangkan mendengarkan merupakan penerjemahan suara-suara yang masuk telinga. Jadi mendengarkan adalah proses yang aktif secara sadar disengaja termasuk menghubungkan arti dengan suara yang didengar, betul-betul memahami makna yang didengarkan. Sedangkan kegiatan menyimak sudah ada faktor kesengajaan, perhatian, dan usaha pemahaman akan sesuatu yang disimak. Kegiatan menyimak dapat dilakukan oleh seseorang dengan bunyi bahasa sebagai sumbernya, sedangkan mendengar dan mendengarkan bisa bunyi apa saja. Jadi, menyimak kandungan makna yang lebih spesifik bila dibandingkan dengan menengar dan mendengarkan. Namun, dalam penggunaannya istilah mendengarkan dan menyimak sering digunakan secara bergantian atau disamakan artinya. Dalam modul ini pun istilah mendengarkan dan menyimak digunakan secara bergantian.

Jadi, berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah kegiatan mendengarkan secara aktif dan kreatif untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang disampaikans secara lisan. b. Fungsi Menyimak. Secara umum dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang paling banyak kita lakukan diantara tiga keterampilan berbahasa lainnya. Hampir setiap saat kita melakukan kegiatan menyimak. Kegiatan menyimak tersebut kita lakukan baik secara langsung maupun secara tidak langsung, seperti melalui media elektronik. Sejalan dengan itu Bromley (dalam Dhieni dkk, 2) menyatakan bahwa anak dan orang dewasa sebagian besar menghabiskan waktunya untuk mendengar (2) kemampuan mendengarkan sangat penting tidak hanya belajar di dalam kelas tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Adapun fungsi atau peranan menyimak bagi anak, adalah sebagai (1) dasar belajar bahasa, (2) penunjang ketrampilan berbicara, membaca dan menulis, (3) penunjang komunikasi lisan, (4) penambah informasi atau pengetahuan ( Sabarti 1992 : 149). Sedangkan menurut Hunt dalam Tarigan (1986 : 55) fungsi menyimak adalah (1) memperoleh informasi, (2) membuat hubungan antar pribadi lebih efektif, (3) agar dapat memberikan respon yang positif, (4) mengumpulkan data agar dapat membuat keputusan yang masuk akal. Dari uraian di atas dapat disimpulkan keterampilan menyimak dapat berfungsi untuk : 1) 2) 3) 4) c. Menjadi dasar belajar bahasa, baik bahasa pertama maupun bahasa kedua. Menunjang ketrampilan berbahasa lainnya, seperti berbicara, menulis, dan membaca. Memperlancar komunikasi lisan. Menambah informasi atau pengetahuan.

Tujuan Menyimak

Ada beberapa tujuan menyimak. Tarigan mengemukakan ada tujuh tujuan orang menyimak, yaitu (1) untuk belajar, (2) untuk memecahkan masalah, (3) untuk mengevaluasi, (4) untuk mengapresiasi, (5) untuk mengkomunikasikan ide-ide, (6) untuk membedakan bunyi-bunyi, (7) untuk meyakinkan. Sejalan dengan pendapat tersebut Sabari juga mengemukakan beberapa tujuan menyimak, yaitu (1) menyimak untuk belajar, (2) menyimak untuk menghibur diri, (3) menyimak untuk menilai, (4) menyimak untuk mengapresiasi, dan (5) menyimak untuk memecahkan masalah. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan tujuan menyimak bagi anak adalah : 1) Untuk belajar Bagi anak PAUD tujuan mereka menyimak pada umumnya adalah untuk belajar. 2) Misalnya belajar untuk membedakan bunyi-bunyi yang diperdengarkan guru, mendengarkan cerita, permainan bahasa. Untuk Apresiasi Artinya menyimak bertujuan untuk dapat memahami, menghayati dan menilai bahan yang disimak. Bahan yang disimak dengan tujuan ini biasanya berbentuk karya sastra, seperti cerita atau dongeng dan puisi. 3) Untuk menghibur diri: dengan menyimak anak merasa senang dan gembira, misalnya menyimak lelucon/ pelawak. 4) Untuk memecahkan masalah yang dihadapi. d. Jenis-Jenis Menyimak yang Dikembangkan di PAUD Jenis-jenis menyimak yang dapat dikembangkan untuk anak usia dini, menurut Bromley (1992) adalah sebagai berikut : 1) Menyimak Informatif: Menyimak atau mendengarkan informasi yaitu menyimak untuk mengidentifikasi dan mengingat fakta-fakta, ide-ide dan hubungan-hubungan. Beberapa kegiatan yang dapat direncanakan atau ditugaskan kepada anak untuk mengembangkan kemampuan menyimak informatif, adalah Menyuruh anak menutup mata lalu menundukkan kepalanya di atas meja, kemudian suruh mereka membedakan bunyi (mendorong buku, 7

membuka pintu, mendorong kursi) lalu tanyakan kepada mereka untuk menebak suara apa yang muncul. Mengajarkan kepada anak-anak bagaimana menerima pesan telepon secara singkat. Mengajak anak-anak berjalan-jalan Membacakan paragraf pendek tentang ilmu pengetahuan atau ilmu sosial. Kemudian ajukan pertanyaan-pertanyaan tentang apa, siapa, mengapa, dan kapan. Jawabannya harus berupa pilihan atau penjelasan. Membaca sajak atau cerita. Kadang hilangkan sebuah kata atau kalimat pada akhir cerita, kemudian anak disuruh melengkapi kata atau kalimat yang hilang tersebut. Ajak anak untuk menggambarkan dalam pikriannya tentang apa yang mereka dengar dari cerita. Kemudian suruh anak melengkapi atau mengisi kata atau kalimat yang hilang tersebut. Ajak anak untuk menggambarkan dalam pikirannya tentang apa yang mereka dengar dari cerita yang Anda bacakan. Diskusikan tentang bagaimana mereka menyusun gambaran visualnya. 2) Menyimak kritis: Mendengarkan kritis lebih dari sekadar mengidentifikasi dan mengingat fakta, ide, dan hubungan-hubungan, namun membutuhkan kemampuan untuk menganalisis apa yang di dengar dan membuat sebuah keterangan tentang hal tersebut dan membuat generalisasi berdasarkan apa yang didengar. Beberapa kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan menyimak krisis pada anak adalah sebagai berikut. Membacakan cerita pendek lalu ajak anak untuk mengungkapkan ide utama dari cerita yang mereka dengar. Untuk membantu anak pertanyaan dari guru. Membacakan teka-teki dan menyuruh anak menebak berbagai jawaban. Mengajak anak-anak membuat teka-teki sendiri lalu membacakan pada teman-temannya. Mengajak anak menonton cerita pada televisi atau VCD, lalu mintalah kesan anak tentang cerita tersebut. Atau ajukan pertanyaan yang dapat 8 usia Taman Kanak-Kanak mengungkapkan ide cerita bisa dipandu dengan

mengembangkan kemampuan berfikir kritis anak. Misalnya pertanyaan : kamu senang tidak dengan cerita tadi?. Siapa tokoh dalam cerita tersebut ? bagaimana sifat-sifat tokohnya ? Tokoh mana yang kamu sukai ? Mengapa ? Dan seterusnya. 3) Menyimak apresiatif: menyimak apresiatif adalah kemampuan untuk menikmati dan merasakan apa yang di dengar. Penyimak dalam jenis menyimak ini larut dalam bahan yang disimaknya. Secara imajinatif, penyimak seolah-olah ikut mengalami, merasakan, melakukan karakter dari perilaku cerita yang dilisankan. Ada tiga media yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan menyimak ini, yaitu : (a) musik merupakan media yang paling nyata untuk membantu anak menghargai dan menikmati apa yang didengar (b) bahasa yang berirama, meliputi semua sajak. Dengan membaca nyaring di depan anak membantu mereka memahami dan merasakan irama dan ritme bahasanya. Adapun beberapa kegiatan yang dapat diberikan untuk meningkatkan kemampuan menyimak apresiatif pada anak adalah sebagai berikut membacakan koleksi cerita, seperti cerita bintang atau cerita lain sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak. Bicarakan tentang perasaan, suasana hati, atau gambaran yang muncul dalam cerita. Membacakan bacaan yang berkualitas pada anak, menggiring perhatian mereka pada penggunaan onomatope (kata-kata yang suaranya seperti artinya) Membacakan semua tipe puisi pada anak dan membantu mereka merespon isi puisi dengan visualisasi dan perasaan. Gunakan kepekaan penglihatan, pendengaran, perasa, penciuman dan perabaan. Dorong anak untuk bergabung dan membacakannya sehingga mereka merasakan perasaan puisi tersebut dari pengucapannya sendiri. Berbagi buku puisi bergambar atau buku bergambar. Menurut Glazer (1990) puisi yang diberi ilustrasi yang cantik akan berdampak dua kali lipat pada pembacanya dibandingkan dengan kualitas puisi yang lebih artistik namun tanpa ilustrasi. 9

e.

Mengundang seorang pencerita untuk bercerita di kelas. Strategi Pengembangan Kemampuan Menyimak di PAUD Secara lebih khusus metode-metode yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan menyimak pada anak Taman Kanak-Kanak adalah sebagai berikut : 1) Simak Ulang Ucap Metode simak ualng ucap biasanya digunakan dalam memperkenalkan bunyi-bunyi tertentu seperti bunyi kendaraan suara binatang, bunyi pintu ditutup atau juga bunyi bahasa. Bunyi bahasa atau huruf biasanya diperkenalkan pada saat pertama anak belajar membaca atau mengenal bunyi-bunyi huruf. 2) Simak Kerjakan Model ucapan guru berisi kalimat perintah. Anak mereaksi atas perintah guru. Reaksi anak dalam bentuk perbuatan, misalnya untuk mencapai hasil belajar, anak mampu melaksanakan 2-3 perintah secara berurutan. 3) Simak Terka Guru menyiapkan benda-benda yang tidak diketahui atau tidak diperlihatkan kepada anak. Lalu menyebutkan ciri-ciri benda tersebut dan anak ditugaskan untuk mereka benda yang dimaksud. 4) Menjawab Pertanyaan Guru menyiapkan bahan simakan berupa cerita. Sangat diharapkan taraf kesukaran cerita baik dari segi isi maupun bahasanya disesuaikan dengan kemampuan anak. Kemudian guru menyampaikan bahan tersebut secara lisan, misal dengan menceritakan atau dengan membacakannya. Selanjutnya guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan cerita tersebut. Hal ini bertujuan untuk membantu anak memahami isi cerita. Bentuk pertanyaan atau bahasa yang digunakan dalam pertanyaan disesuaikan dengan kemampuan anak. 5) Parafrase

10

Guru mempersiapkan sebuah puisi yang cocok untuk anak. Guru membacakan puisi tersebut. Anak menyimak dan kemudian ditugaskan menceritakan kembali isi puisi tersebut dengan kata-kata sendiri. 6) Merangkum Guru menyiapkan bahan simakan berupa cerita yang tidak terlalu panjang. Isi dan bahasanya juga disesuaikan dengan kemampuan anak. Setelah guru menceritakan anak ditugaskan untuk menceritakan isi cerita tersebut dengan kalimat sendiri. Bagi anak TK, kalau anak kesulitan dalam menemukan isi cerita bisa dibantui dengan pertanyaanpertanyaan oleh guru. 7) Bisik Berantai Guru membisikkan suatu pesan kepada seorang anak. Pesan yang dibisikkan bisa berupa tiga kata berurutan sesuai tema tertentu. Lalu anak yang pertama membisikkan pesan atau kata-kata tersebut pada anak kedua. Anak tersebut membisikkan pada anak ketiga dan begitu seterusnya. Anak terakhir menyebutkan isi pesan itu dengan suara keras di depan kelas. Untuk menentukan metode mana yang akan kita gunakan terlebih dahulu guru harus memperhatikan beberapa hal, yaitu tujuan yang akan dicapai, situasi dan kondisi kelas, kemampuan anak, penguasaan atau pengetahuan guru tentang metode tersebut, dan lain-lain. RANGKUMAN Menyimak, adalah kegiatan mendengarkan secara aktif dan kreatif untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang disampaikans secara lisan. Fungsi menyimak, adalah menjadi dasar belajar bahasa, baik bahasa pertama maupun bahasa kedua, menunjang keterampilan berbicara, menulis, membaca, memperlancar komunikasi lisan, dan menambah informasi atau pengetahuan. Jenis jenis menyimak, yaitu menyimak Informatif menyimak atau mendengarkan informasi untuk mengidentifikasi dan mengingat fakta-fakta, ideide dan hubungan-hubungan. Menyimak kritis, yaitu lebih dari sekedar 11

mengidentifikasi

dan

mengingat

fakta,

ide

dan

hubungan-hubungan.

Kemampuan ini membutuhkan kemampuan untuk menganalisis apa yang didengar dan membuat sebuah keterangan tentang hal tersebut dan membuat generalisasi berdasarkan apa yang didengar. Menyimak apresiatif. Adapun strategi meyimak yang sesuai di PAUD, adalah ; Simak ulang ucap, Simak Kerjakan, Simak Terka, Menjawab pertanyaan, parafrase, merangkum, bisik berantai, identifikasi kata kunci. Latihan 1) Jelaskan perbedaan mendengar, mendengarkan dan menyimak 2) Jelaskan fungsi kemampuan menyimak berikut faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan tersebut ! 3) Bagaimana cara mengembangkan kemampuan menyimak pada anak usia dini ? 4) Menurut Anda hal apa yang perlu dilakukan guru agar anak usia dini berkembang kemampuan menyimaknya secara baik. Daftar Pustaka Crawley, J.Sharon & Lee H Mountain.1988. Strategis for Guiding Content Reading. Boston, Massachussent : Allyin and Bacon, Inc Dworetzky, Johan.P.1990. Introduction to Child Development. St. Paul :West Publishing Company Haryadi & Zamzani.1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud Tarigan, H.G. 1986. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

12

II. Pengertian Berbicara

PERKEMBANGAN BERBICARA PADA ANAK

Berbicara merupakan suatu alat untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan, atau mengkomunikasikan pikiran ide maupun perasaan kepada orang lain secara lisan (Cox, 1999). Berbicara bukanlah sekadar pengucapan kata atau membunyikan, tetapi merupakani suatu alat untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan, atau mengkomunikasikan pikiran, ide, maupun perasaan. Berbicara merupakan suatu keterampilan berbahasa yang berkembang dan dipengaruhi oleh ketrampilan menyimak. Berbicara dan menyimak adalah kegiatan komunikasi dua arah atau tatap muka yang dilakukan secara langsung. Perkembangan fonologi berkenaan dengan adanya pertumbuhan dan produksi sistem bunyi dalam bahasa. Bagian terkecil dari sistem bunyi tersebut dikenal dengan istilah fonem, yang dihasilkan sejak bayi lahir hingga usia satu tahun. Fonem vokal diekspresikan lebih dahulu oleh anak usia 4-6 bulan daripada fonem konsonan. Fonem seperti m dan a dikombinasikan oleh anak sehingga menjadi ma-ma-ma. Perkembangan morfologi berkenaan dengan pertumbuhan dan produksi arti bahasa. Bagian terkecil dari arti bahasa tersebut dikenal dengan istilah morfem. Sebagai contoh anak yang masih kecil mengucapkan mam yang dapat berarti saya ingin main bola. Sistaksis berkenaan dengan aturan bahasa yang meliputi keteraturan dan fungsi kata. Perkembangan sintaksis merupakan produksi kata-kata yang bermakna dan sesuai dengan aturan yang menghasilkan pemikiran dan kelimat yang utuh. Anak bereksperimen dengan sintaksis sejak 6 tahun pertama perkembangannya. Pada dua tahun pertama, anak tidak melibatkan kata sandang, kata sifat, maupun kata keterangan dalam mengkomunikasikan maksud maupun perasaannya. Dengan bertambahnya usia anak, seiring dengan perkembangannya dalam berbahasa, anak mulai melibatkan komponen fonologi maupun morfologi lebih banyak dalam mengucapkan kalimat tiga atau empat 13

kata. Selanjutnya, ketika anak mulai menggunakan kalimat yang lebih panjang, anak juga menggunakan intonasi dalam menanyakan suatu informasi, dengan memberikan penekanan pada kalimatnya, seperti: Ayam makan?, kakak sekolah? Dan sebagainya. Kemampuan anak terus berkembang ditandai dengan mulai tampaknya penggunaan kata tanya seperti siapa, apa, mengapa, kemana dan bagaimana hingga anak menguasai banyak hal tentang struktur sintaksis yang lebih kompleks pada usia menjelang 6 tahun. Semantik berkaitan dengan kemampuan anak membedakan berbagai arti kata. Perkembangan semantik terjadi dengan kecepatan yang lebih lambat dan lama dibandingkan perkembangan anak dalam memahami fonologi, morfologi, maupun sintaksis. Perkembangan semantik bermula saat anak berusia 9-12 bulan, yaitu ketika anak menggunakan kata benda, kata kerja, dan seiring dengan perkembangannya anak menggunakan kata sifat maupun kata keterangan. Jenis kata yang sifatnya lebih abstrak seperti kata depan dan kata penghubung muncul kemudian. Menurut Harris & Sipay (dalam Bromley 1992), menjelang usia 5-6 tahun, anak dapat memahami sekitar 8000 kata, dan dalam satu tahun berikutnya kemampuan anak dapat mencapai 9000 kata. Pragmatik berkaitan dengan penggunaaan bahasa dalam mengekspresikan minat dan maksud seseorang untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Sejak anak masih berusia dini, dimana ia menggunakan hanya satu kata, anak sudah melibatkan komponen pragmatik agar keinginannya tercapai. Seseorang dapat dikatakan memiliki kompetensi berkomunikasi ketika ia telah memahami penggunaan bahasa tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku. Dalam hal ini, anak membutuhkan bimbingan dari orang dewasa untuk membimbingnya menggunakan kalimat yang tepat dalam menyampaikan maksud pada situasi tertentu. Tipe Perkembangan Berbicara Anak : Ada dua tipe perkembangan berbicara anak 1) Egosentric Speech, terjadi ketika anak berusia 2-3 tahun, dimana anak berbicara kepad dirinya sendiri (monolog). Perkembangan berbicara anak dalam hal ini sangat berperan dalam mengembangkan kemampuan berpikirnya. 14

2) Socialized Speech, terjadi ketika anak berinteraksi dengan temannya ataupun lingkungannya. Hal ini berfungsi untuk mengembangkan kemampuan adaptasi social anak. Tujuan Berbicara Tujuan berbicara adalah untuk memberitahukan, melaporkan, menghibur, membujuk, dan meyakinkan seseorang. Hurlock mengemukakan dua kriteria untuk mengukur tingkat kemampuan berbicara anak, apakah anak berbicara secara benar atau hanya sekedar membeo adalah (1) Anak mengetahui arti kata yang digunakan dan mampu menghubungkannya dengan objek yang diwakilinya (2) Anak mampu melafalkan kata-kata yang dapat dipahami orang lain dengan mudah (3) Anak memahami kata-kata tersebut bukan karena telah sering mendengar atau menduga-duga. Beberapa penelitian menyatakan bahwa anak memiliki kemampuan untuk menirukan bahasa orang tua yang dilakukan dengan dua cara yaitu secara spontan, dan melalui penugasan dari orang dewasa untuk meniru bahasa tersebut. Kemampuan anak untuk meniru secara spontan bahasa orang dewasa biasanya dengan mengulang kembali pernyataan yang diberikan. Jenis Keterampilan Berbicara yang Dikembangkan di PAUD 1) Bercerita: bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang secara lisan kepada orang lain dalam bentuk pesan, informasi, atau dongeng. Bercerita memerlukan kejelasan suara dan pelafalan, keruntutan, serta ekspresi. 2) Bercakap-cakap: bercakap-cakap adalah saling berkomunikasi lisan antara anak dengan anak, anak dengan guru, atau dan anak dengan orang-orang sekitarnya. Bercakap-cakap di PAUD sering disamakan dengan bertanya jawab. Meskipun sebenarnya berbeda. Brcakap-cakap interaksi tersebt tidak kaku, guru bertindak sebagai fasilitator dan menyenangkan, dapat bebas. Namun pada tanya jawab lebih bersifat kaku, karena sudah terikat pada topik atau pokok bahasan yang ada.

15

3) Bermain peran : bermain peran adalah anak bermain memerankan satu tokoh dalam satu situasi. Bermain peran dan sosio drama pada dasarnya suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan, karena bermain peran merupakan bagian dari sosio drama (Dhieni, 2005: 7.23). Metode Mengajarkan Berbicara pada Anak Ada beberapa cara orang dewasa mengajarkan bahasa pada bayi sebagai berikut, 1) Motherese yaitu berbicara pada bayi dengan frekuensi dan hubungan yang lebih luas dan menggunakan kalimat yang sederhana. 2) Recasting yaitu pengucapan makna suatu kalimat yang sama atau mirip dengan menggunakan cara yang berbeda misalnya dengan mengubahnya menjadi pertanyaan. 3) Echoing adalah mengulangii apa yang dikatakan anak, khususnya ungkapan anak yang belum sempurna. 4) Expanding ialah menyatakan ulang apa yang dikatakan anak dalam bahasa yang baik ditinjau dari segi linguistik. 5) Labeling adalah mengidentifikasikan nama-nama benda. Sementara itu, Vygotsky (1986) menjelaskan tiga tahap perkembangan bicara anak yang berhubungan erat dengan perkembangan berpikir anak yaitu tahap eksternal, egosentris, dan internal. Tahap eksternal terjadi ketika anak berbicara secara eksternal dimana sumber berpikir berasa dari luar diri anak. Sumber berpikir ini sebagian besar berasal dari orang dewasa yang memberikan pengarahan, informasi, dan melakukan tanya jawab dengan anak. Sebagai contoh orang dewasa bertanya: Kamu sedang apa? Anak menjawab : sedang makan. Orang dewasa tersebut lalu meneruskan pertanyaannya: Mana sendoknya?, dan seterusnya. Tahap kedua adalah egosentris dimana anak berbicara sesuai dengan jalan pikirannya dan pembicaraan orang dewasa bukan lagi menjadi persyaratan. Sebagai contoh : Ini nasi, ini piring, ini sendok. Tahap ketiga adalah tahap berbicara sesuai dengan jalan pikirannya dan pembicaraan orang dewasa bukan lagi menjadi persyaratan. Sebagai contoh

16

ketika anak akan menggambar sebuah biskuit, anak menggunakan pemikirannya sendiri: Apa yang akan saya gambar? Saya ingin menggambar biskuit coklat. Perkembangan bicara anak bertujuan untuk menghasilkan bunyi verbal. Kemampuan mendengar dan membuat bunyi-bunyi verbal merupakan hal pokok untuk menghasilkan bicara. Kemampuan berbicara anak akan berkembang melalui pengucapan suku kata yang berbeda-beda yang diucapkan secara jelas. Lebih jauh lagi kemampuan berbicara akan meningkat ketika anak dapat mengartikan kata-kata baru, menggabungkan kata-kata baru dan memberikan pernyataan dan pertanyaan. Pada anak usia dini (4-6 tahun), kemampuan berbahasa yang paling umum dan efektif dilakukan adalah kemampuan berbicara. Hal ini selaras dengan karakteristik umum kemampuan bahasa anak pada usia tersebut. Karakteristik ini meliputi kemampuan anak untuk dapat berbicara dengan baik, melaksanakan tiga perintah lisan secara berurutan dengan benar, mendengarkan dan menceritakan kembali cerita sederhana dengan urutan yang mudah dipahami; menyebutkan nama, jenis kelamin dan umurnya; menggunakan kata sambung seperti : dan, karena, tetapi, menggunakan kata tanya seperti bagaimana, apa mengapa, kapan, membandingkan dua hal, memahami konsep timbal balik, menyusun kalimat, mengucapkan lebih dari tiga kalimat, dan mengenal tulisan sederhana. Belajar berbicara dapat dilakukan anak dengan bantuan dari orang dewasa melalui percakapan. Dengan bercakap-cakap, anak akan menemukan pengalaman dan meningkatkan pengetahuannya dan mengembangkan bahasanya. Anak membutuhkan reinforcement (penguat), reward (hadiah, pujian), stimulasi, dan model atau contoh yang baik dari orang dewasa agar kemampuannya dalam berbahasa dapat berkembang secara maksimal. Anak yang memiliki hambatan bahasa juga dapat distimulasi untuk memahami bahasa yang sederhana. Dalam hal ini pendidik perlu lebih menekankan penggunaan penguat dibandingkan pengoreksian terhadap kata-kata yang mereka ucapkan. Pendidik juga perlu memahami adanya anak yang menggunakan dua macam bahasa. Pendidik juga perlu memahami adanya anak yang menggunakan dua macam bahasa. Dalam mempelajari bahasa kedua, kemungkinan anak 17

membutuhkan waktu yang lebih lama dalam beradaptasi bahasa anak itu sendiri maupun teman-temannya yang berada dalam kelas yang sama. RANGKUMAN Berbicara merupakan suatu alat untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan, atau mengkomunikasikan pikiran ide maupun perasaan kepada orang lain secara lisan. Ada dua tipe perkembangan berbicara anak, yaitu Egosentric Speech, terjadi ketika anak berusia 2-3 tahun, dimana anak berbicara kepad dirinya sendiri (monolog) dan Socialized Speech, terjadi ketika anak berinteraksi dengan temannya ataupun lingkungannya. Hal ini berfungsi untuk mengembangkan kemampuan adaptasi social anak. LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda mengerjakan latihan berikut ini ! 1) Jelaskan beberapa faktor yang dapat dijadikan ukuran kemampuan berbicara, seseorang, baik dari aspek kebahasaan maupun non kebahasaan ! 2) Bagaimana tahapan perkembangan berbicara pada anak?

Daftar Pustaka Bromley, K.D. 1992. Language Arts: Exploring Connections II. Boston: Allyn and Bacon. Dhieni, Nurbiana. Dkk. 2005. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka Vygotsky,L. 1986. Thought and Language. Massachussetts: The MIT Press.

III.

PERKEMBANGAN MEMBACA

18

Pengertian Membaca Membaca merupakan keterampilan bahasa tulis yang bersifat reseptif. Kemampuan membaca termasuk kegiatan yang kompleks dan melibatkan berbagai keterampilan. Jadi, kegiatan membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi, maknanya serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan (Dhieni. Dkk:5.3). Dengan demikian kegiatan membaca terkait dengan (a) pengenalan huruf atau aksara, (b) bunyi dari huruf atau rangkaian huruf-huruf, dan (c) makna atau maksud, dan (d) pemahaman terhadap makna atau maksud berdasarkan konteks wacana.

Manfaat Membaca bagi Anak Manfaat membaca menurut Mary Leonhardt (1999: 27), adalah : 1) menumbuhkan pengalamannya. 2) meningkatkan kemampuan berbahasanya, misalnya meningkatkan penguasaan kosa kata, penguasaan struktur kalimat, dan melafalkan bunyi. 3) memberikan wawasan yang lebih luas dalam segala hal, dan membuat belajar lebih mudah . 4) memberikan beragam perspektif kepada anak 5) membaca cerita dapat membantu anak-anak untuk memiliki rasa kasih sayang, mengembangkan emosi, dan sosial anak. 6) anak-anak yang gemar membaca dihadapkan pada suatu dunia yang penuh dengan kemungkinan dan kesempatan 7) anak-anak yang gemar membaca akan mampu mengembangkan pola berpikir kreatif dalam diri mereka rasa senang membaca dan akan meningkatkan

c.

Kemampuan-kemampuan Kesiapan Membaca

19

Sebelum mengajarkan membaca pada anak, dasar-dasar kemampuan membaca atau kemampuan kesiapan membaca perlu dikuasai oleh anak terlebih dahulu. Kemampuan kesiapan tersebut, adalah. 1) Kemampuan membedakan auditorial Anak-anak harus belajar untuk memahami suara-suara umum di lingkungan mereka dan membedakan di antara suara-suara tersebut. Mereka harus memahami konsep volume, lompatan, petunjuk, durasi, rangkaian, tekanan, tempo, pengulangan dan kontras (suara) membedakan suara-suara huruf dalam alfabet di PAUD, terutama suara-suara yang dihasilkan oleh konsonan awal dalam kata. (Anak harus mampu membedakan suara huruf d dari suara t, suara m dari suara n). Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru diantaranya adalah : a) Mintalah anak-anak untuk memberi nama sesuatu yang dimulai dengan suara yang sama dengan namanya b) Ucapkan sekumpulan kata dan mintalah anak-anak untuk memberi tahu Anda kata mana dalam daftar dimulai dengan suara yang berbeda dengan yang lain c) Tugaskan anak untuk memberi nama setiap benda yang ada dikelas yang dimulai dengan huruf tertentu. d) Tugaskan anak beranjak dengan kata-kata seperti lari, melompat, terbang . d. Kemampuan diskriminasi visual Anak-anak harus belajar untuk memahami objek dan pengalaman umum dengan gambar-gambar pada foto, lukisan, dan pantonim. Mereka harus mampu membedakan kiri dan kanan, warna, bentuk maupun atas dan bawah, dan mengikuti gerakan dari kiri ke kanan maupun dari atas ke bawah.. Akhirnya, mereka harus mampu untuk memahami dan menamai huruf besar dan huruf kecil. Untuk mewujudkan hal ini bisa melalui kegiatan-kegiatan berikut : 1) Suruhlah anak menyelesaikan berbagai macam puzzle 2) Buatlah anak menulis berbagai tulisan nama dan kata yang telah dipelajari. 20

3) Buatlah anak menyalin bentuk-bentuk geometris seperti lingkaran, bujur sangkar, segitiga, dan busur. Kemampuan (membuat) hubungan suara simbol Anak harus mampu mengkaitkan huruf besar dan huruf kecil dengan nama mereka dan dengan suara yang mereka representasikan. Ia harus tahu bahwa d disebut de dan menetapkan suara pada awal kata daging. Kemampuan bahasa lisan Anak-anak harus belajar mendengarkan, mengingat, mengikuti petunjuk, mencatat detail, dan memahami ide-ide utama. Mereka harus menggunakan dan memperluas kosa kata bahasa lisan mereka untuk menjelaskan ide-ide, untuk mendeskripsikan objek dan peristiwa, untuk mengekspresikan perasaan mereka sendiri, atau orang imajiner mereka. Mereka hendaknya menjadi senang berbagai pengalaman dengan bahasa dan gembira dalam belajar dan menggunakan kata-kata baru. Membangun sebuah latar belakang pengalaman Hal ini bisa dilakukan misalnya melalui bermacam-macami kegiatan berikut : 1) Bercerita tentang kisah menarik di kelas paling kurang satu kali sehari, hal ini dapat menimbulkan minat membaca anak 2) Membuat pusat minat di kelas 3) Mengajak anak menonton film dan mendengarkan rekaman untuk membangun latar belakang pengalaman mereka. 4) Interprestasi gambar : Progresi dari kiri ke kanan Kemampuan merangkai: Suruhlah anak merangkai gambar seri dengan benar 5) Penggunaan bahasa mulut : dalam kegiatan seperti membagi waktu, percakapan, bermain drama dan bermain peran. 6) Pengenalan melihat kata : Anjurkan tiap anak untuk memperhatikan bentuk yang unik atau karakter khusus tiap melihat kata. 21

7) Lateralisasi belajar untuk membedakan antara tangan kanan dan tangan kiri serta antara kaki kiri dan kaki kanan. 8) Koordinasi gerak : kegiatan dan games yang dimasukkan dalam program pendidikan jasmani akan membantu meningkatkan koordinasi gerak anak. h. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca pada Anak 1) Motivasi Motivasi adalah sebuah ketertarikan untuk membaca, hal ini penting karena jika ada motivasi akan menghasilkan siswa yang memiliki kemampuan belajar yang lebih baik. Motivasi ada dua, yaitu (1) motivasi intrinsik yaitu yang bersumber pada pembaca itu sendiri dan (2) motivasi ekstrinsik yang sumbernya terletak di luar membaca itu. Dalam hal ini guru bertindak sebagai katalisator motivasi dan ketertarikan serta model bagi siswa. 2) Lingkungan Keluarga Menurut Leichter (1984) perkembangan kemampuan membaca dan menulis dipengaruhi oleh keluarga dalam hal : a) Interaksi interpersonal b) Lingkungan fisik c) Susana yang penuh perasaan membaca. 3) Bahan Bacaan Minat baca serta kemampuan membaca seseroang juga dipengaruhi oleh bahan bacaan. Bahan bacaan yang terlalu sulit untuk seseorang dapat mematikan selera untuk membaca. (emosional) hubungan antarindividu di rumah, terutama yang tercermin pada sikap

i. Metode Pengembangan Membaca untuk Anak Usia Dini 1) Pendekatan pengalaman berbahasa Pendekatan ini diberikan dengan menerapkan konsep DAP (Developmentally Aproppriate Practice). Pendekatan ini disesuaikan 22

dengan karakteristik pembelajar di Taman Kanak-kanak, yakni melalui bermain dengan menggunakan metode mengajar yang tepat untuk mengembangkan kmampuan membaca serta melibatkan anak dalam kegiatan berbahasa. 2) Fonik Metode ini mengandalkan pada pelajaran alfabet yang diberikan terlebih dahulu kepada anak-anak, mempelajari nama-nama huruf dan bunyinya. Setelah mempelajari bunyi huruf mereka mulai merangkum beberapa huruf tertentu untuk membentuk kata-kata. b-a-k r-a- k p-a- k t-a- k Untuk memberikan latihan membaca kepad aanak-anak dlam keterampilan ini, buku-buku cerita haruslah dipilih secara terencana, sehingga semua kata bersifat regular, dapat dibunyikan. Luar biasa sukarnya untuk menulis buku dengan kata-kata yang secara fonik bersifat reguler, yang menarik untuk dibaca anak-anak. Satu dua tiga kuda Si gendut naik 3) Lihat dan Katakan Dalam metode ini anak-anak belajar mengenali kata-kata atau kalimatkalimat keseluruhan, bukanya bunyi-bunyi individu. Mereka memandangi kata-kata, mereka mendengar kata itu diucapkan dan kemudian mereka mengulangi ucapan itu. Anak diberi kartu, kartu-kartu itu dipegang untuk dikenali anak-anak, tapi karena tidak ada petunjuk diminta menebak-nebak. RANGKUMAN Membaca merupakan ketrampilan bahas tulis yang bersifat reseptif. Kemampuan membaca termasuk kegiatan yang kompleks dan melibatkan berbagai keterampilan. Jadi, kegiatan membaca merupakan suatu kesatuan 23 untuk membantu mereka, si anak

kegiatan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi, maknanya serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan. Strategi mengembangkan kemampuan membaca di PAUD, adalah a) pendalatan pengalanman b) fonik, c) lihat katakan. Latihan 1) 2) 3) 4) 5) Untuk memperdalam pemahaman Anda silakan kerjakan tugas berikut Jelaskan pengertian membaca dengan kata-kata Anda sendiri. Mengapa kemampuan membaca penting dimiliki oleh anak? Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi membaca pada anak Menurut Anda bagaimana cara terbaik untuk mengajarkan membaca pada anak PAUD?. Daftar Pustaka Bromley, K.D. 1992. Language Arts: Exploring Connections II. Boston: Allyn and Bacon. Dhieni, Nurbiana. Dkk. 2005. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. Ellis, Arthur dkk. 1989. Elementary Language Arts. New Jersey:Prentice Hall. Haryadi & Zamzani.1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud.

IV.

PERKEMBANGAN ANAK

MENULIS

PADA

a.

Pengertian Menulis, adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain (Suparno, 2002:1.26) Sementara itu menurut 24

Poerwodarminto (1982), menulis memiliki batasan sebagai berikut : (1) membuat huruf, angka dan lainnya dengan pena, kapur dan sebagainya (2) Mengepresikan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat, dan lainnya dengan tulisan. Senada dengan pertanyana tersebut Badudu (1982) mengemukakan bahwa menulis adalah menggunakan pena, potlot, ball ppoint di atas kertas, kain ataupun papan yang menghasilkan huruf, kata, maupun kalimat. Dengan demikian menulis bukanlah sekadar membuat huruf-huruf ataupun angka pada selembar kertas dengan menggunakan berbagai alternatif media, melainkan merupakan upaya untuk mengkspresikan perasaan dan pikiran yang ada pada diri individu. Melalui menulis seseorang dapat mengungkapkan perasaannya kepada orang lain. b. Tahapan Kemampuan Menulis pada Anak Ada kesejajaran antara kemampuan menulis dengan kemampuan membaca. Proses menulis dekat dengan proses menggambar, namun menulis berbeda dengan menggambar. Anak-anak mulai dengan menggambar, kemudian menulis cakar ayam, barulah membuat bertuk-bentuk huruf. Awal mula anak-anak menulis meski dia tidak tahu nama-nama huruf. Kata-kata yang dikenalnya dengan baik akan menolong anak belajar bahwa huruf yang erbeda melambangkan bunyi-bunyi yang berbeda. Sebagai contoh anak dapat menuliskan namanya sendiri. Pada mulanya anak hanya memperhatikan huruf pertama pada setiap kata, sedangkan huruf-huruf lain pada kata kurang mendapat perhatiannya.nberdasarkan hal ini jika anak dihadapkan pada cerita yang ditulis dengan menggunakan huruf yang besar ukurannya pada setiapawal katapertama setiap paragraf, akan sangat membantu anak dalam mengenal huruf apalagi jika menggunakan warna yang mencolok. Menurut Brewer, ada 4 tahapan dalam kemampuan menulis sebagai berikut : 1) Scribble Stage, yaitu tahap mencoret atau membuat goresan. Pada tahap ini anak mulai membuat tanda-tanda dengan menggunakan alat tulis. Pada 25

tahapa ini mereka mulai belajar tentang bahasa tulis dan cara mengerjakan tulisan tersebut. 2) Liniear Repetitive Stage, yaitu tahap pengulangan linear. Pada tahap ini anak menelsusuri bentuk tulisan yang horizontal. 3) Random Letter Stage, yaitu tahap menulis random. Pada tahap ini anak belajar tentang berbagai bentuk yang merupakan suatu tulisan dan mengulang berbagai kata ataupun kalimat. 4) Letter Name Writing of Phonetic Writing, yaitu tahap menulis nama. Pada tahap ini anak mulai menyusun dan menghubungkan antara tulisan dan bunyinya. Anak mulai menulis nama dan bunyi secara bersamaan. Tahapan kemampuan menulis di atas merupakan gambaran kemampuan menulis anak yang berawal dari tahapan yang sederhana sampai tahapan yang lebih tinggi. Kemampuan menulis anak ditandai dengan adanya ketertarikan anak pada menulis yang bermula dari mencoret, mencoba menulis huruf, menulis namanya sendiri, dan meniru menulis kata.

RANGKUMAN Menulis, adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Menulis memiliki batasan sebagai berikut : (1) membuat huruf, angka dan lainnya dengan pena, kapur dan sebagainya (2) Mengepresikan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat, dan lainnya dengan tulisan. Tahapan Kemampuan Menulis pada Anak Anak-anak mulai dengan menggambar, kemudian menulis cakar ayam, barulah membuat bertuk-bentuk huruf. Awal mula anak-anak menulis meski dia tidak tahu nama-nama huruf. Katakata yang dikenalnya dengan baik akan menolong anak belajar bahwa huruf yang erbeda melambangkan bunyi-bunyi yang berbeda. Sebagai contoh anak dapat menuliskan namanya sendiri. Latihan

26

1) Uraikan tahapan kemampuan menulis menurut pandangan beberapa ahli yang Anda ketahui. 2) Bagaimanakah hubungan keterampilan menulis dengan keterampilan membaca pada anak-anak? 3) Rencanakan media apa yang mungkinsesuai untuk mengenalkan tulisan bagi anak?

Daftar Pustaka Bowler, P. & Linke, P. 1996. Your Child from One to Ten II. Victoria: Impac Printing Pty Ltd. Haryadi & Zamzani.1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud Poerwodarminto, W.J.S. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Suparno. Muhamad Yunus.2002. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.

V.

PERMAINAN KANAK-KANAK

BAHASA

DI TAMAN

Bermain sebagai pemicu perkembangan bahasa anak Dari berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan, diperoleh temuan bahwa bermain dan permainan mempunyai manfaat yang besar bagi 27

perkembangan anak. Kegiatan bermain merupakan pengalaman belajar yang sangat berguna bagi anak. Khusus untuk pengembangan kemampuan bahasa, permainan memiliki manfaat yang sangat baik bagi anak. b. Permainan Bahasa untuk Melatih Kemampuan Mendengarkan Tahap pertama dalam belajar mendengarkan adalah menyadari sebanyak mungkin bunyi yang berlainan. Hanya dengan mengacu ke berbagai macam bunyi-bunyi dan membicarakannya akan sangat menolong dan mengenalkan kepada anak-anak kata-kata yang dengan kata itu bunyi itu diberikan. Berikut ini akan diuraikan contoh-contoh kegiatan permainan mendengarkan untuk melatih kemampuan menyimak atau mendengar pada anak. 1) Ada berapa bunyi ? Ajaklah anak-anak untuk menutup matanya dan tidak bergerak-gerak dan tanpa bersuara. Kemudian periksa berapa banyak suara/bunyi yang dapat mereka dengar dari lingkungan sekitarnya. 2) Apa yang sedang saya lakukan sekarang ini ? Satu anak menutup matanya dan harus menebak apa yang sedang dilakukan oleh anak yang lain yang sedang membuka sebuah pintu, memantulkan bola, atau membuka koran dan kegiatan lainnya yang menimbulkan suara. 3) Apa yang menimbulkan suara itu ? Pilihlah tiga atau empat benda yang menghasilkan suara yang berlainan. Dengarkan suara-suara itu. Anak menutup matanya sementara Anda menyingkirkan salah satu benda tersebut. Kemudian minta anak menyebutkan benda apa yang disingkirkan tersebut. 4) Bunyi kertas Anak-anak diajak mendengarkan bersama bunyi yang berlainan, yang dihasilkan dari kertas yang dirobek, diremas atau dilambai-lambaikan. Anak harus menutup matanya dan menebak apa yang sedang dilakukan guru dengan kertas tersebut. 5) Bunyi benda jatuh Pilihlah tiga benda yang berlainan seperti mislanya uang logam, jepit kertas dan sebatang pensil untuk dijatuhkan ke dalam sebuah boks atau kaleng. Anak harus menutup matanya dan menebak benda apakah itu. 28

6) Bunyi yang direkam dengan tape rekorder Guru dapat melukis gambar untuk menyajikan bunyi-bunyian itu pada lembar-lembar kartu. Jika anak mendengar suatu suara dari rekaman maka anak harus membalikkan kartu yang perpadanan dengan suara itu. 7) Perintah yang dibisikkan Anak mendapatkan perintah melalui bisikan yang dilakukan guru atau temannya. Mulailah dengan satu perintah misalnya, duduklah di atas bantalan, kemudian tambahkan satu perintah lagi. Ambillah sebuah buku. Dan begitulah seterusnya dengan perintah-perintah lain. c. Kemampuan Berbicara Di bawah ini akan diuraikan beberapa gagasan untuk mendorong anak agar mampu mengungkapkan diri dengan kata-kata melalui permainan berbicara. 1) Permainan Berbicara Berikut ini adalah contoh contoh kegiatan permainan berbicara. Kotak raba Letakkan objek-objek rumah tangga atau ruang kelas dalam satu boks yang telah dilubangi sampingnya. Kemudian anak memasukkan kedua tangannya ke dalam kotak dan mencoba menguraikan apa yang dirabanya sebelum menebak benda apa itu. Versi lain dimainkan dengan tiga orang. Satu orang meletakkan objek ke dalam kotak, yang kedua merabanya dan mencoba menguraikannya, yang ketiga menebak benda apa itu. Pemberian gambar Secara bergiliran anak mengatakan sesuatu mengenai suatu gambar dalam sebuah buku atau majalah, dengan mula-mula mengulangi semua pernyataan yang telah dilakukan sebelumnya. Permainan ini baik untuk daya ingat dan mengembangkan daya pengamatan maupun bahasa. Guru dapat menyesuaikan dalam banyak cara mislanya : Pada pulau ajaibku aku akan mempunyai... Mencari hubungan 29 Permainan Bahasa untuk Melatih

a)

b)

c)

Permainan sederhana ini meminta anak untuk memberikan hubungan antara dua objek nyata sekitar rumah, sekolah atau kebun atai lukisan gambar sederhana pada potongan-potongan kartu kecil. Biarkan juga anak-anak mengumpulkan pasangan pasangan objek mereka sendiri dan menjelaskan mengapa mereka mengumpulkannya. Permainan fantasi Contoh-contoh permainan fantasi adalah sebagai berikut : Bermaian boneka Permainan berdandan Permainan Kotak karton Kotak karton dengan berbagai bentuk dan ukuran dapat menciptakan aneka ragam situasi bermain. Fantasi yang berlainan. Kotak-kotak besar dapat dijadikan rumah, gua atau ruang kecil. Kotak ukuran sedang menjadi kendaraan, meja, bangku, dan loket, dan kotak kecil dapat dijadikan garasi, rumah pertanian dan rumahrumah miniatur. 2) Permainan Bahasa untuk Melatih Kemampuan Membaca Berikut contoh permainan untuk melatih kemampuan membaca a) b) c) d) e) Memasangkan suatu kata dengan suatu gambar Memasngkan suatu kata tertulis dengan kata yang diucapkan Memasangkan suatu kata tertulis dengan suatu kata tertulis Memasangkan suatu huruf awal dan suatu gambar Memasangkan bentuk-bentuk huruf dengan bunyi huruf 3) Beberapa Permainan Kata Bahan-bahan : Beberapa kertas dan kartu, seperti kertas pelapis, dan kertas dinding (belakangnya), bungkus sereal dan lainnya, kartu pos polos dan kartyu ucapan selamat bakas, gunting, perekat, mistar, pena berwarna,gambar besar untuk digunting ((katalog mainan, pakaian dan alat-alat tangga sumber yang ideal). 30 rumah

d)

Butir-butir yang harus diingat 1) Bila membuat permainan pilihlah kata-kata yang sudah pernah dilihat oleh anak didik Anda dalam konteks-konteks lain. Hal ini merupakan bagian dari menambah perbendaharaan katanya. 2) Jika permainan itu dibuat dengan teliti mungkin akan lebih menarik bagi anak Anda 3) Sesuaikan setiap permainan ini dengan tema yang terutama akan menarik minat anak didik Anda. 4) Anda juga dapat menyesuaikan setiap permainan untuk membuatnya lebih mudah atau lebih sukar, atau kurang kompetitif menurut kemampuan dan temperamen anak Anda. Permainan itu dapat diikuti oleh sedikit atau lebih banyak anak. Membuat barisan Pembuatan : 1) Gunting suatu karton tebal berbentuk bujur sangkar 240 mm 2) Gambar garis bujur sangkar itu terbagi sangkar lain seperti ditunjukkan di bawah 3) Gunting sembilan kartu agar cocok dengan kotak-kotak pada karton itu 4) Tempelkan gambar pada satu sisi dari tiap kartu, dan pada sisi lain, kata pasangannya dan gambar suatu lingkungan sebesar sebuah keping. 5) Cari sepuluh keping, lima dengan suatu warna, dan lima lain dengan suatu warna lain. Cara bermain 1) Tumpuklah kartu-kartu, kata menghadap ke atas tebarkan kartu dengan sisi kata menghadap ke atas. 2) Dua pemain bergiliran mengambil sebuah kartu dan memabca kata pada kartu itu, kemudian melihat sebaliknya untuk mengecek apakah mereka membaca kata itu dengan benar, ia letakkan kartu itu pada ruang di papan karton tebal dan meletakkan sebuah keping di atasnya. menjadi sembilan bujur

31

Tiap pemain menggunakan keping dengan warna yang berlainan dan sasaran permainan adalah membuat suatu baris tiga keping dengan warna yang sama, sepanjang garis-garis bujur dan silang. Jika tidak berhasil, kocok kartu-kartu dan mulai lagi. 1.Kartu kata Permainan ini menggunakan potongan-potongan kartu, yang biasanya berukuran sebesar kartu pos. Tiap kartu ditulisi dengan satu kata. Kartukartu ini digunakan untuk membantu anak-anak belajar mengenali katakata dan sangat sederhana membuatnya. Paling baik jika guru memulai dengan nama-nama anak dan kemudian berpindah ke nama orang-orang lain dan benda-benda yang dikenal anak dengan baik. Tunjukkan kartu tersebut satu demi satu, dengan menunggu sampai ia tahu tiap kata sebelum beralih ke kartu berikutnya. Contoh Kartu kata :

PERMAINAN BAHASA UNTUK MELATIH KEMAMPUAN MENULIS. Keterampilan tangan yang diperlukan untuk menulis kata-kata berkembang dengan lebih perlahan dibandingkan ketrampilan membacanya. Pensil harus dipegang lembut antara ibu hari dan telunjuk serta jari tengah sekitar 3 cm dari ujung. Anak yang kidal harus memegang lebih jauh dari ujung sehingga apa yang ditulis dapat terlihat. Kertasnya harus lebih ke kiri dari sumbu tumbuhnya dan atau sejajar dengan pinggir meja atau sedikit miring ke kanan. 32

Pola Pembentukan huruf didasarkan pada pola berulang tertentu. Menyalin pola membantu anak meningkatkan kendali tangan dan menyiapkan cara menulis. Merunut dan menghubungkan titik-titi huruf. Cara ini berguna karena membantu mencetakkan pada pikiran seorang anak tentang perasaan menulis huruf-huruf.

Permainan haki garam atau pasir. Anak-anak menyukai menulis dengan jari-jari mereka dan mempunyai kendali yang lebih banyak daripada penggunaan pensil dan pena. Menulis huruf-huruf dengan cat jari.

Membubuhkan huruf pertama Mengisikan sebuah huruf untuk melengkapi sebuah kata merupakan langkah pertama yang berguan dalam menuliskan seluruh kata. ..... a-lon

.......o-la 33

Latihan : Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan anda mengerjakan latihan berikut ini ! 1. Mengapa bermain dapat memicu perkembangan bahasa ? Berikan penjelasan ! 2. Apa yang dimaksud dengan kemampuan mendengarkan? Berikan contoh kegiatan permainan mendengarkan di TK ! 3. Apa yang dimaksud dengan kemampuan berbicara? Beriakn contoh kegiatan permainan berbicara di TK ! 4. Apa yang dimaksud dengan kemampuan membaca? Berikan contoh kegiatan permainan membaca di TK ! 5. Apa yang dimaksud dengan kemampuan menulis? Berikan contoh kegiatan permainan menulis di TK !

DAFTAR PUSTAKA Biggs, J & Telfer, R. (1981) The Process of Learning, Sydney : Prentice Hall. Bromley, K.D. (1992) Language Arts : Exploring Connection (2nd ed) Boston : Allyn and Bacon. Dhieni,Nurdiana, dkk.2005. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. Ellis, Arthur dkk. 1989. Elementary Language Arrts. New Jersey:Prentice Hall.

34

Haryadi & Zamzani. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta; Depdikbud. Miller, M.S. 1981. Bringing Learning Home. New York : Happer & Row Publisher.

35

You might also like