You are on page 1of 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penulisan modul tentang materi Coelenterata. Modul biologi yang berisi materi Coelenterata diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan yang dikhususkan bagi siswa siswa kelas X semester 2. Selain bermanfaat bagi siswa, modul ini juga membantu para guru mata pelajaran biologi dalam menyampaikan materi secara lebih spesifik, sehingga siswa mendapatkan materi biologi yang lebih mendalam dan digunakan sebagai alternatif pembelajaran mandiri. Modul ini terdiri atas petunjuk penggunaan untuk siswa, LKS, tugas, tes formatif dan kunci jawabannya. Pada bagian akhir modul juga dilengkapi dengan glosarium untuk memudahkan siswa mencari istilah istilah biologi. Harapan kami, modul ini dapat bermanfaat bagi guru dan siswa untuk memahami secara mendetail tentang hewan hewan filum Coelenterata, sehingga siswa dan guru lebih mengembangkan kemampuan aplikasi dalam kehidupan sehari hari. Penyusun mengucapkan terima kasih atas bantuan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian modul ini. Penyusun sangat berharap masukan dan saran yang membangun untuk penyempurnaan modul ini lebih lanjut. Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan.

Yogyakarta, Mei 2012

Tim Penulis

TINJAUAN MATA PELAJARAN Modul pembelajaran ini merupakan modul yang disusun dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada di Pantai Sundak kabupaten Gunung Kidul sebagai sumber belajar dan mengambil sub materi keanekaragaman makhluk hidup. Keanekaragaman yang akan dipelajari dalam modul ini adalah Keanekaragaman Filum Coelenterata di Pantai Sundak kabupaten. Bentuk modul ini adalah self contained, di mana dengan adanya modul ini diharapkan siswa akan lebih memahami terhadap submateri Keanekaragaman Filum Coelenterata di Pantai Sundak kabupaten Gunung Kidul tanpa menggunakan buku-buku lainnya. Modul pembelajaran ini digunakan untuk: Mata Pelajaran Kelas Semester Materi Gunung Kidul Standard Kompetensi : Memahami manfaat keanekaragaman hayati Kompetensi Dasar : 3. Mendeskripsikan ciri-ciri filum dalam Dunia Hewan dan : Biologi : X (sepuluh) : 1 (gasal) : Keanekaragaman Filum Coelenterata di Pantai Sundak Kabupaten

peranannya bagi kehidupan. Tujuan : 3.4. Mendeskripsikan ciri-ciri Filum Coelenterata yang ditemukan di

Pantai Sundak Kabupaten Gunung Kidul Indikator : 3.4.1.

KEGIATAN BELAJAR Kegiatan Belajar 1 EKOSISTEM LAUT ATAU PANTAI Secara substansial, ekosistem pantai dengan ekosistem darat secara umum adalah sama, dengan memiliki inti persoalan hubungan timbal balik yang saling memepengaruhi antarkomponen penyusunnya. Akan tetapi, kondisi khusus yang menonjol dari ekosistem pantai adalah pengaruh dominan yang diberikan air asin pada ekosistem tersebut. Perbedaan tersebut dapat dirunut dalam ranah kajian perbedaan sifat fisik dan kimia. Air laut memilki beberapa sifat fisik yang pengaruhnya sangat besar terhadap organisasi komunitas lautan. Salah satu sifat fisik tersebut adalah kerapatan air laut yang besar dan kerapatan air laut ini lebih besar dari udara, dimana berakibat pada kemampuan menyerap intensitas cahaya pada air laut. Kerapatan ini mengakibatkan organisme laut dapat mengapung pada permukaan air laut. Berbeda dengan udara, kerapatan air laut yang tinggi menyebabkan air laut mampu menyerap cahaya dengan intensitas yang lebih besar daripada udara. Akibatnya, cahaya yang dapat menembus air laut hanya terbatas sampai kedalaman tertentu saja. Sebagai konsekuensinya, kehidupan vegetasi yang menjadi produsen primer hanya terbatas pada daerah yang dekat dengan permukaan saja. Perbedaan fisik yang lain adalah adanya perbedaan persediaan oksigen. Di udara, konsentrasi oksigen cenderung relatif konstan. Akan tetapi, air mengandung konsentrasi oksigen lebih sedikit dan bervariasi tergantung pada perubahan salinitas dan perubahan suhu. Selain perbedaan tersebut di atas, terdapat pula perbedaan struktural dan fungsioanal organisme yang menghuninya. Berbeda dengan kehidupan yang ada di darat dimana organisme produsen makroskopis memainkan peranan yang berarti keberlangsungan segala kehidupan dalam sistem tersebut, peran vital suatu produsen digantikan oleh komunitas mikroskopis pada kehidupan di ekosistem laut ataupun pantai. Produksi bahan organik lebih tinggi pada ekosistem darat dibandingkan dengan ekosistem laut ataupun pantai. Dengan demikian, walaupaun dimulai dengan energi terikat yang lebih sedikit, sistem lautan akan lebih sedikit mengalami kehilangan dibandingkan dengan ekosistem daratan pada pengalihan pertama.

PANTAI SUNDAK Pantai Sundak memiliki topografi yang tergolong berombak (undulating) dengan kemiringan lereng pantai/ gisik sebesar 19,87/ 56,02%, termasuk ke dalam kelas lereng terjal. Pantai Sundak memiliki jenis batuan gamping dengan tingkat pelapukan fisik sedang hingga kuat. Batuan dasar berupa gamping, tanah yang terbentuk di pantai ini termasuk jenis mediteranian. Pantai Sundak mempunyai batuan dengan kekerasan yang cukup homogeni. Hal ini terbukti dari bentuk pantai yang memanjang teratur. Lebar sedimen pada pantai Sundak adalah 12,7 meter dan jangkauan pasang surut litoral pada pantai Sundak sekitar 12,685 meter. Jangkauan pasang surut termasuk pendek karena pantai tersebut memiliki karang yang menempel tepat di pinggir pantainya, sehingga bagian sedimen yang terdapat di pantai lebih sedikit dibandingkan dengan panjang sdimen yang terdapat di karangnya. Jangkauan pasang surut pantai Sundak tidak memberikan kontribusi yang besar pada penambahan energi gelombang di pantai Sundak. Energi gelombang pada pantai Sundak adalah 293,33 Joule, termasuk ke dalam energi gelombang lemah. Energi tersebut berasal dari hempasan gelombang laut yang pecah di pantai yang menghancurkan daratan (abrasi/ erosi laut) yang diperkuat dengan tidak adanya halangan (barrier) pada pantainya. Pantai Sundak memiliki diameter butir sedimen sebesar 1,225 meter. Butir sedimen pantai ini termasuk ke dalam jenis sedimen pasir sangat kasar. Butir sedimen pantai Sundak berasal dari hasil kikisan dasar laut yang kemudian diendapkan di pantai. Pantai Sundak memiliki salinitas air laut antara 32-33. Suhu perairan berkisar antara 33/ 36C. Derajat keasaman perairan pantai Sundak berkisar antara 7,5-8,5. Pada bagian barat pantai Sundak, dimana terdapat arch, memiliki derajat keasaman yang lebih rendah dibandingkan bagian lainnya. Pantai Sundak terdiri atas dua bagian, yaitu bagian barat yang dimanfaatkan Pemerintah Daerah Kabupaten Gunung Kidul sebagai kawasan wisata dan bagian timur yang merupakan pantai milik pribadi dan sudah dimanfaatkan sebagai resort. Pantai Sundak memiliki karang yang menempel pada pinggir pantainya sehingga pemanfaatan pantai untuk perikanan tidak dapat dilakukan. Pemanfaatan budidaya rumput laut yang cukup besar dan tambang pasir, serta cangkang kerang yang memang banyak terdapat pada pantai Sundak bagian barat menjadikan pantai Sundak sebagai salah satu pemasok bahan mentah souvenir pariwisata pantai.

Pantai Sundak selain berpasir putih, banyak ditumbuhi pandan laut di tepian pantai. Hal ini menambah kesejukan suasana pantai. Tidak jauh dari pantai terdapat goa kecil yang di dalamnya terdapat sumber air tawar dan biasa dipakai penduduk setempat sebagai sumber air untuk mencukupi kebutuhan air minum. Tugas 1 .......... Rangkuman ....... Tes Formatif 1 Petunjuk: ....... Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 1 yang terdapat di bagian belakang modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar dan kemudian pergunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar 1 ini. Rumus: Dari alternatif jawaban yang ada hanya ada satu jawaban yang benar. Berilah tanda silang pada huruf yang mengandung pernyataan benar.

Arti tingkatan penguasaan yang Anda capai: 90%-100% 80%-89% 70%-79% <69% = baik sekali = baik = sedang = kurang

Jika tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, Anda dapat meneruskan dengan kegiatan belajar 2. Great! Tetapi, apabila tingkat penguasan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi kegiatan belajar 1, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

Kegiatan Belajar 2 COELENTERATA Semua hewan yang ada di muka bumi ini berasal dari hewan-hewan pada zaman Archeoicum yang hidup di dalam air. Hal ini dapat kita lihat dari fosil-fosil yang dijumpai. Sebagian dari hewan tersebut dalam perkembangannya pindah ke darat, tetapi sebagian tetap dalam air, misalnya beberapa kelompok Coelenterata, sebaliknya semua filum Echinodermata masih hidup di laut. Bila kita bandingkan antara habitat air dan habitat darat, maka habitat air lebih seragam, baik dalam kadar oksigen atau salinitasnya (kadar garamnya). Kadar garam air laut antara 34-36 bagian per seribu atau 3,4-3,6%, tergantung letak dalam garis lintang bumi. Variasi sinar dan suhu sangat besar tergantung pada kedalaman air, sehingga kondisi habitat tidak seragam dalam air, padahal 71% permukaan bumi berupa air (terutama laut). Batas pulau atau benua dengan laut adalah pesisir yang landai yang mencapai kedalaman antara 150-200 m, kemudian menjorok ke dalam mencapai kedalaman 3000-5000 m lebih, sampai di dasar laut. Dengan perbedaan kedalaman itu terbentuklah habitat yang berbeda, maka hewan yang ada di lingkungan itu berbeda-beda pula. Colenterata termasuk metazoa, artinya hewan yang tubuhnya tersusun dari banyak sel, walaupun masih primitive karena perkembangan organ tubuhnya masih terbatas. Istilah Coelenterata diambil dari bahasa Yunani, coilos= rongga, entero= usus. Gabungan istilah ini tidak diartikan sebagai hewan yang ususnya berongga, tetapi berarti hewan berongga. Coelenterata tidak memiliki rongga tubuh sebenarnya, melainkan hanya berongga sentral yang disebut coelenteron. Rongga tersebut berfungsi sebagai rongga pencernaan dan

sekaligus berfungsi sebagai pengedar sari makanan. Oleh karena itu rongga tersebut disebut sebagai rongga gastrovaskuler. Coelenterata disebut juga Cnidaria karena mempunyai sel-sel penyengat pada epidermisnya.

Hewan-hewan yang termasuk dalam filum ini meliputi 3 kelas, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa. Hewan-hewan ini biasanya memiliki simetri tubuh yang bersifat radial. Radial simetris artinya simetris seperti bola. Bila dibuat penampang vertical melalui pusat tubuhnya maka penampang itu akan membagi tubuh menjadi lebih dua belahan yang simetris satu terhadap yang lain. Bagian tubuh yang saling simetri disebut antimeri. Ciri-ciri Coelenterata Tubuh hewan Coelenterata tersusun oleh dua lapisan jaringan dan satu lapisan nonseluler. Coelenterata memiliki dua lapisan jaringan yang diperkirakan hasil reduksi dari tripoblastik pada perkembangan evolusinya. Bagian luar berupa lapisan jaringan epidermis dan bagian dalam lapisan jaringan endodermis atau gastrodermis, sedangkan di antara kedua lapisan tersebut ada lapisan nonseluler yang disebut mesoglea. Jaringan gastrodermis melapisi rongga gastrovaskuler, sementara mesoglea

merupakan masa pasta/ gudir yang disekresikan oleh sel-sel epidermis dan gastrodermis. Zatzat tersebut mengisi ruangan antara lapisan epidermis dan gastrodermis. Kadang-kadang di dalam lapisan mesoglea ini terdapat sel-sel amuboid. Coelenterata tidak beranus, hanya bermulut yang dilengkapi dengan tentakel-tentakel di sekelilingnya. Coelenterata termasuk golongan enterozoa, artinya metazoa yang mempunyai saluran pencernaan. Akan tetapi, sistem pencernaan makanan tidak komplit, hanya berupa rongga gastrovaskuler. Coelenterata belum memiliki alat pernafasan, sirkulasi maupun ekskresi yang khusus. Bentuk tubuh Coelenterata memiliki dua tipe dasar, yaitu sebagai polip yang sesil atau menempel dan sebagai medusa yang dapat berenang bebas. Tipe polip memiliki bentuk seperti tabung atau silinder, pada ujung oral terdapat mulut yang dikelilingi oleh tentakeltentakel, dan dapat bergerak memanjang atau mengkerut. Tubuh tipe medusa berbentuk seperti sebuah lonceng atau paying. Bagian tubuh yang cembung berada di atas dan yang cekung di bawah. Tugas 2 .......... Rangkuman

....... Tes Formatif 2 Petunjuk: ....... Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian belakang modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar dan kemudian pergunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap Materi Kegiatan belajar 2 ini. Rumus: Dari alternatif jawaban yang ada hanya ada satu jawaban yang benar. Berilah tanda silang pada huruf yang mengandung pernyataan benar.

Arti tingkatan penguasaan yang Anda capai: 90%-100% 80%-89% 70%-79% <69% = baik sekali = baik = sedang = kurang Jika tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, Anda dapat meneruskan dengan kegiatan belajar 2. Great! Tetapi, apabila tingkat penguasan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

Kegiatan Belajar 3 ANTHOZOA Penamaan kelas Anthozoa berasal dari bahasa Yunani, anthos (bunga) dan zoon (hewan). Anthozoa berarti hewan yang menyerupai bunga. Semua anggota kelas ini hidupnya d laut, dari kawasan pantai hingga kedalaman 6000 m, terutama di perairan hangat (tropik), tetapi ada juga yang dijumpai di daerah kutub. Mereka merupakan polip yang menetap dengan melekatkan diri pada suatu objek yang terdapat di dasar laut. Anggota dari kelas Anthozoa fase medusanya telah tereduksi, sehingga hanya memiliki fase polip saja. Ciri khas polip Anthozoa adalah sebagai berikut. Mulut pada Anthozoa tidak langsung berhubungan dengan enteron melainkan berhubungan lebih dulu dengan saluran faring atau stomodium. Dinding rongga enteron Anthozoa mengadakan pelipatan-pelipatan secara konsentris yang disebut septa. Mesoglea pada Anthozoa bersifat seluler. Gonad pada polip Anthozoa berasal dari lapisan gastrodermal. Bila dilihat dari sudut kerangka tubuhnya, kelas Anthozoa dapat dibedakan menjadi dua sub-kelas, yaitu sub-kelas Octocorallia dan Hexacorallia. Octocorallia Biasanya poliip berukuran kecil, Hexacorallia Biasanya polipnya berukuran

hidup secara berkoloni. Koloninya terjadi dari kumpulan

besar, hidup secara berkoloni ataupun secara soliter. Koloninya terbentuk dari

polip yang strukturnya homogen. Tubuhnya simetri 8 (oktometri). Polipnya selalu dihiasi dengan 8

kumpulan heterogen.

polip-polip

berstruktur

tentakel atau kelipatannya. Anggota koloninya sering

Tubuhnya

bersimetri

(heksametri). Polipnya selalu dihiasi dengan 6

menunjukkan gejala dimorfisme.

tentakel atau kelipatannya, yang jarang

Ditemukan sifonoglia tunggal atau bercabang. Anggota koloninya tidak

tidak sama sekali.

Ditemukan 8 buah mesentris komplit menunjukkan gejala dimorfisme. Ditemukan sifonoglia dua, satu,

tetapi tunggal.

Otot retraktornya selalu berada di sisi atau tidak sama sekali. Ditemukan 6 buah mesentris, baik

ventral dari semua simetri. Kerangka tubuhnya

adalah komplit maupun tidak. Otot retraktornya longitudinal

endoskeleton, terbuat dari keping kapur yang lepas atau dari bahan kersik. Polipnya tidak secara

pada setiap mesentris dan berhadapan satu

langsung dengan yang lain. Kerangka tubuhnya adalah

membentuk polip yang lain tetapi melalui stolon.

eksoskeleton, terbuat dari keping kapur, zat tanduk, dan tidak pernah dari bahan spikula. Polipnya secara langsung

membetuk polip dengan cara membelah atau membentuk kuncup.

HEWAN KARANG ATAU HEWAN PEMBENTUK KORAL/ BATU KAPUR Anggota Anthozoa dari kelompok ini sebetulnya tubuhnya hampir menyerupai anemone laut, perbedaannya terletak pada kerangka tubuhnya. Kerangka tubuhnya disebut kerangka luar atau eksoskeleton terbuat dari bahan kapur (CaCO3). Zat kapur tersebut disekresikan oleh lapisan epidermis. Kerangka itu mula-mula dibentuk pada pangkal tubuh poliipnya, yaitu bagian yang melekat substrat yang ditumpangi. Bila hewannya telah mati kelak hanya tinggal kerangkanya. Kerangka tersebut biasanya secara bersama-sama membentuk apa yang disebut pulau karang atau gosong atau terumbu. Pada umumnya koral batu hidupnya berkoloni, berkembang biak secara aseksual, yaitu dengan membentuk kuncup. Masing-masing kuncup tersebut nantinya tumbuh menjadi

hewan baru, yang masing-masing juga mensekresikan zat kapur sebagai kerangka tubuhnya, sehingga nantinya koloni tersebut kerangkanya juga bercabang-cabang sesuai dengan jumlah kuncupnya, sehingga makin menyemarakkan percabangan dari koloninya. Bentuk koloni yang bercabang-cabang misalnya dijumpai pada Acropora. Di samping bentuk koloni yang bercabang-cabang ada juga bentuk koloni yang bulat serta berlekuk-lekuk, dijumpai pada Stylophora mordax. Ada juga yang jenis koloninya berbentuk seperti otak, misalnya Leptoria tenuis. Tentang warna koloni hewan karang sangat beraneka ragam, ada yang merah, biru, kuning, atau putih. Kerangka dari jenis koral ini biasanya dipakai untuk pajangan pada waktu membuat akuarium. Untuk hidupnya, hewan karang memerlukan persyaratan lingkungan sebagai berikut; (1) temperatur air lautnya sekitar 20C, (2) kedalaman laut sampai 35 m, (3) kawasan laut sampai 28 LU maupun LS, (4) perairan laut yang banyak mengandung oksigen, (5) fluktuasi temperatur tidak melebihi 6C, (6) perairan laut yang jernih dan bersalinitas tertentu. Hewan karang bertanggung jawab dalam pembentukan terumbu karang. Terumbu karang ada bermacam-macam tipe, yaitu: (1) Fringing reef atau terumbu karang tepi/ pantai (hamparan terumbu karang yang membentang dari sejak pantai hingga mil k arah laut), (2) Barier reef atau terumbu karang penghalang (hamparan batu karang yang membentag di seberang pantai yang agak jauh dari daratan), (3) Sirkular reef atau terumbu karang atoll (terumbu karang yang berposisi melingkar seperti bentuk cincin, yang ditengah-tengahnya ditemukan anak laut yang berbentuk seperti danau bundar yang disebut laguna atau lagoon). Terumbu karang tersebut terbentuk secara bertahap dan bersuksesi, berturut-turut dari karang pantai- karang rintangan- karang atoll. Suksesi terjadinya karang adalah sebagai berikut. a. Mula-mula terbentuklah karang pantai yang ditemukan pada pantai yang berposisi

miring. Oleh karena adanya gerak dari kulit atau kerak bumi yang menyebabkan pantainya menjadi tenggelam, sehingga mengakibatkan terpisahnya hubungan atau kontinum antara karang pantai dengan pantai yang ditempelinya. Karena kondisi tersebut maka terbentuklah laut pemisah atau semacam selat yang memisahkan antara hamparan karang dengan pantai, sedangkan hamparan karangnya sekarang disebut karang rintangan. b. Bila sekiranya gerak kulit atau gerak bumi itu semakin melanjut dalam arti daratan

yang berpantai miring itu sama sekali tenggelam maka tinggalah hamparan karang-karang

yang mengelilinginya yang masih tampak dan bentuknya menyerupai jajaran atau untaian pulau-pulau karang yang membentuk bentukan seperti cincin. Untaian pulau-pulau karang semacam itu disebut atolll, atau laut yang dikelilinginya disebut laguna. Contoh dari anggota Anthozoa antara lain sebagai berikut. a. Koral Tanduk Yang termasuk dalam kelompok ini misalnya kipas laut, cambuk laut, bulu laut, akar bahar, dll. Kelompok ini memiliki kerangka yang terbuat dari zat tanduk atau keratin. Pada umumnya, hewan karang tanduk ini sifat kerangkanya termasuk endoskeleton. Kerangka tubuh tersebut ada yang berwarna hitam, pink, jingga, dll. b. Tubipora musica Karang jenis ini bentuk polipnya menyerupai pipa dan berwarna hijau, kerangkanya terbuat dari zat kapur dan berwarna merah. Hidupnya secara berkoloni, antara polip satu dengan yang lain diikat oleh jaringan tubuh yang disebut stolon transversal. Susunan pipapipa polip yang menyusun koloni tersebut berjajar-jajar secara vertical. Kerangka tubuhnya termasuk jenis kerangka endoskeleton yang di bagian luarnya dibungkus oleh lapisan epidermis. c. Corallium rubrum atau Corallium nobile (Karang Merjan) Hewan karang merjan ini hidup di bagian dasar laut dengan menempelkan diri pada batu-batu karang. Koloninya mengadakan percabangan, yang percaangannya dapat mencapai tinggi 30 cm. bagian luar dari koloni tersebut dijumpai jaringan tubuh yang disebut koenenkhim (coenenchyme). Koenenkhim ini sebetulnya merupakan seonggok mesoglea yang tebal dan padanya ditembusi oleh saluran gastrodermal yang berbentuk seperti tabung atau pembuluh. Pembuluh tersebut merupakan percabangan pada rongga coelenteron. Pada koenenkhim tersebut ditemukan sel-sel amoebosit yang mensekresikan suatu material. Material tersebut merupakan penyusun dari kerangka tubuhnya. Polip-polip hewan ini tumbuh menempel pada bagian koenenkhimnya. Polip-polipnya berwarna putih sedangkan kerangka tubuhnya yang terbuat dari bahan kapur, berwarna merah darah. Kerangka tubuh Corallium termasuk kerangka dalam atau endoskeleton. Kerangka-kerangka koral in biasa dibuat untaian untuk perhiasan tubuh seperti gelang, kalung, tasbih, dll. d. Euplexaura antipathies (Akar Bahar)

Hewan karang ini hidupnya berkoloni, kerangka tubuhnya terbuat dari bahan tanduk berwarna hitam. Oleh sementara orang sering digunakan untuk perhiasan tubuh (gelang, baik gelang tangan maupun gelang kaki). Koloni koral ini biasanya melekat pada dasar laut pada batu-batu karang dengan bagian diskus-pedalnya yang berwarna muda. e. Gorgonia flagellum Hewan ini biasa juga disebut dengan istilah cambuk laut, atau kipas laut. Hidupnya secara berkoloni, koloninya berbentuk seperti pohon yang bercabang-cabang, warnanya kemerah-merahan atau kekuning-kuningan, dan ukurannya dapat mencapai tinggi 80 cm. Bersama dengan hewan-hewan karang lainnya, Gorgonia ini makin menyemarakkan asrinya taman laut. Kerangka tubuhnya terbuat dari zat tanduk dan merupakan kerangka dalam (endoskeleton). f. Pennatula (bulu laut atau kalam laut) Hewan ini hidupnya berkoloni dan koloninya berbentuk seperti bulu ayam. Atas dasar tersebut, Pennatula disebut bulu laut. Bagian basal koloninya yang disebut pedunkel, sebagian terkubur di pasir atau lumpur yang ada di dasar laut, sedangkan bagian lainnya yang merupakan sumbu dari koloninya yang disebut rachis berdiri tegak vertikal. Rachis tersebut dilengkapi percabangan yang berjajar-jajar ke kanan dan ke kiri yang berbentuk pipih dan disebut pinulae. Setiap jajaran lateral tersebut terdiri atas 20-50 buah pennulae. g. Acropora Genus Acropora merupakan anggota Anthozoa yang merupakan partisipan utama dalam pembentukan terumbu karang. Koloninya berbentuk seperti tanduk rusa jantan, maka atas dasar itu koral ini juga biasa disebut dengan istilah koral tanduk rusa. Polip-polipnya tumbuh menggerombol pada bagian coenenchymnya. Polip-polip tersebut bentuknya seperti cangkir yang silindris. Antara polip satu dengan yang lainnya dipisahkan oleh coenosteum. Ada dua bentuk polip, yaitu polip terminal dan polip lateral. Polip terminal bertentakel 6 buah, sedangka polip lateral bertentakel 12 buah. Mesentrisnya teratur dalam posisi saling berpasang-pasangan bilateral. Coenenchymnya berbentuk jalinan saluran-saluran yang menghubungkan polip yang satu dengan yang lainnya. h. Meandrina (Karang Otak)

Hewan ini koloninya merupakan onggokan coenenchymnya yang bentuknya beraluralur seperti otak. Koloninya merupakan kumpulan dari berbagai generasi polip, yang membentuk kerangka dari bahan kapur. Semasa koloninya masih muda, tubuh koloni tersebut masih dapat dipotong dengan pisau, tetapi makin tua koloninya makin keras, karena makin banyak disposisi zat kapur. i. Synularia Hewan ini disebut juga hewan karang lunak, karena tubuhnya tidak menghasilkan batu kapur. Tubuh hewan ini hanya disokong oleh rangka dalam yang berupa spikula-spikula. Jadi kalau hewan ini mati tidak meninggalkan karang melainkan akan hancur. Tugas 3 .......... Rangkuman ....... Tes Formatif 3 Petunjuk: ....... Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang terdapat di bagian belakang modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar dan kemudian pergunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap Materi Kegiatan belajar 3 ini. Rumus: Dari alternatif jawaban yang ada hanya ada satu jawaban yang benar. Berilah tanda silang pada huruf yang mengandung pernyataan benar.

Arti tingkatan penguasaan yang Anda capai:

90%-100% 80%-89% 70%-79% <69%

= baik sekali = baik = sedang = kurang

Jika tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 3. Great! Tetapi, apabila tingkat penguasan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

UJIAN AKHIR MATERI COELENTERATA

GLOSARIUM DAFTAR PUSTAKA TIM PENYUSUN

You might also like