You are on page 1of 7

TUGAS MAKALAH KDM II JENIS CAIRAN INFUS PENGGANTI CAIRAN TUBUH

OLEH KELOMPOK 1 Novat Tingor Anggun Sri Permata Sinta Gusnita Novrian Ilham Nolla Tiser

S1 KEPERAWATAN STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG 2012

BAB I PENDAHULUAN

Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkunagn luar (milieu exterior) dan sel-selnya pun hidup dalam milieu interior yang berupa darah dan cairan tubuh lainnya. Cairan dalam tubuh, termasuk darah, meliputi kurang lebih 60% dari total berat badan laki-laki dewasa. Dalam cairan tubuh terlarut zat-zat makanan dan ion-ion yang diperlukan oleh sel untuk hidup, berkemabang dan menjalankan tugasnya. Pengaturan keseimbangn cairan perlu memperhatikan dua parameter penting, yaitu volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam basa dengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion karbonat dalam urine sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbangan asam basa adalah paru-paru dengan mengekskresikan ion hidrogen dan CO2 dan sistem dapar (buffer) kimia dalam cairan tubuh. Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondidi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit didalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologis hemostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan dan elektrolit masuk kedalam tubuh melaluai makanan, minuman, dan cairan intravena dan didistribusikan keseluruh bagian tubuh. Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel diseluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada diluar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu intravaskuler (plasma), cairan intertisial dan cairan intraseluler.

Cairan dan elektrolit sangat berguna dalam mempertahankan fungsi tubuh manusia. Kebutuhan dasar elektrolit dan cairan bagi manusia berbeda-beda sesuai dengan tingkat usia. Kebutuhan cairan sangat diperlukan tubuh dalam mengangkut zat makanan ke dalam sel, sisa metabolisme sebagai pelarut elektrolit, memlihara suhu tubuh, mempermudah eliminasi dan membantu pencernaan. Disamping kebutuhan cairan, elektrolit (natrium,kalium,kalsium,korida dan posfat)sangat penting untuk menjaga kesetimbangan asam basa, konduksi saraf, dan elektrolit dapat mempengaruhi sistem organ tubuh terutama ginjal. Untuk memepertahankan kondisi cairan dan elektrolit dalam keadaan seimbang, maka pemasukan harus cukup sesuai kebutuhan. Prosedur pemenuhan cairan dan elektrolit dalam pelayanan keperawatan dapat dilakukan melalui per oral dan intravena.

BAB II PEMBAHASAN

Secara umum keadaan-keadaan yang dapat memerlukan pemberian cairan infus adalah : 1. Perdarahan dalam jumlah banyak (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah) 2. Trauma abdomen (perut) berat (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah) 3. Fraktur (patah tulang), khususnya d pelvis dan femur (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah) 4. Serangan panas (heat stroke), kehilangan cairan tubuh pada dehidrasi 5. Diare dan demam menyebabkan dehidrasi 6. Luka bakar luas menyebabkan banyak cairan tubuh 7. Semua trauma kepala, dada, dan tulang punggung (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah)

Tujuan Terapi Cairan 1. Untuk mengganti kekurangan air dan elektrolit 2. Untuk memenuhi kebutuhan 3. Untuk mengatasi syok 4. Untuk mengatasi kelainan yang ditimbulkan karena terapi yang diberikan. Tujuan Prosedur Pemenuhan cairan dan elektrolit : 1. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit 2. Infus pengobatan dan pemberian nutrisi.

Jenis cairan infus pengganti cairan tubuh : 1. NaCl Garam sebagaimana zat makanan yang berbahaya jika d konsumsi dalam jumlah berlebih (asupan harian dianjurkan kurang dari 2,4 gram /hari). Tatapi garam juga bermanfaat bagi tubuh karena fungsi metabolismenya. Komponen utama garam adalah natrium dan chlorida. Natrium bersama dengan klorin membentuk sebagian besar garam dalam bentuk natrium chorida atau NaCl. Dalam tubuh natrium berfungsi mengatur kontraksi otot, implus saraf, tingkat air dan banyak lagi hal lainnya. Setiap sel tubuh memerlukannya dan lidah memiliki reseptor yang memebritahu otak saat garam telah memasuki mulut. Natrium Chlorida (NaCl) 0,9 % NaCl 0,9% (normal saline) dapat dipakai seabagai cairan resusitasi (replacement therapy), terutama pada kasus seperti kadar Na+ yang rendah, dimana RL tidak cocok untik digunakan seperti pada alkalosis,14 resistensi kalium). NaCl 0,9% merupakan cairan pilihan untuk kasus trauma kepala, sebagai pengencer sel darah merah sebelum trnsfusi. Cairan ini memiliki beberapa kekurangan, yaitu 1. Tidak mengandung HCO3-, 2. Tidak mengandung K+ 3. Dapat menimbulkan asidosis hiperkloremik, asidosis dilusional, dan hipernatremi Kemasan larutan kristaloid NaCl 0,9 % yang beredar dipasaran memeiliki komposisi elektrolit Na+ (154 mEq/L) dan Cl (154 mEq/L), dengan osmolaritas sebesar 300mOsm/L. sediannya adalah 500 ml dan 1,0 ml. Setiap liter larutan mengandung Natrium klorida 9,0 g dan air untuk injeksi 1.000 ml. 2. Ringer Laktat Larutan infus untuk pemakaian Intravena. Setiap liter larutan mengandung : a. Natrium Laktat C3H5NaO3 3,10g b. Natrium klorida. NaCl 6,00 g c. Kalium klorida.KCl 0,30 g

d. Kalsium klorida.CaCl2.2H2O 0,20 g e. Air untuk injeksi ad. 1000 ml f. Osmolaritas 270 mOsm/l Setara dengan ion-ion : a. Na+ : 130 mEq/l b. K+ : 4 mEq/l c. Laktat (HCO3-) : 27,5 mEq/l d. Ca++ : 2,7 mEq/l e. Cl : 109,5 mEq/l Cara kerja obat : a. Merupakan larutan isotonik Natrium Klorida, Kalium klorida, Kalsium klorida, dan Natrium laktat yang komposisinya mirip dengan cairan ekstraseluler. b. Merupakan cairan pengganti pada kasus-kasus kehilangan cairan ekstraseluler. c. Merupakan larutan non-koloid, mengandung ion-ion yang terdisbusi kedalam cairan intravaskuler dan ekstravaskuler. Indikasi : Untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit pada dehidrasi. Cara Pemberian : Intravena Pemberian infus RL diberikan dengan pertimbangan tingkat dehidrasi pasien masih rendah dan tidak terlalu mengalami alkalosis. Infus RL pada 100ml RL mengandung CaCl dehidrat 0,02 g, NaCl 0,6, KCl 0,03 g dan Sodium Lactate 0,31 g. Na merupakan kation utama cairan ekstrasel yang dapat mempertahankan tekanan osmose. Chlorida merupakan anion utama plasma, K= kation penting cairan intrasel. Laktat digunakan sebagai prekusor bikarbonat. Cairan intrasel untuk konduksi syaraf otot. NaCl menjaga tekanan osmose darah dan jaringan, KCl untuk hipokalemia dan hipokloremia, karena pada kasus muntah hewan banyak kehilangan kalium dan klorida. Pemberian infus RL juga dapat menjadi pilihan untuk mengisi hipovolemia pada pasien dehidrasi tanpa abnormalitas elektrolit. K merupakan kation major di cairan ekstraseluler.

Efek Samping a. Reaksi-reaksi yang mungkin terjadi karena larutannya atau cara pemberiannya termasuk timbulnya panas, infeksi pada tempat penyuntikan, trombosis vena atau flebitis yang meluas dari tempat penyuntikan, ekstravasasi. b. Bila terjadi reaksi efek samping, pemakaian harus dihentikan dan lakukan evaluasi terhadap penderita. Peringatan : Jangan dicampur dengan larutan yang mengandung fosfat.

You might also like