You are on page 1of 17

LAPORAN HASIL TUTORIAL BLOK 3.

6 WEEK 2 Istriku Tidak Seperti Dulu Lagi

Disusun oleh: Kelompok 5 Diki Yuge Katan Samuel Indratama Ristia Anggarini Erawati Werdiningsih Yasinta Nur Rohmah Brigitta Ayu D.S. Dheta Agustin M Merawati Dyah S. Anisa Hidayah Martina Oktaviani Yayu Nidaul F Widya Dwi Astuti 13161 13162 13168 13170 13175 13327 13331 13335 13340 13342 13424 13427

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FK UGM 2012

AGENDA TUTORIAL
Hari/Tanggal Pertemuan I Jam Agenda Pertemuan I Kehadiran Tidak hadir : Senin, 28 Mei 2012 : 08.15-10.00 : Step I V : 12 orang :-

Hari/Tanggal Pertemuan II Jam Agenda Pertemuan II Kehadiran Tidak hadir

: Kamis, 31 Mei 2012 : 08.20 10.00 : Step VII : 12 orang :-

Ketua

: 13327 Brigitta Ayu Dwi Susanti

Sekertaris 1 (papan) : 13175 Yasinta Nur Rohmah Sekertaris 2 (meja) : 13170 Erawati Werdiningsih

Istriku Tidak Seperti Dulu Lagi Sudah 1 tahun terakhir Tn. Taruno (61 tahun) merasa kebutuhan biologi terganggu dalam kehidupannya karena istrinya Mimi (55 tahun) tidak mau melayani kebutuhan seksualnya karena merasa sudah tua dan saat ini Ia telah mengalami menopause, sehingga terjadi penurunan libido, sehingga akibat masalah tersebut Tn. Taruno sering uring- uringan, dan kadang- kadang marah tanpa sebab yang jelas. Ny. Mimi mengatakan sudah saatnya sekarang untuk memikirkan anak-cucu bukan kebutuhan pribadi suaminya. Hal ini membuat hubungan atara Tn. Taruno dan Ny. Mimi tidak seharmonis dulu lagi.

STEP 1 1. Libido 2. Menopause : hasrat/ gairah seksual : akhir masa reproduksi pada wanita yang ditandai dengan

berhentinya periode menstruasi.

STEP 2 1. Apa penyebab penurunan libido pada lansia? 2. Apa tanda dan gejala penurunan libido? 3. Bagaimana perubahan fisiologis aktivitas seksual lansia pada tiap fase seksual? 4. Bagaimana tatalaksana lansia dengan penurunan libido dan penurunan aktivitas seksual? 5. Bagaimana tanda dan gejala menopause dan promosi kesehatannya? 6. Bagaimana dampak penurunan aktivitas seksual pada lansia? 7. Bagaimana permasalahan seksual lansia yang tinggal di panti? 8. Bagaimana hambatan lansia dalam melakukan aktivitas seksual? 9. Apakah aktivitas seksual pada lansia itu penting? 10. Bagaimana pendidikan kesehatan terkait aktivitas seksual pada lansia? 11. Apa saja penyakit pada lansia yang berkaitan dengan seksualitas? 12. Bagaimana tahapan menopause? 13. ASKEP?

14. Bagaimana pencegahan masalah aktivitas seksual pada lansia? 15. Apa saja faktor yang mempengaruhi sistem reproduksi/ kebutuhan seksual pada lansia? 16. Apakah kebutuhan seksual itu STEP3 1. Penyebab penurunan libido pada lansia: a. Internal 1) penurunan testosterone sehingga akan menurunkan libido 2) penurunan estrogen yang dapat mengakibatkan menopause sehingga dapat menurunkan elastisitas dinding vagina dan lubrikasi 3) adanya penyakit pada alat reproduksi 4) adanya perubahan fisik terkait dengan proses penuaan b. Eksternal 1) kebudayaan 2) ekonomi dan tuntutan sosial 3) stereotype 4) lingkungan 7. Permasalahan seksual lansia yang tinggal di panti: a. kurang aktivitas untuk mengalihkan keinginan hubungan seksual b. kurangnnya privacy bagi lansia untuk mengungkapkan kebutuhan seksual mereka 11. Penyakit pada lansia yang berkaitan dengan seksualitas a. DM b. Stroke c. Infark miocard d. Impotent e. Arthritis f. PPOK 15. Faktor yang mempengaruhi sistem reproduksi/ kebutuhan seksual pada lansia a. Psikologis

b. pandangan keluarga atau sosial masyarakat c. gaya hidup d. penurunan fungsi fisik 8. Hambatan lansia dalam melakukan aktivitas seksual a. Kelelahan b. HDR c. Pasangan tidak menarik lagi secara fisik d. Ejakulasi dini e. Penurunan kontraksi f. Penurunan komunikasi g. Penurunan jumlah lubrikan 3. Perubahan fisiologis aktivitas seksual lansia pada tiap fase seksual a. Fase perangsangan b. Fase Plateau c. Fase Orgasme: tidak bertahan lama d. Fase Resolusi 4. Tatalaksana lansia dengan penurunan libido dan penurunan aktivitas seksual a. Dengan meningkatkan / memfasilitasi komunikasi antar kedua pasanga b. Pengaturan gaya hidup karena dapat mempengaruhi penggunaan energi c. konsumsi kacang- kacangan yang bersifat phytoestrogen d. pemberian edukasi terkait penurunan libido, dampak, daan tatalaksananya 12. Tahapan menopause a. Pre Menopause, usia > 45 tahun b. Menopause c. Pasca Menopause 2. Tanda dan gejala penurunan libido a. penurunan frekuensi/ keinginan hubungan seksual: kaji hubungan seksual sebelumnya b. kurang interaksi fisik dengan pasangan 6. Dampak penurunan aktivitas seksual pada lansia a. merasa tidak puas dengan dirinya sendiri

b. meningkatkan kriminalitas terkait seksual c. merusak hubungan interpersonal 13. ASKEP Pengkajian: persepsi terkait seksual, pemeriksaan penunjang Ndx: Disfungsi Sexual NOC: Physical Aging Status NIC: Konseling sexual 5. Tanda dan gejala menopause dan promosi kesehatannya a. Nyeri saat haid (dismenorhea) b. Terjadi perubahan produksi menstruasi 9. Apakah aktivitas seksual pada lansia itu penting? Sangat penting, karena seksualitas menurut hierarki maslow merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia sehingga penting untuk dipenuhi.

STEP 4 SKEMA

LANSIA

TANDA & GEJALA

FISIOLOGI SEKSUAL

MENOPAUSE

TAHAPAN

HAMBATAN

AKTIVITAS SEKSUAL

KEBUTUHAN

PROMKES

PENURUNAN SEKSUAL

PENYEBAB TANDA & GEJALA DAMPAK TATALAKSANA

STEP 5 LO: 3. Bagaimana perubahan fisiologis aktivitas seksual lansia pada tiap fase seksual? 4. Bagaimana tatalaksana lansia dengan penurunan libido dan penurunan aktivitas seksual? 5. Bagaimana tanda dan gejala menopause dan promosi kesehatannya? 7. Bagaimana permasalahan seksual lansia yang tinggal di panti? 10. Bagaimana pendidikan kesehatan terkait aktivitas seksual pada lansia? 12. Bagaimana tahapan menopause? 13. ASKEP? 16. Apakah kebutuhan seksual itu

STEP 5 Learning Objective 1. Bagaimana perubahan fisiologis aktivitas seks lansia pada setiap fase seks? 2. Bagaimana penatalaksanaan lansia dengan penurunan libido dan penurunan aktivitas seks? 3. Apa saja tanda dan gejala menopause beserta promosi kesehatannya? 4. Bagaimana permasalahan seksual lansia yang berada dip anti? 5. Jelaskan Penkes perawat mengenai aktvitas seks lansia? 6. Bagaimana tahapan menopause? 7. Apa ASKEP sesuai kasus? 8. Apa itu kebutuhan seksual?

STEP 6 Mencari literature secara mandiri

STEP 7 1. Bagaimana perubahan fisiologis aktivitas seks lansia pada setiap fase seks?

Perubahan fisiologis aktivitas seksual akibat proses penuaan menurut Kaplan: a. Fase Desire : dipengaruhi oleh penyakit, masalah hubungan dengan pasangan, harapan cultural, kecemasan akan kemampuan seks. Pada laki-laki, testosterone menurun secara bertahap sejak usia 55 tahun sehingga interval untuk meningkatkan hasrat seksual meningkat. b. Fase Arousal : Pada perempuan: pembesaran payudara berkurang, penurunan elastisitas dinding vagina, lubrikasi vagina dan peregangan otot, iritasi uretra dan kandung kemih. Pada laki-laki: ereksi butuh waktu lama dan kurang begitu kuat, penurunan produksi sperma sejak usia 40 tahun sehingga elevasi testis ke perineum lebih lambat. c. Fase Orgasmik: Pada perempuan: Tanggapan orgasme kurang intens disertai lebih sedikit kontraksi kemampuan mendapat orgasme multiple berkurang. Pada laki-laki : kemampuan mengontrol ejakulasi membaik, kekuatan da jumlah kontraksi otot menurun, dan volum ejakulasi menurun. d. Fase pasca Orgasmik: Mungkin terdapat periode refrakter di mana pembangkitan gairah sampai timbulnya fase orgasme berikutnya sukar terjadi.

Sumber: Basic Geriatric Nursing 2008 Mosby Elsevier Perubahan normal pada wanita dewasa-tua adalah perubahan pada sistem reproduksi : penurunan level progesterone dan estrogen menyebabkan ketidaknyamanan atau nyeri selama intercourse (dyspareunia), berupa: a. Iritasi dari genital luar (pruritus vulvae) b. Penipisan dan keringnya dinding vagina (atrophic vagiitis) c. Perubahan dari level mikroorganisme normal pada vagina infeksi vagina (jamur)/ vaginal yeast infection. Penatalaksanaan untuk hal tersebut: dahulu, HRT (terapi hormone pengganti) sering digunakan untuk mengurangi akibat dari penurunan hormone tersebut. Akan tetapi, kurang aman, dapat mengawali atau menyebabkan terjadinya penyakit jantung dan liver

dan beresiko menyebabkan kanker payudara dan kanker endometrial. Penggunaan HRT adalah keputusan pribadi pada setiap wanita dengan guidance dari dokternya. Penggunaan HRT harus dimonitor secara hati-hati oleh dokter dan setiap tahun wajib dilakukan mammogram dan pap smear.

Pada laki-laki : terjadi disfungsi ereksi. Reaksi tertunda untuk stimulasi seksual butuh waktu lama untuk mencapai ereksi (susah ereksi). Ereksinya kurang kuat. Ejakulasi kurang kuat dan volume semen yang dikeluarkan lebih sedikit. Stelah orgasme, ereksinya menghilang dgn cepat (lossof errection). Waktu yang dibutuhkan antar orgasme meningkat dan orgasme bisa tidak terjadi di setiap episode intercourse seksual. Diabetes berkontribusi pada impotensi pria, bahkan pada usia yang masih muda.

Sildenfil citrate(Viagra) : mempunyai kapasitas untuk mengatasi impotensi. Prostatectomy (pembuangan kelebihan jaringan prostat) secara normal tidak menyebabkan pencapaian ereksi, karena teknik operasi baru tidak menyebabkan kerusakan saraf. Penelitian (usia 57-85 tahun): Hasil terjadi penurunan aktivitas seksual pada lansia Penurunan libido dan tidak mampu mengalami ereksi dan sulit menjaga orgasme Nyeri saat berhubungan Semakin banyak penyakit hubungan seksual menurun ; paling menurun pada penderita DM. Pada laki-laki: mengalami mastrubasi dan melakukan intercourse Pada wanita: penurunan hasrat, tidak mampu klimaks cepat dan tidak dapat dipertahankan.

2. Bagaimana penatalaksanaan lansia dengan penurunan libido dan penurunan aktivitas seks?

Sikap dan posisi hubungan seksual yang dapat meningkatkan partisipasi seksual pada lansia (sumber: Pudjiastuti, SS., Utomo,B. 2003. Fisioterapi pada Lansia. Jakarta: EGC). a. Meningkatkan komunikasi pada masalah non-seksual sama baiknya dengan komunikasi seksual. b. Menggunakan posisisi seperti miring/ duduk yang tidak terlalu banyak menumpu dalam kontraksi otot lengan secara isometric. c. Gunakan posisi yang tidak menekan sendi, tengkurap yang menimbulkan nyeri atau strain otot. d. Gunakan latihan kegel untuk meningkatkan tonus otot dan kontraksi vagina selama aktivitas seksual. Kegel dapat meningkatkan kekuatan kontraksi otot sfingter uretra dan sfingter ani yang bermanfaat baik untuk pria maupun wanita. e. Lakukan stimulasi oral-genital. f. Stimulasi organ genital secara manual. g. Lakukan manstrubasi sendiri atau dengan pasangan. h. Gunakan teknik stuffing yaitu memasukkan penis ke vagina sebelum ereksi tercapai penuh. Penis biasannya aka menjadi lebih tegang sebagai hasil stimulasi selama berada dalam vagina. i. Gunakan krim/ minyak agar lebih menyenangkan. Saling memberikan perhatian dalam hubungan seksual dapat memebrikan kenikmatan pada lansia pria maupun wanita. j. Gunakan pelumas seperti K-jelly selama hubungan seksual. k. Lakukan gaya hisup sehat (cukup istirahat, olahraga, tidak merokok). l. Ciptakan suasana yang romantic (lampu, bunga, lokasi, music). m. Perhatikan kebersihan diri (mandi, mencukur rambut, kumis, dll) dan penampilan diri agar pasangan tertarik. Kehilangan libido = disfungsi seksual berhubungan dengan hilangnya hasrat seksual Hypoactive sexual dysfungtion desire disorder (HSDD). Masalah libido sulit diukur karena: (1) definisi beragam, (2) persepsi/anggapan kenormalan, (3) konsultasi medis jika sudah berat. Di Hongkong, survey melalui telpon, 25% pada wanita, penurunan libido berhubungan dengan pengetahuan, status kesehatan, kepuasana sex, dan status mental.

Menangani penurunan libido : (1) check up fisisk (menemukan penyebab) pastikan tidak ada penyebab fisik lainnya, (2) pilih metode yang disukai pasien (misal herbal, tenik bedah, obat), (3) kebulatan tekad dan sistem support.

o Inkontinensia tidak berpengaruh pada fisiologis reproduksi pada lansia tapi menyebabkan embarrassment). o Nyeri sendi akibat arthritis dapat berpengaruh pada aktivitas seksual obat anti imflamasi dapat menurunkan nyeri, tapi juga dapat menyebabkan penurunan libido (sexual desire). o Masalah pada janyung memepengaruhi hubungan seksual ini lebih pada peasaan takut daripada bahaya yang sesungguhnya. o Hubungan seksual tidak menyebabkan stroke yang lain meskipun dibutuhkan modifikasi posisi/ menggunakan bantuan alat untuk mengkompensasi sisa kelemahan akibat paralisis. o Hysterectomy (pengangkatan uterus) dan mastectomy ( pengangkatan payudara) dapat merubah fungsi seksual membuat wanita mengalami penurunan libido untuk hub seks butuh konseling. o Depresi dapat menyebabkan penurunan libido/ keinginan berhubungan seksual dan menyebabkan penurunan respon keintiman. lansia menghindari hubungan seksual karena malu (risk for

Penatalaksanaan penurnan libido: o HRT pada perempuan: estrogen dan progesterone; laki-laki: testosterone. Semuannya harus dilakukan secara bertahap. o Guided imagery bayangkan keharmonisan.

3. Apa saja tanda dan gejala menopause beserta promosi kesehatannya? Menopause penurunan estrogen dan progesteron Ketidakberaturan siklus haid sampai tidak haid sama sekali. 85% wanita perimenopause mengalami hot flushes, keringat malam, dan gangguan tidur yang merupakan gejala dari ketidakstabilan vasomotor.

Intensitas, lama, serta frekuensi hotflushes bervariasi, bisa wanita mengalami 40 kali hot flushes setiap hari dan badan basah kuyup oleh keringat malam, beberapa yang lain mengalami 1-2 kali perhari dan merasa sangat susah dan terganggu.

Hot flush (sensasi mendadak terhadap rasa panas, berkeringat, dan kemerahan yang lebih sering terjadi pada muka, leher, dan dada) umumnya lamannya 1-5 menit. Kekeringan vagina karena berkurangnya produksi estrogen atropi urogenital dan perubahan dalam kuantitas dan komposisi sekresi vagina. Keinginan seksual yang berubah penurunan seksual. Pada perimenopause berat, dapat terjadi depresi, iritabilitas, perubahan mood, krangnya konsentrasi, dan pelupa.

Tanda-tanda menopause: a. Oleh karena folikel makin sedikit, maka darah menstruasi menjadi sedikit, siklus menstruasi makin panjang, dan akhirnya menstruasi berhenti. Pada beberapa wanita yang mengalami pendarahan menstruasi tidak teratur perlu diteliti penyebab lainnya. b. FSH meningkat, LH meningkat, akkan tetapi plasma estriadol sangat rendah. Gejala menopause: Gejala jangka pendek terdiri atas: a. Vasomotor: Hot flushes (semburan panas), banyak berkeringat, berdebar-debar, sakit kepala. b. Psikologis: mudah tersinggung, lesu, emosi labil, pelupa, libido menurun. c. Urogenital: vagina kering, nyeri senggama, keluhan uretra. d. Kulit: kulit kering, rambut kering, kuku rapuh. e. Mata: Keratokonjungtivitis sika. Gejala jangka panjang: a. Osteoporosis b. Penyakit kardiovaskuler c. Penyakit alzheimer

Promosi Kesehatan/ Penatalaksanaan:

Pada post menopause: a. Pelembab vagina: cream, gel yang mengandung dosis estrogen yang sangat rendah. b. Tamoxifen dan raloxifen: substansi yang mirip dengan estrogen. c. Herbal: gingseng, melatonin, dongquai, black cohosh kentang manis, soybeans (kacang kedelai). d. Hati-hati penggunaan HRT resiko penyakit jantung, liver, dll

Promosi kesehatan: a. Pendidikan tentang menopause b. Pemberian edukasi: tatalaksana menopause

4. Bagaimana permasalahan seksual lansia yang berada di panti? Sumber: Basic Geriatric Nursing 2008 Mosby Elsevier Salah satu penyebab penurunan hubunga seksual (sexual activity) pada lansia adalah kematian pasangannya. Berdasarkan U.S Cencus Bureau, Lansia perempuan single yang umurnya lebih dari 65 th : pria > 65 th rasionya 4 : 1 Faktor penyebab lansia menyembunyikan ketertarikannya pada kebutuhan dan aktivitas seksual pada tenaga kesehatan maupun orang lain : takut, malu, dan membayangkannya sebagai suatu keadaan/ hal yang memalukan. Dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lain yang berhubungan dengan lansia tidak seharusnya menjudge dan harus sensitive pada nilai dan sikap dari lansia secara individual. Its best caregiver menanyakan pertanyaan terbuka seperti apakah anda memperhatikan tentang bagaimana seksualitas anda berubah sejalan dengan bertambahnya usia? dan Apakah anda puas dengan seksual yang sekarang? o Pada setting komunitas: privacy hubungan seksual pada lansia tidak masalah, tapi, pada setting institusional (di Panti) dapat mencampuri pengekspresian hasrat seksual pada lansia. Mendapatkan privacy sangatlah sulit, bahkan pada pasangan yang menikah.

o Terdapat kebijakan pengekspresian cinta yaitu dengan menyentuh, menggengam tangan, dan mengemong pasangannya diizinkan. Lansia yang tidak mempunyai hubungan pernikahan diperbolehkan melakukan hal-hal tersebut pada pasangan lansiannya.

Permasalahan seksual di panti: o Privacy o Sendirian/ jarang berpasangan o Menggunakan celana dengan resleting di bagian belakang restain

5. Jelaskan Penkes perawat mengenai aktvitas seks lansia? Sumber : buku masalah seksual pada masa usia lanjut hal. 13 1. Konseling/bimbingan Psikoseksual Bimbingan dan konseling sangat dipentingkan dalam rencana manajemen gangguan seks dan dikombinasikan dengan penyembuhan pharmakologi. Sumber: buku sexuality education: theory and practice, Jerrold Greenberg 1. Melakukan program comprehensive untuk pendidikan kesehatan sexual lansia : program Love and Live yang terddiri dari : sex: adalah bagian alami/natural dalam diri seseorang, mengeksplor tingkah laku

mengenai sexualitas yang benar. - perubahan sexual selama masa lansia adalah hal yang biasa terjadi karena disebabkan oleh gangguan sexual, penyakit kronik, dan proses penuaan. - membicararakan dengan dokter mengenai sexual : membicarakan komunikasi yang efektif antara suami istri. Sumber : (astini, 2007) : hubungan mengenai persepsi dukungan sosial yang diterima wanita dewasa madya dengan tingkat kecemasan ketika memasuki masa menopause. Hasilnya: semakin positif persepsi dukungan sosial yang diterima, maka semakin rendah tingkat kecemasan memasuki masa menopause sehingga sangat dibutuhkan adanya penyuluhan penyuluhan kesehatan untuk pemberian informasi dalam menghadapi masa menopause. Penelitian lainnya bahwa tingkat pengetahuan tentang menopause dan tingkat kecemasan pada lansia usia (40-50

tahun) dalam menghadapi menopause adalah : 64,5% pengetahuan yang rendah tentang menopause. 85,4%--> kecemasan ringan

6. Bagaimana tahapan dan dampak menopause? Tahapan menopause, sumber : (Baziad, 2003) 1. Pre menopause : masa sebelum menopause yang ditandai dengan timbulnya keluhan keluhan klimakterium dan periode pendarahan uterus yang bersifat tidak teratur Dimulai usia kira kira 40 th Pendarahan terjadi karena menurunnya estrogen, insufisiensi korpus luteum & kegagalan proses ovulasi, sehingga bentuk kelainan haid sprt: amenorrhoe, polimenorrhoe, hipermenorrhoe. 2. Perimenopause : Menjelang & setelah menopause Usia sekitar 50 tahun Keluhan : hot flushes, berkeringat banyak, insomnia, depresi, perasaan mudah tersinggung. 3. Pascamenopause : Masa yang berlangsung kurang lebih 3 5 tahun setelah menopause. Keluhan local pada system urogenital bagian bawah, atrofi vulva & vagina berkurangnya produksi lender nyeri senggama. Dampak menopause (sumber persepsi ibu menjelang menopause universitas Pembangunan Nasional) Menurunnya produksi estrogen & progesteron menyebabkan keluhan: 1. Fisik :

a. Ketidakteraturan siklus haid, sering disertai dengan jumlah darah yang sangat banyak. b. Hot Flashes, disertai keringat banyak. Jika muncul di malam hari dapat mengganggu tidur. Bila sering terjadi bisa menimbulkan rasa letih dan depresi. c. Kekeringan vagina, karena estrogen menurun.: liang vagina lebih tipis, kering dan kurang elastic nyeri senggama. d. Perubahan kulit lebih tipis, kurang elastic. e. Kerapuhan tulang (osteoporosis) karena estrogen menurun. 2. Psikologis a. Mudah tersinggung, sukar tidur, cemas, depresi, HDR, Stress. (warsino, 2004) : hubungan karakteristik individu dengan adaptasi menopause di klinik menopause RSPAD Gatot Subroto Jakarta. Adaptasi postmenopause : 45,7%--> lebih banyak yang tidak dapat beradaptasi. 58,9% sering muncul keluhan tentang percaya diri kurang 54,6% banyak keringat di malam hari 50,9% mudah marah 46,2% perasaan cemas 7. Apa ASKEP sesuai kasus? ASKEP -> sumber NANDA Pengkajian : Latar budaya (timur, barat) Aktivitas sexual Moral pasien Tempat privacy Status nikah Masalah ginekologi test papsmir Screening sexual

1. DX: sexual disfunction NOC: fungsi sexual NIC: konseling sexual 2. Dx:Nyeri berhubungan dengan aktivitas fisik NOC: Level nyeri NIC: reducing pain 3. Dx:kurang pengetahuan NOC : pengetahuan NIC: teaching enhancement 8. Apa itu kebutuhan seksual? (kozier, 2004) seksualitas adalah : suatu tindakan alamiah spontan yang meningkatkan kepuasan dari kedua pasangan. Setelah aktivitas seksual, harus ada periode perasaan senang: kehangatan, sejahtera, kedekatan. Dapat berealisasi akrab dengan sesame kita dan Tuhan secara intim. Dilakukan di tempat tertutup

Kebutuhan sexual adalah fenomena yang kompleks terkait aspek biologis, psikologis, interpersonal, dan perilaku. Fungsi sexual dapat dilihat dari kemampuan individu

memelihara hubungan interpersonal meneruskan hubungan intim & aktivitas sexual. Fungsi sexual berbeda dalam tiap individu sesuai dengan tingkat perkembangannya, namun tergantung pada kesehatan & kepentingan pasangan (keliat, 1998). Kebutuhan sexual: kebutuhan pelampiasan dorongan sexual bagi mereka yang sudah matang fungsi biologisnya (Setyawan, 2008).

You might also like