You are on page 1of 9

LAPORAN HASIL TUTORIAL BLOK 3.

6 WEEK 2 Eyangku: Beser dan Sembelit

Disusun oleh: Kelompok 5 Diki Yuge Katan Samuel Indratama Ristia Anggarini Erawati Werdiningsih Yasinta Nur Rohmah Brigitta Ayu D.S. Dheta Agustin M Merawati Dyah S. Anisa Hidayah Martina Oktaviani Yayu Nidaul F Widya Dwi Astuti 13161 13162 13168 13170 13175 13327 13331 13335 13340 13342 13424 13427

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FK UGM 2012

Eyangku: Beser dan Sembelit Mbah Marijan usia 62 tahun, ia merasa kondisi fisiknya tidak sepwerti saat muda. Sejak 1 tahun yang lalu, ia sering tidak bisa menahan BAK sehingga sering mengompol, khususnya malam hari. Ia merasa khawatir karena hanya tinggal dengan istri yang juga sudah sangat lemah. Akhir-akhir ini Mbah Marijan mengeluh hanya dapat BAB 1 minggu sekali dan membutuhkan waktu yang lama.

STEP 1 : STEP 2: 1. Bagaimana mekanisme terjadinya beser dan sembelit? 2. Bagaimana penatalaksanaan asupan makanan pada lansia? 3. Bagaimana peran perawat di komunitas (Seperti dalam kasus) 4. Apa saja kemunduran fisik yang dialami lansia selain sembelit dan beser? 5. Bagaimana fisiologi penuaan pada lansia? 6. Apa saja faktor yang mempengaruhi beser dan sembelit pada lansia? 7. Bagaimana teori menua? 8. Bagaimana dampak sembelit dan beser pada lansia? 9. Bagaimana penatalaksanaan sembelit dan beser pada lansia? 10. Bagaimana pencegahan untuk meminimalkan munculnya sembelit dan beser pada lansia? 11. Askep? 12. Bagaimana prinsip perawatan pada elderly? 13. Inkontinensia jemis apa yang paling sering dialami lansia? bagaimana prevalensinya? 14. Pada usia berapakah sembelit dan beser muncul?

STEP 3: 1. Mekanisme terjadinya inkontinensia dan konstipasi pada lansia: Konstipasi: Menurunnya aktivitas fisik motilitas usus menurun Berkurangnya motilitas ususabsorpsi cairan di usus berlebih Menurunnya sekresi HClproses metabolisme makanan terganggu Menurunnya asupan cairan konsistensi feses menjadi keras Rendahnya konsumsi makanan berserat volume feses sedikit Adanya gangguan persyarafan
BAB sulit

Inkontinensia Pada usia di atas 30 tahun, fungsi dari otot dasar panggul mulai berkurang 1% setiap tahunnya sehingga kekuatan otot pun menurun kesulitan untuk menahan miksi.

2. Asupan makanan bagi lansia: Makanan lunak (dikarenakan gigi lansia sudah banyak yang tanggal) lebih baik direbus daripada digoreng (untuk mengurangi kolesterol) porsi yang diberikan sedikit-sedikit tetapi frekuensinya sering mengurangi asupan garam dan gula untuk menghindari hipertensi dan diabetes untuk wanita butuh nutrisi 1700kcal, sedangkan pria 2100 kcal. Asupan cairan 6-8 gelas per hari Suplementasi vitamin dan zink Asupan tinggi kalori Rendah lemak Karbohidrat 50%, lemak 30%, protein 20%.

3. Peran perawat di komunitas: Memanfaatkan keluarga: dengan edukasi untuk meminimalkan masalah yang muncul pada lansia Memanfaatkan puskesmas: dengan memaksimalkan program santun lansia Mengontrol langsung ke lansia: pemasangan kateter, mengontrol obat, menjadwalkan minum obat. Memanfaatkan posyandu lansia

Mem-follow up secara terus-menerus dengan home visit

4. Kemunduran fisik lansia selain inkontinensia dan konstipasi: Risiko aspirasi: esophagus dan spinkter lambung bagian atas berkurang tonusnya. Penurunan sensori: mata katarak&glaucoma, penurunan pendengaran, penurunan sensitivitas kuncup pengecap Fungsi seksual menurun: menurunnya lubrikasi pada wanita karena esterogen yang menurun Sendi: sering terjadi arthritis Penurunan fungsi pankreas Menurunnya fungsi kognitif sehingga meningkatkan risiko depresi, delirium dan dementia Risiko osteoporosis sehubungan dengan menurunnya absorpsi kalsium Risiko dehidrasi: karena menurunnya sensasi haus

5. Fisiologi proses penuaan pada lansia: Sistem Persyarafan Berkurang sel syaraf otak dalam setiap hari (10-20%) Lambat dalam merespon Kurang sensitif terhadap sentuhan

Sistem Pendengaran Presbiakusis (hilangnya kemampuan pada telinga trutama bunyi, suara/ nada, sulit mengerti kata-kata) Timfani menjadi atrofi

Sistem penglihatan Hilangnya respon terhadap sinar Kornea lebih berbentuk seferis Lensa keruh (katarak) Daya adaptasi kegelapan lebih lambat Menurunnya lapang pandang Menurunnya daya membedakan warna Elastisitas, dinding aorta

Sistem kardiovasculer -

Katup jantung menebal dan menjadi kaku Kemampuan jantung memompa darah Kehilangan elastisitas pembuluh darah,kurangnya efektifitas pembuluh darah ferifer utk oksigenisasi

Sistem respirasi Otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku Menurunnya aktivitas dari silia Paru-paru kehilangan elastisitas Alveoli ukurannya melebar dan jumlahnya berkurang Kemampuan dinding dada, kekuatan otot Sensifitas lapar Pristaltik lemah Fungsi absorpsi

Sistem gastrointestinal -

Sitem genetourinaria Ginjal (nefron atrofi) Visica urinaria otot menjadi lemah (kapasitas 200ml/bak

meningkat),visica susah dikosongkan shg retensi urin Pembesaran otot

Genetalia Menciutnya ovari dan uterus Atrofi payudara Selaput lendir vagina menurun,sekresi menjadi berkurang dan terjadi perubahan warna Pada laki-laki masi memproduksi spermatozoa meskipun terjadi penurunan berangasur

Sistem endokrin Produksi hormon Menurunnya sekresi hormon kelamin(progesteron,estrogen,testosteron)

Sistem integumen Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak

Perubahan kulit kasar dan bersisik Mekanisme proteksi kulit (gangguan pigmentasi kulit) Pertumbuhan kuku lebih lambat,keras dan rapuh,pudar Rambut menipis Kulit kepala berwarna kelabu

Sistem musculosceletal Tulang rapuh Kifosis Discus intervertebralis(cakram antar ruas menipis dan menjadi pendek) Tendon mengkerut Atrofi serabut otot

6. Faktor yang mempengaruhi inkontinensia dan konstipasi: Inkontinensia Penurunan kekuatan otot dasar panggul Penurunan kekuatan spinkter uretra

Konstipasi Kurang asupan serat Kurang asupan cairan Kurangnya aktivitas fisik motilitas usus menurun Kerusakan syaraf

7. LO 8. Dampak inkontinensia dan urin pada lansia Risiko ISK: berhubungan dengan penggunaan kateter dan higiens di sekitar organ Dehidrasi: kecenderungan lansia membatasi cairan Dampak social: malu karena inkontinensia dan bau yang ditimbulkan sulit berinteraksi Dekubittus: berhubungan dengan pemakaian diapers yang menyebabkan kulit sekitar perineal menjadi lembab Penurunan harga diri Sembelit bisa mengakibatkan impaksi fekal TD meningkat berbahaya bagi pasien hipertensi

Impaksi fekal dapat menyebabkan perlukaan maupun hemoroid Menurunnya kualitas hidup

sehingga menimbulkan iritasi

9. Penatalaknsaan inkontinensia dan konstipasi: Inkontinensia Kegel exercise : meningkatkan kekuatan otot dasar panggul Bladder training: meningkatkan volume urin Holding training: harus bisa menahan miksi 2-3 jam (tanpa dikombinasi dengan obat anti diuretic) Gunakan diapers dan kondom kateter

Konstipasi Tangani penyebab utama sembelit kaji obat-obatan yang menyebabkan sembelit, seperti antasida dan obat tricyclic lakukan hugna beri obat laksatif dengan dosis paling rendah pantau asupan cairan

10. dengan mengurangi factor risiko 11. Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul: NDx: Konstipasi NOC: Bowel Elimination NIC: manajemen lingkungan Edukasi

NDx: Inkontinensia NOC: Continence NIC: - Pengaturan kebiasaan berkemih 12. Prinsip perawatan pada elderly: Berhati-hati dalam hal pengkajian Outcome harus realistis Perawatan secara holistik

13. Jenis inkontinensia yang paling sering terjadi pada lansia:

Kebanyakan wanita mengalami inkontinensia stress Sedangkan pria mengalami inkontinensia overflow Kejadian inkontinensia di Asia paling sedikit: dikarenakan paling sedikit pelaporannya Paling banyak di Eropa dan Amerika

14. Inkontinensia dan Konstipasi muncul pada usia: Subjektif, tergantung masing-masing lansia, dan berkaitan dengan gaya hidup masing-masing.

STEP 4:

pencegahan

lansia

Proses Penuaan Faktor yang mempengaruhi Sistem Tubuh Eliminasi Lansia Sehat

Penatalaksanaan & Askep

Masalah Inkontinensia & Konstipasi

Berdampak pada QOL

STEP 5: Learning Objective:

PENUAAN: 1. Teori menua? 2. prinsip perawatan lansia? 3. kemunduran akibat penuaan/ degenerasi pada sistem digesti dan urinary?

INKONTINENSIA

DAN KONSTIPASI:

1. Askep dan peran perawat di komunitas? 2. mekanisme terjadinya beser dan sembelit? usia munculnya sembelit dan inkontinensia? 3. dampak beser dan sembelit? 4. penatalaksanaan beser dan sembelit? 5. prevalensi kejadian inkontinensia pada lansia?

You might also like