Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Populasi Lansia
Rongga mulut
Pendahuluan
Lansia
Fungsi pengunyahan Penyakit oral Gangguan kekebalan tubuh Fungsi kenyamanan dan kualitas rongga mulut Aktivitas sosial
GT
pas
Rumit
Kekurangan Waktu >> Mahal
Laporan Kasus
Anamnese
Kondisi umum
Pria 87 tahun
Rencana Perawatan
GTP RA konvensional baru
Pemeriksaan Subjektif
GTP RA sudah dipakai 20 tahun
Pemeriksaan Objektif
Karies luas dengan sisa akar gigi
7 743
23
JADWAL PERTEMUAN
Kunjungan I (Fase Bedah Awal)
Pemeriksaan
RP
Kunjungan III
Kontrol bedah Pembuatan cetakan akhir pencatatan oklusal
Kunjungan I
Fase Bedah Awal Ekstraksi sisa akar bein & tang ekstraksi Soket dikuret mengangkat sisa jaringan yang dapat menginfeksi Instruksi pasca pencabutan
Kunjungan II
Penilaian Klinis RA & RB setelah pencabutan Puncak tulang alveolar Cawood & Howell Klas IV ( Knife-edge ridge )
RA setelah pencabutan
RB setelah pencabutan
Kunjungan II
Pencetakan awal semua batas anatomi harus jelas tercetak Model cetakan Rahang atas &
Rahang Bawah
Kunjungan II
Keputusan penempatan 2 implan Straumann Bone-level yang berdekatan. Lebar tulang memungkinkan penempatan dua implan NC 3.3 mm dan panjang 10 mm. Penggunaan SLActive surface implant memaksimalkan respon penyembuhan dalam dua minggu pertama.
IMPLAN STRAUMANN
SLActive
Kunjungan II
Prosedur bedah
Kunjungan II
pengeboran tulang penempatan implan Bone-level posisi gigi 32 dan 42.
Kunjungan II
Kunjungan II
Benar Salah
Kunjungan III
Sendok cetak individual rahang atas dan rahang bawah dibuat menyatu dengan oklusal rim, dibuat dari model anatomis cetakan pertama sebelum pertemuan dengan pasien
Kontrol bedah 10 hari setelah penanaman implan Jaringan lunak sembuh tanpa keluhan jahitan dibuka.
Kunjungan III
Kunjungan IV
Border seal ditinjau kembali untuk mendapatkan stabilitas dan retensi yang adekuat.
Kunjungan IV
Fase bedah ke 2
Pulse oximeter memantau saturasi oksigen dan denyut jantung Anestesi lokal (dengan vasokonstriktor) pd mukosa di sekitar implan Posisi implan ditinjau kembali.
Insisi kecil dibuat jaringan berkeratin disingkirkan retensi yang cukup pada mukosa berkeratin di kedua sisi implan Osseointegrasi dari implan ditinjau dengan alat RFA ISQ yang adekuat. Penutup sekrup dibuka Locator abutment panjang 2mm diletakkan pada implan diputar dengan kekuatan 35 Ncm
Kunjungan IV
Kunjungan IV
Kunjungan Akhir
2 minggu setelah fase kedua bedah implan Jaringan lunak sekitar penyangga sudah sembuh total. Gigitiruan rahang atas dipasangkan semua parameter oklusal, fungsional, dan estetik dievaluasi
Kunjungan Akhir
Lekukan pada daerah ini dibor tempat caps titanium gigitiruan pada locator attachment dan ruang yang adekuat untuk bahan reline.
Kunjungan Akhir
Blok-out spacer ditempatkan di atas penyangga, untuk mencegah masuknya bahan reline ke dalam daerah undercut
Caps gigitiruan dipasangkan di atas penyangga dan kesesuaian gigitiruan cekat diuji melalui caps gigitiruan, untuk memastikan bahwa penyangga tidak mengganggu posisi gigitiruan
Kunjungan Akhir
Pembuatan lekukan pada basis blok out spacer + pemasangan caps GT cetakan pada basis caps tertahan pada basis
Kunjungan Akhir
Kunjungan Akhir
Kesimpulan
Implant retained overdenture protokol minimal invasif keberhasilan pada pasien lansia dengan integrasi implan yang baik .
Implan meningkatkan retensi dan stabilitas gigitiruan rahang bawah. Sejak pemakaian protesa, pasien melaporkan adanya peningkatan fungsi pengunyahan, peningkatan berat badan dan hubungan sosial. Perawatan ini juga telah terbukti memberikan rehabilitasi lengkap dalam beberapa kunjungan minimal.