You are on page 1of 22

DASAR K3

EPIDEMIOLOGI dan STATISTIK KECELAKAAN KERJA

Oleh : RATNANINGTYAS W.K.W 102110101034 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PENDAHULUAN
Epidemiologi : ilmu yang mempelajari tentang sifat, penyebab, pengendalian dan faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi dan distribusi penyakit, kecacatan dan kematian dalam populasi manusia. Epidemiologi kecelakaan kerja : ilmu yang memepelajari tentang distribusi suatu prnyakit masyarakat(populasi) dan faktor2 yg memepengarui distribusi tersebut dalam konteks lingkungan kerja

PENYEBARAN PENYAKIT
1. Siapa (Who), siapakah yang menjadi sasaran penyebaran penyakit itu atau orang yang terkena penyakit. 2. Dimana (where),dimana penyebaran atau terjadinya penyakit. 3. Kapan (when), kapan penyebaran atau terjadinya penyakit tersebut.

Berdasarkan pendekatan faktor epidemiologi, faktor yang mempengarui kecelakaan akibat kerja:
EPIDEMIOLOGI PENYEBAB PENYAKIT

1. Host (pejamu) 2. Agent ( penyebab) 3. Environment ( Lingkungan)

1. Host : pekerja yang melakukan pekerjaan 2. Agent : pekerjaan 3. Environment : lingkungan kerja

TUJUAN
1. Mengidentifikas bahaya baru yang dapat timbul dilingkungan kerja 2. Adanya tindak pengendalian bahaya yang sudah dikenal 3. Sebagai standart penyusunan higiene untuk mengendalikan atau menghilangkan bahaya akibat kerja

STATISTIK KECELAKAAN KERJA


Statistik : Suatu metode guna mengumpulkan, mengolah, menyajikan, menganalisa dan mengintepretasikan data dalam bentuk angka Ilmu pengetahuan yang membahas cara2 pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisis data sebagaai dasar untuk penarikan kesimpulan Statistik kecelakaan kerja Mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasikan dan mempresentasikan data yang mencakup kecelakaan kerja di tempat kerja,

MANFAAT STATISTIK KESEHATAN 1. Mengukur derajat kesehatan masyarakat 2. Memonitor kemajuan status kesehatan di suatu daerah 3. Mengevaluasi program kerja 4. Membandingkan status kesehatan di berbagai daerah 5. Memotivasi tenaga kesehatan dan policy maker (pembuat kebijakan) untuk menyelesaikan masalah kesehatan 6. Menentukan prioritas masalah kesehatan

PENGGUNAAN STATISTIK DLM PENILAIAN KINERJA PROGRAM K3 Dapat memberikan masukan ke manajemen mengenai tingkat kecelakaan kerja serta berbagai faktor yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mencegah menurunnya kinerja K3. Konkritnya statistik dapat digunakan untuk : mengidentifikasi naik turunnya (trend) dari suatu timbulnya kecelakaan kerja mengetahui peningkatan atau berbagai hal yang memperburuk kinerja k3

PENGGUNAAN STATISTIK DLM PENILAIAN KINERJA PROGRAM K3

Membandingkan kinerja antara tempat kerja dan industri yang serupa (T-Safe Score) Memberikan informasi mengenai prioritas pengalokasian dana K3 Memonitor kinerja organisasi, khususnya mengenai persyaratan untuk penyediaan sistim/tempat kerja yang aman

JENIS2 PENERAPAN STATISTIK DALAM K3


RATIO KEKERAPAN CIDERA (FREQUENCY RATE)

Data penting yang harus ada untuk menghitung frekwensi rate, yaitu jumlah jam kerja hilang akibat kecelakaan kerja (Lost Time Injury /LTI) dan jumlah jam kerja orang yang telah dilakukan (man hours). Angka LTI diperoleh dari catatan lama mangkirnya tenaga kerja akibat kecelakaan kerja.

RATIO KEKERAPAN CIDERA (FREQUENCY RATE)


jumlah jam kerja orang yang terpapar diperoleh dari bagian absesnsi atau pembayaran gaji. Bila tidak memungkinkan, angka ini dihitung dengan mengalikan jam kerja normal tenaga kerja terpapar, hari kerja yang diterapkan dan jumlah tenaga kerja keseluruhan yang beresiko. Rumus:

FR = Banyak kecelakaan x 1.000.000) Total jam kerja orang

Contoh soal
Suatu perusahaan dengan tenaga kerja 600 orang, jumlah jam kerja 1.200.000 juta jam kerja orang. Pada saat yang sama cidera menyebabkan hilangnya waktu kerja 46. Berapa frekuensi ratenya?

Jawab :
Frekuensi rate 46 X 1.000.000=38,34 1.200.000 -Artinya bahwa periode orang kerja tersebut terjadi hilangnya waktu kerja sebesar 38 1/3 jam persejuta oarang kerja

RATIO KEPARAHAN CIDERA (SEVERITY RATE)

Rumus :
SR= hilangnya hari kerjax 1.000.000) Total jam kerja orang

Contoh soal
Sebuah tempat kerja telah bekerja 400.000 jam orang, selama setahun telah terjadi 10 kasus kecelakan yang menyebabkan 210 hari kerja hilang. Tentukan rate waktu kerja hilang akibat kecelakaan kerja tersebut Jawab : Saverity Rate = (210 X 1.000.000) = 525 400.000 -Nilai saverity rate 525 mengindikasikan bahwa selama kurun waktu tersebut telah terjadi hilangnya waktu sebesar 525 hari per sejuta jam kerja orang.

INCIDENCE RATE
Incidence rate digunakan u/ menginformasikan kita mengenai prosentase jumlah kecelakaan yang terjadi ditempat kerja

Rumus:

IR = ( kecelakaan kerja x 100) Jumlah tenaga kerja terpapar

RERATA HILANGNYA WAKTU KERJA (AVERAGE TIME LOST RATE/ATR)


Disebut juga Duration Rate digunakan u/ mengindikasikan tingkat keparahan suatu kecelakaan. Dengan penggunaan ALTR yang dikombinasikan denga Frekwensi Rate akan lebih menjelaskan hasil kinerja program K3. ALTR dihitung dengan membagi jumlah hari yang hilang akibat kecelakaan dengan jumlah jam kerja yang hilang (LTI). Rumus:

ATR= ( x 1,000,000) Total jam kerja orang


ATAU

ATR = ( Frekwensi Rate) Severity Rate

SAFE-T SCORE
Nilai indikator u/ menilai tingkat perbedaan antara dua kelompok yang dibandingkan. Apakah perbedaannya bermakna atau tidak. Disebut sebagai t-test. Perbedaan ini dinilai untuk membandingkan kinerja suatu kelompok dengan kinerja sebelumnya. Hasil perbedaan ini dapat dijadikan apakah terjadi perbedaan yang mencolok atau tidak dipakai u/ menilai kinerja yang telah kita lakukan. Rumus:

(FR sekarang-FR sebelum) FR Sebelum Safe-T Score = 1.000.000 jam kerja orang sekarang

Safe-T Score
Score + dari Safe T Score = jeleknya record kejadian score - = peningkatan record terdahulu STS = +2.00 s.d -2.00 ( tidak signifikan ) STS 2.00 ( Keadaan memburuk ) STS -2.00 (keadaan membaik

Pemantauan Dengan Grafik Statistik (Control Chart Technique)


Diketahuinya batas-batas rentang (batas atas dan batas bawah) yang ditentukan dapat memberikan informasi kepada pengelola, bahwa suatu aspek K3 tersebut terkendali atau tidak terkendali. Aspek-aspek k3 yang dapat ditetapkan batasbatasnya meliputi: hasil pengamatan perilaku tidak selamat frekwensi rate severity rate fsi, dll.

SAFETY SAMPLING (SURVEY K3)


adalah mendapatkan data dengan cara observasi ke lapangan. Diawali dg ditetapkan apa yang mau diobservasi. menulis semua elemen yang akan menjadi obyek obaservasi. .Untuk mendapatkan hasil pengamatan yang akurat maka masingmasing aspek dihitung jumlah amatan minimum sehingga hasil amatan tersebut merupakan hasil yang akurat. Untuk menentukan jumlah pengamatan yang representatif digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan: N = Jumlah keseluruhan pengamatan yang dibutuhkan P = Prosentase dari unsafe observation Y = derajat akurasi yang diinginkan (biasanya 10% atau 5%)

N = 4 (1 P) Y2 (P)

You might also like