You are on page 1of 88

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN BANTUAN VENTILASI MEKANIK (VENTILATOR

Oleh : BUDI MARTONI, S.Kep

PENGERTIAN
VENTILASI MEKANIK : SUATU ALAT YANG MAMPU MEMBANTU (SEBAGIAN) ATAU MENGAMBIL ALIH (SEMUA) PERTUKARAN GAS PARU UNTUK MEMPERTAHANKAN VENTILASI YANG FISIOLOGIS

TUJUAN
1.MEMBERI DUKUNGAN VENTILASI SAMPAI TINGKATALVEOLOKAPILERKEMBALI

MEMBAIK
2.MEMELIHARA VENTILASI ADEKWAT 3.MENGURANGI KERJA MIOKARD

INDIKASI
1.TIDAK DAPAT NAFAS SPONTAN
2.PERNAFASAN TIDAK CUKUPMENGEMBANGKAN DADA

3.RESUSITASI KARDIOPULMONER 4.GAGAL NAFAS KRONIK DAN AKUT 5.PEMAKAIAN ANESTASI UMUM 6.MENINGKATKAN EKSKRESI KORBONDIOKSIDA 7.GAGAL CARDIOPULMONER 8.VENTILATOR PROFILAKSIS

Penyebab Gagal Napas


1. Penyebab sentral Trauma kepala cerebri. Radang otak Gangguan vaskuler otak, infark otak. Obat-obatan Obat anestesi.

Contusio

: Encepalitis. : Perdarahan : Narkotika,

Penyebab Gagal Napas


2. Penyebab perifer Kelaian Neuromuskuler: Guillian Bare symdrom Tetanus Trauma servikal. Obat pelemas otot.

3. Kelainan jalan napas.


Obstruksi jalan napas. Asma broncheal.

4. Kelainan di paru. - Edema paru, atlektasis, ARDS 5.Kelainan tulang iga / thorak. - Fraktur costae, pneumothorak, haemathorak.
6. Kelainan jantung. - Kegagalan jantung kiri.

Kriteria Pemasangan Ventilator


Menurut Pontopidan seseorang perlu mendapat bantuan ventilasi mekanik (ventilator) bila :

Frekuensi napas lebih dari 35 kali per menit.


Hasil analisa gas darah dengan O2 masker PaO2 kurang dari 70 mmHg. PaCO2 lebih dari 60 mmHg Vital capasity kurang dari 15 ml / kg BB.

MENURUT SIFATNYA VENTILATOR DIBAGI TIGA TYPE :

1. Volume Cycled Ventilator.


- Perinsip dasar ventilator ini adalah cyclusnya berdasarkan volume. - Mesin berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai volume yang ditentukan. - Keuntungan volume cycled ventilator adalah perubahan pada komplain paru pasien tetap memberikan volume tidal yang konsisten.

2. Pressure Cycled Ventilator - Perinsip dasar ventilator type ini adalah cyclusnya menggunakan tekanan. - Mesin berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai tekanan yang telah ditentukan. - Pada titik tekanan ini, katup inspirasi tertutup dan ekspirasi terjadi dengan pasif. - Kerugian pada type ini bila ada perubahan komplain paru, maka volume udara yang diberikan juga berubah. - Sehingga pada pasien yang setatus parunya tidak stabil, penggunaan ventilator tipe ini tidak dianjurkan.

3. Time Cycled Ventilator - Prinsip kerja dari ventilator type ini adalah

cyclusnya berdasarkan waktu ekspirasi


atau waktu inspirasi yang telah ditentukan.

- Waktu inspirasi ditentukan oleh waktu dan


kecepatan inspirasi (jumlah napaspermenit)

- Normal ratio I : E (inspirasi : ekspirasi ) 1 : 2

KURVA NAFAS SPONTAN

PRESSU RE
INSPIRASI EKSPIRASI

Ekspirasi = Tekanan Positif

TIME

Inspirasi = Tekanan negatif

KURVA VENTILASI MEKANIK; 3 KOMPONEN


INITIATION / TRIGER TARGET / LIMITED

PRESSU RE
CYCLED

0 Inspirasi Ekspirasi

TIME

KURVA NAFAS SPONTAN

JENIS MODE VENTILASI


MODE
VOLUME TARGET

INITIATION

LIMITED

CYCLED

Control Mode
Assist-control mode IMV SIMV PRESSURE TARGET Pressure support Pressure control Airway Pressure Release Ventilation (APRV)

time
pressure time pressure

volume
volume volume volume

volume/time
volume/time volume/time volume/time

Pressure time time

pressure pressure pressure

flow time time

CONTROL MODE ( CMV )


Pasien pasif (tidak ada inisiatif bernafas):
Karena penyakit Karena dibuat:
Penekan pusat nafas Pelumpuh otot (muscle relaxant)

Semua parameter nafas ditentukan oleh mesin:


Frekuensi nafas Tidal volume (minute volume) Lama inspirasi / lama ekspirasi ( I : E )

CMV
1. VOLUME CONTROL
1. 2. 3. Banyaknya udara yang ditiup ( TV ) seting mesin. Tekanan di jalan nafas bervariasi. Inspirasi berakhir setelah TV tercapai. sesuai dengan

2.

PRESSURE CONTROL
1. 2. 3. Banyaknya udara yang ditiup ( TV ) bervariasi. Tekanan di jalan nafas sesuai dengan seting mesin. Inspirasi berakhir setelah pressure tercapai.

KURVE P-T PADA CMV


Volume control

Pressure control

ASSIST CONTROL MODE VENTILATION ( ACMV )


1. Pasien sudah mempunyai inisiatif (triggering) untuk bernafas sehingga merangsang mesin sensitivity - .
Triggering :
Pressure Flow

2. Bila pasien tidak merangsang mesin CMV

KURVE P-T PADA ACMV

SYNCHRONIZED INTERMITTENT MANDATORY VENTILATION (SIMV)


CMV secara intermiten yang disesuaikan dengan saat inspirasi pasien. Diantara tidak ada bantuan nafas (CMV) pasien diberi kesempatan untuk bernafas sendiri (spontan)

KURVE P-T PADA SIMV

Frekuensi SIMV : 6 x/men dan frekuensi respirasi : 15 x/men

PRESSURE SUPPORT VENTILATION ( PSV )

1. Pasien sudah bernafas namun tidak kuat / tidak dalam. 2. Mekanisme :


1. Initiated: pressure 2. Limited : pressure ( atas dasar setting ) 3. Cycled : flow ( minimal flow )

MEKANISME KERJA PADA PSV

KURVE P-T PADA PSV

GABUNGAN SIMV & PSV

PEEP (positive end ekspiratorypressure)


Yaitu tekanan di jalan nafas pada akhir ekspirasi yang diberikan secara sengaja (PEEP). Menyebabkan alveoli tetap dalam keadaan terbuka pada akhir ekspirasi. Dampak:
Perbaikan oksigenasi Volume paru

Barotrauma
Hipotensi akibat CO

Bisa diberikan bersamaan dengan semua mode

PEEP (Positive End Expiratory Pressure)


MENGEMBANGKAN ALVEOLI YG KOLAPS (ALVEOLI RECRUITMENT)

+15

+15 +10 +5

+10
+5

CONTINUOUS POSITIVE AIRWAY PRESSURE (CPAP)


Pasien bernafas spontan, namun pada akhir ekspirasi alveoli tidak kolap sebab selalu ada tekanan (PEEP)

NIV : Non Invasive Ventilation


1. Apakah NIV itu ? Ventilasi mekanik buatan dimana user tanpa melakukan / menghindari intubasi/ Tracheostomy 2. Apakah bisa menyediakan ventilasi mekanik tanpa memakai alat Invasive ?

3. Apa keuntungan dari NIV ?


Terhindar dari pemakaian tube yang dapat berakibat komplikasi, seperti pasien tidak nyaman, pengenaan pita suara, kemampuan untuk menelan, dsb

4. Kontra Indikasi dari NIV

- Pasien tidak sadar


- Pasien yang memiliki fraktur pada wajah

- Pasien yang gagal pada percobaan pengunaan NIV

5. Penyulit dari penggunaan NIV - Kebocoran

BAGAN BERBAGAI MACAM MODE DASAR MV

PRINSIP KERJA VENTILASI MEKANIK


INITIATION/ START CYCLING

TARGET/ LIMITATION

Sistem Alarm
Ventilator digunakan untuk mendukung hidup. Sistem alarm perlu untuk mewaspadakan perawat tentang adanya masalah. Alarm tekanan rendah menandakan adanya pemutusan dari pasien (ventilator terlepas dari pasien), alarm tekanan tinggi menandakan adanya peningkatan tekanan, misalnya pasien batuk, tubing tertekuk, terjadi fighting, dll. Alarm volume rendah menandakan kebocoran.

Alarm jangan pernah diabaikan tidak dianggap dan harus dipasang dalam kondisi siap.
Pengaturan alarm: - Oksigen : Batas terendah = 10% dibawah yang diset

Batas atas

= 10% diatas yang diset

- Expired MW : kira kira 20% dari MW yang doset - Air way pressure : batas tertinggi 10 cm fiatas yang diset

Pelembaban dan suhu.


Semua udara yang dialirkan dari ventilator melalui air dalam humidifier dihangatkan dan dijenuhkan. Suhu udara diatur kurang lebih sama dengan suhu tubuh. Pada kasus hipotermi berat, pengaturan suhu udara dapat ditingkatkan.

Suhu yang terlalu itnggi dapat menyebabkan luka bakar pada trachea
dan bila suhu terlalu rendah bisa mengakibatkan kekeringan jalan nafas dan sekresi menjadi kental sehingga sulit dilakukan penghisapan.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1.ANALISA GAS DARAH


2.RONTGEN THOTAK

3.EKG MINOTOR

4.LABORATORIUM PENUNJANG 5.LAINNYA.

Fisiologi Pernapasan Ventilasi Mekanik


Pada pernafasan dengan ventilasi mekanik, ventilator mengirimkan udara dengan memompakan ke paru pasien, sehingga tekanan selama inspirasi adalah positif dan menyebabkan tekanan intra thorakal meningkat. Pada akhir inspirasi tekanan dalam rongga thorax paling positif.

Efek Ventilasi mekanik


Akibat dari tekanan positif pada rongga thorax, venous return menurun, maka cardiac output juga menurun. Bila tekanan terlalu tinggi bisa terjadi gangguan oksigenasi. Selain itu bila volume tidal terlalu tinggi yaitu lebih dari 1012 ml/kg BB dan tekanan lebih besar dari 40 CmH2O, tidak hanya mempengaruhi cardiac output (curah jantung) tetapi juga resiko terjadinya pneumothorax. Akibat cardiac output menurun; perfusi ke organ-organ lainpun menurun seperti hepar, ginjal dengan segala akibatnya. Akibat tekanan positif di rongga thorax darah yang kembali dari otak terhambat sehingga tekanan intrakranial meningkat.

Komplikasi Ventilasi Mekanik (Ventilator)


Pada paru Baro trauma: tension pneumothorax, empisema sub cutis, emboli udara vaskuler. Atelektasis/kolaps alveoli diffuse Infeksi paru

Keracunan oksigen
Jalan nafas buatan: king-king (tertekuk), terekstubasi, tersumbat.

Aspirasi cairan lambung


Tidak berfungsinya penggunaan ventilator Kerusakan jalan nafas bagian atas

Pada sistem kardiovaskuler


Hipotensi, menurunya cardiac output

dikarenakan menurunnya aliran balik vena


akibat meningkatnya tekanan intra thorax

pada pemberian ventilasi mekanik dengan


tekanan tinggi.

Pada sistem saraf pusat

Vasokonstriksi cerebral
Terjadi karena penurunan tekanan CO2 arteri (PaCO2) dibawah normal akibat dari hiperventilasi.

Oedema cerebral

Terjadi karena peningkatan tekanan CO2 arteri diatas normal akibat dari hipoventilasi.
Peningkatan tekanan intra kranial

Gangguan kesadaran
Gangguan tidur.

Pada sistem gastrointestinal Distensi lambung, illeus

Perdarahan lambung.

Gangguan psikologi

Prosedur Pemberian Ventilator


Sebelum memasang ventilator pada pasien, Lakukan tes paru pada ventilator untuk memastikan pengesetan sesuai pedoman standar.
Pengesetan awal adalah sebagai berikut: Fraksi oksigen inspirasi (FiO2) 100% selama 15 menit lalu ambil pemeriksaan AGD kemudian hitung dengan rumus
PAO2 = (760 47 ) X (F1O2 Pa CO2) Aa DO2 = PAO2 PaO2 AaDO2 + 100 F1O2= -------------------------- x 100% 760

Volume Tidal: 8-12 ml/kg BB


Frekwensi pernafasan: 10-15 kali/menit Aliran inspirasi: 40-60 liter/detik
PEEP 3-5 Cm, ini diberikan pada pasien yang mengalami oedema paru dan untuk mencegah atelektasis.
Pengesetan untuk pasien ditentukan oleh tujuan terapi Perubahan pengesetan ditentukan oleh respon pasien yang dittentukan oleh hasil analisa gas darah (Blood Gas)

PENATALAKSANAAN

KEPERAWATAN

1. OBSERVASI 2. PERAWATAN SELANG ET 3. PERAWATAN JALAN NAFAS: PENGHISAPAN/SUCTION 4. PERTUKARAN GAS SECARA OPTIMAL 5.KEBERSIHAN UMUM DAN PERAWATAN KULIT 6. PERAWATAN GASTROINTESTINAL 7. NUTRISI 8. PEENCEGAHAN KOMPLIKASI 9. PERAWATAN PSIKOLOGIS

WEANING (penyapihan)
DILAKUKAN UNTUK MELEPAS PASIEN DARI DUKUNGAN VENTILATOR. KEBERHASILAN WEANING PADA PASIEN VENTILATOR

TERGANTUNG PADA BEBERAPA FAKTOR, al:

1. KEKUATAN OTOT PERNAFASAN 2. TINGKAT KELELAHAN DAN KESADARAN 3. TINGKAT NYERI PASIEN 4. KETIDAK NORMALAN ELEKTROLIT DARAH 5. PERTUKARAN GAS (O2 DAN CO2) 6. BANYAKNYA SEKRET YANG KELUAR 7. KESIAPAN MENTAL PASIEN UNTUK MENGHADAPI WEANING DAN EKTUBASI

TANDA DAN MASALAH YANG MUNGKIN TIMBUL SELAMA PROSES WEANING :


1. PENGGUNAAN OTOT TAMBAHAN 2. PERNAPASAN TDK TERKOORDINASI 3. KERINGAT BANYAK 4. KECEMASAN 5. TAKHIPNEA 6. PENARIKAN OTOT OTOT ANTARA TULANG RUSUK

YANG PERLU DIPERHATIKAN DILAKUKAN SELAMA WEANING a.l :


1. AMATII PASIEN SECARA HATI HATI 2. DUKUNG PASIEN 3. MONITOR RR TENSI, NADI, SaO2 SERTA AGD 4. BERI KESEMPATAN PADA PASIEN UNTUK ISTIRAHAT.

LANGKAH LANGKAH STANDART PENYAPIHAN MELIPUTI : 1. DIMULAI PAGI HARI 2. JELASKAN PROSEDUR KE PASIEN 3. LAKUKAN PENGHISAPAN 4. DAPATKAN PARAMETER SPONTAN 5. JIKA PERLU BRONKODELATOR 6. ISTIRAHATKAN PASIEN SELAMA 15 20 MENIT 7. TINGGIKAN KEPALA DARI TEMPAT TIDUR 8. TUNGGUI PASIEN DAN AMATI RESPON PASIEN TERHADAP PENYAPIHAN DAN BERI DUKUNGAN MENTAL.

Pengkajian pasien dengan ventilator


Biodata Meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, agama, alamt, dll. Pengkajian ini penting dilakukan untuk mengetahui latar belakang status sosial ekonomi, adat kebudayaan dan keyakinan spritual pasien, sehingga mempermudah dalam berkomunikasi dan menentukan tindakan keperawatan yang sesuai.

Riwayat penyakit/riwayat keperawatan Dapat diperoleh melalui oranglain (keluarga, tim medis lain) . Pengkajian ini ditujukan untuk mengetahui kemungkinan penyebab atau faktor pencetus terjadinya gagal nafas/dipasangnya ventilator

Keluhan Untuk mengkaji keluhan pasien dalam keadaan sadar baik, bisa dilakukan dengan cara pasien diberi alat tulis untuk menyampaikan keluhannya.

Keluhan pasien yang perlu dikaji adalah rasa sesak nafas, nafas terasa berat, kelelahan dan ketidaknyamanan.

Sistem pernafasan
Setting ventilator meliputi: Mode ventilator

CR/CMV/IPPV (Controlled Respiration/Controlled Mandatory Ventilation/Intermitten Positive Pressure Ventilation)


SIMV (Syncronized Intermitten Mandatory Ventilation) ASB/PS (Assisted Spontaneus Breathing/Pressure Suport) CPAP (Continous Possitive Air Presure) FiO2: Prosentase oksigen yang diberikan PEEP: Positive End Expiratory Pressure

Frekwensi nafas

Gerakan nafas apakah sesuai dengan irama ventilator

Expansi dada kanan dan kiri apakah simetris atau tidak


Suara nafas: adalah ronkhi, whezing, penurunan suara nafas

Adakah gerakan cuping hidung dan penggunaan otot bantu tambahan


Sekret: jumlah, konsistensi, warna dan bau

Humidifier: kehangatan dan batas aqua


Tubing/circuit ventilator: adakah kebocoran tertekuk atau terlepas

Hasil analisa gas darah terakhir/saturasi oksigen


Hasil foto thorax terakhir

Sistem kardiovaskuler
Penkajian kardiovaskuler dilakukan untuk mengetahui adan ya gangguan hemodinamik yang diakibatkan setting ventilator (PEEP terlalu tinggi) atau disebabkan karena hipoksia.

Pengkajian meliputi tekanan darah, nadi, irama jantung, perfusi, adakah sianosis dan banyak mengeluarkan keringat.

Sistem neurologi
Pengkajian meliputi tingkat kesadaran, adalah nyeri kepala, rasa ngantuk, gelisah dan kekacauan mental.

Sistem urogenital Adakah penurunan produksi urine (berkurangnya produksi urine menunjukkan adanya gangguan perfusi ginjal)

Status cairan dan nutrisi

Status cairan dan nutrisi penting dikaji karena bila ada gangguan status nutrisi dn cairan akan memperberat keadaan. Seperti cairan yang berlebihan dan albumin yang rendah akan memperberat oedema paru.

Status psycososial Pasien yang dirawat di ICU dan dipasang ventilator sering mengalami depresi mental yang dimanifestasikan berupa kebingungan, gangguan orientasi, merasa terisolasi, kecemasan dan ketakutan akan kematian.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakmampuan mempertahankan ventilasi spontan b/d kelemahan otot pernapasan, ARDS, gangguan metabolik

TUJUAN
Setelah intervensi keperawatan pasien mampu

mempetahankan ventilasi spontan dengan kriteria hasil :


RR 12 16 / mnt Tidal volume cukup Tidak menggunakan otot-otot cadangan dlm bernapas Tidak ada sianosis Saturasi 95 100 %

INTERVENSI
VENTILASI MEKANIK Monitor kelelahan otot-otot pernapasan Set dan aplikasikan mesin ventilator

Jelaskan pada pasien / keluarga alasan penggunaan mesin ventilator


Monitor setting ventilator secara kontinue Pastikan sistem alarm dalam kondisi on

Cek keberadaan konektor-konektor


Jaga humidifikasi Monitor saturasi oksigen Monitor tanda-tanda sianotik Monitor AGD Observasi efek penggunaan mesin ventilator.

2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekresi


TUJUAN

Setelah intervensi keperawatan jalan nafas efektif dengan


kriteria hasil : Tidak ada kelainan suara paru PH 7,35 7,45

PCO2 35 45 mmHg
PO2 95 100 mmHg

INTERVENSI
Airway Manajemen Buka jalan napas

Posisikan pasien untuk ventilasi maksimal


Latih batuk dan napas dalam bila mungkin

Berikan bronchodilator bila diperlukan


Amati keadaan hipoksia

Kelola terapi oksigen

Airway suction
Auskultasi suara paru

Lakukan isap lendir dengan tehnik aseptik


Monitor saturasi oksigen Monitor tanda vital sebelum dan sesudah melakukan tindakan

Pertahankan humidifikasi

Diagnosa Kep
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan edema paru , ARDS TUJUAN Setelah intervensi keperawatan pertukaran gas optimal dengan kriteria hasil :

RR 12 16 x/menit
PO2 : 95 100 PCO2 : 35 45

Saturasi oksigen 95 100%


Tidak ada sianotik Ventilasi alveolar meningkat, AaDo2 menurun

INTERVENSI

Manajemen airway
Manajemen cairan Ventilasi mekanik Menejeman asam basa

Monitor respirasi
Kolaborasi antibiotik

4. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik

TUJUAN
Setelah intervensi keperawatan nyeri hilang atau berkurang dengan kriteria hasil :

Melaporkan penurunan rasa nyeri atau ketidaknyamanan


Mampu mengidentifikasi cara-cara untuk mengatasi nyeri Mendemonstrasikan penggunaan ketrampilan relaksasi dan aktivitas hiburan sesuai kebutuhan individu Tanda-tanda vital dalam rentang normal.

INTERVENSI
MANAJEMEN NYERI

Kaji adanya nyeri, bantu pasien mengidentifikasi tingkat nyeri


Evaluasi peningkatan iritabilitas, tegangan otot, gelisah dan pantau perubahan tanda-tanda vital Berikan tindakan peningkatan rasa nyaman dengan perubahan posisi, massage, kompres hangat/dingin sesuai toleransi pasien Dorong penggunaan teknik relaksasi atau latihan napas dalam bila mungkin

KELOLA PEMBERIAN ANALGETIK


Identifikasi nyeri sebelum pengobatan

Cek riwayat alergi


Tentukan pilihan analgetik secara tepat berdasarkan keparahan nyeri Monitor tanda vital sebelum dan sesudah pengobatan

Monitor reaksi dan efek samping obat


Dokumentasikan.

Diagnosa Kep
4. Cemas berhubungan dengan penyakit kritis, takut terhadap ancaman kematian

TUJUAN
Setelah intervensi keperawatan cemas berkurang atau hilang dengan kriteria hasil:

Mampu mengekspresikan kecemasan


Pasien tidak gelisah Pasien kooperatif.

INTERVENSI
Komunikasi teraputik. Dorong pasien agar mampu mengekspresikan perasaannya. Berikan sentuhan.

Berikan support mental.


Berikan kesempatan kunjungan kel pada saat-saat tertentu. Berikan informasi realistis pada tingkat pemahaman klien.

6. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan terpasang alat intubasi

TUJUAN
Setelah intervensi keperawatan pasien mampu mempertahankan komunikasi non verbal menggunakan metode alternatif dengan kriteria hasil: Mampu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat Mampu berkomunikasi secara tertulis Mampu berkomunikasi dengan foto/gambar Pasien mengerti tentang pesan yang disampaikan Dapat menangkap pesan secara langsung.

INTERVENSI
PENGATURAN KOMUNIKASI Sediakan metode komunikasi alternatif

Libatkan keluarga bila mungkin


Lakukan komunikasi dengan lambat dan suara yang jelas Gunakan kalimat yang singkat Berikan support sistem untuk mengatasi ketidakmampuan Berikan reinforcement positif pada pasien dan yakinkan bahwa suara akan kembali bila alat dilepas

7. Risiko infeksi berhubungan dengan pemasangan alat-alat infasive

TUJUAN
Setelah intervensi keperawatan infeksi atau tanda infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil : Tidak ada tan-tanda infeksi Tanda vital dbn Hasil lab dbn

INTERVENSI
INFEKTION PROTEKTION

Monitor tanda infeksi lokal dan sistemik Monitor kulit/membran mukosa Monitor nilai lab terutama angka leukosit Monitor tanda vital
INFEKTION KONTROL

Jaga kebersihan lingkungan Batasi pengunjung Rawat luka infesive dengan tehnik aseptik Support nutrisi adekuat Kelola pemberian antibiotika sesuai order.

8. Resiko cedera berhubungan dengan ventilasi mekanis, selang endotracheal, ansietas, stress
TUJUAN

Setelah tindakan keperawatan pasien bebas dari cedera


selama ventilasi mekanik dengan kriteria hasil : Tidak terjadi iritasi pada hidung maupun jalan napas. Tidak terjadi barotrauma. Bebas dari jatuh Bebas dari abrasi, laserasi kulit

INTERVENSI
Monitor ventilator terhadap peningkatan secara tajam.

Yakinkan napas pasien sesuai dengan irama ventilator


Mencegah terjadinya fighting kalau perlu kolaborasi dengan dokter untuk memberi sedasi. Observasi tanda dan gejala barotrauma.

Lakukan pengisapan lendir dengan hati-hati dan gunakan kateter succion yang lunak dan ujungnya tidak tajam. Lakukan restrain / fiksasi bila pasien gelisah.

8. Sindroma defisit self care berhubungan dengan kelelahan, kelemahan

TUJUAN Setelah intervensi keperawatan kebutuhan ADLs

pasien terpenuhi dengan kriteria hasil :


Makan, berpakaian, toileting, mandi, terpenuhi Oral hygiene terpenuhi Linen bersih, lingkungan bersih Mobilisasi terbantu

INTERVENSI
SELF CARE ASSISTANCE

Kaji kebutuhan kebersihan diri pasien


Bantu mandikan pasien Bantu ganti pakaian dan berhias Jaga kebersihan tempat itdur Lakukan oral hygiene

Lakukan perineal care


Kelola pemberian nutrisi pasien baik enteral maupun parenteral.

Diagnosis Keperawatan Lain yang mungkin muncul

Disfungsi Respon weaning ventilator


Pola nafas tidak efektif

Intoleransi Aktivitas
Tidak efektif perfusi jaringan

Resiko aspirasi

MONITORING pasien dengan VENTILASI MEKANIK

1. PULSE OXYMETRY

Kontinue & di catat tiap jam, normal diatas


95 % 2. AGD
Menggambarkan nilai yg paling akurat u/ mengkaji oksigenasi dan kadar CO2. Ps stabil --- harus dilakukan minimal 1X/hr Ps tidak stabil minimal 1 X/ shift Lebih sering dilakukan pada pasien yg masih memerlukan FiO2 > 50 %

3.

END-TIDAL CO2 ( ET CO2)

Kontinue dng menggunakan anlizer pd sirkuit.


4. FOTO THORAKS

Dilakukan minimal 1X/ hari dan lebih sering dilakukan pada indikasi klinis
Pada pemakaian Ventilator Cek:

Posisi ET
Posisi NGT Ujung CVP ( jika terpasang )

Alat invasif lainnya


Adanya gambaran patologis / komplikasi

Line in jugular vein

Misplaced NGT

5. OBSERVASI TIAP JAM


Ventilator rate dan tidal volume
FiO2 Pressure support level

PIP ( Peak Inspyratory Pressure )


RR & volume pasien Total Minute Volume

Terima kasih

You might also like