Professional Documents
Culture Documents
Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
gabungan dari kesalahan-kesalahan yang belum dikoreksi dan kecurangan dalam laporan keuangan akan mengubah atau mempengaruhi keputusan orang-orang yang menggunakan laporan keuangan tersebut.
kepastian yang telah didapatkan oleh auditor saat pengauditan telah diselesaikan. Konsep memadai, namun bukan absolute menandakan bahwa auditor bukanlah penjamin kebenaran atas laporan keuangan
keuangan yang tidak disengaja, contohnya yaitu kesalahan dalam mengalikan harga dengan kuantitas dalam faktur penjualan Kecurangan merupakan salah saji yang disengaja. Ada dua jenis kecurangan yaitu penyalahgunaan asset, atau yang sering disebut sebagai kecurangan karyawan, dan kecurangan dalam pelaporan keuangan, atau yang sering disebut sebagai kecurangan manajemen.
pemikiran yang secara kritis dan penilaian kritis atas bahan bukti audit. pengauditan didesain untuk menghasilkan keyakinan yang memadai untuk mendeteksi baik kesalahankesalahan yang material maupun kecurangan dalam laporan keuangan. Auditor tidak harus menganggap bahwa manajemen telah berlaku tidak jujur, namun kemungkinan bahwa adanya ketidakjujuran harus dipertimbangkan.
diakibatkan oleh kesalahan-kesalahan dalam perhitungan, kealpaan, kesalahpahaman dan kesalahan penerapan standar akuntansi, serta kesalahan dalam pengelompokkan penjelasan.
membahayakan para pengguna dengan cara memberikan informasi laporan keuangan yang salah untuk membuat keputusan. Secara khas kecurangan dalam pelaporan keuangan dilakukan oleh manajemen karena manajemen berada dalam posisi yang mampu menentukan keputusankeputusan terkait dengan akuntansi dan pelaporannya tanpa sepengetahuan karyawan
pelanggaran terhadap hukum atau peraturan pemerintah selain kecurangan Tindakan ilegal berdampak langsung : mengevaluasi apakah terdapat bahan bukti yang tersedia dan mengindikasikan adanya pelanggaran yang signifikan terhadap peraturan perpajakan pemerintah Tindakan ilegal berdampak tidak langsung misalnya melanggar hukum perlindungan lingkungan, insider trading, hukum hak sipil, dan peraturan keselamatan karyawan
Tiga tingkat tanggung jawab untuk menemukan dan melaporkan tindakan-tindakan illegal
Akumulasi bukti ketika tidak ada alasan untuk
meyakini adanya tindakan illegal berdampak tidak langsung Akumulasi bukti ketika tidak ada alasan untuk meyakini adanya tindakan illegal berdampak langsung atau tidak langsung yang mungkin timbul Tindakan ketika auditor mengetahui adanya tindakan illegal
keuangan menjadi segmen atau komponen yang lebih kecil, untuk memudahkan pelaksanaan audit dan membantu pembagian tugas kepada anggota tim audit. Pendekatan siklus merupakan cara yang umum dalam mengelompokkan audit adalah dengan tetap menjaga jenis atau kelompok transaksi dan saldo akun yang terkait erat dalam satu kelompok yang sama.
pengauditan dengan mendapatkan beberapa kombinasi keyakinan untuk setiap kelompok transaksi dan untuk saldo akhir akun-akun terkait. Tujuan audit terkait transaksi adalah beberapa tujuan audit harus terpenuhi sebelum auditor dapat menyimpulkan bahwa transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat. Tujuan audit terkait saldo adalah beberapa tujuan audit harus terpenuhi oleh masing-masing saldo akun. Tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan informasi laporan keuangan.
Asersi Manajemen
Asersi manajemen adalah pernyataan yang tersirat
atau tertulis oleh manajemen mengenai kelompokkelompok transaksi akun-akun terkait serta pengungkapan dalam laporan keuangan. PSA 07 (SA 326) mengelompokkan asersi ke dalam tiga kategori, sebagai berikut: 1. Asersi mengenai kelompok-kelompok transaksi dan kejadian-kejadian selama periode yang diaudit. 2. Asersi mengenai saldo akun di akhir periode pembukuan. 3. Asersi mengenai penyajian dan pengungkapan.
auditor dalam mengumpulkan bahan bukti audit yang memadai yang diharuskan oleh standar ketiga pekerjaan lapangan dan untuk memutuskan bukti yang tepat untuk dikumpulkan bagi setiap kelompok transaksi sesuai dengan kondisi kontrak kerja tersebut.
jumlah yang benar 4. Pemindahbukuan dan pengikhtisaran transaksi yang dicatat telah dimasukkan dalam arsip utama dengan tepat dan telah diikhtisarkan dengan benar 5. Klasifikasi transaksi yang dimasukkan dalam jurnal klien telah diklasifikasikan dengan tepat 6. Penetapan waktu transaksi dicatat pada tanggal yang benar
ditentukan, tujuan khusus audit terkait transaksi untuk setiap kelompok transaksi yang penting dapat dikembangkan. Kelompok-kelompok transaksi tersebut biasanya termasuk penjualan, penerimaan kas, pembelian barang dan jasa, gaji, dan sebagainya.
Penjualan yang dicatat adalah untuk sejumlah barang yang dikirim dan telah dicatat dan ditagih dengan benar. Transaksi penjualan telah dimasukkan ke dalam arsip utama dengan benar dan telah diikhtisarkan dengan benar.
Teransaksi penjualan diklasifikasikan dengan benar. Transaksi penjualan dicatat pada tanggal yang benar.
untuk mengumpulkan bahan bukti yang memadai terkait saldo akun. Tujuan audit terkait saldo ada yang bersifat umum dan ada juga yang bersifat khusus.
7. 8.
yang benar Klasifikasi jumlah yang dimasukkan pada daftar milik klien telah diklasifikasikan dengan benar Pisah batas transaksi mendekati tanggal neraca dicatat dalam periode yang benar Keterikatan perincian saldo akun sesuai dengan jumlah di arsip utama yang terkait sesuai dengan jumlah total saldo akun dan sesuai dengan jumlah di buku besar Nilai terealisasi aset dicatat pada estimasi jumlah yang dapat terealisasi Hak dan kewajiban sebagai pelengkap asersi manajemen tentang hak dan kewajiban untuk saldo akun
yang harus dimasukkan ke dalam setiap tujuan umum audit terkait saldo kecuali jika auditor yakin bahwa tujuan umum audit terkait transaksi tidak relevan dan tidak penting dalam situasi tersebut.
Klasifikasi
Pisah batas Keterkaitan rincian Nilai terealisasikan Hak dan kewajiban Hak dan kewajiaban
sama dengan asersi manajemen untuk penyajian dan pengungkapan. Konsep yang sama yang diterapkan untuk tujuan audit terkait saldo juga diterapkan untuk tujuan audit penyajian dan pengungkapan.
merupakan sebuah metodologi yang sangat jelas untuk pengorganisasian sebuah audit untuk meyakinkan bahwa bukti yang dikumpulkan memadai dan tepat serta semua tujuan audit yang diperlukan telah dinyatakan dengan jelas dan terpenuhi.
Pendekatan Audit (Fase II) Melaksanakan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi (Fase III) Melakukan Prosedur Analitis dan Pengujian atas Rincian Saldo (Fase IV) Menyelesaikan Audit dan Menerbitkan Laporan Audit
untuk memenuhi tanggung jawab profesional dari auditor 2. Biaya pengumpulan bahan bukti sebaiknya diminimalisir Aspek kunci pendekatan audit : 1. Mendapatkan pemahaman atas entitas klien dan lingkungannya 2. Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian, yaitu auditor mengidentifikasi pengendalian internal dan mengevaluasi efektivitasnya 3. Menilai risiko salah saji material dengan memahami industri dan strategi bisnis klien serta efektivitas dalam pengendalian internal
pengendalian. Tes substantif transaksi adalah auditor mengevaluasi catatan transaksi klien dengan melakukan verifikasi jumlah nominal transaksi.
(Fase III) Melakukan Prosedur Analitis dan Pengujian atas Rincian Saldo
Prosedur analitis menggunakan perbandingan dan
keterkaitan untuk menilai apakah saldo akun atau data lain disajikan secara wajar. Menguji rincian saldo merupakan prosedur khusus yang dimaksudkan untuk menguji salah saji nilai nominal saldo akun di laporan keuangan.
publik harus menerbitkan laporan audit untuk menyertai laporan keuangan yang diterbitkan oleh klien. Laporan audit berisi gabungan informasi yang didapatkan untuk mencapai kesimpulan menyeluruh mengenai apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar.