You are on page 1of 48

Kaidah Dasar Bioetika

Taufik Suryadi

dr.Taufik Suryadi,Sp.F. Lahir di Medan 24 Maret 1975. Lulus sebagai dokter tahun 2000 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan memperoleh brevet sebagai dokter spesialis kedokteran forensik di Universitas yang sama tahun 2005. Sejak tahun 2006 sampai sekarang, aktif memberikan kuliah Ilmu kedokteran forensik pada Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala dan Universitas Abulyatama, mata kuliah Bioetika dan Humaniora pada Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, serta mata kuliah Hukum dan perundangundangan kesehatan pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Serambi Mekkah. Selain aktif sebagai dosen, juga bekerja di Rumah sakit umum dr.Zainoel Abidin Banda Aceh sebagai Ketua Staf Medis Fungsional (SMF) kedokteran forensik (2006-sekarang), Koordinator pendidikan bagian ilmu kedokteran forensik dan medikolegal FK Unsyiah (2006-sekarang), Koordinator II Blok Bioetika dan Humaniora FK Unsyiah (2006-sekarang) dan Kepala instalasi Pemulasaraan Jenazah RSUZA (2006-sekarang). Berpartisipasi dalam seminar, simposium dan kongres mengenai kedokteran forensik dan medikolegal, bioetika dan humaniora serta masalah-masalah hak asasi manusia. Aktif menulis berbagai publikasi, baik berupa buku maupun karangan mengenai disiplin ilmu kedokteran forensik dan medikolegal. Banyak juga publikasi mengenai bioetika dan humaniora. Berkecimpung dalam organisasi profesi diantaranya sebagai anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Banda Aceh, Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI), Jaringan Bioetika dan Humaniora Kesehatan Indonesia (JBHKI), Perhimpunan Dosen Bioetika, Hukum Kesehatan dan HAM Indonesia, Anggota Divisi Medikolegal Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) kekerasan terhadap perempuan dan anak Provinsi NAD, Anggota Tim Disaster Victim Identification (DVI) Propinsi NAD.

Bioetika dan Humaniora


Bioetika berasal dari bahasa Yunani, Bios berarti hidup atau kehidupan, Ethike berarti ilmu atau studi tentang etik yang timbul dalam praktik ilmu biologi.
Bioetika kedokteran (medical bioethics) adalah aspek moral dari ilmu kedokteran (Practice of Moral medicine). Humaniora medik (medical humanities) mengandung pengertian aspek kemanusiaan dari ilmu kedokteran (Practice of Humane medicine) Antara ilmu kedokteran, moral dan kemanusiaan tak dapat dipisahkan satu sama lain.

Definisi Bioetika
WT Reich: Bioetika adalah studi sistematik tentang perilaku manusia dalam lapangan ilmu-ilmu tentang kehidupan (life sciences) dan pemeliharaan kesehatan (health care), dikaji dari aspek nilai-nilai dan asas-asas moral. S Gorovitch: Bioetika adalah penyelidikan kritis tentang dimensi-dimensi moral dari pengambilan keputusan dalam konteks yang melibatkan ilmu-ilmu biologis. Shannon: Bioetika menyelidiki dimensi etis dari masalahmasalah teknologi, ilmu kedokteran, dan biologi sepanjang diterapkan dalam kehidupan. International Association of Bioethics: Bioetika adalah studi tentang isu-isu etis, hukum, sosial, dan isu-isu lain yang timbul dalam pelayanan kesehatan dan ilmu-ilmu biologi.

Penyimpulan definisi
Bioetika kedokteran merupakan suatu kajian kritis bersifat interdisipliner tentang perilaku manusia, dampak, atau isu-isu terkait etik, hukum, ekonomi, sosial akibat kemajuan dalam ilmu-ilmu biologi, ilmu dan teknologi kedokteran dan penerapannya dalam kehidupan dan pelayanan kesehatan manusia.

Kaidah dasar Moral


Dalam profesi kedokteran dikenal 4 prinsip moral utama, yaitu: Prinsip otonomi, yaitu prinsip moral yang menghormati hak-hak pasien, terutama hak otonomi pasien (the rights to self determination), Prinsip beneficience, yaitu prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditujukan ke kebaikan pasien; Prinsip non maleficence, yaitu prinsip moral yang melarang tindakan yang memperburuk keadaan pasien. Prinsip ini dikenal sebagai primum non nocere atau above all do no harm, Prinsip justice, yaitu prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam mendistribusikan sumberdaya (distributive justice).

KDB Beneficence
General beneficence :
melindungi & mempertahankan hak yang lain mencegah terjadi kerugian pada yang lain, menghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lain,

Specific beneficence :
menolong orang cacat, menyelamatkan orang dari bahaya.

Mengutamakan kepentingan pasien Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh menguntungkan dokter/rumah sakit/pihak lain. Maksimalisasi akibat baik (termasuk jumlahnya > akibat-buruk) Menjamin nilai pokok : apa saja yang ada, pantas (elok) kita bersikap baik terhadapnya (apalagi ada yg hidup).

KDB Beneficence
1.Mengutamakan altruisme (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan orang lain) 2.Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia 3.Memandang pasien/keluarga/sesuatu tidak hanya sejauh menguntungkan dokter 4.Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan keburukannya 5.Paternalisme bertanggungjawab/berkasih sayang 6.Menjamin kehidupan baik minimal manusia 7.Pembatasan golden-based 8.Maksimalisasi kepuasan kebahagiaan/ preferensi pasien

KDB Beneficence
9.Minimalisasi akibat buruk 10.Kewajiban menolong pasien gawat darurat 11.Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan 12.Tidak menarik honorarium diatas kepantasan 13.Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan 14.Mengembangkan profesi secara terus menerus 15.Memberikan obat berkhasiat namun murah 16.Menerapkan golden rule principle

KB Nonmaleficence
1.Menolong pasien emergensi 2.Kondisi untuk menggambar kriteria ini adalah: Pasien dalam keadaan amat berbahaya (darurat)/beresiko hilangnya sesuatu yang penting (gawat) Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif Manfaat bagi pasien> kerugian dokter (hanya mengalami resiko minimal) 3.Mengobati pasien yang luka 4.Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia) 5.Tidak menghina/mencaci maki/ memanfaatkan pasien

KB Nonmaleficence
6.Tidak memandang pasien hanya sebagai objek 7.Menghindari misrepresentasi dari pasien 8.Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian 9.Tidak memberikan semangat hidup 10.Tidak melindungi pasien dari serangan 11.Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan / kerumahsakitan yang merugikan pihak pasien/keluarganya.

KDB Autonomy
1.Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien 2.Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (pada kondisi elektif) 3.Berterus terang 4.Menghargai privasi 5.Menjaga rahasia pasien 6.Menghargai rasionalitas pasien 7.Melaksanakan informed consent

KDB Autonomy
8.Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri 9.Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien 10.Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat keputusan, termasuk keluarga pasien sendiri 11.Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi 12.Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien 13.Menjaga hubungan (kontrak)

KDB Justice
1.Memberlakukan segala sesuatu secara universal 2.Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan 3.Memberi kesempatan yang sama terhada pribadi dalam posisi yang sama 4.Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality, accessibility, availability, quality) 5.Menghargai hak hukum pasien 6.Menghargai hak orang lain 7.Menjaga kelompok yang rentan (yang paling dirugikan) 8.Tidak melakukan penyalahgunaan

KDB Justice
9.Bijak dalam makro alokasi 10.Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien 11.Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya 12.Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanksi) secara adil 13.Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten 14.Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan sah/tepat 15.Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan kesehatan 16.Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status sosial, dll.

Area kompetensi 7
Menjunjung tinggi moral dan etika serta profesionalisme dalam praktik kedokteran Mengutamakan etika dan tata nilai pasien dalam menentukan tindak medis

Pemecahan Masalah/Dilema Etik Menggunakan Prima Facie Kaidah Dasar Bioetika


Taufik Suryadi
Perhimpunan Dosen Bioetika, Hukum Kedokteran dan HAM Indonesia

Medis atau etis?

Kasus Konkrit 1

Keputusan Medis

Pilar Keputusan Klinis sehari2

Keputusan etis

Indikasi Biomedik medik Keputusan Medis

Pilar Keputusan Klinis sehari2

Keputusan etis

Infomedik

pilihan pasien kualitas hidup fitur kontekstual

Mindset non medis Struktur PsikoSosio-budaya

Tergopoh-gopoh spt ini, benar atau tidak ?

Kalau yang ini 1 dari ratusan korban tsunami, lumpur panas ?? (di luar RS >>)

Principles-based ethics Prima Facie


T.Beauchamp & Childress (1994) & Veatch (1989)

Patients preference Beneficence Autonomy Non Maleficence Justice

Contextual features Quality of life Value-based medicine

Clinical Decision EBM Making

Beneficence Criterion

Check list (Observation Sheets)

Yes No

Promoting altruism Guaranteeing human dignity Viewing patient/family not as profit objects Maximize agregat net benefit Compassionate paternalism Guaranteeing minimal life of patient Restricting goal based approach

Maximize patient satisfaction


Group No. Tutors name

Medical Indication

Deductive logic
Non Maleficence
Autonomy Justice

Beneficen ce

Method = Logic Thinking critical analysis

Combination of Its characteristics = Patients Context

Medical Indication

TROEF = berubah menjadi


Non Maleficence
Autonomy Justice

Beneficen ce

pihak II Umum BAIK kranjang Sampah

pihak II kesakitan/ menderita, gadar,pra-cacat Distress Rentan uzur, terjepit tanpa pilihan Miskin

capable person bebas Elektif rentang >> hak pilih a // DRnya

pihak III Non pasien wakil/wali kluster pop Komunitas Penyandang dana Berpotensi Dirugikan/ Paling krg

bodoh.

diuntungkan

Medical Indication Beneficen ce

ENRICHMENT OF JUSTIFICATION
Non Maleficence
Autonomy Justice

(NEW) ILLAH = actual duty = contextuality PRIMA FACIE CETERIS PARIBUS

DEDUCTIVE >< : DETECT LOGIC DEVIATION


OPPOSITION

CREATIVE THINKING

VALUE
CONFORM

Not stipulated in the text = Patients Context

Keketatan Pemikiran Logis


R.Veatch, 1981

KAIDAH DASAR BIOETIK

Domino

Rule of thumb, Hanya disebut

Prima Facie

Absolut

Kartu Bridge/Troef
Actual duty = contextuality > prima facie duty (Ross, 1939)

Lurus, mengikat

TERGANTUNG .

BERUBAH MENJADI

Kaitan Etik - Moralitas


Yg dipercaya & diperbuat Manusia = praktek Menghargai menjunjung

Moralitas

Pembenaran Seharusnya

NILAI
cocok
Benar Baik

refleksi
Teori seyogyanya

Etik

Meta Etika

Standar rasional & metode peroleh E

Praksis = Tuntunan Perilaku

Normatif Tuntutan Berpikir Logis Kritis

Kaitan Etik - Moralitas


Teori Etika Virtue Aktor Deontologi Perbuatan = kewajiban
Eudamonia Bukan nabi

Moralitas

tujuan teleologi/ Utilitarian akibat

refleksi Meta Etika

Etik
Praksis = Tuntunan (cara/alat mencapai)Perilaku Normatif

Tuntutan Berpikir Logis Kritis, Pembenaran moral

Insight
Basic Moral Principle

Core Problem Keywords

Beneficence Nonmaleficence Autonomy Justice

Metode AP

Metode AP

Chosen Principle Ethics Theory

Choose 1-2 out of 4 most relevant


(problem solving)

Virtue - eudamonia Duty - deontologist Utilitarian teleologist eg happiness

Metode AP

Ethical Relativism Ethical Dilemma

Culture Custom

Science & technology determinant

Societal & capital determinant


Quality of life

Prima Facies Principle

Context vs Text Choose 1-2 out of 4 (most stringent)

Deductive Logic/Ceteris Paribus

Calculated Assumption

(other principle stable)

Solving the Problem


Consistency Coherent Metode AP

Correspondent
Pragmatic

Metode AP

Legal Option

Administrative
Penal Civil

Pengantar
Howard Brody, Ethical Decision Making
Modifikasi

R. Sjamsuhidajat Agus Purwadianto

1. Fahami kasus yang dihadapi (INSIGHT) 2. Sepakati APA masalah etik yang penting (dapat lebih dari satu masalah)

= UNIVERSAL PRINCIPLES OF

3. Tuliskan salah satu issue etik 3 unsur harus ada :


siapa, dalam situasi apa, masalah etik yang diduga

CHOSEN PRINCIPLE + THEORY OF ETHICS

4. Kelompok mulai menyusun alternatif yang terfikirkan (berapa saja tergantung dari sumbang fikir tiap anggota kelompok) = THEORY OF ETHICS+ ETHICAL RELATIVISM + ETHICAL DILEMMA

5. Tiap alternatif dibahas tersendiri. Setiap anggota kelompok HARUS memberikan respons. Hadapkan tiap alternatif pada tata-nilai yang diwakili oleh seluruh kelompok (misalnya hukum, ekonomi, adat, keluarga, etik, dll) = PRIMA FACIE + DEDUCTIVE LOGIC + contextual features, quality of life

6. Pilih salah satu alternatif yang bisa disetujui oleh nilai terbanyak
SOLVING THE PROBLEM

7. Pertanyakan apakah alternatif yang dipilih itu, bila diberlakukan pada diri sendiri, akan disetujui
VALUE CLARIFICATION

Tugas Pelaporan
ETHICAL PROBLEM SOLVING
Nama Mahasisw a :

Case Ethical Problem Alternative Based Alternative Decision Self Assesment Verification Reasons No. on Values System INSIGHT KDB + THEORY ETHICS CHOSEN PRINCIPLE PRIMA FACIE VALUE E. RELATIVISM CETERIS P CLARIFIC. E. DILEMMA DEDUCTIVE L SOLVING PROB

No. Kasus
1. 2. 3. 4. 5. 6

Langkah Modif H.B.

Pilihan Prinsip relevan /Pendapat Singkat

Nama Mahasiswa

Langkah (Langkah Modifikasi Howard Brody method) Kasus No. :______ Prinsip Yang dipilih Kelompok :______________________________ Nama Mahasiswa :______________________ CONFORMED / NOT CONFORMED Alasan :______________________________________

You might also like