Professional Documents
Culture Documents
Belum adanya perlindungan berupa peraturan pemerintah membuat penerapan manajemen risiko di perusahaan asuransi menjadi terkendala
Selalu ada faktor ketidakpastian dalam bisnis
Ruang Lingkup
Pengelolaan resiko yang terdapat di perusahaan asuransi, dalam hal ini di PT.Asuransi Ekspor Indonesia
Identifikasi Masalah
Tidak
adanya peraturan pemerintah atas panduan dan perlindungan manajemen resiko di industri asuransi
besar Perusahaan Asuransi belum mempunyai pedoman, kebijakan, atau prosedur manajemen risiko secara formal dan komprehensif. manajemen risiko di perusahaan asuransi menjadi terkendala
Sebagian
Penerapan
Tujuan Penelitian
Pemakalah
Pemakalah
Pemakalah
Metodologi
Pengamatan
Pencarian
di lapangan
Wawancara Wawancara
Manajemen risiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur risiko, serta membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia
Manajemen resiko adalah proses pengukuran atau penilaian resiko serta pengembangan strategi pengelolaannya Manajemen Resiko merupakan kegiatan manajemen yang dilakukan pada tingkatan tingkat pimpinan pelaksana
penanggulangan
kemungkinan kerugian dengan cara ekonomis >> program keselamatan, besarnya premi asuransi, dst penanggulangan risiko dilakukan untuk memenuhi kewajiban yang berasal dari pihak ketiga/pihak luar perusahaan >> Safety tools
Penyelamatan
sebagian Mencari upaya agar opersional perusahaan tetap berlanjut Mengupayakan pendapatan perusahaan tetap mengalir walau sudah terkena peril
Kerusakan fisik, kehilangan pendapatan Kerugian akibat tuntutan hukum, ketidakjujuran karyawan
evaluasi dan penilaian terhadap semua kerugian potensial yang dihadapi oleh perusahaan. Memperkirakan frekuensi terjadinya kerugian dan potential lost dari tiap-tiap kerugian
Profil ASEI
Berdiri
ASEI
bergerak di bidang asuransi dan jaminan untuk mendukung pengembangan ekspor non-migas nasional Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1983
berdasarkan
Pengelolaan
resiko di dalam aktivitas bisnis ASEI juga menganut prinsip kehatihatian, komprehensif; dan berupaya untuk meminimalisir ketidakpastian
selalu
Perencanaan MANRISK
Diawali
ASEI
Top
level management ASEI telah menerapkan good corporate governance sebagai pondasi
Kewajaran (fairness) >> Keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak-hak stakeholder
ISO 9001:2000
Untuk
memperkuat pelaksanaan GCG di ASEI dan menguatkan fondasi penerapan Manajemen Resiko di perusahaan, Manajemen menerapkan standarisasi internasional dengan ISO 9000:2000 menggunakan standard operation procedure yang berstandar internasional sekaligus untuk kepentingan pengendalian organisasi serta manajemen risiko.
Pelayanan
Sejumlah langkah perlu dilakukan agar implementasi sistem manajemen risiko dapat berjalan secara efektif pada sebuah organisasi.
TAHAP 1: Dukungan dari senior manajemen Dukungan aktif yang berkesinambungan dari Pimpinan Eksekutif Seorang senior eksekutif manajer perlu memberikan dukungan kepada para pekerja untuk berinisiatif melaksanakan manajemen risiko. Semua senior eksekutif sebaiknya memberikan dukungan penuh.
Implementasi
Obyektifitas kebijakan dan dasar berfikir untuk mengelola risiko; Hubungan antara kebijakan dan strategi organisasi/ rencana perusahaan; Batasan atau jangkauan dari isu-isu yang ada didalam sebuah kebijakan; Pimpinan diharapkan dapat menjadi teladan; Pembagian tanggungjawab dalam pengelolaan risiko;
Implementasi
TAHAP 3: Komunikasi Peraturan Meningkatkan kesadaran akan manajemen risiko. Mengkomunikasikan sampai tingkat terendah diorganisasi tentang manajemen risiko dan peraturan organisasi. Merekrut ahli manajemen risiko, contohnya konsultan. Mengembangkan keahlian sampai staf terendah dengan pendidikan dan pelatihan. Menjamin terciptanya pelaksanaan sistem penghargaan dan sanksi.
Implementasi
Penetapan Ruang Lingkup >>Menetapkan strategi, kebijakan organisasi dan ruang lingkup manajemen risiko yang akan dilakukan.
Identifikasi risiko >> Mengidentifikasi organisasi dan konteks manajemen risiko. Yaitu mempelajari bentuk organisasi dan mengidentifikasikan konteks manajemen resiko yang terkait
Analisis risiko >> Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dan konsekuensi yang akan terjadi. Kemudian ditentukan tingkatan risiko yang ada dengan mengalikan kedua variabel tersebut (probabilitas X konsekuensi).
Evaluasi risiko >> Membandingkan tingkat risiko yang ada dengan kriteria standar
Pengendalian risiko >> Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi yang ada dengan menggunakan berbagai alternatif metode, bisa dengan transfer risiko, dan lain-lain.
Monitor dan Review >> Monitor dan review terhadap hasil sistem manajemen risiko yang dilakukan serta mengidentifikasi perubahanperubahan yang perlu dilakukan. Komunikasi dan konsultasi >> Komunikasi dan konsultasi dengan pengambil keputusan internal dan eksternal untuk tindak lanjut dari hasil manajemen risiko yang dilakukan
Peningkatan kesadaran >>Strategi peningkatan kesadaran dengan metode pelatihan dan pendidikan.
Implementasi
TAHAP
5: Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko melalui rencana kegiatan program dan tingkatan tim. Pada tahap ini perlu dilakukan pengembangan sebuah program untuk pengendalian risiko di masing-masing bagian maupun area organisasi.
TAHAP
Pengembangan dan pelaksanaan setiap tahapan manajemen risiko perlu dipantau untuk menjamin terciptanya optimalisasi manajemen risiko.
Strategi Kerjasama
Di era perdagangan global saat ini, kerjasama tidak lagi sebatas di dalam negeri..
Jaringan kerjasama yang dibangun oleh ASEI yaitu:
1.
2.
3. 4. 5. 6. 7.
Lembaga Reasuransi
Export Credit Agencies Berne Union >> Asosiasi Kerjasama Sesama BUMN
Lawyer
Technical Assistance
Credit Insurance (ECI) >> untuk memberikan perlindungan kepada eksportir terhadap kemungkinan kerugian akibat tidak diterimanya pelunasan pembayaran dari importir/ bank penerbit L/C. ASEI pada Asuransi Ekspor Risiko Komersial >> Importir pailit (bangkrut), cidera janji, menolak menerima barang Risiko Politik >> Larangan transfer, Pembatasan quota impor, Pencabutan izin usaha impor, Perang atau tindakan permusuhan lainnya
Skema ECI
Surety Bond
Suatu perjanjian tertulis (Perjanjian tambahan) antara Perusahaan Asuransi (Surety) dan Principal
untuk menjamin kepentingan pihak Pemilik Proyek (Obligee), bahwa Penerima Pekerjaan (Principal) akan memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian pokok (Kontrak) yang dibuat antara Principal dan Obligee.
Jenis Suretyship
Bid/ Tender Bond, >> Merupakan jaminan yang digunakan untuk mengikuti tender sebagai salah satu persyaratan dokumen penawaran
Performance Bond >> Merupakan jaminan atas kesanggupan Principal untuk melaksanakan / menyelesaikan perkerjaan sesuai dengan kontrak kerja yang telah ditetapkan.
Advance Payment Bond >> Merupakan jaminan yang digunakan pada saat Principal mengambil Uang Muka yang disediakan Obligee untuk memulai pekerjaannya
Maintenance Bond >> Merupakan jaminan dari Surety terhadap pemeliharaan atas hasil pekerjaan yang diselesaikan oleh Principal sampai batas waktu yang telah ditetapkan dalam kontrak. Jaminan Turunan Lainnya Terkait Dengan Kontrak Induk
Kesimpulan
Penerapan Manajemen resiko di ASEI yang mengarah pada prinsip pengelolaan secara komprehensif sudah dilaksanakan dari tingkat top level management hingga ke pelaksana di lapangan.
Komitmen Manajemen ASEI dalam mengawal perencanaan Manajemen Resiko dibuktikan dengan penerapan prinsip good corporate governance pada struktur organisasi ASEI.
Kesimpulan
Tahapan implementasi manajemen resiko ASEI dimulai dari; (i) dukungan senior leader; (ii) Pengembangan kebijakan organisasi; (iii) Sosialisasi; (iv) penerapan alur manajemen resiko pada tingkat organisasi; (v) Pengendalian Risiko; (v) Monitoring dan Telaah Ulang Alur Proses Manajemen Resiko secara garis besar dimulai dari Penetapan Ruang Lingkup; Identifikasi risiko; Analisis risiko; Evaluasi risiko; Pengendalian risiko; Monitor dan Review; Komunikasi dan konsultasi; dan Peningkatan kesadaran
Saran
Dengan adanya contoh kasus diatas membuktikan bahwa manajemen resiko tidak sekedar pelengkap dalam industry asuransi.
Manajemen Resiko memiliki peranan yang krusial dalam mengantisipasi segala resiko, baik itu dengan prosedur reasuransi; pengetatan prosedur; atau bahkan dengan membangun kerjasama strategis. Intinya, Manajemen Resiko mempunyai peran yang sangat penting. Diharapkan perusahaan asuransi bisa menerapkan prinsip-prinsip manajemen resiko secara komprehensif dengan kehati-hatian.
Daftar Pustaka
http://asei.co.id
Terima Kasih