Professional Documents
Culture Documents
DISIPLIN
ATURAN PENERAPAN ETIKA KEDOKTERAN (KODEK)
ETIKA
HUKUM
ETIK
1.
DISIPLIN
1. 2. 3.
HUKUM
1.
2. 3.
4.
5.
Dibuat dan disepakati oleh organisasi profesi (IDI) Kode etik Diatur, norma prilaku pelaksanaan profesi Sanksi, yaitu moral psikologis Yang mengadili : Ikatan/ organisasi terkait; Majeles Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK), Panitia Pertimbangan dan Pembinaan Etik Kedokteran (P3EK)
4.
5.
Organisasi Profesi Standar profesi Diatur, Norma Prilaku pelaksana profesi Sanksi moral psikologis dan teguran/pencabutan Yang mengadili: Badan yang dibentuk: Majelis Kehirmatan Disiplin Kedokteran Provinsi dan Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran
2. 3.
4.
5.
Dibuat pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat UU,PP.Keppres,dsb Diatur, norma prilaku manusia pada umumnya Untuk Pidana: mati/krungan penjara, denda Untuk perdata: ganti rugi adm: teguran/pencabutan Pengadilan : Perdata: gugatan ke pengadilan Pidana : laporan/tuntutan Adm : gugatan ke pengadilan
FORMIL
KUHAP RIB/HIR/HUKUM ACARA PERDATA UU PRAKTIK KEDOKTERAN TATA CARA PENEGAKAN DISIPLIN TATA CARA PENEGAKAN ETIK
Standar Materiil Disiplin Dokter dan Dokter Gigi dalam UUPK antara lain:
Standar Profesi Standar Pelayanan SPO Norma Rekam Medis Norma Informed Consent Dsb
1. 2. 3.
CERMAT HATI-HATI
SALING BERKOMUNIKASI SURAT -INFORMED CONSENT
Kata Sepakat (Konsensus) Kecakapan untuk berbuat Mengenai suatu hal tertentu Sebab yang dibolehkan (halal)
Aspek Hukum
Hukum Pidana
Hukum Perdata
Hukum Administrasi
Etik
Disiplin
Perdata
Hukum Pidana Adm
Dasar Hukum Tanggung Jawab Diatur dalam KUHPerdata Pasal : 1243, 1365, 1367, 1370, 1371
Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukan Melaksanakan apa yang dijanjikan tetapi tidak sebagaimana mestinya Melakukan tetapi terlambat Melakukan sesuatu yang menuntut perjanjian tidak boleh dilakukan
Melakukan wanprestasi atau ingkar janji (1239 BW) Melakukan perbuatan melanggar hukum (1365 BW) Melakukan kelalaian sehingga mengakibatkan kerugian (1366 BW) Melakukan kelalaian dalam pekerjaan sebagai penanggung jawab suatu pekerjaan tertentu ( 1367 BW)
HUKUM PERDATA
TANGGUNG GUGAT DIBAGI 2 :
1. a)
b)
c)
TANGGUNG GUGAT BEDASARKAN ADANYA KESALAHAN : Schuld aansprakelijkheid adalah tanggung gugat berdasarkan adanya kesalahan yang dilakukan Cth : Psl 1365 BW (Perbuatan Melawan Hukum) Schuld aanprakelijkheid met omkering van de bewijslast adalah tanggung gugat berdasarkan adanya kesalahan dengan pembalikan beban pembuktian Cth : Psl 1367 ayat (2) BW (tidak hati-hati) Risico aansprakelijkheid adalah tanggung gugat berdasarkan risiko atau majikan bertanggung gugat terhadap bawahan (pelimpahan kewenangan) Cth : Psl 1367 ayat (3) dan 1369 BW
2. TANGGUNG GUGAT TIDAK DI DASARI ADANYA KESALAHAN : a) Tanggung gugat mutlak (Strict liability) yaitu kerugian yang dialami pengguna atas suatu produk baik kerugian tersebut sudah maupun belum dapat diperkirakan sebelumnya, menjadi beban produsen sepenuhnya. b) Tanggung gugat absolut yaitu semua kerugian akan di ganti berdasarkan sebab akibat dari kerugian yang timbul tidak dipersoalkan ada atau tidaknya kesalahan yang dilakukan produsen
Ada 3 faktor untuk menuntut seseorang salah atau tidak menurut : Hermien Hadiati Koeswadji
1. keadaan batin seseorang yang betul-betul tidak menyadari perbuatan itu dilarang oleh Undangundang 2. Ada hubungan antara batin pelaku dengan perbuatannya, ada 2 : - Dolus (sengaja) - Culpa (lalai) 3. Tidak ada alasan pemaaf
Dolus :
- kesengajaan sebagai maksud ( oogmerk ) - kesengajaan sebagai kepastian - kesengajaan sebagai kemungkinan - Culpa Lata (Alpa Berat/gross negligence) - Culpa Levis ( Alpa Ringan )
Culpa :
Dalam KUHP : Pasal 359 Barang siapa karena kesalahannya ( kealpaan ) menyebabkan orang lain mati, diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau pidana kurungan paling lama 1 tahun Pasal 360 - Kealpaan yg mengakibatkan luka berat pidana penjara paling lama 5 tahun - Kealpaan yang mengakibatkan luka sedang pidana paling lama 9 bulan
Tidak dengan sengaja Tidak melakukan yang seharusnya dilakukan, melakukan yang seharusnya tidak dilakukan
Dalam undang-undang kesehatan dan undangundang praktik kedokteran dalam ketentuan Pidana diatur selalu didasari adanya kesengajaan kesalahan
Kesimpulan
1.
2.
3.
Tuntutan pada tindakan medis dapat dilakukan secara pidana maupun perdata Tuntutan Pidana pada tindak medis selalu didasari adanya kesengajaan Tuntutan Perdata pada tindakan medis didasari adanya kesengajaan (Dolus) dan Kelalaian (Culpa)