Professional Documents
Culture Documents
suatu keadaan spesifik oleh karena adanya serangan epilepsi yang sering dan berulang, berkelanjutan dan berkepanjangan. SE merupakan suatu keadaan ekspresi klinis yg maksimum dari serangan epilepsidg frekuensi serangan tinggi dan terus-menerus selama lebih dari 30 menit dg atau tanpa disertai kesadaran menurun.
Keadaan darurat yg paling sering adalah kejang umum tonik klonik dg tanpa perbaikan kesadaran di antara serangan-serangan yg terjadi.
ETIOLOGI I. Pencetus SE a. Penderita epilepsi tanpa pengobatan atau dosis pengobatan yang tidak memadai b. pengobatan yg tiba-tiba dihentuikan atau gangguan di GIT c. Keadaan umum yg menurun sebagai akibat kurang tidur, stress psikis atau fisik. d. Penggunaan atau withdrawal alkohol, drug abuse ( narkotik ) atau obat-obat anti depresi. II. Penyebab akut : a. Penderita ensefalopati anoksik b. Penderita penyakit sertebrovaskuler akut ( stroke, intraserebral haemorrhage ) c. Penderita tumos SSS d. Penderita ensefalopati metabolik e. Penderita meningitis atau ensefalitis
- langan berusaha mengeluarkan atau memasukkan sesuatu dg kekerasan dari atau pada mulut penderita.
b. Setelah serangan berlangsung : - miringkan kepala pada satu sisi
Manajemen Emergensi.
Manajemen emergensi merupakan suatu manajemen dasar untuk mengatasi keadaan status epilepsi dengan urutan sebagai berikut :
Resusitasi
prinsip resusitasi pada status epilepsi (SE) sama dg emergensi neurologis lainnya. Pada keadaan akut ABC yg berkaitan dg fungsi kardiorespirasi dan sirkulasi perlu segera diantisipasi dg tindakantindakan sbb : a. Pasang infus dg cairan saline, pemasangan infus ini biasanya sulit pada pasien dg kejang yg sedang berlangsung, berikan diazepam 10 mg dulu ( bolus/rektak dalam bentuk cairan bukan supp ) setelah tenang baru pasang infus.
Tahap premonitoring : Diazepam 10 mg iv atau rektal, diulang setelah 10 15 Awal status Konvulsif : Lorazepam 4 mg iv. Atau alternatif Diazemap 10 mg iv diulang setelah 10 15 . Dosis maksimum diazepam 50 mg dl 4 jam pertama. Bila diberikan dl 24 jam boleh sampai 100 mg Status Konvulsif Lanjut : Phenitoin 15 18 mg/kg iv, kecepatan 50 mg/min, diberikan dalam waktu 20 30 menit ( dengan lorazepam bila belum diberikan) dan/atau Phenobarbital 10 mg/kg iv, kecepatan 100 mg/min. Status Konvulsif Refrakter : Anestesi umum dg EEG monitoring dan dilanjutkan selama 24 jam sampai sesudah serangan kejang yang terakhir.