Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 2A
Anggota kelompok
Vyola Regina Dian Rahma K Khairunnisa Imaduddin Alania Rosari Demas N manurung Sophia Devta Lestari Reza Satria Prima Agi Prasadhana
Di RSUP ny. Hemel dirawat di HCU penyakit dalam. Dari pemeriksaan laboratorium dan USG, dokter menerangkan pada ny. Hemel bahwa ia menderita penyakit hati kronis dan anemia yang memerlukan transfusi darah dan skleroterapi. Untuk itu dokter meminta persetujuan pasien/keluarganya. Hari ke 5 rawatan, keadaan ny. Hemel mulai membaik dan pagi ini dilakukan endoskopi dan skleroterapi. Dokter menerangkan pada ny. Hemel, bahwa terdapat varises di saluran pencernaan. Untuk itu ny. Hemel harus mengatur dietnya dan selalu kontrol ke poliklinik. Ny. Hemel bertanya pada dokter, dapatkah penyakitnya disembuhkan? Bagaimana Anda menjelaskan kejadian yang terjadi pada ny. Hemel, dan apa usaha untuk mencegahnya?
1. TERMINOLOGI
Asites : perembesan cairan serosa abnormal dari rongga peritoneum Skleroterapi : penyuntikan larutan iritan kimia ke vena untuk menghasilkan peradangan, biasanya digunakan pada kasus hemoroid dan varises esofagus HCU : tempat rawatan untuk pasien yang hemodinamiknya sudah stabil tapi masih memerlukan pengawasan yang ketat Varises : vena, arteri, dan limfe yang melebar dan berkelok-kelok
2. DEFINE PROBLEM
1.
2.
3.
4. 5.
6.
Bagaimana hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan muntah darah? Bagaimana interpretasi muntah darah 3x 1 gelas tiap muntah sejak 1 jam yang lalu? Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh dokter? Mengapa dipasang infus dan diberikan oksigen? Mengapa tekanan darahnya bisa naik setelah diberikan infus? Apa pemeriksaan dan penatalaksanaan selanjutnya yang dilakukan di RSUP?
7. Apa kemungkinan yang akan terjadi apabila tidak dirawat di RS? 8. Mengapa dirawat di HCU penyakit dalam? 9. Mengapa didiagnosis penyakit hati kronis dan anemia? Apa kemungkinan hasil laboratorium dan USG? 10. Mengapa perlu transfusi darah dan skleroterapi? 11. Mengapa endoskopi dan skleroterapi dilakukan setelah keadaan membaik? 12. Mengapa ditemukan varises di saluran cerna? 13. Mengapa dietnya perlu diatur dan harus kontrol teratur ke poliklinik?
14. Apakah penyakit ini bisa disembuhkan? 15. Apa usahan mencegah perdarahan ulang dan perburukan penyakit?
3. BRAINSTORMING
1.
Sirosis hati lebih berkaitan dengan pola idup seseorang, seperti suka meminum alkohol, dan terkena infeksi. 80% dikenai pada usia 30-60 tahun.
2.
3.
konjuntiva anemis : anemia akibat perdarahan hepar membesar : hepatomegali asites (+) : penimbunan cairan akibat hipoalbuminemia
4. Infus untuk mengatasi kekurangan cairan. oksigen untuk memaksimal fungsi eritrosit dan memperbaiki oksigenasi akibat syok. cairan yang diberikan dapat kristaloid dan koloid, tapi dianjurkan kristaloid yaitu ringer asetat. 5. Karena volum intravaskular sudah normal kembali setelah digantikan oleh cairan infus
6. Pemeriksaan lab : darah lengkap, kimia darah, cross match, albumin, bilirubin, marker serologi, penanda virus hepatitis. penatalaksanaan selanjutnya : umum : perbaiki keadaan umum, pemasangn infus, bilas lambung, sterilisasi usus, antibiotik, injeksi vit. K khusus : endoskopi, vasoaktif dan vasopresin, skleroterapi, ligasi. pemeriksaan radiologi : esofagogram
7. Kemungkinan jika tidak dirawat di RS : syok hipovolemik, gangguan ginjal akut, ensefalopati hepatik
8. Dirawat di HCU karena hemodinamik sudah stabil tapi masih memerlukan pengawasan yang ketat
9. Karena sudah terjadi hipertensi porta yang menyebabkan anmeia. Salah satu penyebab dari hipertensi porta adalah sirosis hati yang merupakan penyakit hati kronis. kemungkinan hasil lab : anemia, leukopenia, trombositopenia, bilirubin total meningkat, albumin menurun, SGOT/SGPT meningkat. 10. Transfusi darah karena perdarah masih berlangsung. Skleroterapi untuk tatalaksana perdarahan.
4. SISTEMATIKA
sirosis hati
varises esofagus
muntah darah
skleroterapi
emergensi tatalaksana pencegahan prognosis stabil HCU endoskopi
5. LEARNING OBJECTIVE
mahasiswa mampu menjelaskan : 1. Kegawatdaruratan pada penyakit dalam 2. Kegawatdaruratan pada anak 3. Kegawatdaruratan pada kulit 4. Kegawatdaruratan pada psikiatri 5. Kegawatdaruratan pada neurologi 6. Kegawatdaruratan pada anastesiologi