You are on page 1of 44

STROKE HEMORAGIC

Wijayanti 030.07.271

Identitas
I.

IDENTITAS

Nama
Jenis Kelamin Usia

: Ny. N
: Perempuan : 55 tahun

Alamat
Status Pernikahan Suku

: KP Jawa Rt01/ Rw10, Ciomas, Jawa Barat


: Menikah : Sunda

Pekerjaan
Tanggal Masuk RS

: ibu rumah tangga


: 04 Juli 2013

Keluhan Utama
Penurunan kesadaran sejak kurang lebih 5 jam smrs.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien wanita datang ke IGD RSMM Bogor diantar

oleh keluarganya dengan keluhan adanya penurunan kesadaran yang mendadak sejak 5 jam smrs setelah pasien makan. Menurut keluarga pasien sebelumnya

pasien sempat duduk duduk sambil berbincang, dan


kemudian pasien terjatuh tiba-tiba. Setelah terjatuh, pasien didapatkan menjadi bicara tidak jelas. Pada

pasien juga didapatkan adanya keluhan muntah


sebanyak satu kali, dan juga badan yang demam. Namun adanya kejang disangkal oleh pasien.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien pernah menderita stroke 1 tahun yang lalu pada anggota gerak sebelah kanan dan sempat berobat ke rumah sakit, namun tak kontrol rutin. Riwayat darah tinggi (+)

Riwayat penyakit keluarga


Menurut keluarga pasien, tidak ada anggota keluarganya

yang memiliki gejala penyakit yang sama sepertinya. Terdapat riwayat hipertensi pada keluarganya, namun tidak ada riwayat kencing manis, penyakit jantung, paru, ginjal maupun alergi terhadap makanan atau obat di keluarga pasien

Status Generalis
1. Keadaan Umum : Tampak sakit sedang 2. Tanda Vital
a. Kesadaran b. Tekanan darah c. Nadi d. Suhu e. Pernapasan f. BB g. TB

:
: GCS E4M5V2 : 160/100 mmHg : 90x/menit : 37,3 0C : 28x/menit : 50 kg : 162 cm

1. Jantung

: Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop

(-)
2. Paru

: Suara napas vesikuler, rhonki (-/-),

wheezing (-/-)
3. Abdomen : Datar, supel, bising usus (+) 3x/menit 4. Extremitas : Akral hangat (+/+/+/+), oedem (-/-/-/-)

Status Neurologis
Glasgow Coma Scale E4M5V2 Pembicaraan :
Disartri Monoton Scanning Afasia

: GCS

Kepala

Besar : normocephali
Asimetris Tortikolis

: tidak : tidak

::::+

Mask (topeng): tidak


Fullmoon Lain-lain

: tidak : tidak

Tanda rangsang meningeal: kaku kuduk (-) kernig <135/<135 brudzinsky I -/ brudzinsky II -/-

Nervus Kranialis

Tanda Klinis

N .I N. II

normal pupil bulat, isokor, 3mm/3mm, RCL +/+, RCTL +/+, visus >6/60,lapang pandang normal, warna normal. tidak ada paresis, uji konvergensi normal plica nasolabialis kiri lebih datar, kerutan dahi kanan dan kiri simetris normal normal normal Mencong ke kanan

N. III, IV, VI N. VII

N. VIII N. IX, N.X N.XI N.XII

Pemeriksaan Motorik
Kekuatan otot

Tubuh : baik

Otot perut

Otot pinggang

: baik
:

Kedudukan difragma
Gerak Istirahat

: simetris : simetris

Lengan M. deltoid (adduksi lengan atas) M. biceps (fleksi lengan atas)

: 1/4 : 1/4

Fleksi sendi pergelangan tangan


Ekstensi sendi pergelangan tangan Membuka jari-jari tangan Menutup jari-jari tangan

: 1/4
: 1/4 : 1/4 : 1/4

Tungkai Fleksi artic. Coxae Ekstensi artic. Coxae Fleksi sendi lutut Ekstensi sendi lutut Fleksi plantar kaki Ekstensi dorsal kaki Gerakan jari-jari

: 1/2 : 1/2

: 1/2
: 1/2 : 1/2 : 1/2 : 1/2

Besar otot

Atrofi
Pseudoatrofi

: (-)
: (-)

Respon terhadap perkusi Myoedema Reaksi myotonik Palpasi otot Nyeri Kontraktur Konsistensi

: (-) : (-)

: (-) : (-) : baik

Tonus otot Hipotoni Spastik Rigid Rebound

Lengan (-) (+) (-) (-)

Tungkai (-) (+) (-) (-)

phenomen

Gerakan involunter Tremor Chorea Athetose Myokloni Ballismus Torsion spasme

: tidak dilakukan : (-) : (-) : (-) : (-) : (-) : (-)


Ibu jari kaki-jari tangan

tidak dilakukan
Tumit-lutut

: tidak dilakukan
Pronasi-supinasi

: tidak dilakukan
Tapping dengan jari-jari tangan

Fasikulasi
Myokymia Koordinasi Jari tangan-jari tangan

: (-)
: (-)

tidak dilakukan

Station

:
Romberg test: jatuh ke: tidak

tidak dilakukan
Jari tangan-hidung

dilakukan

Sistem sensorik
Sistem ekteroseptif Sistem proprioseptif
Rasa nyeri superficial : baik
Rasa getar : baik

Rasa tekan : baik

Rasa suhu panas /dingin : tidak dilakukan

Rasa nyeri tekan : baik

Rasa raba : baik

Rasa gerak pada lengan dan tungkai : baik

Sistem enteroseptif : reffered pain tidak dilakukan

Refleks fisiologis
Biceps +/+

Triceps +/+

Refleks fisiologis

Achiles +/+

Patella +/+

Refleks patologis
oppenheim

gonda

Chaddock

Hoffman tromer

Tungkai (-)
schafer Babinski

Lengan (-)

mayer
rossolimo gordon

leri

sso
Miksi : baik

Defekasi

: baik

Sekresi keringat

: baik

Salivasi

: baik

Gangguan vasomotor

: tidak ada

Gangguan tropic kulit, kuku, rambut

: tidak ada

Resume
Pasien wanita datang ke IGD RSMM Bogor diantar oleh

keluarganya

dengan

keluhan

adanya

penurunan

kesadaran yang mendadak sejak 5 jam smrs setelah pasien makan. Menurut keluarga pasien sebelumnya pasien sempat duduk duduk sambil berbincang, dan kemudian pasien terjatuh tiba-tiba. Setelah terjatuh, pasien didapatkan menjadi bicara tidak jelas. Pada pasien juga didapatkan adanya keluhan muntah sebanyak satu kali, dan juga badan yang demam.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan :

Status neurologis

GCS :

Keadaan Umum

:
:

Tampak
compos

E4M6V2
Tanda Rangsang Meningeal

sakit berat
Kesadaran

kernig <135/<135
Saraf kranialis

mentis
Tanda Vital :
Tekanan darah

: Parese N.VII

Sistem motorik :

160/100

Lengan kanan/kiri Tungkai kanan/kiri

: 1111/4444 : 1111/2222

mmHg
Nadi

: 80 x/menit

Sistem sensorik : dalam batas normal

Suhu

: 37,40C

Refleks fisiologis

dalam

batas normal Refleks patologis Status generalis: dalam batas normal. batas normal

Pernapasan : 28x/menit

: dalam

diagnosa
Diagnosis Klinis : Hemiplegi dextra + afasia global Diagnosis Topis : lobus temporoparietal kiri Diagnosis Etiologi : Stroke hemoragik sinistra

Pemeriksaan Hemoglobin Leukosit eritrosit Trombosit Hematokrit SGOT SGPT Ureum Kreatinin Albumin Glukosa Sewaktu

Hasil 14,1 g/dl 7500 /mm3 4.87 /mm3 150.000 mm3 40 U/l 26 U/l 16 mg/dl 37.0 mg/dl 0,49 mg/dl 4.85 g/d 127 mg/dl

Nilai Rujukan 13 18 4000 10000 4.5 - 6 150000 400000 40 54 < 42 <47 10 50 0,67 1,36 3.5-5.3 < 140

Stroke
Stroke adalah suatu sindroma klinis yang menyebabkan defisit neurologis baik fokal maupun global yang terjadi mendadak dan menetap >24 jam yang disebabkan oleh gangguan serebrovaskular.

Stroke Iskemik

Patologi Anatomi

Stroke Hemoragik

Ropper AH, Brown RH. Adams and Victors Principles of Neurology: Cerebrovascular diseases. 8th ed. 2005. New York: The Mc-Graw-Hill Companies.

klasifikasi

Tanda dan gejala

Rohkamm. Color atlas of neurology. 2004. Thieme: 166

Skor siriraj
(2,5xS)+(2xM)+(2xN)x (0,1xD)-(3xA)-12 S kesadaran dimana 0= kompos mentis, 1=somnolen, 2=stupor atau koma M muntah dimana 0=tidak ada, 1=ada N nyeri kepala dimana 0=tidak ada, 1=ada D diastolik A ateroma dimana 0=tidak ada, 1=salah satu atau lebih penyebab lainnya: DM, angina, penyakit pembuluh darah. <-1: infark serebri -1 s.d. 1 meragukan >1: perdarahan supratentorial
Soertidewi L, Tiksnadi A. Buku Saku Tentorium Neurologi. Jakarta: Departemen Neurologi FKUI/RSCM.

Stroke hemoragic
Stroke yang disebabkan oleh perdarahan intrakranial

,dapat terjadi spontan (i.e., non-traumatik) intrakranial, dengan lokasi di epidural, subdural, intraparenkimal, atau interventrikular

subarachnoid

intraserebral

Stroke hemoragic

Stroke hemoragic

Perarahan intracerebral
Perdarahan serebral terjadi karena pecahnya pembuluh darah otak di dalam parenkim otak. Pecahnya pembuluh darah disebabkan kerusakan dinding akibat arteriosklerosis, peradangan, trauma, kelainan kongenital ( malformasi ). Hal ini dipermudah bila terjadinya peniggian tekanan darah secara tiba- tiba. Perdarahan intracerebral sering timbul akibat pecahnya mikroaneurisma akibat hipertensi lama dan lokasi yang sering terjadi adalah di daerah subkorteks, serebelum dan pons.

Perdarahan intraserebral

Perdarahan subarachnoid

Perdarahan subarachnoid
Penyebab 5-10% stroke disebabkan oleh perdarahan

subarakhnoid. Sering disebabkan oleh ruptur aneurisma atau malformasi arteriovenosus, tetapi pada 20% kasus penyebab pastinya tidak ditemukan. Gejala nyeri kepala hebat dan mendadak saat onset penyakit yang dapat disertai mual dan muntah. Dapat disertai penurunan kesadaran dan gangguan status mental. Dalam 90% kasus, perdarahan dapat terlihat di CT-scan dalam waktu

Diagnosa

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan fisik

anamnesa

Penatalaksanaan
A. Penatalaksanaan di Ruang Gawat Darurat
1. Evaluasi cepat dan diagnosis 2. Terapi umum (suportif)

a. stabilisai jalan napas dan pernapasan b. stabilisasi hemodinamik/sirkulasi c. pemeriksaan awal fisik umum d. pengendalian peninggian TIK e. penanganan transformasi hemoragik

f.

pengendalian kejang

g. pengendalian suhu tubuh h. pemeriksaan penunjang

PIS

Terapi hemosttik

Reversal anticoagulan

pembedahan

PSA
a. Perdarahan dengan tanda-tanda Grade I atau II (H&H PSA):

Identifikasi yang dini dari nyeri kepala hebat merupakan

petunjuk untuk upaya menurunkan angka mortalitas dan morbiditas.


Bed rest total dengan posisi kepala ditinggikan 30 dalam

ruangan dengan lingkungan yang tenang dan nyaman, bila perlu diberikan O2 2-3 L/menit.
Hati-hati pemakaian obat-obat sedatif. Pasang infus IV di ruang gawat darurat dan monitor ketat

kelainan-kelainan neurologi yang timbul.

PSA
a. Penderita dengan grade III, IV, atau V (H&H PSA),

perawatan harus lebih intensif: 1


Lakukan penatalaksanaan ABC sesuai dengan protocol

pasien di ruang gawat darurat.


Intubasi endotrakheal untuk mencegah aspirasi dan

menjamin jalang nafas yang adekuat.


Bila ada tanda-tanda herniasi maka dilakukan intubasi.
Hindari pemakaian sedatif yang berlebhan karena aan

menyulitkan penilaian status neurologi.

KOMPLIKASI
Peningkatan tekanan intrakranial dan herniasi adalah

komplikasi yang paling ditakutkan pada perdarahan intraserebral.

PROGNOSIS
Prognosis bervariasi bergantung pada tingkap keparahan

stroke dan lokasi serta ukuran dari perdarahan. Skor dari Skala Koma Glasgow yang rendah berhubungan dengan prognosis yang lebih buruk dan mortalitas yang lebih tinggi.

PENCEGAHAN

Mengatur pola makan yang sehat

Melakukan olah raga yang teratur


Menghentikan rokok Menhindari minum alkohol dan penyalahgunaan obat

Memelihara berat badan yang layak


Perhatikan pemakaian kontrasepsi oral bagi yang beresiko tinggi Penanganan stres dan beristirahat yang cukup

Pemeriksaan kesehatan teratur dan taat advis dokter dalam hal diet
dan obat

Pemakaian antiplatelet

You might also like