Professional Documents
Culture Documents
Wijayanti 030.07.271
Identitas
I.
IDENTITAS
Nama
Jenis Kelamin Usia
: Ny. N
: Perempuan : 55 tahun
Alamat
Status Pernikahan Suku
Pekerjaan
Tanggal Masuk RS
Keluhan Utama
Penurunan kesadaran sejak kurang lebih 5 jam smrs.
oleh keluarganya dengan keluhan adanya penurunan kesadaran yang mendadak sejak 5 jam smrs setelah pasien makan. Menurut keluarga pasien sebelumnya
yang memiliki gejala penyakit yang sama sepertinya. Terdapat riwayat hipertensi pada keluarganya, namun tidak ada riwayat kencing manis, penyakit jantung, paru, ginjal maupun alergi terhadap makanan atau obat di keluarga pasien
Status Generalis
1. Keadaan Umum : Tampak sakit sedang 2. Tanda Vital
a. Kesadaran b. Tekanan darah c. Nadi d. Suhu e. Pernapasan f. BB g. TB
:
: GCS E4M5V2 : 160/100 mmHg : 90x/menit : 37,3 0C : 28x/menit : 50 kg : 162 cm
1. Jantung
(-)
2. Paru
wheezing (-/-)
3. Abdomen : Datar, supel, bising usus (+) 3x/menit 4. Extremitas : Akral hangat (+/+/+/+), oedem (-/-/-/-)
Status Neurologis
Glasgow Coma Scale E4M5V2 Pembicaraan :
Disartri Monoton Scanning Afasia
: GCS
Kepala
Besar : normocephali
Asimetris Tortikolis
: tidak : tidak
::::+
: tidak : tidak
Tanda rangsang meningeal: kaku kuduk (-) kernig <135/<135 brudzinsky I -/ brudzinsky II -/-
Nervus Kranialis
Tanda Klinis
N .I N. II
normal pupil bulat, isokor, 3mm/3mm, RCL +/+, RCTL +/+, visus >6/60,lapang pandang normal, warna normal. tidak ada paresis, uji konvergensi normal plica nasolabialis kiri lebih datar, kerutan dahi kanan dan kiri simetris normal normal normal Mencong ke kanan
Pemeriksaan Motorik
Kekuatan otot
Tubuh : baik
Otot perut
Otot pinggang
: baik
:
Kedudukan difragma
Gerak Istirahat
: simetris : simetris
: 1/4 : 1/4
: 1/4
: 1/4 : 1/4 : 1/4
Tungkai Fleksi artic. Coxae Ekstensi artic. Coxae Fleksi sendi lutut Ekstensi sendi lutut Fleksi plantar kaki Ekstensi dorsal kaki Gerakan jari-jari
: 1/2 : 1/2
: 1/2
: 1/2 : 1/2 : 1/2 : 1/2
Besar otot
Atrofi
Pseudoatrofi
: (-)
: (-)
Respon terhadap perkusi Myoedema Reaksi myotonik Palpasi otot Nyeri Kontraktur Konsistensi
: (-) : (-)
phenomen
tidak dilakukan
Tumit-lutut
: tidak dilakukan
Pronasi-supinasi
: tidak dilakukan
Tapping dengan jari-jari tangan
Fasikulasi
Myokymia Koordinasi Jari tangan-jari tangan
: (-)
: (-)
tidak dilakukan
Station
:
Romberg test: jatuh ke: tidak
tidak dilakukan
Jari tangan-hidung
dilakukan
Sistem sensorik
Sistem ekteroseptif Sistem proprioseptif
Rasa nyeri superficial : baik
Rasa getar : baik
Refleks fisiologis
Biceps +/+
Triceps +/+
Refleks fisiologis
Achiles +/+
Patella +/+
Refleks patologis
oppenheim
gonda
Chaddock
Hoffman tromer
Tungkai (-)
schafer Babinski
Lengan (-)
mayer
rossolimo gordon
leri
sso
Miksi : baik
Defekasi
: baik
Sekresi keringat
: baik
Salivasi
: baik
Gangguan vasomotor
: tidak ada
: tidak ada
Resume
Pasien wanita datang ke IGD RSMM Bogor diantar oleh
keluarganya
dengan
keluhan
adanya
penurunan
kesadaran yang mendadak sejak 5 jam smrs setelah pasien makan. Menurut keluarga pasien sebelumnya pasien sempat duduk duduk sambil berbincang, dan kemudian pasien terjatuh tiba-tiba. Setelah terjatuh, pasien didapatkan menjadi bicara tidak jelas. Pada pasien juga didapatkan adanya keluhan muntah sebanyak satu kali, dan juga badan yang demam.
Status neurologis
GCS :
Keadaan Umum
:
:
Tampak
compos
E4M6V2
Tanda Rangsang Meningeal
sakit berat
Kesadaran
kernig <135/<135
Saraf kranialis
mentis
Tanda Vital :
Tekanan darah
: Parese N.VII
Sistem motorik :
160/100
: 1111/4444 : 1111/2222
mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Suhu
: 37,40C
Refleks fisiologis
dalam
batas normal Refleks patologis Status generalis: dalam batas normal. batas normal
Pernapasan : 28x/menit
: dalam
diagnosa
Diagnosis Klinis : Hemiplegi dextra + afasia global Diagnosis Topis : lobus temporoparietal kiri Diagnosis Etiologi : Stroke hemoragik sinistra
Pemeriksaan Hemoglobin Leukosit eritrosit Trombosit Hematokrit SGOT SGPT Ureum Kreatinin Albumin Glukosa Sewaktu
Hasil 14,1 g/dl 7500 /mm3 4.87 /mm3 150.000 mm3 40 U/l 26 U/l 16 mg/dl 37.0 mg/dl 0,49 mg/dl 4.85 g/d 127 mg/dl
Nilai Rujukan 13 18 4000 10000 4.5 - 6 150000 400000 40 54 < 42 <47 10 50 0,67 1,36 3.5-5.3 < 140
Stroke
Stroke adalah suatu sindroma klinis yang menyebabkan defisit neurologis baik fokal maupun global yang terjadi mendadak dan menetap >24 jam yang disebabkan oleh gangguan serebrovaskular.
Stroke Iskemik
Patologi Anatomi
Stroke Hemoragik
Ropper AH, Brown RH. Adams and Victors Principles of Neurology: Cerebrovascular diseases. 8th ed. 2005. New York: The Mc-Graw-Hill Companies.
klasifikasi
Skor siriraj
(2,5xS)+(2xM)+(2xN)x (0,1xD)-(3xA)-12 S kesadaran dimana 0= kompos mentis, 1=somnolen, 2=stupor atau koma M muntah dimana 0=tidak ada, 1=ada N nyeri kepala dimana 0=tidak ada, 1=ada D diastolik A ateroma dimana 0=tidak ada, 1=salah satu atau lebih penyebab lainnya: DM, angina, penyakit pembuluh darah. <-1: infark serebri -1 s.d. 1 meragukan >1: perdarahan supratentorial
Soertidewi L, Tiksnadi A. Buku Saku Tentorium Neurologi. Jakarta: Departemen Neurologi FKUI/RSCM.
Stroke hemoragic
Stroke yang disebabkan oleh perdarahan intrakranial
,dapat terjadi spontan (i.e., non-traumatik) intrakranial, dengan lokasi di epidural, subdural, intraparenkimal, atau interventrikular
subarachnoid
intraserebral
Stroke hemoragic
Stroke hemoragic
Perarahan intracerebral
Perdarahan serebral terjadi karena pecahnya pembuluh darah otak di dalam parenkim otak. Pecahnya pembuluh darah disebabkan kerusakan dinding akibat arteriosklerosis, peradangan, trauma, kelainan kongenital ( malformasi ). Hal ini dipermudah bila terjadinya peniggian tekanan darah secara tiba- tiba. Perdarahan intracerebral sering timbul akibat pecahnya mikroaneurisma akibat hipertensi lama dan lokasi yang sering terjadi adalah di daerah subkorteks, serebelum dan pons.
Perdarahan intraserebral
Perdarahan subarachnoid
Perdarahan subarachnoid
Penyebab 5-10% stroke disebabkan oleh perdarahan
subarakhnoid. Sering disebabkan oleh ruptur aneurisma atau malformasi arteriovenosus, tetapi pada 20% kasus penyebab pastinya tidak ditemukan. Gejala nyeri kepala hebat dan mendadak saat onset penyakit yang dapat disertai mual dan muntah. Dapat disertai penurunan kesadaran dan gangguan status mental. Dalam 90% kasus, perdarahan dapat terlihat di CT-scan dalam waktu
Diagnosa
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan fisik
anamnesa
Penatalaksanaan
A. Penatalaksanaan di Ruang Gawat Darurat
1. Evaluasi cepat dan diagnosis 2. Terapi umum (suportif)
a. stabilisai jalan napas dan pernapasan b. stabilisasi hemodinamik/sirkulasi c. pemeriksaan awal fisik umum d. pengendalian peninggian TIK e. penanganan transformasi hemoragik
f.
pengendalian kejang
PIS
Terapi hemosttik
Reversal anticoagulan
pembedahan
PSA
a. Perdarahan dengan tanda-tanda Grade I atau II (H&H PSA):
ruangan dengan lingkungan yang tenang dan nyaman, bila perlu diberikan O2 2-3 L/menit.
Hati-hati pemakaian obat-obat sedatif. Pasang infus IV di ruang gawat darurat dan monitor ketat
PSA
a. Penderita dengan grade III, IV, atau V (H&H PSA),
KOMPLIKASI
Peningkatan tekanan intrakranial dan herniasi adalah
PROGNOSIS
Prognosis bervariasi bergantung pada tingkap keparahan
stroke dan lokasi serta ukuran dari perdarahan. Skor dari Skala Koma Glasgow yang rendah berhubungan dengan prognosis yang lebih buruk dan mortalitas yang lebih tinggi.
PENCEGAHAN
Pemeriksaan kesehatan teratur dan taat advis dokter dalam hal diet
dan obat
Pemakaian antiplatelet