You are on page 1of 18

Asuhan Keperawatan pada Ny.

H dengan Gangguan Sistem Pernafasan Respiratory Distress Syndrome (RDS)


Kelompok 2: Alfan Choiron Farrah Dilla Nur Islami Fransisco Xaverius Obe Widha Widyaningrum Yosfrid B Nabuasa Roswitha Aryani Uskono Ahcmad Setyohari Rieke Sri Suryani Yohanes Bambang Sumantri Afrianti Poetri Winata Baskoro Djalu Pamungkas

Definisi
Sindrom Gawat Pernapasan Akut (ARDS) adalah perburukan paru yang akut oleh karena infeksi, infiltrasi pada seluruh lapang paru dan hipoksemia. (Prinsip Gawat Paru : Dr. H. Tabrani Rab). ARDS atau Sindroma Distres Pernapasan Dewasa (SDPD) adalah kondisi kedaruratan paru yang tiba-tiba dan bentuk kegagalan napas berat, biasanya terjadi pada orang yang sebelumnya sehat yang telah terpajan pada berbagai penyebab pulmonal atau nonpulmonal (Hudak, 1997).

etiologi
Syok karena beberapa penyebab. Sepsis Trauma paru (emboli lemak, kontusio paru) Cedera kepala

Manifestasi klinik
Penurunan kesadaran mental Takikardi, takipnea Dispnea dengan kesulitan bernapas Terdapat retraksi interkosta Sianosis. Hipoksemia. Auskultasi paru : ronkhi basah, krekels, stridor, wheezing. Auskultasi jantung : BJ normal tanpa murmur atau gallop

Komplikasi

Paru :Emboli Paru, Fibrosis Paru, Barotrauma (volutrauma)


Gastrointestina :Hemoragi, dismotility, pneumoperitonium,translokasi bakteri Jantung Renal Cairan Positif :Aritmia, Disfungsi Miokardial :Gagal Ginjal Akut, Keseimbangan

Mekanik :Injuri Vaskuler, Pneumothorak, Stenosis/ Injuri Trakeal


Nutrisi : Malnutrisi, Defisiensi Elektrolit.

Diagnosa Keperawatan
Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan hilangnya fungsi jalan nafas, peningkatan sekret pulmonal, peningkatan resistensi jalan nafas Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan alveolar hipoventilasi, penumpukan cairan di permukaan alveoli, hilangnya surfaktan pada permukaan alveoli Resiko tinggi terjadi kekurangan volume cairan berhubungan dengan penggunaan diuretik Cemas/ Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan; takut mati.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan hilangnya fungsi jalan nafas, peningkatan sekret pulmonal, peningkatan resistensi jalan nafas

IMPLEMENTASI
Mengkaji kepatenan jalan napas Melakukan fisioterapi napas tiap 3 jam Melakukan suction tiap 3 jam Menganjurkan klien u/ melakukan tehnik batuk selama penghisapan. Mengobservsi TTV sebelum & sesudah tindakan Mempertahankan suhu humidifier tetap hangat (35 37,8 0c). Memberikan obat mukolitik sesuai program Memonitori status hidarasi klien

EVALUASI
S: Pasien mengatakan masih merasa sesak napas. O: Produksi sekret (+) kental & banyak, napas dangkal, ronchi (+), RR=18 x/mnt, sianosis (-), keringat dingin (+). A: Masalah belum teratasi, bersihan jalan napas belum efektif P: Teruskan rencana intervensi No.1 s/d 8

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan alveolar hipoventilasi, penumpukan cairan di permukaan alveoli, hilangnya surfaktan pada permukaan alveoli

IMPLEMENTASI
Cek analisa gas darah bila dilakukan perubahan setting ventilator. Kaji status pernapasan,catat peningkatan respirasi atau perubahan pola napas Pertahankan jalan napas bebas dari sekresi Monitor tanda & gejala hipoksia Berikan istirahat yang cukup. Berikan obat-obatan sesuai program medis:
Injeksi Cefotaxime 3 x 1 gr/IV Injeksi gastridin 3 x 1 amp/IV Injeksi Jayacin 2 x 200 mg/drif Injeksi Bicombion 1 x 1 amp/IM. Bisolvon 3 x 1 tab/PO Xyllomidon 4 x 2 cc/IM

EVALUASI
S: Pasien mengatakan masih berkeringat dingin O: gelisah, pucat, RR=18 x/mnt, Nadi=102 x/mnt, retraksi dada, pernapasan sudah tidak dibantu ventilator. A: Masalah teratasi sebagian, P: Teruskan rencana intervensi No. 1 s/d 6

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan Peningkatan metabolik dan gangguan mencerna

IMPLEMENTASI
Mengevaluasi kemampuan penyerapan terhadap sonde yg diberikan Memberikan diit sonde 8 x 200 cc (susu + extra telur 3 x 1 butir) & catat disatatus Menimbang BB sesuai indikasi Mengkaji fungsi GI, seperti : Perubahan lingkar abdomen, mual/muntah, diare/konstipasi atau adanya perdarahan. Memberikan Albumin 25 % 100 cc/IV Mengawasi hasil pemeriksaan Lab.lainnya spt : Serum, tranferin, BUN/Kreatinin & glukosa.

EVALUASI
S: O: Albumin= 1,9 g/dl, diare (-) BB=44,5 kg, TB= 152 cm. Suhu=37,2 oC. A:Masalah teratasi sebagian P: Teruskan intervensi 2, 4, dan 6.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Cemas/ Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan; takut mati.

IMPLEMENTASI Observasi peningkatan pernapasan, agitasi, kegelisahan, dan kestabilan emosi Pertahankan lingkungan yang tenang dan usahakan perawatan dan prosedur tidak mengganggu wktu istirahat. Bantu dengan teknik relaksasi Identifikasi persepsi pasien dari pengobatan yang dilakukan
Sediakan informasi tentang keadaan yang sedang dialaminya

EVALUASI
S: Pasien mengatakan sudah mengerti tentang penyakitnya dan tidak khawatir lagi O: Pasien terlihat tenang, istirahat baik A: Masalah teratasi P : Pertahankan intervensi 2,3, dan 5

You might also like