You are on page 1of 23

Cystotomi

oleh :

Ahmad Subagja WP Hanifah Arief Muqaddam Riza Akmal Haqiqi

B04100159 B04100197 B04090103

(Operator) (Asisten Operator) (Asisten Umum)

Talita Fauziah Milani


Nurul Masyita Khusna Nora Saidul Fatimah

B04100171
B04100193 B04108008

(Asisten Alat)
(Asisten Anastesi) (Asisten PE)

DEFINISI
Cystocentesis tindakan mengoleksi urin dari hewan Cystocentesis biasa dilakukan sebelum cystotomi bila vesica urinaria penuh. Cystotomi adalah tindakan bedah untuk membuka dinding vesica urinaria.

ORIENTASI Secara anatomis vesica urinaria terletak pada bagian hipogastrium sehingga tindakan bedah diawali dengan teknik laparotomi medianus (Boden 2005). Dinding bladder (vesica urinaria) pada umumnya tipis sehingga tampak transparan dengan vaskularisasi yang banyak.

TUJUAN Pada umumnya cystotomi dilakukan untuk mengeluarkan kalkuli yang menyebabkan penyumbatan pada saluran kencing yang biasanya diiringi dengan tindakan biopsi mukosa serta kultur (Cornell 2000). juga dilakukan bila terdapat kista, untuk pengobatan kasus ureter ektopik, serta diagnosa infeksi saluran kencing resisten (Duncan 2002).

MATERI DAN METODE Alat-alat : perlengkapan operator dan asisten seperangkat alat bedah minor, alat jahit, dan syringe. Bahan-bahan antiseptic pre anastesi (atropin sulfat, Xylazine HCl 2%), Ketamin HCl 10%, dan antibiotik. Adapun bahan objek praktikum yaitu kucing yang sehat.

PENCUKURAN
Pencukuran 1/3 atas os pubis sampai hampir dibagian ujung abdominal dekat daerah thorax. Daerah yang bersih tanpa rambut diberi Iodine tinctur.

PENYAYATAN 1/3 daerah atas os pubis sampai kira-kira 3 cm ke depan. Palpasi dan eksplorasi dilakukan untuk mencari vesica urinaria Daerah pinggir sayatan abdominal ditekan agar vesica urinaria menyembul keluar. Fiksasi VU mencegah VU kembali ke ruang abdomen dan mencegah urine masuk saat aspirasi. Urine disedot dengan syringe secara perlahan, tetapi jangan sampai untuk mencegah VU menjadi collapse. Lakukan dengan hati-hati karena di daerah terdapat pembuluh darah. VU dikembalikan pada posisinya semula dan lakukan penjahitan linea alba dengan benang catgut dan penjahitan kulit dengan benang silk.

SIGNALEMENT Nama : Scaby Jenis hewan / spesies : kucing Ras / breed : domestik Warna kulit dan bulu : putih Jenis kelamin : betina Umur : > 3 tahun Berat badan : 2,6 kg Tanda khusus : bob tail berwarna hitam

PREMEDIKASI Pemberian atropin sulfat diberikan dengan dosis 0,04 0,1 mg/kg bb secara SC. Ketamin yang dikombinasikan dengan xylazin disuntikkan 10 menit setelah atropin sulfat untuk tindakan anastesi dengan dosis 1 4 mg/kg bb dan 2 4 mg/kg bb secara IM. (Tilley dan Smith, 1997).

KEADAAN UMUM

Suhu tubuh

o 38,4 C

Frekuensi nadi 120 kali/ menit

Frekuensi nafas 48 kali/ menit

Pada perlakuan pemeriksaan fisik (Physical Examination) tidak ditemukan kelainan pada keadaan umum pasien. Yang terlihat telinga scabies Akan tetapi, setelah dilakukan pemberian tindakan anastesi kucing mengalami gejala sesak nafas (dyspnea), mukosa pucat.

Kucing tetap digunakan dalam praktikum Cystotomi tidak dilakukan pada praktikum kali karena resiko terjadinya kesalahan yang mungkin terjadi tinggi sehingga hanya dilakukan cystocentesis atau pengambilan cairan urin dengan syringe.

NEKROPSI

Pendugaan Hernia diafragmatika Analisa kucing mengalami kiposis flank kosong

ORIENTASI Tindakan bedah laparotomi anterior Penyayatan dilakukan 1 cm dari xyphoid ke arah belakang sekitar 4 cm. Dilakukan observasi pencarian diafragma yang merupakan batas antara rongga thoraks dada dan ruang abdominal.

HASIL Jari operator menembus rongga thorax tidak ada sekat diafragma. Ditemukan rupture diafragma Omentum, usus, hati, dan limpa berada di rongga thorax. Cincin hernia menganga sangat besar hampir semua diafragma robek.

Untuk penanganan Hernia, Tindakan bedah merupakan satu-satunya terapi yang tepat. Tindakan bedah dilakukan dengan cara menjahit lubang atau cincin hernia (Foster 2009). Metode perbaikan
1. Perbaikan secara tradisional 2. Perbaikan tanpa tegangan yaitu sebuah lubang khusus digunakan untuk memperbaiki daerah yang lemah. 3. Laparoskopi yaitu Pada laparoskopi, dilakukan insisi yang kecil pada abdomen. Melalui lubang tersebut dilakukan operasi perbaikan hernia (Rahman 2010).

Dengan melihat hampir semua organ-organ abdominal ke rongga thoraks, hernia ini termasuk parah karena cincin yang sudah sangat besar dan hampir merobek seluruh isi diafragma. Hewan meski dalam keadaan hidup namun pada kondisi seperti ini jika dilakukan pembedahan kemungkinan besar diagnosanya adalah infausta.

KESIMPULAN
Hewan mati saat dilakukan tindakan premedikasi dengan penyebab kematian diakibatkan oleh hernia diafragmatika kronis yang ditandai dengan terbentuknya cincin hernia yang lebar dan menyebabkan kematian. SARAN Kejadian ini menegaskan pentingnya pelaksanaan pemeriksaan keadaan umum secara teliti untuk menentukan status kelayakan pasien sebelum tindakan operasi diputuskan.

TERIMA KASIH

You might also like