Professional Documents
Culture Documents
UU No. 9 Tahun 1960 Tentang Pokok- Pokok Kesehatan Pasal 7. dinyatakan bahwa :
Yang dimaksud kesehatan ialah meliputi kesehatan badan, rohaniah (mental), dan sosial, dan bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.
2.
UU No. 3 Tahun 1966 Tentang Kesehatan Jiwa dalam pasal 1, dijelaskan bahwa :
Kesehatan Jiwa (Mental Health) adalah suatu kondisi memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan orang lain Makna Kesehatan Jiwa mempunyai sifat-sifat yang harmonis {serasi) dan memperhatikan semua segi-segi penghidupan manusia dalam hubungannya dengan manusia lain
2
UU No. 3 Tahun 1966 Tentang Kesehatan Jiwa dalam pasal 2 ayat 1, dinyatakan bahwa : Usaha-usaha dalam bidang kesehatan jiwa perawatan, pengobatan penderita dan penyaluran bekas penderita dilakukan oleh Pemerintah dan/atau badan swasta Dalam penjelasan pasal 2 ini dikemukakan : Usaha-usaha kuratif dan preventif demi kepentingan penderita penyakit jiwa adalah tugas Pemerintah. Sekalipun demikian pintu terbuka bagi swasta yang mau bekerja dilapangan kesehatan jiwa, perawatan dan pengobatan penderita dan penampungan bekas penderita penyakit jiwa.
3
SEJARAH
Psikiatri atau Ilmu Kedokteran Jiwa dianggap ilmu gaib, aneh atau ajaib Selalu dicari penjelasan supranatural Sejak zaman purba orang telah mengenal dan mengobati gangguan jiwa. Pandangan primitif : Seluruh jagad dikuasai oleh roh-roh, termasuk manusia. Untuk menguasainya perlu kemampuankemampuan khusus.
1. 2.
3.
Zaman Yunani dan Romawi : Psyche ada 3 bagian yang disebut Trichotomi : Berpikir berpusat di otak (logisticon) Kemauan/kehendak berpusat di dada (Thumeticon) Keinginan/nafsu berpusat di perut (Abdomen)
.
-
Aristoteles (384-322 SM) memperkenalkan: Instropeksi : melihat kedalam diri, mengamati pengalaman-pengalaman, perasaan serta pikiran Ekstropeksi : mempelajari dengan seksama dan sistematis proses pikir orang lain dengan melihat mimik dan pantomimik orang lain.
Hipokrates (460-357 SM) menggambarkan melankolia sebagai ganggua jiwa dan berpendapat bahwa penyakit ayan bukanlah penyakit keramat Setelah Yunani dan Romawi jatuh, dinamakan abad kegelapan (Dark Ages), psikiatri mengalami kemunduran. Penderita diikat, dipukuli, dibiarkan kelaparan, dimasukkan ke dalam tong dan digulingkan dari bukit, dicemplungkan ke sungai, dll dengamn tujuan mengusir roh jahat.
Kemudian muncul Abad Pencerahan (Renaissance) yang ditandai oleh revolusi Perancis. Ini adalah masa cerah perkembangan ilmu pengetahuan, termasuk ilmu jiwa. Beberapa tokoh yang berperan dalam perkembangan ilmu jiwa : Sigmund Freud : Teori libido, Struktur dan Topografi Kepribadian Carl Gustav Jung : Individualisasi, Introversi dan ekstroversi
.
-
Alfred Adler : Teori Motivasi Eugen Bleuler : Studi ttg skizofrenia Adolf Meyer : gangguan Jiwa sebagai reaksi Karen Horney : Pasien dipandang secara holistik Pasien sebagai manusia mempunyai aspek Organobiologik, Psikologik dan Sosial Budaya. Ini disebut pendekatan Holistik, penangananya disebut Eklektik Holistik.
.
-
Saat ini ilmu jiwa telah berkembang dengan beberapa subspesialisasi a.l.: Psikoanalisa Psikiatri komunitas Psikiatri anak dan remaja Psikiatri biologi Psikiatri Forensik Psikogeriatri
Epidemiologi
Di Indonesia, sekitar 2-3/mil orang mengalami gangguan jiwa berat. Asumsi di Makassar : 4000-6000 orang mengalami gangguan jiwa berat. Penelitian 2008: 920/mil mengalami gangguan jiwa. Ini berarti banyak yang belum tertangani Diharapkan orang datang berobat sebelum mengalami gangguan jiwa berat
1.
-
Acuan : PPDGJ III Rumusan Gejala Klinis Bermakna Sindrom/pola perilaku Sindrom/pola psikologis
2. Penderitaan (Distress) Rasa tidak nyaman, nyeri, dll Terganggu Disfungsi organ
.
3. Disabilitas (Hendaya) - Aktivitas harian - Perawatan diri/kelangsungan hidup
Fungsi Mekanisme Pembelaan Ego Melindungi dari kecemasan Meringankan penderitaan bila menglami suatu kegagalan Menjaga harga diri
Sifat Mekanisme Pembelaan Ego Tidak realistik (tdk sesuai dgn kenyataan) Mengandung banyak unsur penipuan diri sendiri Distorsi realitas, karena terjadi unconcious sehingga tidak bisa dinilai oleh kesadaran
3.
4.
5.
Identifikasi Ingin menyerupai figur yang di idealkan Introjeksi Bentuk sederhana dari identifikasi Projeksi Lawan Introjeksi Represi Mencegah keinginan-keinginan atau pikiran yang menyakitkan muncul ke kesadaran Regresi Kembali ke tingkat perkembangan terdahulu
.
6. 7.
8.
9.
10.
Undoing Meniadakan pikiran-pikiran atau impuls yang tidak baik seolah menghapus suatu kesalahan Displacement Mengalihkan emosi, arti simbolik, fantasi dari sumber yang sebenarnya kepada orang lain, benda atau keadaan lain Sublimasi Mengganti keinginan yang terhambat dengan cara yang dapat diterima oleh masyarakat Acting Out Langsung mencetuskan perasaan bila keinginan terhalang. Denial Menolak menerima dan menghadapi kenyataan
.
11. 12. 13.
14.
15.
Kompensasi Menutupi kelemahan dengan menonjolkan kelebihan Rasionalisasi Memberi alasan setiap sikap atau tingklah laku Fiksasi Berhenti pada tingkat perkembangan kepribadian tertentu Simbolisasi Menggunakan benda/tingkah laku sebagai simbol untuk keadaan sebenarnya. Konversi Transformasi emosi ke gejala fisik.
PIKIRAN Penyimpangan dari pikiran yang logis, rasional dan bertujuan Contoh : Pikiran Autistik Fantasi-fantasi bawah sadar yang berhubungan dengan penarikan diri secara sosial
.
Blocking Terhentinya arus pikir/pembicaraan secara mendadak - Gangguan arus pikir Irrelevansi, gangguan asosiasi, Inkoherensi, flight of ideas, neologisme, sirkumtansial, mutisme. - Produktivitas pikir meningkat
-
Gangguan isi pikir Obsesi Pikiran patologis yang menetap dan berulang, tidak dapat dihapus secara sadar. Pasien ,mengetahui bahwa pikirannya tidak rasional sehingga dapat menimbulkan kecemasan. Kadang diikuti oleh tindakan kompulsi Delusi/Waham Ide/keyakinan yang salah dan berlawanan dengan kenyataan, tidak dapat dikoreksi dan bersifat egosentrik. Contohnya paranoid, garandiosity, refference, perekusi, sistematik.
.
-
Fobia Takut patologis yang persisten, irrasional, berlebihan dan selalu terjadi terhadap suatu jenis stimulasi atau situasi tertentu. Contohnya : akrofobia, agorafobia, eritrofobia, klausturafobia, zoofobia, dll. Kompulsi Kebutuhan patologis untuk melakukan tindakan tertentu yang bila ditahan akan menimbulkan kecemasan, tetapi walau dilakukan tidak menimbulkan kepuasan. Hal ini sebagai respon dari obsesi
B. Gangguan Persepsi
Halusinasi Pengalaman panca indra tanpa adanya stimulus/rangsangan/objek. Contoh :n halusinasi akustik, visual, olfaktorik, gustatorik, taktil Ilusi Kesalahan persepsi terhadap suatu rangsangan
Amnesia Ketidakmampuan mengingat sebagian atau keseluruhan pengalaman masa lalu. Paramnesia Pemalsuan ingatan oleh distorsi ingatan, dapat berupa de ja vu, jamais vu.
D. Perasaan
Suasana perasaan yang dialami, apakah berbeda, sama atau berlebihan dibanding orang normal. Dapat berupa MOOD, contohnya ecstasy, anhedonia, takut, cemas, iritable, sedih, dll. Juga berupa AFEK contohnya restricted, tumpul, datar, inapropiate, dll.
C. Perilaku
Bisa berupa ekopraksi, posturing, fleksibilitas serea, trikotilomania, mannerisme, kleptomania, dll.
Skizofrenia
Definisi : Skizofrenia adalah suatu gangguan mental
psikotik yang tidak diketahui penyebabnya, gangguan fungsi mental yang bermakna dan melibatkan gangguan perasaan, pikiran dan perilaku
Skizofrenia
Sejarah :
1852, Secara formal pertama kali diperkenalkan oleh Benedict Morel (psikiater Belgia) yang menyebunya sebagai demence precoce 1896, Emil Kraepelin (psikiater Jerman) , menyebutnya demensia praecox 1911, Eugen Bleuler mempertkenal istilah skizofrenia
Skizofrenia
Gejala dan Tanda :
1. 2. 3.
4.
5.
Kerusakan seluruh fungsi kepribadian Isi pikiran abnormal, misalnya : waham,ideas of reference, miskin ide Bentuk pikiran tidak logis,misalnya : assosiasi longgar, inkoherensi, sirkumstansial,tangensial, neologisme Gangguan persepsi, Misalnya : halusinasi penglihatanm penciumanm pendengaran, raba (taktil). Perubahan afek, misalnya afek datar, tumpul, labil, inappropriate.
Skizofrenia
Gangguan kesadaran diri (impaired sense of self) misalnya : kehilangan batasan ego diri, kebingungan identitas seksual, tidak mampu membedakan kenyataan internal dan external/ 7. Perubahan kemauan (changed volition) misalnya : dorongan dan motivasi yang kurang. Ambivalensi. 8. Gangguan fungsi interpersonal, misalnya:penarikan diri secara sosial, perilaku agresif. 9. Perubahan tingkah laku psikomotorik, misalnya : agitasi, penarikan diri, grimace, posturing, ritualistik
6.
Tipe Skizofrenia
1. Paranoid a. preokupasi dengan waham sistematik b. halusinasi akustik dengan tema tunggal 2. Katatonik a. stupor atau mutisme b. negativistik c. rigiditas d. flesibilitas serea
3. Hebifrenik a. inkoherensi, asosiasi longgar, perilaku kacau b. afek mendatar atau tidak serasi 4. Residual a. gejala negatif skizofrenia misalnya : perlambatan psikomotorik, afek menumpul, sikap pasif dan ketiadaan inisiatif, kemiskinan kuantitas dan isi pembicaraan, komunikasi nonverbal buruk yang tampak pada expresi wajah, kontak mata, modulasi suara, , perawatan diri dan kinerja sosial yang buruk. b. Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang nyata dimasa lalu, yang memenuhi kriteria skizofren c. Perlangsungan sekurang-kurangnya 1 tahun 5. Simplek a. ada gejala negatif tanpa didahului waham dan halusinasi b. ada perubahan perilaku yang bermakna bermanifestasi sebagai kehilangan minat, tidak ada inisiatif, tanpa tujuan kidup
Etiologi
Tidak ada etiologi tunggal, multifaktorial Diduga berkaitan dengan : a. faktor genetik, b. biokimia, c. psikososial. d. infeksi
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : - Imunologik pe limfosit, pe killer sel, - Endokrin pe LH dan FSH Radiologik - CT scan atropi kortikal, perluasan ventrikel tiga dan lateral, atropi serebral vermis, penurunan densitas parenchym otak EEG - penurunan aktivitas gelombang alfa dan peningkatan gelombang theta dan delta
Penatalaksaan
Psikofarmakologi - Pasien hiperaktif / agitasi anti psikotik low potensial - penarikan diri high potensia 2. ECT tipe katatonik 3. Psikoterapi Perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, terapi supportif
1.
Gangguan Waham
Pedoman Diagnostik
- Waham yang sistematik - Perlangsungannya sedikitnya 3 bulan - Mungkin terdapat gejala depresi atau episode depresi yang lengkap, namun waham menetap pada saat gejala depresi tidak ada - Tidak ada bukti adanya gangguan otak - Tidak riwayat gejala skizofrenia
GANGGUAN SKIZOTIPAL
Pedoman Diagnostik : - Perilaku dan penampilan yang aneh (senang menyendiri) - Afek yang tidak wajar - Hubungan social yang buruk - Persepsi panca indra tidak lazim mengenai tubuhnya - Pikiran dan kepercayaan aneh - Kecurigaan - Obsesif
GANGGUAN AFEKTIF
.
EPISODE MANIK
HIPOMANIA
Pedoman Diagnostik
1) Afek yang meninggi atau berubah disertai dengan peningkatan aktivitas yang menetap selama beberapa hari berturut-turut dengan derajat gangguan lebih ringan dari mania. 2) Pengaruh nyata pada kelancaran pekerjaan dan aktivitas social.
2. MANIA TANPA GEJALA PSIKOTIK Pedoman diagnostik : - Perlangsungan sekurang-kurangnya satu minggu dan cukup berat sampai mengacaukan seluruh pekerjaan dan aktivitas social yang biasa dilakukan - Perubahan afek yang disertai energi yang bertambah sehingga aktivitas berlebihan, percepatan dan banyak bicara, kebutuhan tidur berkurang, ide-ide kebesaran dan terlalu optimis.
3. MANIA DENGAN GEJALA PSIKOTIK Pedoman diagnostik : - Bentuk mania yang lebih berat dari mania tanpa gejala psikotik. - Harga diri membumbung dan gagasan kebesaran berkembang menjadi waham kebesaran, irritabilitas, kecurigaan yang berkembang menjadi waham kejaran (delusion of persecution).Waham dan halusinasi sesuai dengan keadaan afek.
EPISODE DEPRESI
Ditandai oleh : A. Gejala Utama : 1) Afek depresif 2) Kehilangan minat dan kegembiraan 3) Berkurangnya energi menuju meningkatnya keadaan mudah lelah
B. Gejala tambahan : 1) Konsentrasi dan perhatian berkurang 2) Harga diri dan kepercayaan diri yang berkurang 3) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna 4) Pandangan masa depan yang suram dan pesimistik 5) Gagasan atau perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri 6) Tidur terganggu 7) Nafsu makan berkurang.
Tingkatan Depresi
1) Episode Depresi Ringan - Terdapat 2 dari 3 gejala utama - Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya - Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya - Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang- kurangnya 2 minggu - Hanya sedikit kesulitan pekerjaan dan aktivitas sosial yang biasa dilakukan
2) Episode Depresi Sedang - Terdapat 2 dari tiga gejala utama - Ditambah sekurang-kurangnya 3 (sebaiknya 4) dari gejala lainnya - Lama seluruh episode sekurangkurangnya berlangsung 2 minggu - Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga
3. Episode Depresi Berat : Harus ada semua gejala utama depresi Ditambah sekurang-kurangnya 4 gejala tambahan lainnya Berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, kecuali jika gejala sangat berat dan beronset cepat dibenarkan untuk menegakkan diagnosa dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu Aktivitas sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga sangat terganggu, kecuali pada taraf yang sangat terbatas Episode depresi berat dibedakan atas : Episode Depersi Berat Tanpa Gejala psikotik Episode Depresi Berat Dengan Gejala Psikotik (disertai waham, halusinasi, stupor)
GANGGUAN NEUROTIK
GANGGUAN CEMAS
Gangguan Cemas terbagi atas 5 tipe, yaitu : 1. Gangguan Cemas Menyeluruh 2. Gangguan Panik 3. Gangguan Fobia 4. Gangguan Obsesif-kompulsif 5. Gangguan Stres Paska Trauma
52
utama dari gangguan ini adalah adanya kecemasan yang menyeluruh dan menetap, tidak terbatas pada keadaan tertentu saja (mengambang atau free floating anxyeti) Keluhan yang sering dijumpai, antara lain : rasa tegang yang berkepanjangan, gemetar, ketegangan otot, berkeringat, kepala terasa ringan, berdebar-debar, pusing kepala, dan keluhan epigastrik.
53
Gangguan Panik
Gambaran
utama adalah adanya serangan kecemasan berat (panik) yang berulang, tidak terbatas pada adanya situasi tertentu dan tidak terduga. Onset mendadak dalam bentuk palpitasi, nyeri dada, perasaan tercekik, pusing kepala, dan perasaan tidak nyata (depersonalisasi dan derealisasi). Sekunder timbul rasa takut mati, kehilangan kendali, atau menjadi gila.
55
Gangguan Panik
Pedoman diagnostik : 1. Terdapat beberapa serangan kecemasan berat.yang terjadi dalam periode satu bulan 2. Tidak ditemukan adanya salah satu gangguan fobia. 3. Terjadi pada keadaan yang sebenarnya secara objektif tidak ada bahaya. 4. Tidak terbatas hanya pada situasi yang telah diketahui atau dapat diduga sebelumnya. 5. Dalam keadaan yang relatif bebas dari gejala kecemasan yang berat.
56
Gangguan Fobia
Gambaran utama gangguan ini adalah kecemasan yang dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang jelas, tertentu (dari luar individu) yang sebenarnya secara umum tidak berbahaya. Akibatnya situasi atau objek tersebut secara khusus dihindari atau dihadapi dengan perasaan terancam. Secara subjektif,fisiologik, dan perilaku kecemasan ini sama dengan kecemasan yang lain. Gangguan ini seringkali berbarengan (coexist) dengan depresi. Episode depresi ini hampir selalu memperburuk jeadaan kecemasan sebelumnya
57
Gangguan Fobia
Kelompok kecemasan ini ada 3(tiga) tipe : 1. Agora fobia 2. Fobia Sosial 3. Fobia Spesifik
58
Agora Fobia
Mencakup tidak hanya takut akan ruang terbuka akan tetapi juga aspek terkait lainnya seperti orang banyak dan kesulitan untuk segera menyingkir ke tempat yang aman (biasanya rumahnya). takut meninggalkan rumah, takut pergi belanja, takut tempat ramai, takut ke tempattempat umum, takut bepergian sendiri dengan kereta api, bus ataupun pesawat. Meskipun keparahan dari anxietas dan perilaku menghindar bervariasi,. Sebagian dari mereka menjadi terpaku dirumah, sebagian menjadi ketakutan dengan bayangan akan pingsan dan ditinggalkan tak berdaya ditengah orang banyak. Tidak tersedianya kemungkinan untuk segera bisa keluar dari suatu lingkungan tertentu merupakan salah satu masalah penting bagi kebanyakan penderita agora fobia. Kebanyakan penderita adalah wanita dan onset biasanya pada usia dewasa muda.
59
Agora Fobia
Pedoman diagnosik
1. 2.
3.
4.
. Semua kriteria dibawah ini harus dipenuhi untuk suatu diagnosis pasti : Gejala psikologis ataupun otonomik yang timbul harus merupakan manifestasi primer dari anxietas dan bukan merupakan sekunder dari adanya gejala lain seperti waham atau pikiran obsesif. Anxietas yang timbul harus terbatas pada (terutama terjadi dalam( sekurang-kurangnya dua dari situasi berikut : banyak orang, tempattempat umum, bepergian keluar rumah, dan bepergian sendiri/ Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gambaran yang menonjol.
60
Fobia Sosial
Mulai pada usia remaja dan terpusat pada rasa takut diperhatikan oleh orang lain dalam kelompok yang relatif kecil (berlawanan dengan orang banyak) yang menjurus kepada penghindaran situasi sosial. Gambarannya hanya dapat sangat jelas (misalnya hanya terbatas pada makan ditempat umum, atau berbicara di depan umum, atau menghadapi jenis kelamin lain) atau dapat pula kabur (diffuse) yang mencakup hampir semua situasi sosial di luar lingkungan keluarga. Perasaan takut muntah ditempat umum dapat merupakan hal yang penting. Pada berbagai latar belakang budaya tertentu, pandangan mata secara langsung dapat merupakan hal yang menegangkan. Fobia sosial biasanya disertai dengan harga diri yang rendah dan takut dikritik. Dapat juga tercetus sebagai keluhan malu (muka merah), tangan gemetar, mual, ingin buang air kecil,.
61
Fobia Sosial
Pedoman Diagnostik
1.
2.
3. 4.
Semua kriteria dibawah ini harus dipenuhi untuk suatu diagnosis pasti : gejala-gejala psikologis, perilaku atau otonomik harus merupakan manifestasi primer dari anxietas dan bukan sekunder dari gejala lain seperti waham atau pikiran obsesif. Anxietas harus hanya terbatas atau menonjol pada situasi sosial tertentu saja. Penghindaran dari situasi fobik harus merupakan gambaran yang menonjol.
62
Fobia Spesifik
Ini adalah fobia yang terbatas pada situasi yang sangat spesifik seperti bila berdekatan dengan binatang tertentu, tempat tinggi, petir, kegelapan, naik pesawat, ruang tertutup, makan makanan tertentu, dokter gigi, takut melihat darah atau luka, dan takut berhubungan dengan penyakit tertentu. Situasi pemicu tidak terlalu jelas, kontak dengan hal atau situasi tersebut bisa menimbulkan panik seperti pada agorafobia atau fobia sosial. Biasanya mulai timbul pada masa kanak atau dewasa muda dan dapat menetap sampai puluhan tahun bila tidak diobati. Berbeda dengan agorafobia, ketakutan terhadap situasi fobik disini cendrung tidak berfluktuasi. Penyakit akibat radiasi, penyakit kelamin, dan akhir-akhir ini AIDS, merupakan subjek yang lazim dari fobia penyakit. .
63
Fobia Spesifik
Pedoman Diagnostik
1.
2.
3.
Gejala psikologis atau otonomik merupakan manifestasi primer dari kecemasan. Kecemasan terbatas pada adanya objek atau situasi fobik tertentu. Situasi fobik tersebut sedapat mungkin dihindari
64
Ciri utama dari gangguan ini adalah adanya pikiran obsesif atau tindakan kompulsif yang berulang. Umumnya hal yang dirasakan mengganggu ( karena umumnya berupa hal-hal yag bersifat kekerasan, menjijikkan atau merupakan hal sepele yang tak berarti) dan penderita seringkali mencoba menghilangkannya tanpa hasil. Terjadinya secara involunter dan seringkali tidak dikehendaki, pikiran tersebut dikenali sebagai pikiran individu sendiri. Tindakan atau ritual yang kompulsif merupakan perilaku stereotipik, yang diulang berkali-kali. Biasanya, walaupun tidak selalu, individu menyadari bahwa perilaku tersebut tidak ada tujuannya atau tidak ada manfaatnya.
65
Keadaan ini timbul sebagai respons yang berkepanjangan dan/atau tertunda terhadap kejadian atau situasi yang menimbulkan stress (baik singkat maupun berkepanjangan) dari yang bersifat katastrofik dan menakutkan yang cendrung menyebabkan distres hampir setiap orang ( misalnya musibah yang alamiah maupun yang dibuat manusia sendiri, peperangan, kecelakaan berat, menyaksikan kematian yang mengerikan, menjadi korban penyiksaan, terorisme, perkosaan dan kejahatan-kejahatan lainnya)
67
3.
Harus ada bukti bahwa timbulnya dalam waktu 6 bulan dari suatu peristiwa traumatik yang luar biasa beratnya. Kemungkinan diagnosis masih dapat ditegakkan apa bila tertundanya waktu antara terjadinya peristiwa dan onset gangguan melebihi 6 bulan asalkan manifestasi klinisnya khas dan tidak didapat alternatif lain yang memungkinkan dari gangguan ini (misalnya sebagai suatu gangguan anxietas atau gangguan obsesifkompulsif atau episode depresif). Adanya bukti trauma, harus selalu ada dalam ingatan, bayangan atau mimpi mengenai peristiwa tersebut secara berulang-ulang (flash back). Sering kali terjadi penarikan diri secara emosional, penumpulan perasaan , penghindaran terhadap stimulus yang mungkin mengingatkan kembali akan traumanya,
68
Gangguan Somatoform
Ciri utama dari gangguan ini adalah adanya keluhan gejala fisik yang berulang yang disertai dengan permintaan pemeriksaan medis, tanpa adanya kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan (baik fisik maupun labaoratorium atau radiologis) tersebut. Meskipun telah berkali-kali terbukti hasil pemeriksaan negatif dan telah dijelaskan oleh dokter tidak ada kelainan, mereka tetap meyakini adanya gangguan pada dirinya. Meskipun onset dan kelanjutan gejala ini berhubungan dengan peristiwa kehidupan yang tidak menyenangkan atau konflik, namun mereka tak mau membahas kemungkinan adanya penyebab psikologis.
69
Gangguan Somatoform
Terdiri dari : 1. Gangguan Somatisasi 2. Gangguan Hipokhondrik 3. Gangguan Nyeri Somatoform
70
Gangguan Somatisasi
Gambaran utama adalah adanya gejala fisik yang bermacam, berulang dan sering berubahubah, yang biasanya sudah berlangsung beberapa tahun sebelum ia datang berobat. Kebanyakan mempunyai riwayat pengobatan yang panjang mulai dari pelayanan kesehatan dasar maupun spesialistik. Keluhan dapat mengenai setiap sistem, tapi paling sering mengenai keluhan sistem pencernaan (perasaan sakit, kembung, bertahak, mual, muntah dsb) dan keluhan perasaan abnormal pada kulit (perasaan gatal, rasa terbakar, kesemutan, kebas, pedih dsb) serta keluhan seksual.
71
Gangguan Somatisasi
Pedoman Diagnostik
1.
2.
3.
Adanya berbagai gejala fisik yang tidak dapat dijelaskan dasar kelainannya secara memadai, yang seudah berlangsung sekurang-kurangnya 2 tahun. Selalu tidak mau menerima nasihat dan penjelasan dari beberapa dokter bahwa tidak ada kelainan fisik yang menjelaskan Terdapat hendaya dalam taraf tertentu dalam berfungsi dimasyarakat dan keluarga yang berkaitan dengan sifat keluhan-keluhannya dan dampak perilakunya.
72
Gangguan Hipokhondrik
Ciri utama gangguan ini adalah adanya preokupasi yang menetap akan kemungkinan menderita satu atau lebih gangguan fisik yang serius dan progresif. Pasien menunjukkan keluhan somatik yang menetap atau preokupasi yang menetap dengan penampilan fisiknya. Pasien dapat menyebutkan penyakit atau perubahan apa yang ditakutkannya. Pasien menolak bila keluhannya dikaitkan dengan penyebab psikologik.
73
Gangguan Hipokhondrik
Pedoman Diagnostik
Untuk diagnosti harus ada : 1. Keyakinan yang menetap perihal adanya sekurang-kurangnya satu penyakit fisik yang serius yang mendasari keluhan-keluhannya, meskipun hasil pemeriksaan berulang tidak menunjang adanya alasan fisik yang memadai, ataupun adanya preokupasi yang menetap terhadap adanya deformitas atau perubahan bentuk / penampakan. 2. Penolakan yang menetap dan tidak mau menerima nasihat atau dukungan penjelasan dari beberapa dokter bahwa tidak ditemukan penyakit atau abnormalitas fisik yang melandasi keluhannya.
74
75
Mencakup gangguan-gangguan yang tidak hanya diidentifikasi atas dasar simptomatologi dan perjalanan penyakitnya, akan tetapi juga atas dasar salah satu dari dua faktor pencetus, suatu stres kehidupan yang luar biasa yang menyebabkan reaksi stres akut atau suatu perubahan penting dalam kehidupan yang menimbulkan situasi tidak enak yang berkelanjutan yang menimbulkan suatu gangguan penyesuaian. Gangguan yang dikelompokkan dalam katagori gangguan ini diperkirakan selalu terjadi sebagai akibat dari stres akut yang berat atau trauma berkepanjangan. Yang termasuk gangguan ini ialah : 1. Reaksi stres akut. 2. Gangguan Penyesuaian 3. Gangguan stres paska trauma
76
Gejala gejala itu biasanya timbul dalam beberapa menit setelah kejadian atau stimulus yang merupakan stres dan 77 menghilang dalam 2 3 hari
2.
Terdapat gambaran gejala campuran yang biasanya berubah-ubah, permulaannya berupa keadaan terpaku (daze), selanjutnya tidak mampu memahami rangsang dan orientasi yang diikuti penarikan diri dari situasi lingkungan, atau lebih agitasi dan aktivitas berlebih (flight reaction or fugue) Pada kasus-kasus yang dapat dialihkan dari ruang lingkup stresornya, gejala dapat menghilang dengan cepat (paling lama dalam beberapa jam). Bilamana stres menjadi berkelanjutan atau tidak dapat dialihkan, gejala biasanya baru mereda setelah 24 - 48 jam dan menghilang setelah 3 hari
78
Gangguan Penyesuaian
Keadaan stres yang subjektif dan gangguan emosional yang biasanya mengganggu kinerja dan fungsi sosial, dan yang timbul pada periode adaptasi terhadap suatu perubahan dalam hidup yang bermakna terhadap akibat dari peristiwa kehidupan yang penuh stres, Stresor tersebut mungkin telah berpengatuh terhadap integritas dari hubungan sosial individu atau terhadap dukungan dan nilai-nilai sosial yang lebih luas (migrasi atau status srbagai perngungsi) Predisposisi dan kerentanan individual lebih berperan dalam resiko terjadinya dan terhadap pembentukan manifestasi gangguan penyesuaian dibanding dengan kondisi lain Manifestsi bervariasi, mencakup afek depresi. cemas, perasaan tidak mampu menghadapi dan menyesuaikan
79
Gangguan Penyesuaian
Pedoman Diagnostik
Diagnostik begantung pada suatu evaluasi yang teliti terhadap hubungan antara :
(a) (b) (c)
Bentuk, isi dan keparahan gejala Riwayat dan kepribadian sebelumnya, dan Kejadian atau situasi yang penuh stres, atau krisis kehidupan.
80
Psikofarmaka
Definisi : Psikofarmaka adalah suatu cabang dari farmakologi yang mempelajari berbagai segi dari sekumpulan obat-obatan yang mempunyai efek pada fungsi psikis atau proses-proses mental (psychotropic drug) dan perilaku Segi-segi yang terutama perlu diketahui : 1. Sifat farmakologik dan efeknya 2. Indikasi dan petunjuk penggunaan diklinik 3. Efek samping dan interaksi
81
Penggolongan Psikofarmaka
Obat psikotropik dibagi atas 6 golongan yi : 1. Anti Psikotik 2. Anti Depresan 3. Anti Cemas 4. Anti Mania 5. Anti Insomnia 6. Psikostimulansia
82
Golongan Phenothiazine
Rumus
kimianya mempunyai inti trisiklik Terbagi dalam 3 golongan berdasarkan perbedaan rantai samping pada alam nitrogen, yaitu : 1. Sub Golongan Alifatik 2. Sub Golongan Piperidine 3. Sub Golongan Piperazine
83
Anti Psikotik
Kelompok ini dibagi dalam 7 golongan, yi : 1. Golongan Phenothiazine 2. Golongan Butyrophenon 3. Golongan Thioxantine 4. Golongan Dihidroindolone 5. Golongan Dibenzoxapine 6. Golongan Diphenylbutylpiperidine 7. Golongan Dibenzodiazepine
84
Mekanisme kerja : memblokir reseptor dopamin didalam SSP, kecuali clozapine Absorpsi : kadar dalam plasma dicapai 2 4 jam setelah pemberian dosis oral Eliminasi : Half life bervariasi secara individu berkisar antara 10-40 jam Metabolisme : Oxidasi dimikrosom dan konyugasi di hati Sifat adiktif : tidak ada Toleransi : tidak menonjol pada efek anti psikotik tapi sering berkembang pada efek samping. Indeks terapeutik (perbandingan dosis letal dengan dosis terapeutik) : tinggi
85
86
87
88
Golongan Butyrophenon
Sifat
karakteristik sangat mirip dengan sub golongan piperazine dari golongan phenothiazine Selain sebagai antipsikotik juga efektif dalam pengobatan gangguan Sindrom Gilles De la Touretta. Sediaan : Haloperidol 0,5 mg, 1,5 mg dan 5 mg.
89
Golongan Thioxanthene
Rumus
kimia mirip dengan golongan Phenothiazine Sifat farmakologik sama dengan CPZ Contoh Sediaan : - Chlorprothixene (taractan)
Golongan Dihidroindolone
Efek menurunkan nafsu makan dan berat badan Sediaan Molindone (moban)
90
Golongan Dibenzoxapine
Potensi anti psikotik intermediate Contoh : Loxapine (Loxitone)
Golongan Diphenylbutylpiperidine
Sifat
dengan waktu paruh yang panjang 2. Efek sedasi sedang 3. Efek samping ekstra piramidal 4. Efek abnormal pada EKG seperti Thioridazine 5. Dapat digunakan pada pengobatan Gilles dela Touretta Contoh sediaan : Pimozide (Orap) 1, 4 mg
farmakologik :
91
Golongan Dibenzodiazepine
Sifat farmakologis : - Efek antipsikotiknya sangat kuat, meskipun efek dopaminergik minimal - Bermanfaat pada skizofrenia dengan cemas, tegang dan hiperaktif - Efek samping agranulositosis - Tidak menimbulkan efek samping EPS - Belum pernah dilaporkan ES Tardive diskinesia Sediaan : Clozapine (Clozaril, Leponex)
92
6.
7. 8. 9.
10.
11. 12. 13.
14.
Skizofrenia Psikosis Reaktif Singkat Mania Gangguan Waham Sindroma Otak Organik Gangguan Perkembangan Perpasif Problem Perilaku pada Retardasi Mental Depresi Berat dengan Gejala Psikotik Gangguan Kepribadian Sindrom De la Touretta Huntingtons Disease Hemibalisme Nausea dan Vomiting Intractable Hiccough
93
2.
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
13.
Sedasi Efek Antikolinergik Efek adrenergik Aritmia jantung & kematian mendadak Reaksi Distonia Akut Drugs induced Parkinson Akathisia Rabbit Syndrom Tardive Dyskinesia Neuroleptik Agranulocytosis Cholestatic Jaundice Foto syntetic
94
Anti Depresan
Anti depresan adalah obat yang berfungsi : 1. Meningkatkan afek, orang yang depresi 2. Membangkitkan energi 3. Meningkatkan ketersediaan neurotransmitter (serotonin & norepinefrin) Terbagi atas 4 golongan : 1. Heterosiklik (trisiklik & tetrasiklik) 2. MAOI (Mono Amino Oxydase Inhibitor) 3. SSRI (Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor) 4. Atypical Antidepressant
95
2.
3.
Menghambat ambilan kembali dari neuro-transmitter serotonin dan norepinephrin (heterosiklik). Menghambat kerja dari enzim (mono amino oxydase) yang menghancurkan norepinefrin dan serotonin (MAOI) Menghambat ambilan kembali serotonin, tanpa mempengaruhi norepinefrin (SSRI)
96
Golongan Heterosiklik
Terdiri dari : 1. Trisiklik amitriptilin, imipramin, nortriptilin 2. Tetrasiklik amoxapin, maproptilin, mianserin Efek farmakologik : 1. Absorbsi baik dan mudah melalui GIT 2. Larut dalam lemak dan daya ikat tinggi dengan protein plasma 3. Mempunyai efek : - blokade histamin (sedasi, berat badan - blokade muskarin kolinergik (mulut kering, konstipasi, penglihatan dekat kabur) - blokade -adrenergik (hipotensi postural, takikardi) 4. Efek antidepresan lambat (2 4 ,minggu setelah pemberian) 5. Kadar dalam plasma bervariasi pada setiap individu
97
Kurang dipakai karena efek samping yang membahayakan seperti krisis hipertensi, kerusakan hati yang hebat. Efek Farmakologik 1. Masa kerja lambat (2 4 minggu) 2. Indeks terapeutik rendah dan dapat menjadi fatal. 3. Absorbsi mudah dan cepat Dibedakan atas 2 sub golongan yaitu 1. Hydrazine : isocarboxacid phenelzine. 2. Non hydrazine : tranylcypromine, meclobemide
98
Golongan SSRI
Bekerja menghambat ambilan kembali dari 5 hydroxy tryptamin (serotonin) secara selektif Efek farmakologik : - Absorbsi mudah dan cepat - Daya ikat denga protein plasma tinggi - Bersifat long-acting Sediaan : 1. Setraline 50 mg 2. Fluoxetine 20 mg 3. Paroxetine 20 mg 4. Fluvoxamine 50 mg
99
Anti Mania
Disebut juga Mood Stabilizer Dibagi dalam 3 kelompok : 1. Lithium : (Lithium Karbonat) - Obat standar untuk mania 2. Anti Konvulsi (Carbamazepin, Asam Valproat, Clonazepam) 3. Penghalang Saluran Ca : - Contohnya : - Verapamil, Diltiazem Indikasi : - Mania - Perilaku agresif
100
Dibagi atas 2 golongan : 1. Benzodiazepin (diazepam, alprazolam) - Bekerja meningkatkan aktifitas GABA - Efek anti cemas lebih spesifik dari pendahulunya - Cakupan terapeutik luas dan batas keamanan tinggi - Toleransi berkembang lambat 2. Non Benzodiazepin (Buspiron, Hydroxyzine, Clonidin, propranolol) - Terpilih untuk pasien cemas dengan : - Peminum alkohol - Penyalahguna obar penenang
Anti Insomnia
Sinonim : Hipnotik, Somnifacient Obat acuan standar : Phenobarbital Indikasi : Sindrom Insomnia Sindrom Insomnia terbagi atas 3 tipe : 1. Transient Insomnia (2 -3 hari) 2. Short term Insomnia ( sampai 3 minggu) 3. Long term Insomnia Interaksi obat : - CNS depresant oversedasi dan gagal respirasi
102
Cara Pemilihan Obat : - Ditinjau dari sifat gangguan tidur : 1. Initial Insomnia sulit masuk proses tidur benzodiazepin 2. Delayed Insomnia proses tidur terlalu cepat berakhir dan sulit masuk kembali ke proses tidur. trisiklik 3. Broken Insomnia siklus tidur normal tidak utuh dan terpecah-pecah beberapa bagian Pengaturan dosis : - Pemberian tunggal dosis, anjuran 15 s/d 30 - Dosis awal dapat ditingkatkan sampai dosis efektif dan dipertahankan sampai 1- 2 minggu - Pada lanjut usia dosis lebih kecil dan peningkatan dosis perlahan untuk menghindari over sedation
103
Pengaturan Dosis : - Pemberian tunggal dosis, anjuran 15 s/d 30 - Dosis awal dapat ditingkatkan sampai dosis efektif dan dipertahankan sampai 1- 2 minggu - Pada lanjut usia dosis lebih kecil dan peningkatan dosis perlahan untuk menghindari over sedation Lama Pemberian : - Sebaikbya sekitar 1 2 minggu, Tidak boleh lebih dari 2 minggu Kontra Indikasi : 1. Sleep Apnoe Sindrom 2. Congestiv Heart Failure 3. Chronic Respiratory Disease
104
E.C.T merupakan terapi psikatrik dengan menggunakan arus listrik singkat pada kepala untuk menimbulkan kejang tonik klonik E.C.T digunakan bila : 1. Tidak respon terhadap terapi farmakologi yang adekwat 2. Adanya gangguan medis yang tidak memungkinkan pemberian psikotropik 3. Keadaan pasien (hiperaktif, hipoaktif, menolak makan, perilaku bunuh diri) yang memerlukan pebaikan cepat
105
PERSIAPAN E.C.T
Persiapan E.C.T : 1. Informed consent / izin tindakan 2. Pemeriksaan fisik dan riwayat medis standar 3. Pemeriksaan laboratorium sesuai riwayat medis 4. Pemeriksaan EKG dan EEG 5. Evaluasi ahli anestesi akan resiko penggunaan anestesi
107
PROSEDUR E.C.T
Prosedur E.C.T. : 1. Pasien dipuasakan 8 12 jam 2. Premedikasi dengan injeksi atropin 0,6 1,2 mg i.M atau s.C 3. Pemeriksaan gigi geligi dan pemasangan tounge spatel 4. Anestesi dengan tiopental / penthotal 3mg/kgbb i.V, ketamin 6-10 mg/kgbb i.M. 5. Diberi perelaksasi otot suksinil kholin (0,51,5 mg/kg)
108
Penempatan elektroda :
1.
2.
Jumlah dan frekwensi E.C.T. : Jumlahnya bervariasi dan ditentukan berdasarkan respon klinis. Biasanya efektif berkisar antara 6 12 kali Frekwensi biasanya 3 x seminggu pada yang bilateral, sedang unilateral 4 5 kali seminggu
110
112
NARKOBA: Narkotika dan Obat Berbahaya NAZA : Narkotika, Alkohol dan Zat Adiktif NAPZA : Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya
113
114
115
LAIN-LAIN
Solven dan inhalansia
Nikotin Kafein
116
117
2.
3.
Putus zat dengan delirium : Delirium yang terjadi setelah penghentian penggunaan zat psikoaktif. Psikotik. Sindroma Amnestik
118
119
2. SINDROM PUTUS ZAT : - Halusinasi - Muka Merah - Kejang - insomnia - Delirium - gemetar - Mual-muntah- nafas pendek
120
KOMPLIKASI
1. Medis : Gastritis, hepatitis & sirrosis, pancreatitis, kardiomiopati, encepalopati Wernicke. 2. Psikiatri : Delirium Tremens, Halusinasi, Depresi, Psikosis Korsakov, Cemburu Patologis. 3. Sosial : - Keluarga : Masalah perkawinan - Kerja : Bolos, produktivitas kerja menurun, menganggur. - Hukum : Kecelakaan lalu lintas, perkelahian, dan kriminalitas .
121
122
123
MORFIN
1803: Friedrich Wilhelm Sertuner (Jerman) mengisolasi morfin (Morpheus = Dewa Mimpi) dari getah p. somniferum
124
1874: Alder Wright (London) asetilasi morfin dgn as. asetat anhidrida Heroin 1874 diproduksi Bayer sebagai analgetika, obat batuk
125
126
HEROIN / PUTAUW
127
GANJA / KANABIS
Dari Kanabis sativa/indika Zat psikoaktif: delta-9tetrahidrokanabinol (THC) Kadar tertinggi: tanaman yg berbunga, daun, ranting Tanaman dikeringkan, dirajang & dirokok
129
GANJA
130
132
134
c. Amfetamin
136
KOKAIN
Diperoleh dari Erythroxylon coca Tumbuh subur di lereng pegunungan Andez di Bolivia & Peru 1860: alkaloid kokain pertama kali diisolir 1880: digunakan sebagai anestesi lokal Dipakai: telan, hirup melalui hidung, dirokok, disuntik
137
Contoh Cocain/Crack
138
Contoh Cocain/Crack
139
- makan berlebihan - kewaspadaan meningkat. 2. SINDROMA PUTUS ZAT - Afek disforik - Mudah tersinggung
140
SHABU
141
142
ECSTASY
Polisi: di Indonesia + 32 macam warna dan logo
143
145
C. KAFEIN
1. TANDA DAN GEJALA INTOKSIKASI SINDROMA PUTUS ZAT gelisah, gugup, gemetar mudah tersinggung Nyeri kepala Letargi Hidung beringus Mual - muntah
- Muka merah, - Myoklonus - Poliuria - Arus pikir cepat - Takikardi & aritmia 2. KOMPLIKASI : - Infark myocard, angina pectoris kematian - Ulkus peptikum - Teratogenik
146
JENIS-JENIS HALUSINOGEN : 1. LSD (D-Lysergic Acid Diethyamide) 2. Psilosibin & Psilosin dari Jamur Mushromn 3. Meskalin dari Kaktus Keyote TANDA DAN GEJALA ; INTOKSIKASI: 1) Tanda fisiologik : - Sistem kardiovaskuler : Takikardi, palpitasi, hipertensi - Sistem pencernaan : Mual-muntah, - Sistem saraf pusat : tremor, pandangan kabur, kelemahan, gangguan koordinasi 2) Tanda psikologis - Gangguan mood : depresi, euforia, anxietas - Gangguan persepsi : derealisasi, depersonalisasi, - Gangguan pikiran : Waham, ide-ide bunuh diri - Gangguan perilaku : antisosial, agresivitas.
147
KOMPLIKASI HALUSINOGEN
- Gangguan kardiovaskuler dan serebrovaskuler yang berkaitan dengan hipertermi dan hipertensi. - Sindroma mirip NMS (Neuroleptic Malignant Syndrome). - Kecelakaan, cedera fisik akibat gangguan daya nilai
148
Yang termasuk Gangguan Mental Perilaku akibat inhalasi. Macam macamnya terdiri dari : 1) Toluen 3) Aseton 5) Nitrit alifatis. 2) Trichlor Etilen 4) Halotan TANDA DAN GEJALA INTOKSIKASI : Pusing, sianosis, bicara cadel. aritmia Gangguan koordinasi motorik, jalan tidak stabil, euforia, agresif dan halusinasi KOMPLIKASI : - Gangguan fungsi : ginjal hati, otak dan pernafasan (sumsum tulang belakang)
150