You are on page 1of 150

Ilmu Kesehatan Jiwa GANGGUAN JIWA

dr. Sitti Mudirusniah

KEBIJAKAN NASIONAL YANKES JIWA DI INDONESIA


1.

UU No. 9 Tahun 1960 Tentang Pokok- Pokok Kesehatan Pasal 7. dinyatakan bahwa :

Yang dimaksud kesehatan ialah meliputi kesehatan badan, rohaniah (mental), dan sosial, dan bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.
2.

UU No. 3 Tahun 1966 Tentang Kesehatan Jiwa dalam pasal 1, dijelaskan bahwa :
Kesehatan Jiwa (Mental Health) adalah suatu kondisi memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan orang lain Makna Kesehatan Jiwa mempunyai sifat-sifat yang harmonis {serasi) dan memperhatikan semua segi-segi penghidupan manusia dalam hubungannya dengan manusia lain
2

KEBIJAKAN NASIONAL YANKES JIWA DI INDONESIA


3.

UU No. 3 Tahun 1966 Tentang Kesehatan Jiwa dalam pasal 2 ayat 1, dinyatakan bahwa : Usaha-usaha dalam bidang kesehatan jiwa perawatan, pengobatan penderita dan penyaluran bekas penderita dilakukan oleh Pemerintah dan/atau badan swasta Dalam penjelasan pasal 2 ini dikemukakan : Usaha-usaha kuratif dan preventif demi kepentingan penderita penyakit jiwa adalah tugas Pemerintah. Sekalipun demikian pintu terbuka bagi swasta yang mau bekerja dilapangan kesehatan jiwa, perawatan dan pengobatan penderita dan penampungan bekas penderita penyakit jiwa.
3

SEJARAH

Psikiatri atau Ilmu Kedokteran Jiwa dianggap ilmu gaib, aneh atau ajaib Selalu dicari penjelasan supranatural Sejak zaman purba orang telah mengenal dan mengobati gangguan jiwa. Pandangan primitif : Seluruh jagad dikuasai oleh roh-roh, termasuk manusia. Untuk menguasainya perlu kemampuankemampuan khusus.

1. 2.

3.

Zaman Yunani dan Romawi : Psyche ada 3 bagian yang disebut Trichotomi : Berpikir berpusat di otak (logisticon) Kemauan/kehendak berpusat di dada (Thumeticon) Keinginan/nafsu berpusat di perut (Abdomen)

.
-

Aristoteles (384-322 SM) memperkenalkan: Instropeksi : melihat kedalam diri, mengamati pengalaman-pengalaman, perasaan serta pikiran Ekstropeksi : mempelajari dengan seksama dan sistematis proses pikir orang lain dengan melihat mimik dan pantomimik orang lain.

Hipokrates (460-357 SM) menggambarkan melankolia sebagai ganggua jiwa dan berpendapat bahwa penyakit ayan bukanlah penyakit keramat Setelah Yunani dan Romawi jatuh, dinamakan abad kegelapan (Dark Ages), psikiatri mengalami kemunduran. Penderita diikat, dipukuli, dibiarkan kelaparan, dimasukkan ke dalam tong dan digulingkan dari bukit, dicemplungkan ke sungai, dll dengamn tujuan mengusir roh jahat.

Kemudian muncul Abad Pencerahan (Renaissance) yang ditandai oleh revolusi Perancis. Ini adalah masa cerah perkembangan ilmu pengetahuan, termasuk ilmu jiwa. Beberapa tokoh yang berperan dalam perkembangan ilmu jiwa : Sigmund Freud : Teori libido, Struktur dan Topografi Kepribadian Carl Gustav Jung : Individualisasi, Introversi dan ekstroversi

.
-

Alfred Adler : Teori Motivasi Eugen Bleuler : Studi ttg skizofrenia Adolf Meyer : gangguan Jiwa sebagai reaksi Karen Horney : Pasien dipandang secara holistik Pasien sebagai manusia mempunyai aspek Organobiologik, Psikologik dan Sosial Budaya. Ini disebut pendekatan Holistik, penangananya disebut Eklektik Holistik.

.
-

Saat ini ilmu jiwa telah berkembang dengan beberapa subspesialisasi a.l.: Psikoanalisa Psikiatri komunitas Psikiatri anak dan remaja Psikiatri biologi Psikiatri Forensik Psikogeriatri

Epidemiologi

Di Indonesia, sekitar 2-3/mil orang mengalami gangguan jiwa berat. Asumsi di Makassar : 4000-6000 orang mengalami gangguan jiwa berat. Penelitian 2008: 920/mil mengalami gangguan jiwa. Ini berarti banyak yang belum tertangani Diharapkan orang datang berobat sebelum mengalami gangguan jiwa berat

Konsep Gangguan Jiwa

1.
-

Acuan : PPDGJ III Rumusan Gejala Klinis Bermakna Sindrom/pola perilaku Sindrom/pola psikologis

2. Penderitaan (Distress) Rasa tidak nyaman, nyeri, dll Terganggu Disfungsi organ

.
3. Disabilitas (Hendaya) - Aktivitas harian - Perawatan diri/kelangsungan hidup

Mekanisme Pembelaan Ego

Fungsi Mekanisme Pembelaan Ego Melindungi dari kecemasan Meringankan penderitaan bila menglami suatu kegagalan Menjaga harga diri

Sifat Mekanisme Pembelaan Ego Tidak realistik (tdk sesuai dgn kenyataan) Mengandung banyak unsur penipuan diri sendiri Distorsi realitas, karena terjadi unconcious sehingga tidak bisa dinilai oleh kesadaran

Contoh Mekanisme Pembelaan Ego


1. 2.

3.

4.

5.

Identifikasi Ingin menyerupai figur yang di idealkan Introjeksi Bentuk sederhana dari identifikasi Projeksi Lawan Introjeksi Represi Mencegah keinginan-keinginan atau pikiran yang menyakitkan muncul ke kesadaran Regresi Kembali ke tingkat perkembangan terdahulu

.
6. 7.

8.

9.

10.

Undoing Meniadakan pikiran-pikiran atau impuls yang tidak baik seolah menghapus suatu kesalahan Displacement Mengalihkan emosi, arti simbolik, fantasi dari sumber yang sebenarnya kepada orang lain, benda atau keadaan lain Sublimasi Mengganti keinginan yang terhambat dengan cara yang dapat diterima oleh masyarakat Acting Out Langsung mencetuskan perasaan bila keinginan terhalang. Denial Menolak menerima dan menghadapi kenyataan

.
11. 12. 13.

14.

15.

Kompensasi Menutupi kelemahan dengan menonjolkan kelebihan Rasionalisasi Memberi alasan setiap sikap atau tingklah laku Fiksasi Berhenti pada tingkat perkembangan kepribadian tertentu Simbolisasi Menggunakan benda/tingkah laku sebagai simbol untuk keadaan sebenarnya. Konversi Transformasi emosi ke gejala fisik.

TANDA GANGGUAN JIWA


A.

PIKIRAN Penyimpangan dari pikiran yang logis, rasional dan bertujuan Contoh : Pikiran Autistik Fantasi-fantasi bawah sadar yang berhubungan dengan penarikan diri secara sosial

.
Blocking Terhentinya arus pikir/pembicaraan secara mendadak - Gangguan arus pikir Irrelevansi, gangguan asosiasi, Inkoherensi, flight of ideas, neologisme, sirkumtansial, mutisme. - Produktivitas pikir meningkat
-

Gangguan isi pikir Obsesi Pikiran patologis yang menetap dan berulang, tidak dapat dihapus secara sadar. Pasien ,mengetahui bahwa pikirannya tidak rasional sehingga dapat menimbulkan kecemasan. Kadang diikuti oleh tindakan kompulsi Delusi/Waham Ide/keyakinan yang salah dan berlawanan dengan kenyataan, tidak dapat dikoreksi dan bersifat egosentrik. Contohnya paranoid, garandiosity, refference, perekusi, sistematik.

.
-

Fobia Takut patologis yang persisten, irrasional, berlebihan dan selalu terjadi terhadap suatu jenis stimulasi atau situasi tertentu. Contohnya : akrofobia, agorafobia, eritrofobia, klausturafobia, zoofobia, dll. Kompulsi Kebutuhan patologis untuk melakukan tindakan tertentu yang bila ditahan akan menimbulkan kecemasan, tetapi walau dilakukan tidak menimbulkan kepuasan. Hal ini sebagai respon dari obsesi

B. Gangguan Persepsi

Halusinasi Pengalaman panca indra tanpa adanya stimulus/rangsangan/objek. Contoh :n halusinasi akustik, visual, olfaktorik, gustatorik, taktil Ilusi Kesalahan persepsi terhadap suatu rangsangan

C. Gangguan Daya Ingat

Amnesia Ketidakmampuan mengingat sebagian atau keseluruhan pengalaman masa lalu. Paramnesia Pemalsuan ingatan oleh distorsi ingatan, dapat berupa de ja vu, jamais vu.

D. Perasaan

Suasana perasaan yang dialami, apakah berbeda, sama atau berlebihan dibanding orang normal. Dapat berupa MOOD, contohnya ecstasy, anhedonia, takut, cemas, iritable, sedih, dll. Juga berupa AFEK contohnya restricted, tumpul, datar, inapropiate, dll.

C. Perilaku

Bisa berupa ekopraksi, posturing, fleksibilitas serea, trikotilomania, mannerisme, kleptomania, dll.

GANGGUAN MENTAL PSIKOTIK


.

Skizofrenia & Gangguan yang Terkait


Kelompok ini terbagi atas : 1. Skizofrenia (skizo:pecah,frenia jiwa) 2. Gangguan Skizotipal 3. Gangguan Waham menetap 4. Gangguan Psikosis Akut dan Sementara 5. Skizo-afektif

Skizofrenia
Definisi : Skizofrenia adalah suatu gangguan mental
psikotik yang tidak diketahui penyebabnya, gangguan fungsi mental yang bermakna dan melibatkan gangguan perasaan, pikiran dan perilaku

Skizofrenia
Sejarah :
1852, Secara formal pertama kali diperkenalkan oleh Benedict Morel (psikiater Belgia) yang menyebunya sebagai demence precoce 1896, Emil Kraepelin (psikiater Jerman) , menyebutnya demensia praecox 1911, Eugen Bleuler mempertkenal istilah skizofrenia

Skizofrenia
Gejala dan Tanda :
1. 2. 3.

4.

5.

Kerusakan seluruh fungsi kepribadian Isi pikiran abnormal, misalnya : waham,ideas of reference, miskin ide Bentuk pikiran tidak logis,misalnya : assosiasi longgar, inkoherensi, sirkumstansial,tangensial, neologisme Gangguan persepsi, Misalnya : halusinasi penglihatanm penciumanm pendengaran, raba (taktil). Perubahan afek, misalnya afek datar, tumpul, labil, inappropriate.

Skizofrenia
Gangguan kesadaran diri (impaired sense of self) misalnya : kehilangan batasan ego diri, kebingungan identitas seksual, tidak mampu membedakan kenyataan internal dan external/ 7. Perubahan kemauan (changed volition) misalnya : dorongan dan motivasi yang kurang. Ambivalensi. 8. Gangguan fungsi interpersonal, misalnya:penarikan diri secara sosial, perilaku agresif. 9. Perubahan tingkah laku psikomotorik, misalnya : agitasi, penarikan diri, grimace, posturing, ritualistik
6.

Tipe Skizofrenia
1. Paranoid a. preokupasi dengan waham sistematik b. halusinasi akustik dengan tema tunggal 2. Katatonik a. stupor atau mutisme b. negativistik c. rigiditas d. flesibilitas serea

3. Hebifrenik a. inkoherensi, asosiasi longgar, perilaku kacau b. afek mendatar atau tidak serasi 4. Residual a. gejala negatif skizofrenia misalnya : perlambatan psikomotorik, afek menumpul, sikap pasif dan ketiadaan inisiatif, kemiskinan kuantitas dan isi pembicaraan, komunikasi nonverbal buruk yang tampak pada expresi wajah, kontak mata, modulasi suara, , perawatan diri dan kinerja sosial yang buruk. b. Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang nyata dimasa lalu, yang memenuhi kriteria skizofren c. Perlangsungan sekurang-kurangnya 1 tahun 5. Simplek a. ada gejala negatif tanpa didahului waham dan halusinasi b. ada perubahan perilaku yang bermakna bermanifestasi sebagai kehilangan minat, tidak ada inisiatif, tanpa tujuan kidup

Etiologi

Tidak ada etiologi tunggal, multifaktorial Diduga berkaitan dengan : a. faktor genetik, b. biokimia, c. psikososial. d. infeksi

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium : - Imunologik pe limfosit, pe killer sel, - Endokrin pe LH dan FSH Radiologik - CT scan atropi kortikal, perluasan ventrikel tiga dan lateral, atropi serebral vermis, penurunan densitas parenchym otak EEG - penurunan aktivitas gelombang alfa dan peningkatan gelombang theta dan delta

Penatalaksaan
Psikofarmakologi - Pasien hiperaktif / agitasi anti psikotik low potensial - penarikan diri high potensia 2. ECT tipe katatonik 3. Psikoterapi Perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, terapi supportif
1.

Gangguan Waham
Pedoman Diagnostik
- Waham yang sistematik - Perlangsungannya sedikitnya 3 bulan - Mungkin terdapat gejala depresi atau episode depresi yang lengkap, namun waham menetap pada saat gejala depresi tidak ada - Tidak ada bukti adanya gangguan otak - Tidak riwayat gejala skizofrenia

GANGGUAN PSIKOTIK AKUT DAN SEMENTARA


Pedoman Diagnostik : - Onset akut dalam masa 2 minggu - Ada sindroma psikotik yang khas - Ada stres akut dan berat. - Tidak memenuhi kriteria manik - Tidak ada bukti penyebab organik

GANGGUAN SKIZOTIPAL
Pedoman Diagnostik : - Perilaku dan penampilan yang aneh (senang menyendiri) - Afek yang tidak wajar - Hubungan social yang buruk - Persepsi panca indra tidak lazim mengenai tubuhnya - Pikiran dan kepercayaan aneh - Kecurigaan - Obsesif

GANGGUAN AFEKTIF
.

GANGGUAN SUASANA PERASAAN


Gangguan ini dibedakan menurut : 1. Menurut episode : tunggal dan multiple 2. Menurut tingkat keparahan gejalanya : - Mania dengan gejala psikotik dan tanpa gejala psikotik - Depresi ringan, sedang, berat dengan atau tanpa gejala psikotik 3. Menurut ada tidaknya gejala somatik

EPISODE MANIK
HIPOMANIA

Pedoman Diagnostik
1) Afek yang meninggi atau berubah disertai dengan peningkatan aktivitas yang menetap selama beberapa hari berturut-turut dengan derajat gangguan lebih ringan dari mania. 2) Pengaruh nyata pada kelancaran pekerjaan dan aktivitas social.

2. MANIA TANPA GEJALA PSIKOTIK Pedoman diagnostik : - Perlangsungan sekurang-kurangnya satu minggu dan cukup berat sampai mengacaukan seluruh pekerjaan dan aktivitas social yang biasa dilakukan - Perubahan afek yang disertai energi yang bertambah sehingga aktivitas berlebihan, percepatan dan banyak bicara, kebutuhan tidur berkurang, ide-ide kebesaran dan terlalu optimis.

3. MANIA DENGAN GEJALA PSIKOTIK Pedoman diagnostik : - Bentuk mania yang lebih berat dari mania tanpa gejala psikotik. - Harga diri membumbung dan gagasan kebesaran berkembang menjadi waham kebesaran, irritabilitas, kecurigaan yang berkembang menjadi waham kejaran (delusion of persecution).Waham dan halusinasi sesuai dengan keadaan afek.

EPISODE DEPRESI
Ditandai oleh : A. Gejala Utama : 1) Afek depresif 2) Kehilangan minat dan kegembiraan 3) Berkurangnya energi menuju meningkatnya keadaan mudah lelah

B. Gejala tambahan : 1) Konsentrasi dan perhatian berkurang 2) Harga diri dan kepercayaan diri yang berkurang 3) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna 4) Pandangan masa depan yang suram dan pesimistik 5) Gagasan atau perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri 6) Tidur terganggu 7) Nafsu makan berkurang.

Tingkatan Depresi
1) Episode Depresi Ringan - Terdapat 2 dari 3 gejala utama - Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya - Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya - Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang- kurangnya 2 minggu - Hanya sedikit kesulitan pekerjaan dan aktivitas sosial yang biasa dilakukan

2) Episode Depresi Sedang - Terdapat 2 dari tiga gejala utama - Ditambah sekurang-kurangnya 3 (sebaiknya 4) dari gejala lainnya - Lama seluruh episode sekurangkurangnya berlangsung 2 minggu - Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga

3. Episode Depresi Berat : Harus ada semua gejala utama depresi Ditambah sekurang-kurangnya 4 gejala tambahan lainnya Berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, kecuali jika gejala sangat berat dan beronset cepat dibenarkan untuk menegakkan diagnosa dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu Aktivitas sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga sangat terganggu, kecuali pada taraf yang sangat terbatas Episode depresi berat dibedakan atas : Episode Depersi Berat Tanpa Gejala psikotik Episode Depresi Berat Dengan Gejala Psikotik (disertai waham, halusinasi, stupor)

GANGGUAN NEUROTIK

GANGGUAN CEMAS
Gangguan Cemas terbagi atas 5 tipe, yaitu : 1. Gangguan Cemas Menyeluruh 2. Gangguan Panik 3. Gangguan Fobia 4. Gangguan Obsesif-kompulsif 5. Gangguan Stres Paska Trauma

52

Gangguan Cemas Menyeluruh


Gambaran

utama dari gangguan ini adalah adanya kecemasan yang menyeluruh dan menetap, tidak terbatas pada keadaan tertentu saja (mengambang atau free floating anxyeti) Keluhan yang sering dijumpai, antara lain : rasa tegang yang berkepanjangan, gemetar, ketegangan otot, berkeringat, kepala terasa ringan, berdebar-debar, pusing kepala, dan keluhan epigastrik.
53

Gangguan Cemas Menyeluruh


Pedoman diagnostik : 1. Kecemasan tentang masa depan (khawatir akan nasib buruk, perasaan gelisah seperti di ujung tanduk, sulit berkonsentrasi dsb) 2. Ketegangan motorik (gelisah,sakit kepala, tidak dapat santai) 3. Hiperaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, berdebar-debar, nafas cepat, keluhan epigastrik, pusing, mulut kering dsb)
54

Gangguan Panik
Gambaran

utama adalah adanya serangan kecemasan berat (panik) yang berulang, tidak terbatas pada adanya situasi tertentu dan tidak terduga. Onset mendadak dalam bentuk palpitasi, nyeri dada, perasaan tercekik, pusing kepala, dan perasaan tidak nyata (depersonalisasi dan derealisasi). Sekunder timbul rasa takut mati, kehilangan kendali, atau menjadi gila.
55

Gangguan Panik
Pedoman diagnostik : 1. Terdapat beberapa serangan kecemasan berat.yang terjadi dalam periode satu bulan 2. Tidak ditemukan adanya salah satu gangguan fobia. 3. Terjadi pada keadaan yang sebenarnya secara objektif tidak ada bahaya. 4. Tidak terbatas hanya pada situasi yang telah diketahui atau dapat diduga sebelumnya. 5. Dalam keadaan yang relatif bebas dari gejala kecemasan yang berat.
56

Gangguan Fobia

Gambaran utama gangguan ini adalah kecemasan yang dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang jelas, tertentu (dari luar individu) yang sebenarnya secara umum tidak berbahaya. Akibatnya situasi atau objek tersebut secara khusus dihindari atau dihadapi dengan perasaan terancam. Secara subjektif,fisiologik, dan perilaku kecemasan ini sama dengan kecemasan yang lain. Gangguan ini seringkali berbarengan (coexist) dengan depresi. Episode depresi ini hampir selalu memperburuk jeadaan kecemasan sebelumnya

57

Gangguan Fobia
Kelompok kecemasan ini ada 3(tiga) tipe : 1. Agora fobia 2. Fobia Sosial 3. Fobia Spesifik

58

Agora Fobia

Mencakup tidak hanya takut akan ruang terbuka akan tetapi juga aspek terkait lainnya seperti orang banyak dan kesulitan untuk segera menyingkir ke tempat yang aman (biasanya rumahnya). takut meninggalkan rumah, takut pergi belanja, takut tempat ramai, takut ke tempattempat umum, takut bepergian sendiri dengan kereta api, bus ataupun pesawat. Meskipun keparahan dari anxietas dan perilaku menghindar bervariasi,. Sebagian dari mereka menjadi terpaku dirumah, sebagian menjadi ketakutan dengan bayangan akan pingsan dan ditinggalkan tak berdaya ditengah orang banyak. Tidak tersedianya kemungkinan untuk segera bisa keluar dari suatu lingkungan tertentu merupakan salah satu masalah penting bagi kebanyakan penderita agora fobia. Kebanyakan penderita adalah wanita dan onset biasanya pada usia dewasa muda.
59

Agora Fobia
Pedoman diagnosik
1. 2.

3.

4.

. Semua kriteria dibawah ini harus dipenuhi untuk suatu diagnosis pasti : Gejala psikologis ataupun otonomik yang timbul harus merupakan manifestasi primer dari anxietas dan bukan merupakan sekunder dari adanya gejala lain seperti waham atau pikiran obsesif. Anxietas yang timbul harus terbatas pada (terutama terjadi dalam( sekurang-kurangnya dua dari situasi berikut : banyak orang, tempattempat umum, bepergian keluar rumah, dan bepergian sendiri/ Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gambaran yang menonjol.

60

Fobia Sosial

Mulai pada usia remaja dan terpusat pada rasa takut diperhatikan oleh orang lain dalam kelompok yang relatif kecil (berlawanan dengan orang banyak) yang menjurus kepada penghindaran situasi sosial. Gambarannya hanya dapat sangat jelas (misalnya hanya terbatas pada makan ditempat umum, atau berbicara di depan umum, atau menghadapi jenis kelamin lain) atau dapat pula kabur (diffuse) yang mencakup hampir semua situasi sosial di luar lingkungan keluarga. Perasaan takut muntah ditempat umum dapat merupakan hal yang penting. Pada berbagai latar belakang budaya tertentu, pandangan mata secara langsung dapat merupakan hal yang menegangkan. Fobia sosial biasanya disertai dengan harga diri yang rendah dan takut dikritik. Dapat juga tercetus sebagai keluhan malu (muka merah), tangan gemetar, mual, ingin buang air kecil,.
61

Fobia Sosial
Pedoman Diagnostik
1.
2.

3. 4.

Semua kriteria dibawah ini harus dipenuhi untuk suatu diagnosis pasti : gejala-gejala psikologis, perilaku atau otonomik harus merupakan manifestasi primer dari anxietas dan bukan sekunder dari gejala lain seperti waham atau pikiran obsesif. Anxietas harus hanya terbatas atau menonjol pada situasi sosial tertentu saja. Penghindaran dari situasi fobik harus merupakan gambaran yang menonjol.
62

Fobia Spesifik

Ini adalah fobia yang terbatas pada situasi yang sangat spesifik seperti bila berdekatan dengan binatang tertentu, tempat tinggi, petir, kegelapan, naik pesawat, ruang tertutup, makan makanan tertentu, dokter gigi, takut melihat darah atau luka, dan takut berhubungan dengan penyakit tertentu. Situasi pemicu tidak terlalu jelas, kontak dengan hal atau situasi tersebut bisa menimbulkan panik seperti pada agorafobia atau fobia sosial. Biasanya mulai timbul pada masa kanak atau dewasa muda dan dapat menetap sampai puluhan tahun bila tidak diobati. Berbeda dengan agorafobia, ketakutan terhadap situasi fobik disini cendrung tidak berfluktuasi. Penyakit akibat radiasi, penyakit kelamin, dan akhir-akhir ini AIDS, merupakan subjek yang lazim dari fobia penyakit. .
63

Fobia Spesifik
Pedoman Diagnostik
1.

2.

3.

Gejala psikologis atau otonomik merupakan manifestasi primer dari kecemasan. Kecemasan terbatas pada adanya objek atau situasi fobik tertentu. Situasi fobik tersebut sedapat mungkin dihindari
64

Gangguan Obsesif Kompulsif


Ciri utama dari gangguan ini adalah adanya pikiran obsesif atau tindakan kompulsif yang berulang. Umumnya hal yang dirasakan mengganggu ( karena umumnya berupa hal-hal yag bersifat kekerasan, menjijikkan atau merupakan hal sepele yang tak berarti) dan penderita seringkali mencoba menghilangkannya tanpa hasil. Terjadinya secara involunter dan seringkali tidak dikehendaki, pikiran tersebut dikenali sebagai pikiran individu sendiri. Tindakan atau ritual yang kompulsif merupakan perilaku stereotipik, yang diulang berkali-kali. Biasanya, walaupun tidak selalu, individu menyadari bahwa perilaku tersebut tidak ada tujuannya atau tidak ada manfaatnya.
65

Gangguan Obsesif Kompulsif


Pedoman Diagnostik
1, Gejala obsesional atau tindakan kompulsif atau keduaduanya, harus ada hampir seriap hari selama sedikitnya dua minggu berturut-turut, :Harus dikenal / disadari sebagai pikiran atau impuls dari diri individu sendiri. 2, Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang masih tidak berhasil dilawan, meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan oleh penderita. 3, Pikiran untuk melaksanakan tindakan tersebut diatas bukan merupakan hal yang memberi kepuasan atau kesenangan (sekadar perasaan lega dari ketegangan atau anxietas tidak dianggap sebagai kesenangan yang dimaksud diatas). 4. Pikiran, bayangan, atau impuls tersebut harus merupakan pengulangan yang tidak menyenangkan.
66

Gangguan Stres Paska Trauma

Keadaan ini timbul sebagai respons yang berkepanjangan dan/atau tertunda terhadap kejadian atau situasi yang menimbulkan stress (baik singkat maupun berkepanjangan) dari yang bersifat katastrofik dan menakutkan yang cendrung menyebabkan distres hampir setiap orang ( misalnya musibah yang alamiah maupun yang dibuat manusia sendiri, peperangan, kecelakaan berat, menyaksikan kematian yang mengerikan, menjadi korban penyiksaan, terorisme, perkosaan dan kejahatan-kejahatan lainnya)

67

Gangguan Stres Paska Trauma


Pedoman Diagnostik
1. 2.

3.

Harus ada bukti bahwa timbulnya dalam waktu 6 bulan dari suatu peristiwa traumatik yang luar biasa beratnya. Kemungkinan diagnosis masih dapat ditegakkan apa bila tertundanya waktu antara terjadinya peristiwa dan onset gangguan melebihi 6 bulan asalkan manifestasi klinisnya khas dan tidak didapat alternatif lain yang memungkinkan dari gangguan ini (misalnya sebagai suatu gangguan anxietas atau gangguan obsesifkompulsif atau episode depresif). Adanya bukti trauma, harus selalu ada dalam ingatan, bayangan atau mimpi mengenai peristiwa tersebut secara berulang-ulang (flash back). Sering kali terjadi penarikan diri secara emosional, penumpulan perasaan , penghindaran terhadap stimulus yang mungkin mengingatkan kembali akan traumanya,
68

Gangguan Somatoform
Ciri utama dari gangguan ini adalah adanya keluhan gejala fisik yang berulang yang disertai dengan permintaan pemeriksaan medis, tanpa adanya kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan (baik fisik maupun labaoratorium atau radiologis) tersebut. Meskipun telah berkali-kali terbukti hasil pemeriksaan negatif dan telah dijelaskan oleh dokter tidak ada kelainan, mereka tetap meyakini adanya gangguan pada dirinya. Meskipun onset dan kelanjutan gejala ini berhubungan dengan peristiwa kehidupan yang tidak menyenangkan atau konflik, namun mereka tak mau membahas kemungkinan adanya penyebab psikologis.

69

Gangguan Somatoform
Terdiri dari : 1. Gangguan Somatisasi 2. Gangguan Hipokhondrik 3. Gangguan Nyeri Somatoform

70

Gangguan Somatisasi

Gambaran utama adalah adanya gejala fisik yang bermacam, berulang dan sering berubahubah, yang biasanya sudah berlangsung beberapa tahun sebelum ia datang berobat. Kebanyakan mempunyai riwayat pengobatan yang panjang mulai dari pelayanan kesehatan dasar maupun spesialistik. Keluhan dapat mengenai setiap sistem, tapi paling sering mengenai keluhan sistem pencernaan (perasaan sakit, kembung, bertahak, mual, muntah dsb) dan keluhan perasaan abnormal pada kulit (perasaan gatal, rasa terbakar, kesemutan, kebas, pedih dsb) serta keluhan seksual.
71

Gangguan Somatisasi
Pedoman Diagnostik
1.

2.

3.

Adanya berbagai gejala fisik yang tidak dapat dijelaskan dasar kelainannya secara memadai, yang seudah berlangsung sekurang-kurangnya 2 tahun. Selalu tidak mau menerima nasihat dan penjelasan dari beberapa dokter bahwa tidak ada kelainan fisik yang menjelaskan Terdapat hendaya dalam taraf tertentu dalam berfungsi dimasyarakat dan keluarga yang berkaitan dengan sifat keluhan-keluhannya dan dampak perilakunya.
72

Gangguan Hipokhondrik
Ciri utama gangguan ini adalah adanya preokupasi yang menetap akan kemungkinan menderita satu atau lebih gangguan fisik yang serius dan progresif. Pasien menunjukkan keluhan somatik yang menetap atau preokupasi yang menetap dengan penampilan fisiknya. Pasien dapat menyebutkan penyakit atau perubahan apa yang ditakutkannya. Pasien menolak bila keluhannya dikaitkan dengan penyebab psikologik.

73

Gangguan Hipokhondrik
Pedoman Diagnostik
Untuk diagnosti harus ada : 1. Keyakinan yang menetap perihal adanya sekurang-kurangnya satu penyakit fisik yang serius yang mendasari keluhan-keluhannya, meskipun hasil pemeriksaan berulang tidak menunjang adanya alasan fisik yang memadai, ataupun adanya preokupasi yang menetap terhadap adanya deformitas atau perubahan bentuk / penampakan. 2. Penolakan yang menetap dan tidak mau menerima nasihat atau dukungan penjelasan dari beberapa dokter bahwa tidak ditemukan penyakit atau abnormalitas fisik yang melandasi keluhannya.

74

Gangguan Nyeri Somatoform


Ciri utama gangguan ini adalah adanya keluhan nyeri berat menyiksa, dan menetap yang tidak dapat dijelaskan sepenuh atas dasar fisiologis maupun adanya gangguan fisik. Nyeri timbul dalam hubungannya dengan adanya konflik emosional atau problem psikososial yang cukup jelas untuk dapat dijadikan alasan dalam mempengaruhi terjadinya gangguan tersebut. Diagnosis banding yang paling lazim adalah gangguan histirionik dan nyeri sebab organik .

75

Gangguan Terkait Stres

Mencakup gangguan-gangguan yang tidak hanya diidentifikasi atas dasar simptomatologi dan perjalanan penyakitnya, akan tetapi juga atas dasar salah satu dari dua faktor pencetus, suatu stres kehidupan yang luar biasa yang menyebabkan reaksi stres akut atau suatu perubahan penting dalam kehidupan yang menimbulkan situasi tidak enak yang berkelanjutan yang menimbulkan suatu gangguan penyesuaian. Gangguan yang dikelompokkan dalam katagori gangguan ini diperkirakan selalu terjadi sebagai akibat dari stres akut yang berat atau trauma berkepanjangan. Yang termasuk gangguan ini ialah : 1. Reaksi stres akut. 2. Gangguan Penyesuaian 3. Gangguan stres paska trauma
76

Reaksi Stres Akut


Suatu gangguan sementara yang cukup parah yang terjadi pada seseorang tanpa adanya gangguan jiwa lain yang nyata, sebagai respons terhadap stres fisik maupun mental yang luar biasa dan biasanya menghilang dalam beberapa hari. Kerentanan individu dan kemampuan penyesuaian diri memegang peranan penting dalam terjadinya dan keparahan suatu stres akut.

Gejala gejala itu biasanya timbul dalam beberapa menit setelah kejadian atau stimulus yang merupakan stres dan 77 menghilang dalam 2 3 hari

Reaksi Stres Akut


Pedoman Diagnostik
1.

2.

Terdapat gambaran gejala campuran yang biasanya berubah-ubah, permulaannya berupa keadaan terpaku (daze), selanjutnya tidak mampu memahami rangsang dan orientasi yang diikuti penarikan diri dari situasi lingkungan, atau lebih agitasi dan aktivitas berlebih (flight reaction or fugue) Pada kasus-kasus yang dapat dialihkan dari ruang lingkup stresornya, gejala dapat menghilang dengan cepat (paling lama dalam beberapa jam). Bilamana stres menjadi berkelanjutan atau tidak dapat dialihkan, gejala biasanya baru mereda setelah 24 - 48 jam dan menghilang setelah 3 hari

78

Gangguan Penyesuaian

Keadaan stres yang subjektif dan gangguan emosional yang biasanya mengganggu kinerja dan fungsi sosial, dan yang timbul pada periode adaptasi terhadap suatu perubahan dalam hidup yang bermakna terhadap akibat dari peristiwa kehidupan yang penuh stres, Stresor tersebut mungkin telah berpengatuh terhadap integritas dari hubungan sosial individu atau terhadap dukungan dan nilai-nilai sosial yang lebih luas (migrasi atau status srbagai perngungsi) Predisposisi dan kerentanan individual lebih berperan dalam resiko terjadinya dan terhadap pembentukan manifestasi gangguan penyesuaian dibanding dengan kondisi lain Manifestsi bervariasi, mencakup afek depresi. cemas, perasaan tidak mampu menghadapi dan menyesuaikan
79

Gangguan Penyesuaian
Pedoman Diagnostik
Diagnostik begantung pada suatu evaluasi yang teliti terhadap hubungan antara :
(a) (b) (c)

Bentuk, isi dan keparahan gejala Riwayat dan kepribadian sebelumnya, dan Kejadian atau situasi yang penuh stres, atau krisis kehidupan.

80

Psikofarmaka
Definisi : Psikofarmaka adalah suatu cabang dari farmakologi yang mempelajari berbagai segi dari sekumpulan obat-obatan yang mempunyai efek pada fungsi psikis atau proses-proses mental (psychotropic drug) dan perilaku Segi-segi yang terutama perlu diketahui : 1. Sifat farmakologik dan efeknya 2. Indikasi dan petunjuk penggunaan diklinik 3. Efek samping dan interaksi
81

Penggolongan Psikofarmaka
Obat psikotropik dibagi atas 6 golongan yi : 1. Anti Psikotik 2. Anti Depresan 3. Anti Cemas 4. Anti Mania 5. Anti Insomnia 6. Psikostimulansia
82

Golongan Phenothiazine
Rumus

kimianya mempunyai inti trisiklik Terbagi dalam 3 golongan berdasarkan perbedaan rantai samping pada alam nitrogen, yaitu : 1. Sub Golongan Alifatik 2. Sub Golongan Piperidine 3. Sub Golongan Piperazine

83

Anti Psikotik
Kelompok ini dibagi dalam 7 golongan, yi : 1. Golongan Phenothiazine 2. Golongan Butyrophenon 3. Golongan Thioxantine 4. Golongan Dihidroindolone 5. Golongan Dibenzoxapine 6. Golongan Diphenylbutylpiperidine 7. Golongan Dibenzodiazepine

84

Sifat-sifat klinik dan farmakologik


Mekanisme kerja : memblokir reseptor dopamin didalam SSP, kecuali clozapine Absorpsi : kadar dalam plasma dicapai 2 4 jam setelah pemberian dosis oral Eliminasi : Half life bervariasi secara individu berkisar antara 10-40 jam Metabolisme : Oxidasi dimikrosom dan konyugasi di hati Sifat adiktif : tidak ada Toleransi : tidak menonjol pada efek anti psikotik tapi sering berkembang pada efek samping. Indeks terapeutik (perbandingan dosis letal dengan dosis terapeutik) : tinggi
85

Sub Golongan Alifatik


Karakteristik Umum : 1. Efek sedasi kuat 2. Efek anti emetik cukup kuat 3. Efek anti kolinergik dan blockade alfa adrenergik. 4. Efek samping ekstra piramidal Contoh sedian obat : 1. Chlorpromazine (Promactil, Largactil) 2. Levopromazine (Nozinan

86

Sub Golongan Piperidine


Karakteristik Umum : 1. hampir sama dengan golongan Alifatik 2. Efek emetik lebih kurang Sifat-sifat Khusus : 1. Efek antikolinergik sangat kuat 2. Efek anti emetik tidak ada 3. Dosis tinggi retinopati pigmentosa 4. Paling sedikit menimbulkan abnormalitas EKG Sediaan : Thioridazine (Melleril) 10,25,50,100mg

87

Sub Golongan Piperazine


Karakteristik Umum : 1. Efek sedasi, antikholinergik dan blockade alfa adrenergik kurang kuat 2. Efek emetik jauh lebih kuat 3. Efek samping Ekstra Piramidal kuat 4. Dapat menimbulkan reaksi Distonia Akut Sedian obat : 1. Pherpenazine (trilafon) 4. 8 mg 2. Trifluoperazine (Stelazine) 1, 5 mg

88

Golongan Butyrophenon
Sifat

karakteristik sangat mirip dengan sub golongan piperazine dari golongan phenothiazine Selain sebagai antipsikotik juga efektif dalam pengobatan gangguan Sindrom Gilles De la Touretta. Sediaan : Haloperidol 0,5 mg, 1,5 mg dan 5 mg.
89

Golongan Thioxanthene
Rumus

kimia mirip dengan golongan Phenothiazine Sifat farmakologik sama dengan CPZ Contoh Sediaan : - Chlorprothixene (taractan)

Golongan Dihidroindolone
Efek menurunkan nafsu makan dan berat badan Sediaan Molindone (moban)
90

Golongan Dibenzoxapine
Potensi anti psikotik intermediate Contoh : Loxapine (Loxitone)

Golongan Diphenylbutylpiperidine
Sifat

dengan waktu paruh yang panjang 2. Efek sedasi sedang 3. Efek samping ekstra piramidal 4. Efek abnormal pada EKG seperti Thioridazine 5. Dapat digunakan pada pengobatan Gilles dela Touretta Contoh sediaan : Pimozide (Orap) 1, 4 mg

1. Sangat poten sebagai penghambat dopamin

farmakologik :

91

Golongan Dibenzodiazepine
Sifat farmakologis : - Efek antipsikotiknya sangat kuat, meskipun efek dopaminergik minimal - Bermanfaat pada skizofrenia dengan cemas, tegang dan hiperaktif - Efek samping agranulositosis - Tidak menimbulkan efek samping EPS - Belum pernah dilaporkan ES Tardive diskinesia Sediaan : Clozapine (Clozaril, Leponex)

92

Indikasi Anti Psikotik


1. 2. 3. 4. 5.

6.
7. 8. 9.

10.
11. 12. 13.

14.

Skizofrenia Psikosis Reaktif Singkat Mania Gangguan Waham Sindroma Otak Organik Gangguan Perkembangan Perpasif Problem Perilaku pada Retardasi Mental Depresi Berat dengan Gejala Psikotik Gangguan Kepribadian Sindrom De la Touretta Huntingtons Disease Hemibalisme Nausea dan Vomiting Intractable Hiccough
93

Efek Samping Anti Psikotik


1.

2.
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

13.

Sedasi Efek Antikolinergik Efek adrenergik Aritmia jantung & kematian mendadak Reaksi Distonia Akut Drugs induced Parkinson Akathisia Rabbit Syndrom Tardive Dyskinesia Neuroleptik Agranulocytosis Cholestatic Jaundice Foto syntetic
94

Anti Depresan

Anti depresan adalah obat yang berfungsi : 1. Meningkatkan afek, orang yang depresi 2. Membangkitkan energi 3. Meningkatkan ketersediaan neurotransmitter (serotonin & norepinefrin) Terbagi atas 4 golongan : 1. Heterosiklik (trisiklik & tetrasiklik) 2. MAOI (Mono Amino Oxydase Inhibitor) 3. SSRI (Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor) 4. Atypical Antidepressant
95

Mekanisme Kerja Antidepresan


1.

2.

3.

Menghambat ambilan kembali dari neuro-transmitter serotonin dan norepinephrin (heterosiklik). Menghambat kerja dari enzim (mono amino oxydase) yang menghancurkan norepinefrin dan serotonin (MAOI) Menghambat ambilan kembali serotonin, tanpa mempengaruhi norepinefrin (SSRI)
96

Golongan Heterosiklik

Terdiri dari : 1. Trisiklik amitriptilin, imipramin, nortriptilin 2. Tetrasiklik amoxapin, maproptilin, mianserin Efek farmakologik : 1. Absorbsi baik dan mudah melalui GIT 2. Larut dalam lemak dan daya ikat tinggi dengan protein plasma 3. Mempunyai efek : - blokade histamin (sedasi, berat badan - blokade muskarin kolinergik (mulut kering, konstipasi, penglihatan dekat kabur) - blokade -adrenergik (hipotensi postural, takikardi) 4. Efek antidepresan lambat (2 4 ,minggu setelah pemberian) 5. Kadar dalam plasma bervariasi pada setiap individu
97

Golongan MAO Inhibitor

Kurang dipakai karena efek samping yang membahayakan seperti krisis hipertensi, kerusakan hati yang hebat. Efek Farmakologik 1. Masa kerja lambat (2 4 minggu) 2. Indeks terapeutik rendah dan dapat menjadi fatal. 3. Absorbsi mudah dan cepat Dibedakan atas 2 sub golongan yaitu 1. Hydrazine : isocarboxacid phenelzine. 2. Non hydrazine : tranylcypromine, meclobemide
98

Golongan SSRI
Bekerja menghambat ambilan kembali dari 5 hydroxy tryptamin (serotonin) secara selektif Efek farmakologik : - Absorbsi mudah dan cepat - Daya ikat denga protein plasma tinggi - Bersifat long-acting Sediaan : 1. Setraline 50 mg 2. Fluoxetine 20 mg 3. Paroxetine 20 mg 4. Fluvoxamine 50 mg

99

Anti Mania

Disebut juga Mood Stabilizer Dibagi dalam 3 kelompok : 1. Lithium : (Lithium Karbonat) - Obat standar untuk mania 2. Anti Konvulsi (Carbamazepin, Asam Valproat, Clonazepam) 3. Penghalang Saluran Ca : - Contohnya : - Verapamil, Diltiazem Indikasi : - Mania - Perilaku agresif
100

Anti Anxietas (Cemas)

Dibagi atas 2 golongan : 1. Benzodiazepin (diazepam, alprazolam) - Bekerja meningkatkan aktifitas GABA - Efek anti cemas lebih spesifik dari pendahulunya - Cakupan terapeutik luas dan batas keamanan tinggi - Toleransi berkembang lambat 2. Non Benzodiazepin (Buspiron, Hydroxyzine, Clonidin, propranolol) - Terpilih untuk pasien cemas dengan : - Peminum alkohol - Penyalahguna obar penenang

- Hiper sensitif dengan benzodiazepin


101

Anti Insomnia

Sinonim : Hipnotik, Somnifacient Obat acuan standar : Phenobarbital Indikasi : Sindrom Insomnia Sindrom Insomnia terbagi atas 3 tipe : 1. Transient Insomnia (2 -3 hari) 2. Short term Insomnia ( sampai 3 minggu) 3. Long term Insomnia Interaksi obat : - CNS depresant oversedasi dan gagal respirasi

102

Cara Pemilihan Obat : - Ditinjau dari sifat gangguan tidur : 1. Initial Insomnia sulit masuk proses tidur benzodiazepin 2. Delayed Insomnia proses tidur terlalu cepat berakhir dan sulit masuk kembali ke proses tidur. trisiklik 3. Broken Insomnia siklus tidur normal tidak utuh dan terpecah-pecah beberapa bagian Pengaturan dosis : - Pemberian tunggal dosis, anjuran 15 s/d 30 - Dosis awal dapat ditingkatkan sampai dosis efektif dan dipertahankan sampai 1- 2 minggu - Pada lanjut usia dosis lebih kecil dan peningkatan dosis perlahan untuk menghindari over sedation
103

Pengaturan Dosis : - Pemberian tunggal dosis, anjuran 15 s/d 30 - Dosis awal dapat ditingkatkan sampai dosis efektif dan dipertahankan sampai 1- 2 minggu - Pada lanjut usia dosis lebih kecil dan peningkatan dosis perlahan untuk menghindari over sedation Lama Pemberian : - Sebaikbya sekitar 1 2 minggu, Tidak boleh lebih dari 2 minggu Kontra Indikasi : 1. Sleep Apnoe Sindrom 2. Congestiv Heart Failure 3. Chronic Respiratory Disease
104

ELECTRO CONVULSIVE THERAPI (E.C.T)

E.C.T merupakan terapi psikatrik dengan menggunakan arus listrik singkat pada kepala untuk menimbulkan kejang tonik klonik E.C.T digunakan bila : 1. Tidak respon terhadap terapi farmakologi yang adekwat 2. Adanya gangguan medis yang tidak memungkinkan pemberian psikotropik 3. Keadaan pasien (hiperaktif, hipoaktif, menolak makan, perilaku bunuh diri) yang memerlukan pebaikan cepat
105

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI E.C.T


Indikasi E.C.T : Depresi Mania Skizofrenia Kontra Indikasi : Gangguan pernafasan berat Penyakit jantung berat Peningkatan tekanan intra kranial Hipertensi berat
106

PERSIAPAN E.C.T
Persiapan E.C.T : 1. Informed consent / izin tindakan 2. Pemeriksaan fisik dan riwayat medis standar 3. Pemeriksaan laboratorium sesuai riwayat medis 4. Pemeriksaan EKG dan EEG 5. Evaluasi ahli anestesi akan resiko penggunaan anestesi
107

PROSEDUR E.C.T
Prosedur E.C.T. : 1. Pasien dipuasakan 8 12 jam 2. Premedikasi dengan injeksi atropin 0,6 1,2 mg i.M atau s.C 3. Pemeriksaan gigi geligi dan pemasangan tounge spatel 4. Anestesi dengan tiopental / penthotal 3mg/kgbb i.V, ketamin 6-10 mg/kgbb i.M. 5. Diberi perelaksasi otot suksinil kholin (0,51,5 mg/kg)
108

Penempatan elektroda :
1.

PENEMPATAN ELEKTRODA E.C.T


Bilateral bifrontotemporal (2 inci diatas titik tengah garis yang ditarik dari meatus akustikus eksternal ke sudut lateral mata) Unilateral hemispherium non dominan, satu di frontotemporal dan yang lain centroparietal.
109

2.

Jumlah dan frekwensi E.C.T. : Jumlahnya bervariasi dan ditentukan berdasarkan respon klinis. Biasanya efektif berkisar antara 6 12 kali Frekwensi biasanya 3 x seminggu pada yang bilateral, sedang unilateral 4 5 kali seminggu
110

JUMLAH DAN FREKWENSI E.C.T

EFEK SAMPING E.C.T


Efek samping : 1. Gangguan sistemik : - aritmia jantung sementara - Peningkatan tekanan darah 2. Gangguan susunan saraf pusat - Kebingungan (confused) - Sakit kepala - Mual dan muntah
111

GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU AKIBAT ZAT


DEFINISI : gangguan atau perubahan mental atau perilaku yang timbul setelah menggunakan satu atau beberapa psikoaktif. Zat-zat yang termasuk psikoaktif antara lain : 1. Alkohol 6. Stimulansia 2. Opioid 7. Halusinogen 3. Kanabioid 8. Nikotin 4. Hipnotik sedatif 9. Solven 5. Kokain

Gangguan Mental dan Perilaku akibat Zat adalah

112

ISTILAH-ISTILAH PENYALAH GUNAAN ZAT PSIKOAKTIF

NARKOBA: Narkotika dan Obat Berbahaya NAZA : Narkotika, Alkohol dan Zat Adiktif NAPZA : Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya

113

UU No.22 tahun 1997


HEROIN MORPHIN KOKAIN GANJA

114

PSIKOTROPIKA UU No.5 tahun 1997


Ekstasi Shabu LSD (Lysergic Acid Diethylamine) Gol. Benzodiazepin Alkohol PCP (Pencyclidine) Metilfenidat Gol. Fenobarbital

115

LAIN-LAIN
Solven dan inhalansia
Nikotin Kafein

116

DAMPAK PENGGUNAAN ZAT


1. Intoksikasi (keracunan) : kondisi peralihan akibat penggunaan zat psikoaktif secara berlebihan sehingga menyebabkan gangguan : kesadaran, fungsi kognitif, persepsi, afek, perilaku, fungsi dan respon fisiologik. 2. Harmful Use : pola penggunaan zat psikoaktif yang bersifat merusak kesehatan fisik (hepatitis) maupun mental (depresi). 3. Ketergantungan : adanya dorongan kuat yang sulit dikendalikan untuk menggunakan zat dan bila dihentikan akan menyebabkan sindroma putus zat serta terjadi toleransi yang mengakibatkan peningkatan dosis untuk mencapai khasiat yang sama. 4. Sindroma putus zat : kumpulan gejala fisik dan mental yang timbul sebagai akibat dari penghentian penggunaan zat psikoaktif.

117

Dampak Penyalahgunaan zat lainnya


1.

2.

3.

Putus zat dengan delirium : Delirium yang terjadi setelah penghentian penggunaan zat psikoaktif. Psikotik. Sindroma Amnestik

118

GANGGUAN MENTAL PERILAKU AKIBAT ALKOHOL


KLASIFIKASI ALKOHOL : 1. Golongan A kadar Etanol 1 - 5 % (Bir, Shandy) 2. Golongan B kadar Etanol 5 - 20 % (Anggur) 3. Golongan C kadar Etanol 20 - 55 % (Whisky, Brandy, Johny Walker)

119

TANDA DAN GEJALA AKIBAT ALKOHOL


1. INTOKSIKASI : A. Ringan Euforia, bicara cadel, ngantuk, nystagmus B. Berat Bradikardi, hipotensi, kejang, stupor, koma C. Sangat berat Koma, Reflek fisiologis (-), Aktivitas EEG (-)

2. SINDROM PUTUS ZAT : - Halusinasi - Muka Merah - Kejang - insomnia - Delirium - gemetar - Mual-muntah- nafas pendek

konjunctiva kemerahan irritabel, cemas, marah craving/rindu alkohol hipertensi, disritmia

120

KOMPLIKASI
1. Medis : Gastritis, hepatitis & sirrosis, pancreatitis, kardiomiopati, encepalopati Wernicke. 2. Psikiatri : Delirium Tremens, Halusinasi, Depresi, Psikosis Korsakov, Cemburu Patologis. 3. Sosial : - Keluarga : Masalah perkawinan - Kerja : Bolos, produktivitas kerja menurun, menganggur. - Hukum : Kecelakaan lalu lintas, perkelahian, dan kriminalitas .

121

GMP AKIBAT OPIOIDA


PENGGOLONGAN : 1. Alamiah : Opium, morfin, codein 2. Semi sintetis : Heroin 3. Sintetis : Pethidin, Metadon Opium getah kotak biji Papaver somniferum warna putih susu dikeringkan (coklat tua) ditumbuk serbuk opium (+ 2000 Thn SM)

122

123

MORFIN

1803: Friedrich Wilhelm Sertuner (Jerman) mengisolasi morfin (Morpheus = Dewa Mimpi) dari getah p. somniferum

124

1874: Alder Wright (London) asetilasi morfin dgn as. asetat anhidrida Heroin 1874 diproduksi Bayer sebagai analgetika, obat batuk
125

Bayer Advertisement for Heroin, 1897

126

HEROIN / PUTAUW

127

TANDA DAN GEJALA AKIBAT OPIOIDA


1. INTOKSIKASI : - Penekanan SSP : Ngantuk, tenang, apatis, euforia - Motilitas Gastro intestinal menurun : mual-muntah,konstipasi - Penekanan pernafasan : sesak, rasa tercekik. - Bicara cadel - Hipotensi Orthostatik, bradikardi. - Konstriksi pupils / miosis ( Pin Point Pupil). - Kejang. 2. SINDROMA PUTUS ZAT OBJEKTIF SUBJEKTIF - Mengantuk - Craving - Pilek, Bersin, Lakrimasi - Anxietas - Dilatasi Pupil - Myalgia, Altralgia - Gemetar dan tremor - Kramp perut, - Pilodreksi - Nafsu makan menurun - Takikardi - Panas dingin - Kejang
128

GANJA / KANABIS

Dari Kanabis sativa/indika Zat psikoaktif: delta-9tetrahidrokanabinol (THC) Kadar tertinggi: tanaman yg berbunga, daun, ranting Tanaman dikeringkan, dirajang & dirokok

129

GANJA

130

GMP AKIBAT GANJA (KANABIOIDA)


TANDA DAN GEJALA : 1. INTOKSIKASI : GEJALA (SUBJEKTIF) TANDA (OBJEKTIF) - Waktu berjalan lambat - Tremor ,takikardi - Apatis & bingung - Mulut kering - Inkoherensi - Kepekaan sentuhan - Depersonalisasi, Derealisasi - Nistagmus, Ataksia - RTA terganggu, halusinasi visual - - Keringat berlebihan - Identitas diri berubah - Gelisah mata merah - Disfungsi sosial - Sering Kencing.
131

SINDROMA PUTUS GANJA


GEJALA (SUBJEKTIF) TANDA (OBJEKTIF) - Insomnia - Berkeringat banyak - Mual-muntah - Fotofobia - Cemas, gelisah, marah-marah - Depresi - Tremor - Menguap & Diare - Myalgia (nyeri otot) - Demam

132

KOMPLIKASI AKIBAT GANJA


1. Gangguan Paru-paru : iritasi asap ganja, asma, destruktif paru. 2. Gangguan Kardiovaskuler : Kontraksi otot jantung menurun 3. THT : Sinusitis, Pharyngitis 4. Sistim imunitas : menekan produksi sel
133

GMP AKIBAT SEDATIF - HIPNOTIK


MACAMNYA : 1. Paraldehid 2. Chloral Hydrate 3. Glutetimide

4. Barbiturat 5. Benzodiazepin 6. Metakualon

134

TANDA DAN GEJALA AKIBAT HIPNOTIK - SEDATIF


1. INTOKSIKASI : - Neurologis : Bicara cadel, Nystagmus, Gangguan koordinasi - Psikologis : Afek labil, Agresif, irritable, dan perhatian sukar dialihnya - Overdosis : Nafas sesak dan dangkal, tekanan darah menurun , berkeringat 2. SINDROMA PUTUS ZAT : - Mual-muntah - Cemas - Tekanan darah - Letih-lesu - Cepat marah - Berkeringat - Berkeringat - Delirium - Hypotensi Ortostatik KOMPLIKASI : - Perkelahian dan kecelakaan Lalu lintas meningkat.
135

GMP AKIBAT STIMULANSIA


MACAMNYA : a. Kokain b. Kafein

c. Amfetamin

136

KOKAIN

Diperoleh dari Erythroxylon coca Tumbuh subur di lereng pegunungan Andez di Bolivia & Peru 1860: alkaloid kokain pertama kali diisolir 1880: digunakan sebagai anestesi lokal Dipakai: telan, hirup melalui hidung, dirokok, disuntik
137

Contoh Cocain/Crack

138

Contoh Cocain/Crack

139

TANDA DAN GEJALA AKIBAT KOKAIN


1. INTOKSIKASI : TANDA (OBJEKTIF) - Takikardi, aritmia, nyeri dada, - hipertensi, berkeringat, - agitasi motorik - syncope, GEJALA (SUBJEKTIF) - Cemas, panik, - Delirium, eksitasi, - mual muntah, - Euforia, - dilatasi pupil, termor, - Curiga , Agitasi psikomotorik Letih Ide-ide bunuh diri Insomnia

- makan berlebihan - kewaspadaan meningkat. 2. SINDROMA PUTUS ZAT - Afek disforik - Mudah tersinggung

140

SHABU

141

142

ECSTASY
Polisi: di Indonesia + 32 macam warna dan logo

143

TANDA DAN GEJALA AKIBAT AMPHETAMIN


1. INTOKSIKASI : - Stimulasi SSP insomnia, kesadaran menurun, gelisah, iritabel - Stimulasi Kardiovaskuler palpitasi, angina, aritmia, hipo/hipertensi, kolaps, keringat berlebihan, hipo/hipertermi, muka pucat atau kemerahan - Sistem Pernafasan bronchodilatasi, - Sistem Pencernaan mual muntah, kejang perut - Sistem Genitourinaria Diuresis, impotensi 2. SINDROMA PUTUS ZAT - Fase awal depresi, agitasi, anxietas, anergi, craving, insomnia, lelah. letih - Fase pertengahan Energi mental menurun, anhedonia - Fase Akhir menurunnya drug craving
144

KOMPLIKASI AKIBAT STIMULANSIA


Serangan jantung, kejang, stroke Depresi pernafasan Skizofrenia paranoid Hepatitis Aids Malnutrisi dan gangguan pertumbuhan

145

C. KAFEIN
1. TANDA DAN GEJALA INTOKSIKASI SINDROMA PUTUS ZAT gelisah, gugup, gemetar mudah tersinggung Nyeri kepala Letargi Hidung beringus Mual - muntah

- Gelisah, sulit tidur

- Muka merah, - Myoklonus - Poliuria - Arus pikir cepat - Takikardi & aritmia 2. KOMPLIKASI : - Infark myocard, angina pectoris kematian - Ulkus peptikum - Teratogenik

146

JENIS-JENIS HALUSINOGEN : 1. LSD (D-Lysergic Acid Diethyamide) 2. Psilosibin & Psilosin dari Jamur Mushromn 3. Meskalin dari Kaktus Keyote TANDA DAN GEJALA ; INTOKSIKASI: 1) Tanda fisiologik : - Sistem kardiovaskuler : Takikardi, palpitasi, hipertensi - Sistem pencernaan : Mual-muntah, - Sistem saraf pusat : tremor, pandangan kabur, kelemahan, gangguan koordinasi 2) Tanda psikologis - Gangguan mood : depresi, euforia, anxietas - Gangguan persepsi : derealisasi, depersonalisasi, - Gangguan pikiran : Waham, ide-ide bunuh diri - Gangguan perilaku : antisosial, agresivitas.

GMP AKIBAT HALUSINOGEN

147

KOMPLIKASI HALUSINOGEN
- Gangguan kardiovaskuler dan serebrovaskuler yang berkaitan dengan hipertermi dan hipertensi. - Sindroma mirip NMS (Neuroleptic Malignant Syndrome). - Kecelakaan, cedera fisik akibat gangguan daya nilai

148

GMP AKIBAT TEMBAKAU (NIKOTIN)


Nikotin berefek stimulasia pada sistem saraf pusat, kardiovaskuler dan sistem respirasi. TANDA DAN GEJALA : 1. INTOKSIKASI - Sistem pencernaan : mual-muntah, hipersalivasi, nyeri abdomen - Sistem saraf pusat : pusing, nyeri kepala, kejang. - Sistem kardiovaskuler : denyut jantung melemah. - Sistem pernafasan : henti nafas atau gagal nafas. 2. SINDROMA PUTUS ZAT - Craving, cepat marah, cemas , konsentrasi menurun, cemas, gelisah, pikiran tumpul, nyeri kepala, hostil dan gangguan tidur, KOMPLIKASI : 1. Meningkatkan kemungkinan kanker paru, mulut, dan pharing 2. Strok & penyakit jantung koroner 3. Meningkatkan cacat bawaan & abortus 4. Gangguan pernafasan (bronkitis) 5.Gangguan pencernaan
149

Yang termasuk Gangguan Mental Perilaku akibat inhalasi. Macam macamnya terdiri dari : 1) Toluen 3) Aseton 5) Nitrit alifatis. 2) Trichlor Etilen 4) Halotan TANDA DAN GEJALA INTOKSIKASI : Pusing, sianosis, bicara cadel. aritmia Gangguan koordinasi motorik, jalan tidak stabil, euforia, agresif dan halusinasi KOMPLIKASI : - Gangguan fungsi : ginjal hati, otak dan pernafasan (sumsum tulang belakang)
150

GMP AKIBAT INHALASI

You might also like