Professional Documents
Culture Documents
Gaji, Upah, Honorarium, Tunjangan, dan Pembayaran lain dengan nama/bentuk apapun
SPDN
SPLN
PPh Pasal 21
PPh Pasal 26
Kantor perwakilan negara asing Organisasi-organisasi internasional yang ditetapkan Menteri Keuangan Pemberi kerja orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang sematamata memperkerjakan orang pribadi untuk melakukan pekerjaan rumah tangga atau pekerjaan bukan dalam rangka melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
Uang rupiah
Uang asing
Natura/kenikmatan an
Harga Pasar
Perkiraan Penghasilan Neto yang akan diterima selama setahun, Penghasilan teratur sebulan dikali 12
Selisih antara PPh yang terutang atas seluruh penghasilan kena pajak selama setahun dengan PPh yang telah dipotong masamasa sebelumnya
Disetahunkan
Tidak Disetahunkan
1. WP OP DN meninggal dunia atau meninggalkan Indonesia selamanya; 2. Orang asing mulai bekerja di Indonesia pada tahun berjalan untuk jangka waktu lebih dari 6 bulan; 3. Karyawan pindah cabang
1. WP OP DN mulai bekerja pada tahun berjalan; 2. WP OP DN pindah kerja ke pemberi kerja yang lain
1. Biaya jabatan, 5% dari pengh. Bruto maks. Rp6.000.000 per tahun atau Rp500.000 per bulan
2. Iuran pensiun, THT/JHT yang dibayar sendiri
Penghasilan Neto (setahun/disetahunkan) Dikurangi PTKP Penghasilan Kena Pajak Dikenakan Tarif Pasal 17
Rp2.025.000,-
Rp2.025.000,-
penerapan PTKP ditentukan oleh keadaan pada awal tahun kalender atau awal bulan dari bagian tahun kalender
PTKP Karyawati
Kawin
Tidak Kawin
menunjukkan ket. tertulis dari pemerintah daerah setempat serendah-rendahnya kecamatan bahwa suami tidak menerima/ memperoleh penghasilan
Tarif
5%
15% 25%
30%
Upah kumulatif > Rp2,025 jt s.d. Rp7 jt sebulan Upah sehari dikurangi PTKP sehari Tarif PPh 21 = 5%
berkesinambungan
Tidak berkesinambungan
Dalam hal Dokter Yang Praktik di RS/Klinik Jumlah Penghasilan Bruto adalah Sebesar Jasa Dokter Yang Dibayarkan Pasien melalui RS/Klinik sebelum Dipotong Biaya-Biaya atau Bagi Hasil RS/Klinik
jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus atau imbalan lain yang bersifat tidak teratur
Penghasilan Bruto
Penghasilan Bruto merupakan pembayaran yang bersifat utuh dan tidak dipecah
Ph NETO - PTKP Ph BRUTO - PTKP Ph BRUTO 200 RIBU Ph BRUTO(>2,025jt s.d.7jt) PTKP Harian Ph BRUTO(>7jt) PTKP
PENSIUNAN
BERKALA
Ph NETO - PTKP ((50% X Ph Bruto) - PTKP bulanan) Kumulatif (50% X Ph Bruto) Kumulatif 50 % x Ph Bruto Ph Bruto Kumulatif Ph Bruto
BERKESINAMBUNGAN BUKAN PEGAWAI BERKESINAMBUNGAN exc Psl 13 (1) TIDAK BERKESINAMBUNGAN KOMISARIS, MANTAN PEGAWAI, PENARIKAN DAPEN O/ PEGAWAI PESERTA KEGIATAN
Ber-NPWP
Ketentuan Khusus
Penghasilan bersumber dari APBN/D yang diterima oleh Pejabat Negara, PNS, Anggota, TNI/Polri, dan Pensiunannya
PP 68 Tahun 2010
PP 80 Tahun 2010
Penghasilan Bruto
Pemotong akhir bulan dilakukannya pembayaran atau akhir bulan terutangnya penghasilan
Kewajiban Pemotong
Wajib Mendaftarkan Diri ke KPP Wajib menghitung, memotong, menyetorkan dan melaporkan PPh Pasal 21 dan Pasal 26 yang terutang untuk setiap bulan kalender. PPh Pasal 21/26 yang dipotong wajib disetor ke Kantor Pos atau Bank paling lama 10 hari setelah Masa Pajak berakhir. Pemotong Pajak wajib lapor sekalipun nihil, paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir. Wajib Membuat Catatan atau Kertas Kerja Perhitungan PPh Ps. 21/26 Untuk Setiap Masa Pajak Wajib Menyimpan Catatan atau Kertas Kerja Sesuai Ketentuan Wajib Membuat Bukti Potong dan Memberikannya Kepada Penerima Penghasilan
Untuk pegawai tetap/penerima pensiun berkala: dibuat sekali setahun (Form 1721 A1/A2) diberikan paling lama 1 bulan setelah akhir tahun atau pegawai berhenti Untuk selain pegawai tetap/penerima pensiun berkala: Dibuat setiap kali ada pemotongan Jika dalam satu bulan > 1 kali pembayaran maka bukti potong dapat dibuat sekali dalam satu bulan Bukti Potong PPh Pasal 21 Tidak wajib dilampirkan dalam SPT Masa PPh Pasal 21
Pegawai, Penerima Pensiun Berkala, dan Bukan Pegawai tertentu Wajib Membuat Surat Pernyataan Yang Berisi Jumlah Tanggungan Keluarga Pada Awal Tahun Kalender Atau Pada Saat Menjadi Subjek Pajak Dalam Negeri
Wajib Menyerahkan Surat Pernyataan Tanggungan Keluarga kpd Pemotong Pajak Pada Saat Mulai Bekerja Atau Mulai Pensiun Wajib Membuat Surat Pernyataan Baru Dalam Hal Terjadi Perubahan Tanggungan Keluarga Paling Lambat Sebelum Mulai Tahun Kalender Berikutnya
Budiyanta pada tahun 2013 bekerja di PT Aman Bahagia dengan gaji sebulan Rp 8.000.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp. 200.000,00. Budiyanta menikah tetapi belum mempunyai anak. Pada bulan Juli 2013 menerima kenaikan gaji, menjadi Rp 10.000.000,00 sebulan dan berlaku surut sejak 1 Januari 2013. Dengan adanya kenaikan gaji yang berlaku surut tersebut, Budiyanta menerima rapel sejumlah Rp 12.000.000,00 (kekurangan gaji untuk masa Januari s.d. Mei 2013). Pada bulan Oktober 2013 menerima bonus tahunan sebesar Rp 20.000.000,00.
A. Penghitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Pegawai Tetap - Gaji Bulanan Gaji sebulan Pengurangan : Biaya Jabatan (5% xRp 8.000.000) Rp 400.000 Iuran Pensiun Rp 200.000 Penghasilan Neto sebulan Penghasilan Neto setahun (12 x Rp 7.400.000,00 ) PTKP setahun : - untuk diri sendiri Rp 24.300.000 - tambahan WP kawin Rp 2.025.000 Penghasilan Kena Pajak setahun PPh Pasal 21 terutang : 5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000 15% x Rp 12.475.000,00 = Rp 1.871.000 Rp 4.371.000 PPh Pasal 21 sebulan Rp 4.371.000,00 : 12 = Rp 364.250
Rp
8.000.000
Rp Rp Rp
Rp Rp
26.325.000 62.475.000
B.
Penghitungan PPh Pasal 21 atas Pembayaran Uang Rapel Gaji sebulan Pengurangan : Biaya Jabatan (5% xRp 10.000.000) = Rp Iuran Pensiun = Rp Penghasilan Neto sebulan Penghasilan Neto setahun ( 12 x Rp 9.300.000,00 ) PTKP setahun : - untuk diri sendiri Rp - tambahan WP kawin Rp Penghasilan Kena Pajak setahun PPh Pasal 21 setahun : 5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 15% x Rp 35.275.000,00 = Rp Rp PPh Pasal 21 sebulan Rp 7.791.000,00 : 12 Rp PPh Pasal 21 Januari s.d Juni 2013 seharusnya adalah : 6 x Rp 649.250,00 PPh Pasal 21 yang sudah dipotong Januari s.d Juni 2013 6 x Rp 364.250,00 (dari perhitungan contoh A) PPh Pasal 21 untuk uang rapel
Rp 500.000 200.000
10.000.000
Rp Rp Rp
24.300.000 2.025.000
Rp Rp
26.325.000 85.275.000
C. Penghitungan PPh Pasal 21 atas Pembayaran Bonus Gaji setahun (12 x Rp 10.000.000,00) Bonus Penghasilan bruto setahun Pengurangan : Biaya Jabatan (5% xRp 140.000.000,00) = Rp 7.000.000,00 *Biaya Jabatan dlm setahun maksimal Rp 6.000.000,00 Rp 6.000.000 Iuran Pensiun (12 x Rp 200.000,00) Rp 2.400.000 Penghasilan Neto setahun Gaji + Bonus PTKP setahun : - untuk diri sendiri Rp 24.300.000 - tambahan WP kawin Rp 2.025.000 Penghasilan Kena Pajak setahun PPh Pasal 21 setahun atas Gaji + Bonus : 5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000 15% x Rp 55.275.000,00 = Rp 8.291.250 10.791.250 *PPh Pasal 21 setahun dibulatkan Rp 10.791.000 PPh Pasal 21 atas Gaji (dari contoh B) Rp 7.791.000 PPh Pasal 21 atas Bonus Rp 3.000.000
Rp Rp Rp
Rp Rp
8.400.000 131.600.000
Rp Rp
26.325.000 105.275.000
Mendapatkan rapel kenaikan gaji pada bulan Juli 2013 karena kenaikan gaji berkala sehingga gaji Rifki Zain menjadi Rp.2.906.200,00.
Pada Bulan Agustus 2013 ditugaskan di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dengan memperoleh tunjangan jabatan Rp.3.000.000,00 per bulan dan dari Kantor Imigrasi Medan hanya mendapatkan gaji dan tunjangan selain tunjangan jabatan.
A.
PPh Pasal 21 Masa Maret 2013 Gaji Pokok Tunjangan Istri Tunjangan anak Jumlah gaji dan tunjangan keluarga Tunjangan Jabatan Tunjangan Beras Pembulatan Jumlah penghasilan bruto
Pengurangan : Biaya Jabatan 5% x Iuran pensiun 4,75% x
4.027.308 = 3.217.308 =
Rp. Rp.
Rp.
Penghasilan Kena Pajak (PKP) PKP dibulatkan PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan setahun PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan sebulan Tambahan 20% lebih tinggi karena belum ber-NPWP
Rp. Rp.
B.
=
=
1.200.000
180.000
15%
C.
PPh Pasal 21 atas Pembayaran Rapel Kenaikan Gaji Berkala 2013 Gaji Pokok Tunjangan Istri Tunjangan anak Jumlah gaji dan tunjangan keluarga Tunjangan Jabatan Tunjangan Beras Pembulatan Jumlah penghasilan bruto
Penghasilan disetahunkan 12 x 4.027.308 = Jumlah rapel Kenaikan gaji 6 x 95.760 = Jumlah Penghasilan Bruto Setahun Pengurangan : Biaya Jabatan 5% x 48.902.256 = Rp. Iuran pensiun 4,75% x 38.607.696 = Rp. Penghasilan neto setahun: PTKP (K/3) - Untuk Wajib Pajak - Status WP Kawin - Tanggungan (3 anak)
2.445.113
1.833.866 Rp. 4.278.978 44.623.278
Penghasilan Kena Pajak (PKP) PKP dibulatkan PPh Pasal 21 setahun atas seluruh penghasilan PPh Pasal 21 setahun tanpa rapel kenaikan gaji berkala PPh Pasal 21 atas rapel kenaikan gaji berkala
D.
PPh Pasal 21 Masa Agustus s.d. November 2013 di Kantor Imigrasi Medan (1) Gaji Pokok Tunjangan Istri Tunjangan anak Jumlah gaji dan tunjangan keluarga Tunjangan Jabatan * Tunjangan Beras Pembulatan Jumlah penghasilan bruto Pengurangan : Biaya Jabatan 5% x Iuran pensiun 4,75% x Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 2.906.200 290.620 116.248 3.313.068 270.000 3.583.068
3.583.068 = 3.313.068 =
Rp. Rp.
Penghasilan neto: Penghasilan neto disetahunkan : 12 PTKP (K/3) x 3.246.544 24.300.000 2.025.000 6.075.000
38.958.526
Penghasilan Kena Pajak (PKP) PKP dibulatkan PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan setahun PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan sebulan
D.
46.776.816 = 39.756.816 =
Rp. Rp.
Rp.
Penghasilan neto setahun: PTKP (K/3) - Untuk Wajib Pajak - Status WP Kawin - Tanggungan (3 anak) 24.300.000 2.025.000 6.075.000 42.549.526
Rp.
Penghasilan Kena Pajak (PKP) PKP dibulatkan PPh Pasal 21 setahun PPh Pasal 21 Terutang (Jan s.d. Nov) a. PPh Pasal 21 Januari s.d. Juli x 52.975 = 7 b. PPh Pasal 21 Agustus s.d. November x 27.325 = 4 PPh Pasal 21 Masa Desember
Rp. Rp.
370.825
109.300
480.125 27.325
Penghitungan PPh Pasal 21 Masa Agustus s.d. November di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dilakukan dengan cara: a. Menghitung PPh Pasal 21 atas penghasilan yang diterima dari Kantor Imigrasi Medan (sebagaimana slide sebelumnya) b. Menghitung PPh Pasal 21 atas penghasilan yang diterima dari Kantor Imigrasi Medan dan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara c. PPh Pasal 21 yang terutang atas tunjangan jabatan yang dibayarkan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara adalah PPh Pasal 21 pada huruf b dikurangi PPh Pasal 21 pada huruf a
D.
PPh Pasal 21 Masa Agustus s.d. November 2013 di Kanwil Agama Medan (1) 1. Penghasilan dari Kantor Imigrasi Medan Gaji Pokok Tunjangan Istri Tunjangan anak Jumlah gaji dan tunjangan keluarga Tunjangan Jabatan Tunjangan Beras Pembulatan Jumlah 2. Penghasilan dari Kanwil Agama Medan Tunjangan Jabatan Jumlah Penghasilan Bruto Pengurangan : Biaya Jabatan 5% x Iuran pensiun 4,75% x Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 2.906.200 290.620 116.248 3.313.068 270.000 3.583.068 3.000.000 6.583.068 Rp.
Penghasilan neto: Penghasilan neto disetahunkan : 12 x 6.096.544 PTKP (K/3) - Untuk Wajib Pajak - Status WP Kawin - Tanggungan (3 anak)
Penghasilan Kena Pajak (PKP) PKP dibulatkan PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan setahun PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan sebulan PPh Pasal 21 di Kantor Imigrasi Medan PPh Pasal 21 di Kanwil Agama Medan
D.
PPh Pasal 21 Masa Desember 2013 di Kanwil Agama Medan (2) Penghasilan Bruto Agustus s.d. Desember 2013 Penghasilan Kantor Imigrasi Medan (Jan-Des) Pembulatan Total Penghasilan Bruto Setahun Pengurangan : Biaya Jabatan 5% x 61.776.816 = Rp. 3.088.841 Iuran pensiun 4,75% x 39.756.816 = Rp. 1.888.449 Rp. Penghasilan neto setahun: PTKP (K/3) - Untuk Wajib Pajak - Status WP Kawin - Tanggungan (3 anak) 56.799.526 15.000.000 46.776.816 61.776.816
4.977.290
Penghasilan Kena Pajak (PKP) PKP dibulatkan PPh Pasal 21 setahun PPh Pasal 21 Kantor Imigrasi Medan a. PPh Pasal 21 Januari s.d. Juli 7 x 52.975 = b. PPh Pasal 21 Agustus s.d. November 4 x 27.325 = PPh Pasal 21 Masa Desember PPh Psl 21 Kanwil Agama Medan (Agst- Nov) 4 x 142.500 = PPh Pasal 21 Desember Kanwil Agama Medan
Batas waktu penyampaian 31 Maret 2013 Besaran PTKP yang digunakan masih menggunakan besaran PTKP sesuai UU Nomor 36 Tahun 2008 (PTKP lama)
Terima Kasih