You are on page 1of 25

PADA PASIEN DENGAN

DERMATI TI S I NFLAMANTORI K
NONI NFEKSI OSA
PSORIASIS
1
DISAMPAIKAN PADA PERKULIAHAN
SISTEM INTEGUMENT
OLEH :
Ns. INTAN YUSMAWARNI, S.Kep
TATAP MUKA K-2
DEFINISI
Psoriasis merupakan penyakit inflamasi noninfeksius yang kronik pada
kulit di mana produksi sel-sel epidermis terjadi dengan kecepatan
kurang lebih 6 hingga 9 kali lebih besar dari pada kecepatan yang
normal.
Psoriasis ialah penyakit yang bersifat kronis dan residitif ditandai
dengan adanya bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang
kasar, berlapis-lapis dan transparan disertai fenomena tetesan lilin dan
auspitz.
Merupakan penyakit yang tampak sebagai plak tebal eritematosa dan
papula-papula yang tertutup oleh sisik putih seperti perak. Plak
terdapat pada daerah lutut, siku dan kulit kepala.


2
ETIOLOGI
Penyebab primer : belum dapat diketahui
Diperkirakan keadaan ini berasal dari cacat herediter over produksi
keratin
Periode stress emosional dan ansietas memperburuk keadaan
Faktor pemicu
Trauma
Infeksi
Perubahan musim
hormonal


3
EPIDEMIOLOGI
1) PERJALANAN PENYAKIT INI BERSIFAT
MENAHUN DAN RESIDITIF
2) INSIDEN LEBIH TINGGI PADA ORANG
KULIT PUTIH DARI PADA KULIT
BERWARNA
3) INSIDEN LEBIH BANYAK PADA PRIA DARI
PADA WANITA
4) LEBIH UMUM PADA DEWASA

4
VARIASI BENTUK KLINIS
5
MANIFESTASI KLINIK
Lesi bercak-bercak merah eritema) menonjol pd kulit ditutupi sisik bewarna perak
(skuama)
Jika sisik dikerok terlihat dasar lesi yang merah gelap dg titik-titik perdarahan
Bercak-bercak tidak basah
Bisa terasa gatal/tidak
Lesi kecil psoriasis gulata
Terjadi pada kulit kepala, daerah sekitar siku dan lutut, punggung bagian bawah dan
genitalia, permukaan ektensor lengan dan tungkai, sekitar sakrum serta lipatan
intergluteal
Ciri khas : distribusi bilateral
Bbrp kasus sampai terjadi pada kuku pitting nail (nail pit)
Pustuler jika terjadi pada telapak tangan dan kaki

6
GAMBAR PSORIASIS
7
GAMBAR PSORIASIS
8
HISTOPATOLOGI
9
GAMBARAN KHAS :
HIPERKERATOSIS
PARAKERATOSIS
AKANTOSIS
PADA STRATUM SPINOSUM TERDAPAT KELOMPOK
LEUKOSIT ABSES MUNRO
JUGA TERDAPAT PAPILOMATOSIS DAN VASODILATASI
SUBEPIDERMIS

DIAGNOSA BANDING
10
DERMATITIS ERITROSKUAMOSA
PITIRIASIS ROSEA
ERITRODERMA
DERMATITIS SEBOROIK
LUPUS ERITOMATOSUS
DERMATOFITOSIS
Pada stadium penyembuhan menyerupai dermatofitosis
Sifilis psoriasiformis (coitus suspectus, KGB mem> dan tes serologik
(+)
Biopsi
PENATALAKSANAAN
Pendekatan
terapeutik
Hindari fx pemicu
dan yg memperburuk
Gaya hidup
Th/ psoriatik yg berat
Tipe topikal
Tipe intralesi
Tipe sistemik
3 tipe standar
pengobatan
11
Preparat ter : lotion, salep, pasta, krim, shampo
Antralin : dibiarkan pd kulit selama 8-12 jam
Asam salisilat
Kortikosteroid : antiinflamasi
Topikal
Penyuntikan triamsinolon asetonida
intralesi 1mgg sekali
Jenis : Aristocort, Kenalog-10, Trymex
Intralesi
Preparat sitotoksik sistemik
Contoh : metotreksat, hidroksiurea
(hydrea), LEVODOPA, DDS,
ENTRITENAT, Siklosporin A (CyA)
Sistemik
SISTEMIK
KORTIKOSTEROID
Only for psoriasis eritrodermik dan psoriasis pustulosa
Prednison dosis permulaan 40-60mg/hari
Perbaikan di secara bertahap
OBAT SITOSTATIK metotreksat
Indikasi : psoriasis, psoriasis pustulosa, psoriosis
artropotika, dg lesi kulit, Eritroderma
KI : kelainan hati, ginjal, sistem hematopoetik,
kehamilan, TBC, ulkus peptikum, kolitis ulserosa, &
psikosis
Setiap 2 mggu diperiksa Hb, leukosit, hitung jenis,
trombosit dan urin lengkap.
Setiap bulan diperiksa fungsi ginjal dan hati
Hentikan th/ jk SDP < 3.500/uL
ESO : nyeri kepala, alopesia, ggn sal.cerna, sumsum
tl.blkg, hati dan limpa.


Hidroksiurea (hydrea)
Menghambat replikasi sel dg mempengaruhi
sintesis DNA
Monitoring tanda gejala depresi sumsum tl. blkg
LEVODOPA
40% kasus sembuh
DDS
psoriasis pustulo tipe barber dg dosis 2 x 100 mg/hari
ENTRITENAT :
Pso. Sukar sembuh
SIKLOSPORIN
Dosis : 6mg/kgBB/hari
Obat henti kambuh
12
PENATALAKSANAAN
13
EVALUASI DIAGNOSTIK
Tipe lesi
1.
Biopsi
2.
Tes darah
3.
Pemeriksaan fisik
4.
Riwayat keluarga (+)
5.
KOMPLIKASI
14
Artritis asimetris
Psoriatik eksfoliatif
Masalah psikologi
PENGKAJI AN
Berfokus pd cara px menghadapi kondisi kulit yg psoriatik.
Penampakan kulit normal dan lesi kulit
Pemeriksaan fisik dilakukan pada daerah-daerah yang cenderung mengalami psoriatik
Penilaian perawat terhadap dampak pada pasien terhadap penyakitnya dan strategi koping dan
interaksi sosial.
Penentraman kekhawatiran pasien terhadap 3 hal :
Penyakit tidak menular
Bukan mencerminkan hiegene yg buruk
Bukan kanker kulit

PROSES KEPERAWATAN
15
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Kurang pengetahuan terhadap proses penyakit dan
terapinya
Gangguan integritas kulit b.d lesi dan reaksi inflamasi
Gangguan citra tubuh b.d perasaan malu terhadap
penampakan diri dan persepsi diri tentang ketidakbersihan.

Lanjutan
PROSES KEPERAWATAN
16
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Meningkatkan pemahaman
2. Meningkatkan integritas kulit
3. Memperbaiki konsep diri dan citra tubuh
4. Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di
rumah

Lanjutan
PROSES KEPERAWATAN
17
INTERVENSI
KEPERAWATAN
1.
Meningkatkan
pemahaman

Sampai saat ini belum terdapat pengobatan
untuk penyembuhan total terhadap penyakit
ini
Penanganan seumur hidup tidak diperlukan
Keadaan ini dapat hilangkan dan
dikendalikan.
Peninjaaun kembali dan penjelasan tentang
program terapi merupakan unsur esensial
untuk menjamin kepatuhan pasien

18
INTERVENSI
KEPERAWATAN
2.
Meningkatkan
integritas kulit


Menghindari cidera dengan tidak mencubit/
menggaruk daerah yang sakit.
Mencegah terjadinya kekeringan kulit
Mencegah tindakan membasuh lesi yang
terlampau sering rasa sakit b+ &
pembentukan sisik
Mengunakan air hangat dan tidak panas
Mengeringkan kulit dg cara menepuknya
mengunakan handuk dan tidak boleh
mengosoknya kuat-kuat.
Menggunakan pelembab sesuai order dokter


19
INTERVENSI
KEPERAWATAN
3.
Memperbaiki
konsep diri dan
citra tubuh


Menciptakan hubungan
terapeutik mencakup
pendidikan dan dukungan
Memberikan keyakinan diri dan
pemberdayaan dalam
melaksanakan program th/
Menganjurkan menggunakan
strategi koping.

20
EVALUASI KEPERAWATAN
1. Mencapai pengetahuan dan pemahaman terhadap
penyakit derta terapinya.
2. Mencapai kulit yang lebih halus dan pengendalian lesi
3. Mengembangkan kesadaran untuk penerimaan diri
4. Tidak mengalami artritis psoriatik


Lanjutan
PROSES KEPERAWATAN
21
INTERVENSI
KEPERAWATAN
4.
Pendidikan
pasien dan
pertimbangan
perawatan di
rumah


Bahan untuk penyuluhan seperti leaflet, flipchart
pedoman th/ dan berbagai masalah lainnya
Misal :
Preparat topikat kortikostreroid berkali-kali pada muka dan
disekitar mata harus mewaspadai kemungkinan terjadinya
katarak
Pedoman yang ketat terhadap penggunaan obat-obat perlu
ditekankan penggunaan ber>> dapat atropi kulit striae
(guratan pada kulit) dan resistensi obat.
Fotokemoterapi (PUVA) psoriasis sedang
hingga berat fotosensitasi yang berarti bahwa
kulit menjadi peka terhadap sinar matahari.
Pasien harus menggunakan preparat tabir surya dan
pakaian.
Memakai kacamata gelap yang berwarna hijau atau kelabu
untuk melindungi mata selama dan sesudah terapi
Pemeriksaan oftalmologik dilak. Secara teratur
22
GAMBAR PSORIASIS
23
BRUNNER & SUDDARTH. 2002. K E P E RAWATAN ME DI K AL BE DAH.
EGC : JAKARTA.
MANSJOER, ARI F. 2001. K AP I TA S E L E K TA K E DOK TERAN. EDI SI
KEDUA. MEDI A AESCULAPI US: JAKARTA
PRI CE, SYLVI A A AND LORRAI NE M. WI LSON. 2012.
PATOFI SI OLOGI KONSEP KLI NI S DAN PROSES- PROSES
PENYAKI T. JAKARTA : EGC, EDI SI 6
SMELTZER, SUZANNE C. 2001. BUKU AJAR KEPERAWATAN
MEDI KAL BEDAH BRUNNER & SUDDARTH EDI SI 8 JI LI D 2.
EGC : JAKARTA.
WI LLI AM AND WI LKI NS. 2008. NURS I NG: ME MAHAMI BE RBAGAI
MACAM P E NYAK I T. JAKARTA. PENERBI T I NDEKS


24
DAFTAR PUSTAKA
25

You might also like