You are on page 1of 55

SHENDY NOOR PRATIWI

030.09.232
FROZEN SHOULDER
PENDAHULUAN
Capsulitis Adhesiva pada bahu atau istilah
frozen shoulder didefinisikan sebagai suatu
kondisi klinis dengan pembatasan aktif dan
pasif rentang gerak (ROM) disegala arah,
termasuk fleksi, abduksi, dan rotasi.
pertama kali dijelaskan pada tahun 1934 oleh
Codman.
Pada tahun 1945, Neviaser menggambarkan
perubahan synovial pada sendi glenohumeral
adhesiva capsulitis'
Lundberg mengklasifikasi frozen shoulder
menjadi primary capsulitis adhesiva dan
secondary capsulitis adhesiva.

anatomi
Shoulder joint
dibentuk oleh
caput humeri
yang bersendi
dengan
cavitas
glenoidalis
yang dangkal
ball and socket
joint
sendi yang
paling bebas
pada tubuh
manusia -
mobilitas tinggi
Karakteristik sendi bahu
a.
perbandingan
antara
permukaan
mangkok
sendinya
dengan kepala
sendinya tidak
sebanding.
b. kapsul
sendinya
relative
lemah
c. otot
otot
pembung
kus
sendinya
relative
lemah
d.
gerakanny
a paling
luas
e.
stabilitas
sendinya
kurang
stabil.
2. Kapsul sendi terdiri atas 2 lapisan (haegnars)
a. kapsul synovial
(lapisan bagian dalam)
jaringan fibrokolagen
agak lunak
tidak memiliki saraf
reseptor dan
pembuluh darah.
Fungsinya
menghasilkan cairan
synovial sendi dan
sebagai
transformator
makanan ke tulang
rawan sendi.
b. kapsul fibrosa
jaringan fibrous keras
memiliki saraf
reseptor dan
pembuluh darah.
Fungsinya
memelihara posisi
dan stabilitas sendi,
memelihara
regenerasi kapsul
sendi.
3. kartilago
Kartilago atau ujung tulang rawan sendi berfungsi
sebagai bantalan sendi, sehingga tidak nyeri
sewaktu penderita berjalan.
Namun demikian pada gerakan tertentu sendi
dapat nyeri akibat gangguan yang dikenal
dengan degenerasi kartilago.
otot Perleka-
tan
proksi-
mal
Perleka
tan
distal
persara
fan
Fungsi utama
M. Supra
spinatus
Fossa
supra
spinata
scapulae
Faset
superio
r pada
tubercu
lum
majus
humeri
N.
Supras
capular
is
(C4,C5
,C6)
Membantu M.
Deltoideus pada
abduksi lengan
atas dan
berfungsi
bersama otot
rotatoe cuff
lainnya
M.
Infraspinatus
Fossa
infras
pinata
scapul
ae
Faset
tengah
pada
tubercu
lum
majus
humeri
N.
Supras
capula
ris
(C5,C
6)
Eksorotasi
lengan atas,
membantu
fiksasi caput
humeri dalam
cavitas
glenoidalis
scapulae
M.
Subscapularis
Fossa
subsc
apular
is
Tuberc
ulum
minus
humeri
N.
Subsc
apular
is
superi
or dan
inferio
r (C5,
C6,
C7)
Endorotasi dan
adduksi lengan
atas,
membantu
fiksasi caput
humeri dalam
cavitas
glenoidalis
scapulae
M. Teres minor Bagian
cranial
tepi
lateral
scapul
a
Faset
inferior
pada
tubercul
um
majus
humeri
N.
Axillar
is (C5,
C6)
Eksorotasi
lengan atas,
membantu
fiksasi caput
humeri dalam
cavitas
glenoidalis
scapulae
m. teres mayor Permu
kaan
dorsal
angulu
s
inferio
r
scapul
a
Bibir
medial
sulcus
intertub
erculari
s
humeri
N.
Subsc
apulari
s
inferio
r (C6,
C7)
Endorotasi dan
adduksi lengan
atas
Gerak
ekstensi
Gerak
fleksi

Gerak
abduksi

Gerak
adduksi

Gerak
eksorotasi

Otot utama
yang
bekerja :
M.
Latissimus
dorsi
M. Teres
Mayor
M.Deltoid
pars
posterior

M.
Deltoideus
pars
anterior
M.
Coracobrac
hialis

M.
Deltoideus
pars media
M.
Supraspinat
us
M.
Infraspinatu
s

M.
Pectoralis
Mayor
M.
Latissimus
dorsi

M.
Infraspinatu
s
M. Terses
minor

Gerak
endorotasi

Gerak
elevasi
scapula

Gerak
retraksi

Gerakan
protraksi

Gerkan
sirkumdiksi
o

M.
Subscapulari
s
M. Teres
mayor
M. Latisimus
dorsi
M. Pectoralis
mayor

M. Trapezius
M. Levator
scapula

M.
Rhomboidali
s mayor
M.
Rhomboidali
s minor

M. Serratus
anterior

Gabungan
dari segala
gerakan
bahu

Definisi
Capsulitis Adhesiva
(frozen shoulder)
suatu gangguan
bahu yang sedikit
atau sama sekali
tidak menimbulkan
rasa nyeri
tidak
memperlihatkan
adanya kelainan
pada foto rontgen
tapi terdapat
keterbatasan gerak
baik secara pasif
maupun aktif pada
semua pola gerak.
Epidemiologi
Kasus frozen shoulder banyak terjadi pada
wanita dibandingkan dengan pria.
kasus ini sering dialami oleh orang yang tua usia
40-60 tahun
tapi sekarang ini kasus frozen shoulder pada
dewasa muda terjadi sekitar 46% dikarenakan
aktivitas yang terlalu banyak menggunakan
lengan bagian atas (overuse)

ETIOLOGI
penyebab utamanya idiopatik
diduga penyakit ini merupakan respon auto
immobilisasi terhadap rusaknya jaringan lokal
Penyebab capsulitis adhesiva
1. causa primer
a. pengerutan/ atrofi dari
hamper seluruh atau
sebagian kapsula sendi
glenohumeral ada
bagian anterior dan
caudal
b. perlengketan antara
kasula sendi jaringan
lunak disekitarnya
c. penurunan tingkat
elastisitas kapsula sendi
2. causa sekunder
a. adanya nyeri saat
sendi diupayakan
bergerak / digerakkan
(mobilisasi)
b. kelemahan otot
disekitar bahu
Predisposisi frozen shoulder
Usia
trauma berulang
(repetitive injury)
kelumpuhan
pasca operasi
payudara atau
dada
immobilisasi
yang lama
dari dalam sendi
glenohumeral
(tendinitis
bicipalitis,
inflamasi rotator
cuff, fracture)
kelainan ekstra
articular
(cervical
spondylisis,
angina pectoris)
Klasifikasi
a. tendinitis supraspinatus
b. tendinitis bisipitalis
c. bursitis akromialis
1.
periarthritis
keluhannya yaitu nyeri pada bahu
tersebut terasa jika lengan digerakkan
secara aktif, ini berarti gerakan aktif
dibatasi nyeri. Dan terbatas saat gerak
pasif karena perlengketan
2.
capsulitis
adhesiva
Patofisiologi
Perubahan
patologi pada
artikulatio
glenohmeral
respon dari
inflamasi
pada
membrane
synovial dan
kapsul sendi
glenohumera
l
formasi
adhesif
perlengketan
pada kapsul
sendi
peningkatan
viskositas
cairan
synovial
sendi
glenohumera
l volume 5-
10 ml
Kapsul sendi
mengkerut
jika tidak ditangani dengan baik akan membuat
otot otot bahu menjadi lemah dan distrofi.
Karena stabilitas glenohumeral sebagian besar
oleh sistem muskulotendinogen, maka gangguan
pada otot-otot bahu tersebut akan menyebabkan
nyeri, menurunnya mobilitas, sehingga
mengakibatkan keterbatasan lingkup gerak sendi
bahu.

Gejala klinis
1. adanya
nyeri sekitar
bahu
2.
keterbatasan
gerak sendi
bahu
3. otot-otot
daerah sendi
bahu nampak
mengecil
frozen / kaku/ keterbatasan gerakan
glenohumeral joint
pada tahap regenerasi (4hari-3minggu) tidak
berjalan sebagaimana mestinya proses radang
tetap berlanjut) penderita sulit bergerak karena
nyeri bahu, jaringan parut yang dihasilkan
tidak maksimal,
selain itu akibat proses peradangan kronis
suplai makanan berkurang sehingga terjadi atropi
atau kematian jaringan pada kapsula sendi.
Kapsula menjadi mengerut terjadi perlengketan
atau berkurannya elastisitasnya.
Nyeri akan dirasakan pada C3-C4 sehingga otot
otot yang dipersarafi nya bisa mengalami
spasme
Akibat nyeri, spasme pada frozen, otot cenderung
tidak digunakan akibatnya sifat fisiologis
menurun Serabut otot (myofibril) mengalami
atrofi fleksibilitas dan ekstensibilitas menurun
fungsi motor unit saraf motorik sehingga
kekuatan otot akan menurun.
Fase-fase frozen shoulder
Dari 24 jam sampai minggu I setelah
trauma
nyeri yang dominan
gerakan sendi terbatas ke segala
arah karena sakit,
disertai bengkak
1. Fase
I
Dari minggu II sampai IV setelah
trauma
jarak gerak sendi (ROM) terbatas,
kaku terutama pada abduksi dan
exorotasi
nyeri tajam pada akhir ROM
gangguan koordinasi dan aktivitas
lengan./bahu.
2. fase
II
Setelah minggku IV
bahu kaku dan terkunci ada ROM
tertentu gerakan sendi sangat
terbatas
membesarnya otot-otot daerah
gelang bahu dan sedikit rasa nyeri
3. Fase
III
Diagnosis
a) anamnesis umum : identitas pasien
b) anamnesis khusus :
1. keluhan utama
Gejala :
1. adanya nyeri sekitar bahu
2. keterbatasan gerak sendi bahu
3. otot-otot daerah sendi bahu nampak mengecil
2. lokasi keluhan
3. sifat keluhan
4. lamanya keluhan
5. faktor-faktor yang memperberat keluhan

c) inspeksi : dilakukan dalam posisi statis dan
dinamis penderita
d) pemeriksaan fungsi dasar dan ROM test :
gerakan aktif, pasif dan tes isometric melawan
tahanan sendi bahu
e) Pemeriksaan spesifik :
1. tes intra artikular (joint play movement) sendi
bahu
2. tes kekuatan otot
3. tes koordinasi gerakan
4. tes sirkumferentia otot (lingkar otot) daerah
bahu

5. Yergason test
Tujuan untukmengetahui adanya tendinitis
bisipitalis
Teknik : pasien memfleksikan elbow sampai 90
0

dan supinasi lengan bawah, lalu pasien
melakukan gerakan lateral rotasi lengan melawan
tahanan

6. apley scratch test
Tujuan untuk mengetahui adanya kapsulitis
adhesive dan tendinitis bisipitalis pada bahu

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan frozen shoulder
1. istirahat / terapi dingin
Pada nyeri bahu yang bersifat akut imobilisasi
sampai proses pembengkakan berhenti.
Selama bahu tidak digerakan untuk
menghentikan pembengkakan diberikan kompres
dingin atau es dan obat anti nyeri dan anti
bengkak.
2. terapi panas
Diberikan beberapa hari sesudah proses
pembengkakan berhenti atau pada bahu yang
nyeri tanpa pembengkakan pada jaringan otot
yang spasme.
Terapi panas bertujuan untuk :
a. memperbaiki sirkulasi darah dan metabolisme
setempat
b. mengurangi rasa nyeri
c. relaksasi terutama untuk otot yang spasme
terapi panas yang digunakan:
a. terapi panas (superficial) : sinar infrared
b. terapi panas (dalam) : SWD, MWD, USD

3. massage sendi bahu
Tujuannya adalah memperbaiki sirkulasi darah
dan permukaan metabolism setempat,
melemahkan otot-otot spasme, mengurangi nyeri,
melepaskan perlengketan antar otot dan
kapsuler.
4. manipulasi dan mobilisasi
Manipulasi dan mobilisasi digunakan untuk
mengembalikan gerakan sendi bahu yang
terganggu. Manipulasi dikerjakan dengan
dorongan atau gerakan dengan tiba-tiba dalam
amplitudo kecil. Mobilisasi dikerjakan dengan
gerakan pasif bergoyang dua atau tiga kali
perdetik.
5. terapi latihan :
Latihan LGS dengan menggunakan : over head
pulley shoulderwell. Finger ladder dan lain-lain.
Latihan yang dapat dilakukan dirumah misalnya
latihan codman, latihan tongkat dan lain-lain.

Terapi latihan ini merupakan latihan khas (specific
exercise). Tujuan pokok terapi latihan pada nyeri
bahu adalah :
a. mengurangi sakit dan spasme otot
b. memelihara fungsio sendi bahu
c. menghilangkan gangguan funbgsi sendi bahu
yang terjadi atau meningkatkan fungsi sendi
semaksimal mungkin
mencegah terjadinya pembatasan jarak gerak sendi dan
mencegah atrofi otot dengan cara memberikan latihan pasif,
latihan aktif dengan bantuan dan kontraksi starik/isometric.

1. latihan dengan tongkat
Gerakan yang dianjurkan adalah :
a. pegang tongkat dengan kedua tangan menggantung di
muka/depan
b. dengan siku lurus, gerakan lengan ke atas kepalasejauh
limitasi sendi bahu memungkinkan
c. seperti gerakan no.b tetapi gerakan tangan ke samping
kanan dan kiri. Perlu diingat bahwa gerakan berusat di
sendi bahu.
d. tongkat dipegang kedua tangan, diletakkan di belakang
kepala kemudian digerakkan naik-turun
e. tongkat dipegang kedua tangan, diletakkan di belakang
unggung bawah kemudian dilakukan gerakan menjauhi
tubuh dan digerakkan keatas kebawah.


2. latihan dengan wall climbing exercise
a. shoulder abduction
penderita berdiri dengan bahu sakit disamping
shoulder abduction ladder atau dinding. Gerakan
lengan abduksi dibantu oleh gerakan jari II dan III
yang memanjat dinding
b. shoulder flexion
pendeita menghada dinding. Gerakan bahu fleksi
dibantu oleh jari II dan III memanjat dinding.
3. clinning bar
Penderita berdiri dengan kedua tangan
memegang clinning bar (palang antara dua
bingkai pintu). Bar berada di atas dan belakang
kepala kemudian kedua lutut ditekuk, badan turun
ke bawah.

4. overhead exercise
Dengan katrol ditempatkan diatas kepala, lengan
mengalami kelaian secara pasif dan dielevasi
oleh lengan yang sehat.

5. passive external rotation of shoulder
Penderita menghadap sudut dinding, kedua siku
ditekuk. Kedua lengan masing-masing
memegang dinding (push-up) anterior kapsul dan
pektoralis akan terulur. Permulaan latihan dengan
kedua tangan lurus dengan dada kemudian
kedua tangan naik sampai lengan ekstensi penuh
di atas kepala.
Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi jika sendi bahu
tidak dilatih kembali atau tidak digunakan akan
terjadi atropi otot pada daerah sekitar sendi bahu.
Prognosis
Ad vitam : ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam

Kesimpulan
Capsulitis Adhesiva (frozen shoulder) adalah suatu gangguan
bahu yang sedikit atau sama sekali tidak menimbulkan rasa nyeri,
tidak memperlihatkan adanya kelainan pada foto rontgen tapi
terdapat keterbatasan gerak baik secara pasif mauun aktif pada
semua pola gerak. dan penyebabnya idiopatik yang biasa dialami
oleh orang berusia 40-60 tahun dan memiliki riwayat trauma
biasanya ringan.
Penyebab frozen shoulder tidak diketahui, diduga penyakit ini
merupakan respon auto immobilisasi terhadap rusaknya jaringan
lokal. Meskipun penyebab utamanya idiopatik, banyak yang
menjadi predisposisi frozen shoulder yaitu usia, trauma berulang
(repetitive injury) diabetes mellitus, kelumpuhan, pasca operasi
payudara atau dada, dari dalam sendi.
Diagnosis didapatka dari gejala yang paling dominan kekakuan
sendi bahu, nyeri pada bahu dan keterbatasan gerak pada sendi
bahu yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Pengobatan yang
dilakukan bisa dengan fisioterapi, imobilisasi saat awal, terapi
panas dan latihan gerak secara aktif maupun pasif, untuk
mencegah komplikasi nya seperti atrofi otot.


DAFTAR PUSTAKA
Thomson, Ann M. Tidys physiotherapy. 2th ed. Butterworth-heinemann, 2001.
Hal : 71
Snell, Richard S. Anatomi Klinik untuk mahasiswa kedokteran; alih bahasa :
Liliana Sugiharto, edisi ke-6. Jakarta:EGC;2006.P.189-96.
Moore Keith L. Agur Anne MR. Anatomis klinis dasar.
Jakarta:Hipocrates;2002.p.301-7.
David. Ring. 2009. Approach to the patient with shoulder pain. In : primary care
medicine. Lippincot Williams and Wilkins;2009.p.150.
Djohan Aras. Penatalaksaan fisioterapi pada frozen shoulder.
Akfis:ujungpandang;2004.
Donatelli, Robert, Wooden, Michael J. Orthopaedic Physical Therapy. Churchil
Livingstone Inc;1999.p.160.
Keith, Strange. Passive Range of Motion and Codmans Exercise. American
Academy of Orthopaedic Surgeons;2010.
Priguna, Sidharta. Sakit neuromuskuloskeletal dalam praktek umum, Jakarta :
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;2003.
Soeharyono. Sinkronisasi gerak ersendian daerah gelang bahu pada gerak
abduksi lengan. Maj Fisioterapi;2004.
Yamaguchi K, Ditsios K, Middleton WD, et al. the demographic and
morphological features of rotator cuff disease. A comparison of asymptomatic
and symptomatic shoulder. J BoneJoint Surg Am.88:1699.2006.

You might also like