F00.0 DEMENSIA PADA PENYAKIT ALZHEIMER DG ONSET DINI
F00.1 DEMENSIA PADA PENYAKIT ALZHEIMER DG ONSET LAMBAT F00.2 DEMENSIA PADA PENYAKIT ALZHEIMER, TIPE TAK KHAS/ TIPE CAMPURAN F00.9 DEMENSIA PADA PENYAKIT ALZHEIMER YTT F00 DEMENSIA PADA PENYAKIT ALZHEIMER F01.0 DEMENSIA VASKULAR ONSET AKUT F01.1 DEMENSIA MULTI-INFARK F01.2 DEMENSIA VASKULAR SUBKORTIKAL F01.3 DEMENSIA VASAKULAR CAMPURAN KORTIKAL DAN SUBKORTIKAL F01.8 DEMENSIA VASKULAR LAINNYA F01.9 DEMENSIA VASKULAR YTT F01 DEMENSIA VASKULAR F02.0 DEMENSIA PADA PENYAKIT PICK F02.1 DEMENSIA PADA PENYAKIT CREUTZFELDT-JAKOB F02.2 DEMENSIA PADA PENYAKIT HUNTINGTON F02.3 DEMENSIA PADA PENYAKIT PARKINSON F02.4 DEMENSIA PADA PENYAKIT HIV F02.8 DEMENSIA PADA PENYAKIT LAIN YDT YDK F02 DEMENSIA PADA PENYAKIT LAIN YDK Erna Herawati - 2013 2 TERMASUK : DEMENSIA PRASENIL ATAU SENIL YTT PSIKOSIS PRASENIL ATAU SENIL YTT DEMENSIA DEGENERATIF PRIMER YTT F03.X0 TANPA GX TAMBAHAN F03.X1 GEJALA LAIN TERUTAMA WAHAM F03.X2 GEJALA LAIN TERUTAMA HALUSINASI F03.X3 GEJALA LAIN TERUTAMA DEPRESI F03.X4 GEJALA CAMPURAN F03 DEMENSIA YTT F04 SINDROMA AMNESIK ORGANIK BUKAN AKIBAT ALKOHOL & OBAT PSIKOAKTIF LAINNYA F05.0 DELIRIUM, TAK BERTUMPANG TINDIH DG DEMENSIA F05.1 DELIRIUM BERTUMPANG TINDIH DG DEMENSIA F05.8 DELIRIUM LAINNYA F05.9 DELIRIUM YTT F05 DELIRIUM BUKAN AKIBAT ALKOHOL DAN OBAT PSIKOAKTIF LAIN Erna Herawati - 2013 3 F06 GG MENTAL LAIN & DISFUNGSI OTAK / PENY FISIK F06.0 HALUSINOSIS ORGANIK F06.1 GG KATATONIK ORGANIK F06.2 GG WAHAM ORGANIK LIR SKIZOFRENIA F06.3 GG SUASANA PERASAAN (MOOD/AFEK) ORGANIK F06.30 GG MANIK ORGANIK F06.31 GG BIPOLAR ORGANIK F06.32 GG DEPRESIF ORGANIK F06.33 GG AFEKTIF ORGANIK CAMPURAN F06.4 GG ANXIETAS ORGANIK F06.5 GG DISOSIATIF ORGANIK F06.6 GG ASTENIK ORGANIK F06.7 GG KOGNITIF RINGAN F06.8 GG MENTAL & DISFUNGSI OTAK / PENY FISIK LAIN YDT F06.9 GG MENTAL & DISFUNGSI OTAK / PENY FISIK YTT Erna Herawati - 2013 4 F07.0 GG KEPRIBADIAN ORGANIK F07.1 SINDROMA PASCA ENSEFALITIS F07.2 SINDROMA PASCA KONTUSIO F07.8.GG KEPR & PERILAKU ORG PENY, /DISFUNGSI OTAK YTT F07 GANGGUAN KEPRIBADIAN & PERILAKU PENY, & DISFUNGSI OTAK F09 GANGGUAN MENTAL ORGANIK / SIMTOMATIK YTT Erna Herawati - 2013 5 Erna Herawati - 2013 6 Erna Herawati - 2013 7 * Penyakit * Cedera atau rudapaksa otak disfungsi otak Primer : Penyakit sistemik yang menyerang otak sebagai salah satu dari beberapa organ atau sistem tubuh Sekunder : sindrom yang diklasifikasikan dapat berkaitan dengan gangguan / penyakit sistemik / otak yang secara bebas dapat di diagnosis Istilah organik : untuk G.M.O yang pengaruhnya terhadap otak merupakan akibat sekunder dari gangguan / penyakit ekstra serebral sitemik Istilah simtomatik : misal : daya ingat (memory), daya pikir (intellect), daya belajar (learning) Gangguan Fungsi Kognitif misal : gangguan kesadaran (conciousness) dan perhatian (attention) Gangguan Sensorium Persepsi (halusinasi) Isi pikiran (waham / delusi) Suasana perasaan dan emosi (depresi, gembira, cemas) Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang: Erna Herawati - 2013 8 dan ada kalanya di awali dengan kemerosotan (deterioration) dalam pengendalian emosi, perilaku sosial, atau motivasi hidup Umumnya disertai hendaya fungsi kognitif DAN KESADARAN TIDAK BERKABUT. dimana terdapat gangguan fungsi luhur (fungsi kortikal yang multipel) daya ingat, daya pikir, orientasi , daya tangkap, berhitung , kemampuan belajar, berbahas a Suatu sindrom akibat penyakit / gangguan otak, bersifat kronik progresif Erna Herawati - 2013 9 Erna Herawati - 2013 10 Sindrom demensia terjadi pada penyakit : Alzheimer Serebrovaskular dan pada kondisi lain yang secara primer atau sekunder mengenai otak. Erna Herawati - 2013 11 Pedoman diagnosis DEMENSIA: Adanya penurunan kemampuan daya ingat, daya pikir yang sampai mengganggu kegiatan harian seseorang seperti: mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, B.A.B., B.A.K Tidak ada gangguan kesadaran Gejala dan disabilitas sudah nyata untuk paling sedikit 6 bulan Erna Herawati - 2013 12 SESEORANG SENGAJA DATANG MENGAMBIL BARANGNYA ATAU MENYEMBUNYIKAN BARANGNYA 1. IDE DAN WAHAM PARANOID BERUPA HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN. 2. HALUSINASI Erna Herawati - 2013 13 WANDERING 10 %. DAPAT PULA TERJADI DENGAN ADANYA ANSIETAS DAN WAHAM. PASIEN BERKELANA MENINGGALKAN RUMAHNYA. AKTIVITAS TANPA TUJUAN. TIDAK DAPAT MENYELESAIKAN AKTIVITAS ATAU GERAKAN SAMPAI SELESAI. MIS: MENYIMPAN & MENGELUARKAN PAKAIAN BERULANG, PERTANYAAN ATAU PERKATAAN BERULANG. AKTIVITAS YANG TIDAK SESUAI. MENEMPATKAN ATAU MENYEMBUNYIKAN SESUATU TIDAK PADA TEMPATNYA. 3. GANGGUAN AKTIVITAS Erna Herawati - 2013 14 PERILAKU AGRESIF SECARA ORAL: MAKIAN PERILAKU AGRESIF SECARA FISIK PEMUKULAN, PENENDANGAN SAMPAI MENGGUNAKAN ALAT Spt: TONGKAT, SAPU, PISAU. 4. PERILAKU AGRESIF YAITU: GANGGUAN IRAMA TIDUR. 5. GANGGUAN IRAMA DIURNAL, MUDAH MENANGIS, PIKIRAN TTG KEMATIAN. 6. GANGGUAN AFEK: ANSIETAS TERHADAP HAL YANG AKAN DATANG KECEMASAN FINANSIAL, KESEHATAN, DAYA INGAT. KETAKUTAN AKAN DITINGGALKAN SENDIRI KETAKUTAN AKAN KERAMAIAN, PERJALANAN JAUH. 7. ANSIETAS DAN FOBIA Penyakit degeneratif otak primer Etiologinya tidak diketahui Gambaran neuropatologis dan neurokimia yang khas Biasanya onset dan berkembang secara lambat laun tetapi pasti dalam beberapa tahun (2 atau 3 tahun, dapat lebih lama) Erna Herawati - 2013 15 Erna Herawati - 2013 16 Pedoman diagnosis penyakit Alzheimer Terdapat gejala demensia seperti di atas Onset yang tersembunyi dengan deteriorasi lambat Tidak adanya bukti klinis, atau temuan dari penyelidikan khusus bahwa kondisi mental dapat disebabkan penyakit otak atau sistemik lain yang dapat menimbulkan demensia (mis : hipotiroidi, hematoma subdural, hiperkalsemia) Tidak adanya serangan apopleptik mendadak, hemiparesis, hilangnya daya sensorik, defek lapangan pandang mata dan inkoordinasi dalam masa dini dari gangguan itu (walau fenomena ini dikemudian hari dapat bertumpang tindih) Erna Herawati - 2013 17 Demensia pada penyakit Alzheimer Onset dini Mulai sebelum usia 65 tahun Relatif deteriorasi yang cepat Gangguan multipel yang nyata dari fungsi kortikal luhur Afasia, agrafia, aleksia, apraksia- terjadi relatif dini Onset lambat Sesudah usia 65 tahun, biasa akhir 70-an Kemerosotan yang lamban Gambaran utama : gangguan daya ingat Erna Herawati - 2013 18 Dibedakan dari demensia pada penyakit Alzheimer dalam hal ; -riwayat onset - gambaran klinis - perjalanan penyakit Yang khas adanya riwayat iskemia sepintas (T.I.A) dengan gangguan kesadaran sepintas Paresis yang sejenak atau hilangnya penglihatan Hendaya daya ingat dan daya pikir menjadi nyata Dapat mendadak, biasa pada usia lanjut sesudah satu episode iskemik yang jelas Etiologi : infark otak karena penyakit vaskular termasuk penyakit hipertensif serebrovaskular Infark kecil - efek kumulatif Erna Herawati - 2013 19 Erna Herawati - 2013 20 Gejala demensia Hendaya fungsi kognitif biasanya tidak merata Insight dan J udgement relatif baik Onset mendadak atau deteriorasi bertahap, terdapat tanda dan gejala neurologis fokal Pada beberapa kasus penetapan hanya dengan C.T Scan atau pemeriksaan neuropatologis Pedoman diagnostik Demensia Vaskuler Mulanya mendadak 2 Progresinya bertahap 1 Perjalanan berfluktuasi 2 Malam hari bengong atau kacau 1 Kepribadian terpelihara 1 Depresi 1 Keluhan somatik 1 Inkontinensia emosional 1 Riwayat hipertensi 1 Riwayat stroke 2 Ada bukti aterosklerosis 1 Keluhan neurologi fokal 2 _______________________________________________ ___ Demensia vaskular atau demensia multi-infark: skor > 7 Kemungkinan menderita penyakit Alzheimer : skor < 7 Erna Herawati - 2013 21 F02.0 DEMENSIA PADA PENYAKIT PICK F02.1 DEMENSIA PADA PENYAKIT CREUTZFELDT- JAKOB F02.2 DEMENSIA PADA PENYAKIT HUNTINGTON F02.3 DEMENSIA PADA PENYAKIT PARKINSON F02.4 DEMENSIA PADA PENYAKIT HIV F02.8 DEMENSIA PADA PENYAKIT LAIN YDT YDK Erna Herawati - 2013 22 Erna Herawati - 2013 23 Erna Herawati - 2013 24 Sindroma ini ditandai dg ggn daya ingat jangka pendek dan jangka panjang yg amat menonjol Namun daya ingat segera (immediate recall) masih baik Kemampuan belajar materi baru jelas terganggu Amnesia anterograde Disorientasi waktu Konfabulasi, sikap tak acuh, emosi yg hambar Fungsi persepsi dan kognitif lain biasanya baik Erna Herawati - 2013 25 Misalnya : trauma kapitis, tindakan pembedahan, infarct pd daerah a. serebro post, ensefalitis Proses patologik yg merusak secara bilateral struktur diencephalon dan medial temporal. karena defisiensi tiamin (Korsakoffs syndrome) Yang paling sering adalah : Erna Herawati - 2013 26 Adanya hendaya daya ingat berupa berkurangnya daya ingat jangka pendek (lemahnya kemampuan belajar materi baru); amnesia anterograde dan retrograde; menurunnya kemampuan utk mengingat dan megungkapkan pengalaman yg telah lalu Adanya riwayat atau bukti nyata adanya cedera atau penyakit pd otak Tidak berkurangnya daya ingat segera (misalnya diuji utk mengingat deretan angka). Tidak adanya ggn daya perhatian dan kesadaran serta hendaya intelektual menyeluruh Erna Herawati - 2013 27 Bergantung pd perjalanan penyakit yg mendasarinya Namun pd prinsipnya kesembuhan sempurna mungkin terjadi Erna Herawati - 2013 28 Delirium Demensia
Erna Herawati - 2013 29 Erna Herawati - 2013 30 Definisi delirium: suatu gangguan mental organik dengan ciri khas penurunan kesadaran yang mengakibatkan gangguan fungsi kognitif Delirium merupakan kelainan yang sering terjadi, dengan angka prevalensi pada masyarakat umum adalah 0,4% untuk usia 18 tahun keatas dan 1,1% untuk usia 55 tahun keatas (DSM- IV-TR). Sekitar 10-30% penderita yang dirawat di rumah sakit memberikan gejala delirium. Kira-kira 30% penderita pada unit perawatan intensif bedah dan unit perawatan intensif jantung serta 40-50% penderita yang sedang dalam pemulihan dari tindakan bedah karena fraktur pada panggul mengalami episode delirium. Yang terbanyak menderita delirium adalah post kardiotomi (90%), luka bakar (20%), AIDS (30-40%) dan penyakit terminal (80%). Penyebab delirium post operatif meliputi stres pembedahan, nyeri post operatif, insomnia, terapi nyeri, gangguan elektrolit, infeksi, demam, dan kehilangan banyak darah. Usia lanjut merupakan faktor resiko utama berkembangnya delirium. Kira-kira 30-40% penderita usia di atas 65 tahun mengalami episode delirium. Faktor predisposisi lain adalah kerusakan otak yang telah ada sebelumnya (misalnya demensia, diabetes, kanker, gangguan sensorik (misal: kebutaan, dan malnutrisi) Erna Herawati - 2013 31 Erna Herawati - 2013 32 Etiologi DELIRIUM: Intra kranial : epilepsi, cedera otak, infeksi, neoplasma, gangguan vaskuler Ekstra kranial : obat, racun (CO2, zat kimia), disfungsi endokrin, penyakit hati, ginjal, paru, kardiovaskuler, defisiensi vitamin, Infeksi sistematik, gangguan keseimbangan elektrolit, keadaan paska operasi, trauma kepala / tubuh Etiologies - I WATCH DEATH
I = Infection
W = Withdrawal A = Acute Metabolic T = Trauma C = CNS Pathology H = Hypoxia
D = Deficiencies (especially vitamin) E = Endocrinopathies A = Acute Vascular T = Toxins H = Heavy metals
Erna Herawati - 2013 33 Gejala yang secara umum terjadi : Awitannya akut. Hampir sebagian besar delirium diawali : Perubahan pola tidur Kelelahan yang sulit dijelaskan Mood yang berfluktuasi Fobia terhadap tidur Gelisah Cemas Sering mimpi buruk Erna Herawati - 2013 34 Menurut PPDGJ III, pedoman diagnostik untuk delirium yang bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnya (F.05) : Gangguan kesadaran dan perhatian Dari taraf kesadaran berkabut sampai koma Menurunnya kemampuan untuk mengarahkan, memusatkan, mempertahankan dan mengaihkan perhatian Gangguan kognitif secara umum Distorsi persepsi, ilusi dan halusinasi seringkali visual Hendaya daya pikir dan pengertian abstrak, dengan atau tanpa waham yang bersifat sementara, tetapi sangat khas terdapat inkoherensi ringan Hendaya daya ingat segera dan jangka pendek, sedang daya ingat jangka panjang relatif masih utuh Disorientasi waktu. Pada kasus berat, terdapat juga disorientasi tempat dan orang. Erna Herawati - 2013 35 Gangguan Psikomotor Hipo atau hiperaktivitas dan pengalihan aktivitas yang tidak terduga dari satu ke yang lain Waktu bereaksi yang lebih panjang Arus pembicaraaan bertambah atau berkurang Reaksi terperanjat meningkat Gangguan siklus tidur-bangun : Insomnia atau pada kasus yang berat tidak dapat tidur sama sekali, atau terbaliknya siklus tidur-bangun; mengantuk pada siang hari Gejala memburuk pada malam hari Mimpi yang mengganggu atau mimpi buruk yang dapat berlanjut menjadi halusinasi setelah bangun. Gangguan emosional : Misalnya depresi, anxietas atau takut, lekas marah, euphoria, apatis atau kehilangan rasa akal. Onset biasanya cepat, perjalanan penyakitnya hilang timbul sepanjang hari, dan keadaan itu berlangsung kurang dari 6 bulan Erna Herawati - 2013 36 Demensia (F00-F03) Gangguan psikotik akut & sementara (F23) Skizofrenia akut (F20) Gangguan afektif dengan gambaran kebingungan (F30-39) Delirium yang disebabkan alkohol / zat psikoaktif lain (F1x.4). Erna Herawati - 2013 37 Gambaran klinis Delirium Demensia Gangguan daya ingat +++ +++ Gangguan proses pikir +++ +++ Gangguan daya nilai +++ +++ Kesadaran berkabut +++ - Major attention deficits +++ + Fluktuasi perjalanan penyakit (1 hari) +++ + Disorientasi +++ ++ Gangguan persepsi jelas ++ - Inkoherensi ++ + Gangguan siklus tidur-bangun ++ + Eksaserbasi nokturnal ++ + Insight/tilikan ++ + Awitan akut/subakut ++ - Erna Herawati - 2013 38 Awitan delirium yang akut, gejala prodromalnya seperti gelisah & perasaan takut mungkin muncul pada awal awitan. Bila penyebabnya telah diketahui dan dapat dihilangkan maka gejala-gejalanya akan menghilang dalam waktu 3 7 hari dan akan hilang seluruhnya dalam waktu 2 minggu. Erna Herawati - 2013 39 Erna Herawati - 2013 40 Adanya penyakit, kerusakan atau disfungsi otak atau penyakit fisik sistemik yang diketahui berhubungan dengan salah satu sindrom Adanya hubungan waktu (dalam beberapa minggu atau bulan) antara perkembangan penyakit yang mendasarinya dengan timbulnya sindrom mental Kesembuhan dari gangguan jiwa setelah dihilangkan penyebab yang diduga mendasarinya Tidak ada bukti yang mengarah pada penyebab alternatif dari sindroma mental ini (riwayat keluarga yang memperkuat/stres yang mempercepat) Didukung oleh hal di bawah Ini Erna Herawati - 2013 41 Kriteria umum F06 Harus ada bukti halusinasi dari segala bentuk yang menetap atau berulang Tiada kesadaran yang berkabut Tiada penurunan fx intelektual yang nyata Tiada gangguan mood yang menonjol Tiada waham yang nyata Pedoman diagnostik : Erna Herawati - 2013 42 Kriteria umum F06 Disertai salah satu keadaan di bawah ini: Stupor (berkurangnya atau hilangnya sama sekali gerakan spontan dengan mutisme, negativisme, dan sikap yang kaku total atau parsial) Gaduh gelisah (hipermotilitas yang nyata dengan atau tanpa kecenderungan untuk menyerang) Keduanya (silih beganti, secara cepat dan tak terduga dari hipo ke hiperaktivitas) Fenomena katatonik lain yang memperkuat kepastian diagnosis : stereotipi, fleksibilitas serea, dan tindakan impulsif Erna Herawati - 2013 43 Kriteria umum F06 Waham yang menetap / berulang (waham kejar, tubuh yang berubah, cemburu dll.) Halusinasi, gangguan proses pikir, katatonik Kesadaran dan daya ingatnya harus tidak terganggu Diagnosis jangan dibuat jika penyebab organik yang diduga tidak khas atau terbatas pada penemuan seperti ventrikel otak yang melebar (CT-Scan) atau gejala neurologis yang halus (soft neurological signs) Erna Herawati - 2013 44 Contoh : depresi pasca infeksi (influensa) Kriteria umum F06 Kondisi ini harus memenuhi prasyarat untuk salah satu diagnosis dari gangguan F30 -39. Pedoman diagnosis: Erna Herawati - 2013 45 F06.4 Gangguan Anxietas Organik F06.5 Gangguan Disosiatif Organik F06.6 Gangguan Astenik Organik F06.7 Gangguan Kognitif Ringan Erna Herawati - 2013 46 Erna Herawati - 2013 47 Gangguan kepribadian organik Riwayat penyakit, kerusakan atau disfungsi otak Disertai 2 atau lebih gambaran berikut: a. Penurunan yang konsisten dalam kemampuan untuk mempertahankan aktivitas yang bertujuan, terutama yang memakan waktu lebih lama dan pemuasan yang tidak segera b. Perubahan perilaku emosional, ditandai labilitas dangkal dan kegembiraan yang tak beralasan c. Pengungkapan kebutuhan dan keinginan tanpa mempertimbangkan konsekuensi atau kelaziman sosial d. Gangguan proses pikir, curiga atau pikiran paranoid dan atau preokupasi berlebihan pada satu tema yang biasanya abstrak (Tuhan, benar atau salah) e. Kecepatan dan arus pembicaraan berubah dengan nyata (berputar-putar), bicara banyak, alot (viscocity), hipergrafia f. Perilaku seksual yang berubah Erna Herawati - 2013 48 Erna Herawati - 2013 49 Sindrom Pasca- kontusio Terjadi setelah trauma kepala (hilangnya kesadaran) Beberapa gejala : nyeri kepala, pusing (tdk seperti gejala vertigo), kelelahan, iritabilitas, sulit berkonsentrasi dan melakukan tugas mental, hendaya daya ingat, insomnia, menurun kesadaran terhadap stres, gejolak emosional Disertai rasa depresi dan cemas Peran sebagai pasien terus menurun Sebab dari gejala tidak jelas organik dan psikologis
Erna Herawati - 2013 50 Erna Herawati - 2013 51 Gangguan Mental dan Perilaku akibat Penggunaan Zat Psikoaktif Penggunaan yang merugikan Pola penggunaan zat psikoaktif yang merusak kesehatan , kerusakan tersebut dapat berupa fisik (kasus hepatitis karena penggunaan obat melalui suntikan diri sendiri) Untuk menegakkan diagnosis harus ada cedera nyata pada kesehatan jiwa atau fisik pengguna Erna Herawati - 2013 52 Sindrom ketergantungan Diagnosa ketergantungan ditegakkan jika ada 3 atau lebih gejala di bawah ini (setahun sebelumnya) Keinginan yang kuat / dorongan yang memaksa (kompulsi) untuk menggunakan zat Kesulitan dlm mengendalikan perilaku menggunakan zat sejak awal, usaha penghentian / tingkat penggunaannya Keadaan putus zat secara fisiologis Erna Herawati - 2013 53 Adanya bukti toleransi berupa penambahan dosis zat psikoaktif yang diperlukan guna memperoleh efek yang sama (dengan dosis rendah) Secara progresif mengabaikan alternatif menikmati kesenangan karena penggunaan zat psikoaktif lain , meningkatkan jumlah waktu yang diperlukan untuk mendapatkan / menggunakan zat Terus menggunakan zat meskipun sadar akibatnya (seperti gangguan fungsi hati, depresi) Erna Herawati - 2013 54 Keadaan putus zat (KPZ) merupakan salah satu indikator dari sindrom ketergantungan, diagnosis sindrom ketergantungan zat harus dipertimbangkan KPZ dicatat sebagi diagnosis utama bila merupakan alasan rujukan dan cukup parah sehingga perlu perhatian khusus Gejala fisik bervariasi sesuai zat yang digunakan Erna Herawati - 2013 55 Gangguan psikotik Fenomena psikotik yang terjadi selama atau segera sesudah penggunaan zat psikoaktif dan ditandai halusinasi (khas auditorik), kekeliruan identifikasi, waham / gagasan menyangkut diri sendiri (paranoid, kejaran) Gangguan psikomotor, afek abnormal Kesadaran pada umumnya jernih Erna Herawati - 2013 56 Erna Herawati - 2013 57 (berkurangnya) kejernihan kesadaran/awareness terhadap lingkungan dalam rangkaian taraf kesadaran berkabut sampai koma. Berkurangnya kemampuan untuk memusatkan mempertahankan & mengalihkan perhatian terhadap stimulus luar (auditorik, sensorik) a. Gangguan atau penurunan kesadaran (mis : daya ingat, disorientasi, gangguan berbahasa) atau gangguan persepsi yang tidak disebabkan oleh demensia yang telah ada sebelumnya atau demensia yang sedang berkembang b. Gangguan daya kognitif c. Gangguan ini berkembang dalam waktu yang cepat (beberapa jam/hari), sering berfluktuasi sepanjang hari d. Terbukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik atau laboratorium bahwa gangguan ini disebabkan langsung oleh akibat fisiologis dari gangguan medis/fisik, akibat intoksikasi obat/zat, atau timbul selama terjadi sindrom putus zat Erna Herawati - 2013 58 Biasanya pasien akan mengeluh kelelahan, cemas, menjadi iritabel, mengalami gangguan tidur. Prodromal Penurunan kejernihan tingkat kesadaran terhadap lingkungan (kesadaran berkabut) Gangguan kesadaran Hiperaktivitas kaitannya dengan sindrom putus zat, mis flushing, berkeringat, takikatdi, nausea, hipertermia, dan sebagainya. Hipoaktivitas, seluruh aktivitas menurun sehingga sering dikatakan sebagai depresi. Kewaspadaan Ditandai oleh adanya kesilitan mempertahankan, memusatkan dan mengalihkan perhatian. Gangguan pemusatan perhatian Erna Herawati - 2013 59 Ringan : Gangguan orientasi waktu sering terjadi. Berat : gangguan orientasi tempat & orang. Orientasi Sering terjadi abnormalitas dalam berbahasa & terjadi inkoherensi. Daya ingat & fx kognitif umum mungkin terjadi. Bahasa & kognitif Halusinasi visual & auditorik. Persepsi Marah, mengamuk, ketakutan yang tak beralasan. Perubahan mood dapat berfluktuasi sepanjang hari Mood Sundowning : agitasi di malam hari & masalah perilaku saat waktu tidur. Gangguan tidur bangun Disfasia, tremor, asteriksis, inkoordinasi, & inkontinensia urin Gejala neurologi Erna Herawati - 2013 60