You are on page 1of 21

KELOMPOK 4 :

DENNY
NURIS RANDA M
EKA SAFITRI
NOVYANTI LONDONG
NOBER SANDI
RUSDIADI
OKTAVIANY W. PASINO
PENDAHULUAN
Terapi selama kehamilan dan laktasi merupakan
pembahasan yang menarik karena adanya pengaruh
obat-obatan terhadap ibu dan bayinya. Sumber rujukan
obat-obatan apa saja yang digunakan selama hamil dan
menyusui sudah dikategorikan secara lengkap oleh Food
and Drug Administration (FDA).
KONSEP KUNCI
1. Perubahan farmakokinetik obat selama kehamilan
mempengaruhi pemilihan jenis obat serta
penyesuaian dosis. Perubahan fisiologi selama
kehamilan akan mengakibatkan perubahan dalam
absorbsi, ikatan protein, distribusi dan eliminasi.
2. Meskipun teratogenesis akibat pemakaian obat
merupakan perhatian yang utama selama kehamilan,
sebagian besar obat-obatan yang dibutuhkan wanita
hamil aman untuk digunakan ( sedikit obat yang
menyebabkan birth defect). Sehingga sangat
penting untuk mengetahui jenis obat yang tepat
untuk terapi selama kehamilan.

Lanjutan :
Masa kritis untuk organogenesis adalah 8 minggu
pertama kehamilan, sehingga resiko terjadinya cacat
bawaan paling tinggi pada saat trimester pertama.
Dokter harus menghindari pengobatan yang tidak
perlu pada wanita hamil maupun menyusui sebaliknya
dokter juga tidak boleh mengabaikan masalah-
masalah yang dapat membahayakan ibu, janin
maupun bayi.
Lanjutan :
Atasi masalah-masalah ringan selama hamil dengan
pengobatan non farmakologi.
Anjurkan wanita hamil untuk mengkonsumsi
multivitamin yang mengandung 400 mcg asam folat

PERUBAHAN FARMAKOKINETIK
MATERNAL SELAMA KEHAMILAN
Peningkatan 30-50% volume plasma, cardiac output,
dan filtrasi glomerular, sbbkan kons. Plasma dan
klirens renal obat rendah.
Lemak pd tubuh meningkat, & peningkatan vol.
distribusi obat lipofilik
Kons. Albumin plasma turun, vol.distribusi naik. Obat
lebih terikat kuat pada protein dlm plasma fetus
dbanding dgn plasma ibu.
Lanjutan ;
Absorbsi obat akan berubah selama kehamilan, akibat
adanya mual muntah, dan lambatnya pengosongan
lambung.
pH lambung meningkat pengaruhi absorbs obat as.
Lemah dan basa. pH asam, obat2 yg bersifat asam
tidak terionisasi, shingga obat yg aktif dlm bntuk
terionnya tdk aktif. Sebaliknya dgn obat yg brsifat basa
mengalami ionisasi.
Estrogen dan progesteron meningkat akan merubah
aktivitas enzim hatidan meningkatkan eliminasi
beberapa obat, serta mengakumulasi obat yang lain.
TRANSFER OBAT TRANSPLASENTA
Plasenta merupakan organ yang berfungsi sebagai tempat
pertukaran substansi termasuk obat antara ibu dengan janin.
Hampir semua obat masuk dari sirkulasi maternal ke
sirkulasi janin dengan cara difusi. Hal ini tergantung dari
sifat zat kimianya,seperti kelarutan dalam lemak, derajat
ionisasi, berat molekul dan ikatan obat-protein.
Berat molekul yang dapat melewati
plasma adalah :
BM < 500 Dalton (Da) langsung menembus secara
mudah
BM 600-1000 Da melewati plasenta secara lambat
BM > 1000 Da (contoh : insulin, heparin) tidak dapat
menembus barier plasenta

Contohnya ;
contoh: opiat dan antibiotik akan lebih mudah masuk
menembus barier plasenta. Obat ini adl obat lipofilik.
succinylcholine and tubocurarine, adalah obat yg
terionisasi tinggi.
Salicylate, yang hampir terionisasi sempurna pada pH
fisiologis dapat menembus plasenta secara cepat, hal
ini terjadi karena ada sedikit jumlah salisilat yang
tidak terionisasi sehingga bersifat lipofilik.
Lanjutan ;
Albumin plasma maternal cenderung menurun selama
kehamilan, sebaliknya albumin fetus meningkat,
mengakibatkan meningkatnya konsentrasi obat yang
terikat protein dalam plasma fetus
pH fetus lebih asam dibanding pH maternal
menyebabkan obat yang bersifat basa lemah lebih
mudah menembus plasenta. JIka obat sudah masuk
dalam plasma fetus, molekul akan mengalami ionisasi
dan sedikit yang bisa kembali ke plasma maternal.
METABOLISME OBAT PADA
PLASENTA
Ada dua mekanisme untuk melindungi janin dari obat
yang berada dalam sirkulasi ibu:
1. Plasenta sebagai barier semipermeabel dan sebagai
tempat untuk memetabolisme obat-obatan yang
melewatinya. Beberapa tipe reaksi oksidasi (seperti,
hydroxylation, N-dealkylation, demethylation) terjadi
dalam jaringan plasenta, contoh metabolism
pentobarbital.

Lanjutan ;
2. Obat yang masuk ke plasenta memasuki sirkulasi
janin melewati vena umbilikalis. sekitar 4060%
lairan darah V.umbilikalis masuk ke liver janin, disini
terjadi metabolisme obat sebelum masuk ke sirkulasi
janin.

Gangguan pada kehamilan
Mual dan muntah
Liur melimpah
Tekanan pada dada
Lemah dan pusing
Sariawan
Gangguan buang air besar
Varises
Wasir atau ambeien
Kejang kaki
Keputihan
Constipation / sembelit
Untuk terapi tambahan Laktulosa , sorbitol , bisacodyl
digunakan sesekali .

Gastroesophageal Reflux Disease
Terapi obat , jika perlu , dapat dimulai dengan
aluminium , kalsium , atau antasida magnesium ;
sukralfat ; atau cimetidine atau ranitidine . Lansopra -
zole , omeprazole , dan metoclopramide juga pilihan
jika pasien tidak menanggapi histamin - 2 reseptor
blocker .

Mual dan Muntah
Hanya terjadi sekitar 1 % hingga 3 % dari wanita hamil
Farmakoterapi mungkin termasuk berikut :
antihistamin ( misalnya , doxylamine ) , vitamin
(misalnya , pyridoxine ,cyanocobalamin) ,
antikolinergik ( misalnya , dicyclomine , skopolamin ),
antagonis dopa - tambang (misalnya
metoclopramide).
HIPERTENSI
aspirin dosis rendah setelah 12 minggu kehamilan
mengurangi risiko preeklampsia sebesar 19 %
Obat yang biasa digunakan untuk hipertensi dalam
kehamilan termasuk metildopa , labetalol , dan
calcium channel blockers . ACEIs harus dihindari
selama kehamilan .
PEMILIHAN OBAT SELAMA
KEHAMILAN
Efek samping obat terhadap janin tergantung dosis,
rute pemberian, lamanya terpapar agen dan usia
kehamilan saat terpapar obat.
Paparan obat pada janin 2 minggu setelah konsepsi
akan memiliki efek all or nothing ( merusak embrio
atau bahkan tidak mengakibatkan gangguan sama
sekali).
Lanjutan ;
Paparan obat pada fase organogenesis (18-60 hari
setelah konsepsi) akan menyebabkan anomaly
struktur tubuh ( seperti obat : metroteksat,
siklofosfamid, dietilstilbestrol, litium, retinoid,
talidomid, obat antiepilepsi tertentu dan derivate
coumarin).
Paparan obat setelah 60 hari bisa menyebabkan
gangguan pertumbuhan, abnormalitas CNS atau
kematian janin (seperti ACE inhibitor, derivate
tetrasiklin, NSAID).
Prinsip pemilihan obat selama
kehamilan:
Pemilihan obat yang aman untuk ketiga periode (selama 3
Trimester).
Resepkan obat dengan dosis terendah dari dosis terapeutik.
menghindari medikasi yang tidak penting, berbahaya dan
self medication.
memberikan dosis optimum untuk kesehatan ibu, tapi
minimal risikonya untuk janin
Terima Kasih

You might also like