Pembimbing: dr. Yelvita Roza 1.1 Definisi Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang disebabkan infeksi bakteri, jamur dan virus Anatomi Telinga Luar
1.2 Anatomi Telinga Luar Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membrane timpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan (kartilago) pada sepertiga bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2,5 sampai 3 sentimeter.
Anatomi liang telinga bagian tulang sangat unik karena merupakan satu-satunya tempat dalam tubuh dimana kulit langsung terletak di atas tulang tanpa adanya jaringan subkutan. daerah ini sangat peka, dan tiap pembengkakan sangat nyeri karena tidak terdapat ruang untuk ekspansi. Telinga luar berfungsi mengumpulkan dan menghantarkan gelombang bunyi ke struktur- struktur telinga tengah. Karena keunikan anatomi aurikula serta konfigurasi liang telinga yang melengkung atau seperti spiral, maka telinga luar mampu melindungi membrane timpani dari trauma, benda asing dan efek termal. Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar serumen (kelenjar keringat) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga. Pada dua pertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen.
1.3 Faktor Predisposisi Faktor predisposisi dari otitis eksterna adalah Perubahan pH kulit kanalis yang biasanya asam menjadi basa Pengaruh lingkungan yang menyebabkan perubahan suhu dan kelembaban Trauma ringan seperti berenang atau membersihkan telinga secara berlebihan
1.4 Klasifikasi Otitis Eksterna 1.4.1 Otitis Eksterna akut Terdapat 2 kemungkinan otitis eksterna akut otitis seksterna sirkumskripta dan otitis eksterna difus.
1.4.1.1 Otitis Eksterna Sirkumskripta (Furunkulosis) Infeksi pada folikel rambut, kelenjar sebasea, kelenjar serumen di 1/3 luar liang telinga sehingga membentuk furunkel. Kuman penyebab biasanya adalah Staphylococcus aureus atau Staphylococus albus.
Gejala klinisnya rasa nyeri yang hebat karena terbatasnya ruangan untuk perluasan edema dikarenakan kulit liang telinga tidak mengandung jaringan longgar dibawahnya, sehingga terjadi penekanan langsung pada perikondrium.
rasa nyeri juga dapat timbul pada waktu membuka mulut. Terdapat juga gangguan pendengaran apabila furunkel besar dan menyumbat liang telinga. Terapi tergantung pada keadaan furunkel. Bila sudah menjadi abses di aspirasi dengan cara steril untuk mengeluarkan nanahnya. Lokal diberikan antibiotika dalam bentuk salep, seperti polimixyn B atau bacitracin, atau antiseptic asam asetat 2-5% dalam alkohol. Tidak perlu diberikan antibiotika secara sistemik, hanya diberikan obat simptomatik seperti analgetik.
1.4.1.2 Otitis Eksterna Difus Infeksi mengenai liang telinga dua pertiga dalam. Tampak kulit liang telinga hiperemis dan edema yang tidak yang jelas batas-batasnya. Kuman penyebab biasanya golongan pseudomonas. Kuman lainnya staphylococcus albus, Escherichia coli dan sebagainya. Otitis eksterna difus dapat juga terjadi sekunder pada otitis media supuratif kronis.
Gejalanya : nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit, kadang kelenjar getah bening membesar dan nyeri tekan, terdapat secret yang berbau. Secret ini tidak mengandung lendir (musin) seperti secret yang keluar dari kavum timpani pada otitis media.
Pengobatannya membersihkan liang telinga, memasukkan tampon yang mengandung antibiotika ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit yang meradang. Kadang-kadang diperlukan obat antibiotik sistemik.
1.4.2 Otomikosis Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di daerah tersebut. Penyebab tersering : Pytirosporum, Aspergilus. Kadang-kadang ditemukan juga kandida albikan atau jamur lain. Pytirosporum menyebabkan terbentuknya sisik yang menyerupai ketombe dan merupakan predisposisi otitis eksterna bakterialis.
Gejala : berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga, tetapi sering pula tanpa keluhan. Pengobatannya dengan membersihkan liang telinga. Larutan asam asetat 2% dalam alcohol, larutan iodium povidon 5% atau tetes telinga yang mengandung campuran antibiotic dan steroid yang diteteskan ke liang telinga biasanya dapat menyembuhkan. Kadang-kadang diperlukan obat anti jamur (sebagai salep) yang diberikan secara topical yang mengandung nistatin , klotrimazol.
Herpes Zoster Otikus penyakit yang disebabkan oleh virus varisela zooster menyerang satu atau lebih dermatom saraf cranial Dapat mengenai saraf trigeminus, ganglion genikulatum dan radiks servikalis bagian atas Keadaan ini disebut juga sindroma ramsay hunt. Tampak lesi kulit yang vesikuler pada kulit di daerah muka sekitar liang telinga, otalgia dan terkadang disertai paralisis oto wajah. Pada keadaan yang berat ditemukan gangguan pendengaran berupa tuli sensorineural.
Pengobatan sesuai dengan tatalaksana herpes zoster.
Infeksi Kronis Liang Telinga Infeksi bakteri maupun jamur yang tidak diobati dengan baik, iritasi kulit yang disebabkan cairan otitis media, trauma berulang, adanya benda asing, penggunaan cetakan (mould) pada alat bantu dengar (hearing aid) dapat menyebabkan radang kronis. terjadi stenosis atau penyempitan liang telinga karena terbentuknya jaringan parut atau sikatriks.
Pengobatannya memerlukan operasi rekonstruksi liang telinga.
Keratosis Obturans dan Kolesteatoma Eksterna Dulu keratosis obturans dan kolesteatoma eksterna dianggap sebagai penyakit yang sama proses terjadinya, oleh karena itu sering tertukar penyebutannya.
Pada keratosis obturans ditemukan epidermis di liang telinga yang disebabkan oleh terbentuknya sel epitel yang berlebihan yang tidak bermigrasi ke arah telinga luar.
Gejala klinis: tuli konduktif akut, nyeri yang hebat, liang telinga yang lebih lebar, membran timpani yang utuh tapi lebih tebal dan jarang ditemukan adanya sekresi telinga. Gangguan pendengaran dan rasa nyeri yang hebat disebabkan oleh desakan gumpalan epitel berkeratin di liang telinga. Keratosis obturans sering bilateral sering ditemukan pada usia muda. Sering dikaitkan dengan sinusitis dan bronkiektasis. Erosi tulang liang telinga ditemukan pada keratosis obturan dan pada kolesteatoma eksterna. Hanya saja pada keratosis obturans, erosi tulang yang terjadi menyeluruh sehingga tampak liang telinga menjadi lebih luas. Sementara pada koleteatoma eksterna erosi tulang terjadi hanya di daerah posteroinferior.
Otore dan nyeri tumpul menahun ditemukan pada koleteatoma eksterna disebabkan oleh invasi kolesteatoma eksterna ke tulang yang menimbulkan periosteitis. Pendengaran dan membrane timpani biasanya normal. Kolesteatoma eksterna ditemukan hanya pada satu sisi telinga dan lebih sering pada usia tua.
Oleh karena keratosis obturans disebabkan oleh proses radang yang kronis, serta sudah terjadi gangguan migrasi epitel maka setelah gumpalan keratin dikeluarkan, debris akibat radang harus dibersihkan secara berkala.
Pada kolesteatoma eksterna perlu dilakukan operasi agar kolesteatoma dan tulang yang nekrotik bisa diangkat sempurna. Pada operasi, liang telinga bagian luar diperluas agar mudah dibersihkan. Tujuan operasi mencegah berlanjutnya penyakit yang mengerosi tulang.
Indikasi operasi bila destruksi tulang sudah meluas ke telinga tengah, erosi tulang pendengaran, kelumpuhan saraf fasialis, terjadi fistel labirin atau otore yang berkepanjangan. Bila kolesteatoma masih kecil dan terbatas dapat dilakukan tindakan konservatif. Kolesteatoma dan jaringan nekrotik di angkat sampai bersih, di ikuti pemberian antibiotik topical secara berkala. Pemberian obat tetes telinga dari campuran alcohol atau gliserin dalam H 2 O 2 3%, tiga kali seminggu seringkali dapat menolong.
Otitis Eksterna Maligna (Nekrotikans) infeksi difus di liang telinga luar dan struktur lain disekitarnya. Biasanya terjadi pada orang tua dengan penyakit diabetes mellitus. Pada penderita diabetes, pH serumen lebih tinggi disbanding pH serumen non diabetes menyebabkan penderita diabetes lebih mudah terjadi otitis eksterna. Akibat adanya factor imunokompromise dan mikroangiopati, otitis eksterna berlanjut menjadi otitis eksterna maligna. Pada otitis eksterna maligna, peradangan meluas secara progresif ke lapisan sub kutis, tulang rawan dan ke tulang sekitarnya, sehingga timbul kondritis, osteitis dan osteomielitis yang menghancurkan tulang temporal.
Gejala otitis eksterna maligna : rasa gatal di liang telinga yang dengan cepat di ikuti oleh nyeri, sekret yang banyak serta pembengkakan liang telinga. Kemudian rasa nyeri tersebut akan semakin hebat, liang telinga tertutup oleh jaringan granulasi yang cepat tumbuhnya. Saraf fasial dapat terkena, sehingga menimbulkan paresis atau paralisis fasialis.
Kelainan patologik yang penting : osteomielitis yang progresif, yang disebabkan kuman Pseudomonas aerogenosa. Penebalan endotel yang mengiringi diabetes melitus berat, kadar gula darah yang tinggi yang diakibatkan oleh infeksi yang sedang aktif, menimbulkan kesulitan pengobatan yang adekuat.
Pengobatan cepat diberikan, sesuai dengan hasil kultur dan resistensi. kuman penyebab tersering : Pseudomonas aerogenosa diberikan antibiotika dosis tinggi yang sesuai dengan Pseudomonas aerogenosa. Sementara menunggu hasil kultur dan resistensi diberikan golongan fluoroquinolone (ciprofloxasin) dosis tinggi peroral. Pada keadaan lebih berat antibiotika parenteral kombinasi dengan antibiotika golongan aminoglikosida yang diberikan selama 6-8 minggu.
Antibiotika yang sering digunakan : ciprofloxasin, ticarcilin-clavulanat, piperacilin (dikombinasi dengan aminoglikosida), ceftriaxon, ceftazidine, cefepime (maxipime), tobramicin (kombinasi dengan aminoglikosida), gentamicin (kombinasi dengan golongan penicilin).
Disamping obat-obatan, seringkali diperlukan juga tindakan membersihkan luka (debrideman) secara radikal. Tindakan membersihkan luka (debrideman) yang kurang bersih akan dapat menyebabkan makin cepatnya penjalaran penyakit.