You are on page 1of 38

Otitis Eksterna

Putri Yuriandini Yulsam 0910313225



Pembimbing:
dr. Yelvita Roza
1.1 Definisi
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut
maupun kronis yang disebabkan infeksi bakteri,
jamur dan virus
Anatomi Telinga Luar

1.2 Anatomi Telinga Luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang
telinga sampai membrane timpani.
Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan
kulit.
Liang telinga berbentuk huruf S, dengan rangka
tulang rawan (kartilago) pada sepertiga bagian luar,
sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya
terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2,5 sampai
3 sentimeter.

Anatomi liang telinga bagian tulang sangat unik
karena merupakan satu-satunya tempat dalam
tubuh dimana kulit langsung terletak di atas tulang
tanpa adanya jaringan subkutan. daerah ini
sangat peka, dan tiap pembengkakan sangat
nyeri karena tidak terdapat ruang untuk ekspansi.
Telinga luar berfungsi mengumpulkan dan
menghantarkan gelombang bunyi ke struktur-
struktur telinga tengah. Karena keunikan anatomi
aurikula serta konfigurasi liang telinga yang
melengkung atau seperti spiral, maka telinga luar
mampu melindungi membrane timpani dari trauma,
benda asing dan efek termal.
Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga
terdapat banyak kelenjar serumen (kelenjar
keringat) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat
pada seluruh kulit liang telinga. Pada dua pertiga
bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar
serumen.



1.3 Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi dari otitis eksterna adalah
Perubahan pH kulit kanalis yang biasanya asam menjadi
basa
Pengaruh lingkungan yang menyebabkan perubahan
suhu dan kelembaban
Trauma ringan seperti berenang atau membersihkan
telinga secara berlebihan

1.4 Klasifikasi Otitis Eksterna
1.4.1 Otitis Eksterna akut
Terdapat 2 kemungkinan otitis eksterna akut
otitis seksterna sirkumskripta dan otitis eksterna
difus.

1.4.1.1 Otitis Eksterna Sirkumskripta
(Furunkulosis)
Infeksi pada folikel rambut, kelenjar sebasea,
kelenjar serumen di 1/3 luar liang telinga sehingga
membentuk furunkel.
Kuman penyebab biasanya adalah Staphylococcus
aureus atau Staphylococus albus.


Gejala klinisnya
rasa nyeri yang hebat karena terbatasnya ruangan untuk
perluasan edema dikarenakan kulit liang telinga tidak
mengandung jaringan longgar dibawahnya, sehingga
terjadi penekanan langsung pada perikondrium.


rasa nyeri juga dapat timbul pada waktu membuka mulut.
Terdapat juga gangguan pendengaran apabila furunkel
besar dan menyumbat liang telinga.
Terapi tergantung pada keadaan furunkel. Bila
sudah menjadi abses di aspirasi dengan cara
steril untuk mengeluarkan nanahnya. Lokal
diberikan antibiotika dalam bentuk salep, seperti
polimixyn B atau bacitracin, atau antiseptic asam
asetat 2-5% dalam alkohol. Tidak perlu diberikan
antibiotika secara sistemik, hanya diberikan obat
simptomatik seperti analgetik.

1.4.1.2 Otitis Eksterna Difus
Infeksi mengenai liang telinga dua pertiga
dalam. Tampak kulit liang telinga hiperemis dan
edema yang tidak yang jelas batas-batasnya.
Kuman penyebab biasanya golongan
pseudomonas.
Kuman lainnya staphylococcus albus,
Escherichia coli dan sebagainya.
Otitis eksterna difus dapat juga terjadi sekunder
pada otitis media supuratif kronis.




Gejalanya :
nyeri tekan tragus,
liang telinga sangat sempit,
kadang kelenjar getah bening membesar dan nyeri
tekan,
terdapat secret yang berbau. Secret ini tidak
mengandung lendir (musin) seperti secret yang keluar
dari kavum timpani pada otitis media.



Pengobatannya membersihkan liang telinga,
memasukkan tampon yang mengandung
antibiotika ke liang telinga supaya terdapat kontak
yang baik antara obat dengan kulit yang meradang.
Kadang-kadang diperlukan obat antibiotik sistemik.



1.4.2 Otomikosis
Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh
kelembaban yang tinggi di daerah tersebut.
Penyebab tersering : Pytirosporum, Aspergilus.
Kadang-kadang ditemukan juga kandida albikan
atau jamur lain.
Pytirosporum menyebabkan terbentuknya sisik
yang menyerupai ketombe dan merupakan
predisposisi otitis eksterna bakterialis.


Gejala : berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang
telinga, tetapi sering pula tanpa keluhan.
Pengobatannya dengan membersihkan liang
telinga. Larutan asam asetat 2% dalam alcohol,
larutan iodium povidon 5% atau tetes telinga yang
mengandung campuran antibiotic dan steroid yang
diteteskan ke liang telinga biasanya dapat
menyembuhkan. Kadang-kadang diperlukan obat
anti jamur (sebagai salep) yang diberikan secara
topical yang mengandung nistatin , klotrimazol.



Herpes Zoster Otikus
penyakit yang disebabkan oleh virus varisela
zooster menyerang satu atau lebih dermatom
saraf cranial Dapat mengenai saraf trigeminus,
ganglion genikulatum dan radiks servikalis bagian
atas Keadaan ini disebut juga sindroma ramsay
hunt.
Tampak lesi kulit yang vesikuler pada kulit di
daerah muka sekitar liang telinga, otalgia dan
terkadang disertai paralisis oto wajah. Pada
keadaan yang berat ditemukan gangguan
pendengaran berupa tuli sensorineural.


Pengobatan sesuai dengan tatalaksana herpes
zoster.



Infeksi Kronis Liang Telinga
Infeksi bakteri maupun jamur yang tidak diobati
dengan baik, iritasi kulit yang disebabkan cairan
otitis media, trauma berulang, adanya benda asing,
penggunaan cetakan (mould) pada alat bantu
dengar (hearing aid) dapat menyebabkan radang
kronis.
terjadi stenosis atau penyempitan liang telinga
karena terbentuknya jaringan parut atau sikatriks.

Pengobatannya memerlukan operasi rekonstruksi
liang telinga.



Keratosis Obturans dan Kolesteatoma Eksterna
Dulu keratosis obturans dan kolesteatoma eksterna
dianggap sebagai penyakit yang sama proses
terjadinya, oleh karena itu sering tertukar
penyebutannya.


Pada keratosis obturans ditemukan epidermis di
liang telinga yang disebabkan oleh terbentuknya
sel epitel yang berlebihan yang tidak bermigrasi ke
arah telinga luar.



Gejala klinis: tuli konduktif akut, nyeri yang hebat,
liang telinga yang lebih lebar, membran timpani
yang utuh tapi lebih tebal dan jarang ditemukan
adanya sekresi telinga. Gangguan pendengaran
dan rasa nyeri yang hebat disebabkan oleh
desakan gumpalan epitel berkeratin di liang telinga.
Keratosis obturans sering bilateral sering
ditemukan pada usia muda. Sering dikaitkan
dengan sinusitis dan bronkiektasis.
Erosi tulang liang telinga ditemukan pada keratosis
obturan dan pada kolesteatoma eksterna. Hanya
saja pada keratosis obturans, erosi tulang yang
terjadi menyeluruh sehingga tampak liang telinga
menjadi lebih luas. Sementara pada koleteatoma
eksterna erosi tulang terjadi hanya di daerah
posteroinferior.



Otore dan nyeri tumpul menahun ditemukan pada
koleteatoma eksterna disebabkan oleh invasi
kolesteatoma eksterna ke tulang yang
menimbulkan periosteitis.
Pendengaran dan membrane timpani biasanya
normal. Kolesteatoma eksterna ditemukan hanya
pada satu sisi telinga dan lebih sering pada usia
tua.

Oleh karena keratosis obturans disebabkan oleh
proses radang yang kronis, serta sudah terjadi
gangguan migrasi epitel maka setelah gumpalan
keratin dikeluarkan, debris akibat radang harus
dibersihkan secara berkala.



Pada kolesteatoma eksterna perlu dilakukan
operasi agar kolesteatoma dan tulang yang
nekrotik bisa diangkat sempurna. Pada operasi,
liang telinga bagian luar diperluas agar mudah
dibersihkan.
Tujuan operasi mencegah berlanjutnya penyakit
yang mengerosi tulang.

Indikasi operasi bila destruksi tulang sudah
meluas ke telinga tengah, erosi tulang
pendengaran, kelumpuhan saraf fasialis, terjadi
fistel labirin atau otore yang berkepanjangan.
Bila kolesteatoma masih kecil dan terbatas dapat
dilakukan tindakan konservatif. Kolesteatoma dan
jaringan nekrotik di angkat sampai bersih, di ikuti
pemberian antibiotik topical secara berkala.
Pemberian obat tetes telinga dari campuran alcohol
atau gliserin dalam H
2
O
2
3%, tiga kali seminggu
seringkali dapat menolong.

Otitis Eksterna Maligna (Nekrotikans)
infeksi difus di liang telinga luar dan struktur lain
disekitarnya.
Biasanya terjadi pada orang tua dengan penyakit
diabetes mellitus. Pada penderita diabetes, pH
serumen lebih tinggi disbanding pH serumen non
diabetes menyebabkan penderita diabetes lebih
mudah terjadi otitis eksterna.
Akibat adanya factor imunokompromise dan
mikroangiopati, otitis eksterna berlanjut menjadi
otitis eksterna maligna.
Pada otitis eksterna maligna, peradangan meluas
secara progresif ke lapisan sub kutis, tulang rawan
dan ke tulang sekitarnya, sehingga timbul kondritis,
osteitis dan osteomielitis yang menghancurkan
tulang temporal.

Gejala otitis eksterna maligna : rasa gatal di liang
telinga yang dengan cepat di ikuti oleh nyeri, sekret
yang banyak serta pembengkakan liang telinga.
Kemudian rasa nyeri tersebut akan semakin hebat,
liang telinga tertutup oleh jaringan granulasi yang
cepat tumbuhnya. Saraf fasial dapat terkena,
sehingga menimbulkan paresis atau paralisis
fasialis.

Kelainan patologik yang penting : osteomielitis
yang progresif, yang disebabkan kuman
Pseudomonas aerogenosa. Penebalan endotel
yang mengiringi diabetes melitus berat, kadar gula
darah yang tinggi yang diakibatkan oleh infeksi
yang sedang aktif, menimbulkan kesulitan
pengobatan yang adekuat.



Pengobatan cepat diberikan, sesuai dengan
hasil kultur dan resistensi.
kuman penyebab tersering : Pseudomonas
aerogenosa diberikan antibiotika dosis tinggi
yang sesuai dengan Pseudomonas aerogenosa.
Sementara menunggu hasil kultur dan resistensi
diberikan golongan fluoroquinolone (ciprofloxasin)
dosis tinggi peroral.
Pada keadaan lebih berat antibiotika parenteral
kombinasi dengan antibiotika golongan
aminoglikosida yang diberikan selama 6-8 minggu.

Antibiotika yang sering digunakan : ciprofloxasin,
ticarcilin-clavulanat, piperacilin (dikombinasi
dengan aminoglikosida), ceftriaxon, ceftazidine,
cefepime (maxipime), tobramicin (kombinasi
dengan aminoglikosida), gentamicin (kombinasi
dengan golongan penicilin).



Disamping obat-obatan, seringkali diperlukan juga
tindakan membersihkan luka (debrideman) secara
radikal. Tindakan membersihkan luka (debrideman)
yang kurang bersih akan dapat menyebabkan
makin cepatnya penjalaran penyakit.

You might also like