You are on page 1of 26

Pembimbing : dr. Djoko heru santosa, Sp.

M
Dipresentasikan oleh : Naila Izati (012075534)
Nama : Nn. D
Umur : 19 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : jati kulon rt 4 rw 1 jati

Anamnesis secara : Autoanamnesis
Keluhan Utama :
Kedua mata merah

Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke IGD RSUD Kudus,rujukandr spesialis penyakit dalam
karena thypoid disertai keluhan sudah 3 hari kedua mata merah ,cekot-
cekot,nrocos.pandangan kabur,mata terasa kering,kemeng bila mata
digerakan,pasien juga mengeluh bila pagi hari saat mau membuka mata
susah karena ada blobok.sebelumnya sudah ditetesi insto tetapi tidak
sembuh

Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat keluhan serupa sebelumnya disangkal
riwayat memakai kacamata sebelumnya disangkal
Riwayat penyakit Diabetes Mellitus sebelumnya disangkal
Memiliki riwayat Hipertensi sebelumnya
Riwayat penyakit mata sebelumnya disangkal
Riwayat trauma atau operasi pada mata sebelumnya disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami penyakit serupa.

Riwayat sosial ekonomi:
Biaya pengobatan ditanggung oleh Askes, Kesan sosial ekonomi pasien
cukup.
.
A. STATUS GENERALIS

Tekanan darah : 110/90 mmHg
Nadi : 76x/ menit
Suhu : 36,8 C
Pernafasan : 18 x / menit
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Status Gizi : Cukup
B. STATUS OFTALMOLOGI




OCULI DEXTRA(OD) PEMERIKSAAN OCULI SINISTRA(OS)
6/20 Visus 6 / 20
Tidak dikoreksi Koreksi Tidak dikoreksi
Gerak bola mata normal,
enoftalmus (-),
eksoftalmus (-),
strabismus (-)

Bulbus okuli
Gerak bola mata normal,
enoftalmus (-),
eksoftalmus (-),
strabismus (-)
Edema (-), hiperemis(-),
nyeri tekan(-),
blefarospasme (-),
lagoftalmus (-),
ektropion (-),
entropion (-)
Palpebra
Edema (-), hiperemis(-),
nyeri tekan (-),
blefarospasme (-),
lagoftalmus (-)
ektropion (-),
entropion (-)
OCULI DEXTRA(OD) PEMERIKSAAN OCULI SINISTRA(OS)
Edema (-),
injeksi konjungtiva (-),
injeksi siliar (+),
infiltrat (-),
hiperemis (-)
Konjungtiva
Edema (-),
injeksi konjungtiva (-),
injeksi siliar (+),
infiltrat (-),
hiperemis (-)
Berwarna merah Sklera Berwarna merah
Bulat, edema (-),
keratik presipitat(-),
infiltrat (-), sikatriks (-)


Kornea
Bulat, edema (-),
keratik presipitat(-),
infiltrat(-), sikatriks (-)

Jernih, kedalaman cukup
hipopion (-),
hifema (-),
Camera Oculi
Anterior
(COA)
Jernih, kedalaman cukup,
hipopion (-),
hifema (-),
OCULI DEXTRA(OD) PEMERIKSAAN OCULI SINISTRA(OS)
Kripta(N), warna coklat,(+),
edema(-), synekia (-)
Iris Kripta(N), warna coklat,(+),
edema(-), synekia (-),
bulat, diameter : 3mm,
letak sentral,
refleks pupil langsung (+),
refleks pupil tak langsung (+)

Pupil
bulat, diameter 3 mm,
letak sentral,
refleks pupil langsung (+),
refleks pupil tak langsung (+)
jernih
Lensa
Jernih
Jernih Vitreus Jernih
Papil NII bulat, batas tegas,
ablatio (-), eksudat (-),
perdarahan (-), CD ratio (N)

Retina
Papil NII bulat, batas tegas,
ablatio (-), eksudat (-),
perdarahan (-), CD ratio (N)
cemerlang Fundus Refleks cemerlang
Normal TIO digital Normal
Epifora (-), lakrimasi (-) Sistem Lakrimasi Epifora (-), lakrimasi (-)
ODS Episkleritis
OS Skleritis
ODS Episkleritis


Medikamentosa :
Oral:
Glucon 250 1x 1/2
Topikal:
Ematrol 6x2 tetes
Cyndomicos 2x1 zalf



Non medikamentosa :
Operatif: -
Edukasi
Untuk ODS Episkleritis
Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit yang diderita, penyebab
penyakit, penanganan penyakit dan komplikasi yang mungkin timbul
akibat penyakitnya.
Menyarankan kepada pasien untuk melakukan konsultasi ke Bagian
Ilmu Penyakit dalam untuk mencari kemungkinan penyakit yang
menyebabkan kelainan pada matanya.
Menjelaskan kepada pasien agar patuh untuk meneteskan tetes mata
dan mengkonsumsi obat oral yang diberikan dokter.
Menyarankan pasien untuk menjaga kebersihan matanya.
Menyarankan kepada pasien untuk kembali kontrol ke poli mata untuk
melihat perkembangan penyakitnya.
OD OS
Quo ad visam Dubia ad bonam Dubia ad bonam
Quo ad sanam Dubia ad bonam Dubia ad bonam
Quo ad cosmeticam Ad bonam Ad bonam
Quo ad vitam Ad bonam Ad bonam
EPISKLERITIS
DEFINISI
Episkleritis didefinisikan sebagai peradangan lokal
sklera yang relatif sering dijumpai. Kelainan ini bersifat
unilateral pada dua-pertiga kasus, dan insidens pada
kedua jenis kelamin wanita tiga kali lebih sering
dibanding pria. Episklera dapat tumbuh di tempat yang
sama atau di dekatnya di jaringan palpebra. Episkleritis
merupakan reaksi radang jaringan ikat vaskular yang
terletak antara konjungtiva dan permukaan sklera.
GEJALA
Sakit mata dengan rasa nyeri tetapi ringan
Mata merah pada bagian putih mata
Kepekaan terhadap cahaya
Tidak mempengaruhi visus

Klasifikasi
Episkleritis simpel
Ini adalah jenis yang paling umum dari episkleritis. Peradangan
biasanya ringan dan terjadi dengan cepat. Hanya berlangsung
selama sekitar tujuh sampai 10 hari dan akan hilang sepenuhnya
setelah dua sampai tiga minggu. Pasien dapat mengalami serangan
dari kondisi tersebut, biasanya setiap satu sampai tiga bulan.
Penyebabnya seringkali tidak diketahui.

Episkleritis nodular
Hal ini sering lebih menyakitkan daripada episkleritis simpel dan
berlangsung lebih lama. Peradangan biasanya terbatas pada satu
bagian mata saja dan mungkin terdapat suatu daerah penonjolan
atau benjolan pada permukaan mata. Ini sering berkaitan dengan
kondisi kesehatan, seperti rheumatoid arthritis, colitis dan lupus.

Berdasarkan stadiumnya

Insipien Imatur Matur Hipermatur
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Massif
Cairan
Lensa
Normal Bertambah
(air masuk)
Normal Berkurang
(air + masa
lensa
keluar)
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik mata
depan
Normal Normal/
Dangkal
Normal Dalam
Sudut bilik
mata
Normal Normal/
Sempit
Normal Terbuka
Shadow
test
Negatif Positif Negatif Pseudopos
DIAGNOSIS
ANAMNESIS :
rasa nyeri, mata berair, fotofobia, spasme, dan dapat terjadi penurunan
ketajaman penglihatan.
Tanda primernya adalah mata merah
. Nyeri adalah gejala yang paling sering dan merupakan indikator
terjadinya inflamasi yang aktif. Nyeri timbul dari stimulasi langsung dan
peregangan ujung saraf akibat adanya inflamasi.
Karakteristik nyeri pada skleritis yaitu nyeri terasa berat, nyeri tajam
menyebar ke dahi, alis, rahang dan sinus, pasien terbangun sepanjang
malam, kambuh akibat sentuhan.
Nyeri dapat hilang sementara dengan penggunaan obat analgetik. Mata
berair atau fotofobia pada skleritis tanpa disertai sekret mukopurulen
. Penurunan ketajaman penglihatan biasa disebabkan oleh perluasan dari
skleritis ke struktur yang berdekatan yaitu dapat berkembang menjadi
keratitis, uveitis, glaukoma, katarak dan fundus yang abnormal.

DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik Mata
1.. Daylight
Sklera bisa terlihat merah kebiruan atau keunguan yang difus. Setelah serangan
yang berat dari inflamasi sklera, daerah penipisan sklera dan translusen juga dapat
muncul dan juga terlihat uvea yang gelap. Area hitam, abu-abu dan coklat yang
dikelilingi oleh inflamasi yang aktif yang mengindikasikan adanya proses nekrotik.
Jika jaringan nekrosis berlanjut, area pada sklera bisa menjadi avaskular yang
menghasilkan sekuester putih di tengah yang dikelilingi lingkaran coklat kehitaman.
Proses pengelupasan bisa diganti secara bertahap dengan jaringan granulasi
meninggalkan uvea yang kosong atau lapisan tipis dari konjungtiva.


2. Pemeriksaan Slit Lamp
Pada skleritis, terjadi bendungan yang masif di jaringan dalam episklera dengan
beberapa bendungan pada jaringan superfisial episklera. Pada tepi anterior dan
posterior cahaya slit lamp bergeser ke depan karena episklera dan sklera edema.
Pada skleritis dengan pemakaian fenilefrin hanya terlihat jaringan superfisial
episklera yang pucat tanpa efek yang signifikan pada jaringan dalam episklera.


3. Pemeriksaan Red-free Light
Pemeriksaan ini dapat membantu
menegakkan area yang mempunyai kongesti
vaskular yang maksimum, area dengan
tampilan vaskular yang baru dan juga area
yang avaskular total. Selain itu perlu
pemeriksaan secara umum pada mata
meliputi otot ekstra okular, kornea, uvea,
lensa, tekanan intraokular dan fundus.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Berdasarkan riwayat penyakit dahulu, pemeriksaan sistemik dan pemeriksaan fisik
dapat ditentukan tes yang cocok untuk memastikan atau menyingkirkan penyakit-
penyakit yang berhubungan dengan skleritis. Adapun pemeriksaan laboratorium
tersebut meliputi :
Hitung darah lengkap dan laju endap darah
Kadar komplemen serum (C3)
Kompleks imun serum
Faktor rematoid serum
Antibodi antinukleus serum
Antibodi antineutrofil sitoplasmik
Imunoglobulin E
. Kadar gula darah
Kadar asam urat serum
Urinalisis
Rata-rata Sedimen Eritrosit
Tes serologis
HBs Ag


PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Berbagai macam pemeriksaan radiologis yang diperlukan dalam
menentukan penyebab dari skleritis adalah sebagai berikut :
Foto thorax
Rontgen sinus paranasal
Foto lumbosacral
Foto sendi tulang
Ultrasonography (Scan A dan B)
CT-Scan
MRI

Pemeriksaan lain yang diperlukan antara lain :
Skin Test
Tes usapan dan kultur
PCR
Histopatologi

PENATALAKSANAAN
Pengobatan pada skleritis membutuhkan
pengobatan secara sistemik. Pasien yang terdiagnosa
dengan penyakit penyerta akan memerlukan
pengobatan yang spesifik juga.

Penatalaksanaan
skleritis dibagi menjadi pengobatan pada skleritis
yang tidak infeksius, pengobatan pada skleritis yang
infeksius, serta konsultasi kepada bagian terkait
apabila dicurigai ada penyakit sistemik yang
menyertai.

You might also like