You are on page 1of 50

Dr pembimbing:

dr. Carlamia, Sp.KJ


dr. Adhi, SpKJ
dr. Imelda, Sp.KJ
PRESENTASI KASUS
SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Tempat & tanggal lahir : Jambi, Kuala Tunggal,4
September 1982
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku bangsa : Melayu
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status Perkawinan : Belum Menikah
Alamat : Jln. Kemayoran Barat, No
3,Kelurahan Kemayoran, Kec. Kemayoran, Jakarta
Pusat.

II. RIWAYAT PSIKIATRIK
Data diperoleh dari :
Autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 28
Januari dan 1 dan 6 Februari di ruangan detoksifikasi
Rekam medis pasien

A. KELUHAN UTAMA
Pasien dibawa ke RSKO karena mengamuk.

B. RIWAYAT GANGGUAN
SEKARANG
Pasien dibawa ke RSKO pada tanggal 12 Januari 2012
oleh petugas RSKO karena 1 minggu sebelum masuk
rumah sakit adanya perubahan perilaku, pikiran dan emosi.
Sering marah-marah, gelisah, sukar tidur dan mengamuk.
Menurut pasien dia bertemu dengan orang nomor satu
zaman dulu yaitu Bung Karno, Bung Karno menyimpan
banyak harta.
Mengatakan hanya orang orang yang terpilih secara
langsung yang dapat melihat uang harta Bung Karno
tersebut dan pasien merupakan salah satu orang yang
dipilih tersebut.
B. RIWAYAT GANGGUAN
SEKARANG
Pasien mengamuk karena dianggap gila oleh orang
orang disekitarnya.
Mengatakan menemukan 129 jenis mata uang yang
nyata dari tiap zaman dan sekarang masih bisa
digunakan pada zaman sekarang, m
Memiliki benda peninggalan Adam dan Hawa yaitu
berupa pasak bumi Pakubuwono dan tulang tulang
rusuk Adam.
Menceritakan bahwa ada satelit dan televisi
mengikuti dia
Bisa berkomunikasi dan memerintah orang orang
yang terpilih dalam sistem tersebut walaupun tanpa
alat komunikasi yaitu dengan hanya membaca Al-
Fatihah.
B. RIWAYAT GANGGUAN
SEKARANG
Pasien merasa curiga terhadap pewawancara karena
dianggap pewawancara dapat merekam omongannya
dan mengirimkan ke satelit.
Saat pasien dibawa ke RSKO, pasien menyatakan dia
masih kuliah tahun pertama di bagian sound
engineering di Kampus Kelapa Gading Lembaga
Pendidikan Defit Klaim.
Melakukan penetilian tentang material serat nabati.
Mengolah sekam padi menjadi alat peredam bunyi
yang beramplitudo 4Hz setiap satunya dengan
ketebalan 3cm.
Menciptakan cara mempertahankan suhu ruangan
yang ber-AC apabila listrik mati
C. RIWAYAT GANGGUAN
SEBELUMNYA
1. RIWAYAT PSIKIATRIK
Pada tanggal 12 Juli 2010,pasien dibawa ke RSKO
Jakarta atas permintaan ibunya karena suka
berperilaku kasar terhadap ibunya, selalu
membanting-banting barang.
Pasien sulit tidur, sering marah-marah dan sangat
emosional.
Pernah mencoba bunuh diri dengan cara gantung diri
karena lamarannya ditolak .
Mendengar bisikan-bisikan yang membuatnya
merasa tidak nyaman karena bisikan itu mengajak
pasien untuk berkelahi.
C. RIWAYAT GANGGUAN
SEBELUMNYA
Bila pasien meminta uang dan tidak diberikan oleh
orangtuanya, ia marah dan pernah juga memukul
ibunya sendiri.
Selama di RSKO pada tahun 2010, pasien masih
mendengar suara-suara yang tidak dikenalinya,
gelisah tidak menentu, mengacak-acak pakaian
pasien lain, menyalakan keran air sehingga banjir,
teriak-teriak, menangis, dan menggedor-gedor
teralis.
Tahun 2011, pasien dimasukkan lagi ke RSKO
karena relaps adiksi terhadap NAPZA
Pada tahun 2012 pasien kembali dibawa ke RSKO
karena masalah yang sama yaitu penyalahgunaan
NAPZA.

C. RIWAYAT GANGGUAN
SEBELUMNYA
2. RIWAYAT GANGGUAN MEDIK
Riwayat asma dari kecil. Ayah dan kakaknya juga
menderita penyakit asma. Pasien berobat ke
Puskesmas.
Riwayat pneumonia pada tahun 2010. Pasien
menjalani pengobatan selama 2 bulan.
Riwayat Hepatitis C
Riwayat HIV pada tahun 2010, menjalani terapi ARV
dan putus obat ARV pada tahun 2013 dan sekarang
kembali menjalani terapi ARV sejak masuk RSKO
2013.
Riwayat KP duplek aktif pada tahun 2013.


C. RIWAYAT GANGGUAN
SEBELUMNYA
3. RIWAYAT PENGGUNAAN ZAT PSIKOAKTIF
Mulai minum alkohol dan merokok pada tahun
1996, sewaktu masih bersekolah di SMP.
Merokok mulai dengan 1-3 batang perhari dan
meningkat menjadi sebungkus sehari.
Mengenal NAPZA dari teman-teman. Menggunakan
ganja pada tahun 1996. Menggunakan ganja
dengan cara dihisap/dirokok, sebanyak 1-3 linting
per hari.
Menggunakan putauw sejak tahun 1997. Mula-mula
digunakan dengan cara inhalasi, kemudian secara
suntik. Pertama kali pemakaian sebanyak
seperempat gram, lalu meningkat sampai dengan
setengah gram sekali.


C. RIWAYAT GANGGUAN
SEBELUMNYA
Tahun 1997, mulai mengenal dan menggunakan
shabu tapi tidak lebih sering dari pemakaian putauw.
Menggunakan bong plastik untuk mengkonsumsi
shabu dengan cara menghisap asap yang keluar dari
bong.
Pasien pernah menggunakan ekstasi tapi jarang
sekali
Tahun 2006, pasien mulai minum metadon di bawah
pengawasan dokter Puskesmas tempat ia berobat.
Saat ini, pasien mengatakan sudah tidak
mengkonsumsi obat metadon.

C. RIWAYAT GANGGUAN
SEBELUMNYA
4. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA

Cobaan
bunuh diri
manik
hipomania hipomania
manik
1996 1997 2006 2009 2010 2011 2012 2013
Keterangan:
1996: Pasien pertama kali minum alkohol, merokok, dan
menggunakan ganja sewaktu masih bersekolah di SMP.
1997: Pasien pertama kali menggunakan putauw dan shabu.
2006: Pasien mulai minum obat metadon di bawah pengawasan
dokter Puskesmas.
2010: Pasien kembali menggunakan NAPZA secara aktif karena
mengalami depresi akibat masalah dengan keluarga pacarnya.
Pasien diintervensi dan dibawa ke RSKO atas permintaan
ibunya karena mengamuk di rumah, suka berperilaku kasar
terhadap ibunya, membanting-banting peralatan kaca dan TV,
suka berteriak, dan mengganggu warga. Pasien juga
mendengar bisikan-bisikan yang menimbulkan rasa tidak
nyaman bagi dirinya sehingga ia gelisah dan sangat emosional.
2011: Pasien kembali menggunakan NAPZA setelah keluar dari
RSKO. Masuk lagi ke RSKO karena relaps adiksi terhadap
NAPZA. Pasien menolak pengobatan metadon dan tidak mau
diobati.
2012: Pasien dimasukkan lagi ke RSKO karena dilaporkan ada
perubahan perilaku yaitu marah-marah,gelisah,sukar tidur dan
mengamuk. Pasien pernah menjual barang rumah seperti AC
untuk membeli NAPZA.
2013: Pasien dimasukkan lagi ke RSKO karena dilaporkan ada
perubahan perilaku yaitu marah-marah,gelisah,sukar tidur dan
mengamuk.


D. RIWAYAT KEHIDUPAN
PRIBADI
1. Riwayat perkembangan fisik :
Lahir cukup bulan di tolong bidan rumah sakit.
Lahir sebagai bayi normal.
Tidak pernah ada riwayat demam kuning, demam
campak maupun kejang demam.

D. RIWAYAT KEHIDUPAN
PRIBADI
2. RIWAYAT PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
a) Masa kanak-kanak :
Pasien dijaga oleh kakak-kakak, abang dan bibi
kandungnya saat orang tua pasien sibuk bekerja.
Pasien mengaku dia seorang anak yang
hiperaktif, sangat suka bermain dengan banyak
teman dan mengaku dia seorang anak yang nakal
sehingga sukar dijaga oleh penjaganya.
Pasien sangat berprestasi ketika usia kanak-
kanaknya.
D. RIWAYAT KEHIDUPAN
PRIBADI
b) Masa remaja :
Pasien tinggal bersama orang tua dan saudaranya.
Ceria saat kanak-kanak dan berprestasi.
Setelah tamat SMA, prestasi pasien mulai menurun
karena sudah mulai coba-coba mendekati NAPZA.
Mencoba NAPZA karena perasaan ingin tahunya
yang tinggi dan kurangnya sosialisasi tentang
bahaya NAPZA pada saat itu.
Saat usianya 16 tahun, dia sudah mulai minum
alkohol,dan usia 17 tahun pasien sudah mulai
memakai NAPZA.
Sejak usia pemakaian, pasien sudah 4 kali keluar
masuk dari penjara


D. RIWAYAT KEHIDUPAN
PRIBADI
c) Masa dewasa :
Pasien semakin ketergantungan terhadap NAPZA.
Bekerja sebagai pelayan di Hotel Akasia.
Pernah membuka sebuah studio musik, menjadi guru
drummer dan mulai menyambung pelajaran di bidang
sound engeneering di Kampus Kelapa Gading
Lembaga Pendidikan Defit Klaimpada akhir tahun
2011.
Banyak teman dan sering bertemu teman-teman lain
untuk mendapatkan NAPZA.

D. RIWAYAT KEHIDUPAN
PRIBADI
3. RIWAYAT PENDIDIKAN
A)SD : bersekolah di SDN 094N, pasien mempunyai
banyak teman dan tamat
B)SMP : Bersekolah di SMPN 269, mempunyai banyak
teman dan tamat
C)SMA : Bersekolah di dua sekolah. Pertama di SMA
Muhammadiyah 2 sampai kelas 2. Tidak sempat naik ke
kelas 3 karena sudah tertangkap melakukan masalah
kriminal dan pemakaian NAPZA. Kemudian, pasien
dimasukkan ke SMA PGRI 19 sampai selesai sekolah.
D)Universitas : Pasien sudah mendaftar sebagai
mahasiswa Fakultas Engeneering di Kampus Kelapa
Gading Lembaga Pendidikan Defit Klaim dalam bidang
sound engeneering sejak akhir tahun 2011. Pasien masih
belum tamat perkuliahan karena masalah NAPZA dan
dirawat di RSKO.
D. RIWAYAT KEHIDUPAN
PRIBADI
4. RIWAYAT PEKERJAAN
Pernah sempat menjadi seorang Bandar yaitu pengedar
napza setelah tamat SMA. Napza di dapatkan dari warga
Nigeria dan dipasarkan ke pasaran gelap.
Sejak 1 tahun yang lalu,pasien bekerja sebagai seorang
pelayan di Hotel Akasia sambil kuliah.
Pasien berhenti kerja karena sulit untuk membagi waktu
antara kuliah dan kerja.


D. RIWAYAT KEHIDUPAN
PRIBADI
5. KEHIDUPAN BERAGAMA
Penganut agama Islam.
Sejak dirawat mulai sedar dan belajar
mengenai Islam, sholat, puasa dan lain-lain
melalui pembacaan buku-buku agama.

D. RIWAYAT KEHIDUPAN
PRIBADI
6. KEHIDUPAN SOSIAL DAN PERNIKAHAN
Pernah berpacaran kurang lebih sebanyak 5 kali,
putus karena banyak sebab.
Anggota keluarga mengetahui tentang hubungan
mereka dan merestui hubungan tersebut.
Pasien mengaku pernah berhubungan seks
dengan pacarnya yang terakhir dan pacarnya
dikatakan hamil 1 bulan.

E. RIWAYAT KELUARGA
Pasien adalah anak ke-4 dari empat saudara.
Pohon keluarga:

5
1
2
3
4
5
Keterangan:
= Laki-laki =
Perempuan

= Pasien

Tn. M.S, ayah pasien, 60 tahun, lulusan Teknik Sipil,
seorang guru pensiun, mempunyai riwayat asma.
Ny.S, ibu pasien,63 tahun, seorang ibu rumah tangga.
Ny.Sa, kakak pertama pasien, 38 tahun, lulusan S1
fakultas ekonomi, seorang pekerja Badan Penelitian
Statistik (BPS) dan sudah menikah.
Ny. P, kakak kedua pasien, 34 tahun, lulusan Master
Kop., bekerja di bidang imigrasi, mempunyai riwayat
asma dan sudah menikah.
Tn. S, abang pasien, 32 tahun, lulusan PEMLIDO,
bekerja di Densus Antiteror 88 Polda dan sudah
menikah.


F. SITUASI KEHIDUPAN SOSIAL
SEKARANG
Tinggal bertiga di Kemayoran bersama kedua orang
tuanya.
Kakak perempuan dan kakak laki-laki tinggal terpisah
karena sudah menikah dan punya keluarga sendiri.
Bapaknya seorang pensiun guru, ibunya seorang ibu
rumah tangga.
Pernah dikatakan gila karena merasa dirinya adalah
orang yang terpilih untuk mengetahui rahasia besar
harta Bung Karno.


III. STATUS MENTAL
DESKRIPSI UMUM
Penampilan : laki-laki , 30 tahun, sesuai usianya. tenang dan bersemangat. kulit
sawo matang, rambut pendek hitam, tidak rapi. memakai kaos abu abu, celana
merah dan sandal jepit hitam, kebersihan diri pasien kurang terjaga.
Kesadaran: Kesadaran sensorium / neurologic : Compos mentis, Kesadaran
psikiatrik : Berkabut (tampak terganggu)
Perilaku dan aktivitas psikomotor
tenang, tampak bersemangat, dapat menjawab pertanyaan dengan baik,
konsentrasi tidak terganggu, suara agak tinggi.
Sikap terhadap pemeriksa : Pasien kooperatif (menjawab pertanyaan dengan baik).
Pembicaraan : Spontan, suara jelas dan tinggi, lancar.



Alam perasaan (emosi) &
gangguan
persepsi
Alam perasaan
Suasana perasaan (mood) :
Hipertimia
Afek ekspresi afektif
Arus : Cepat
Stabilisasi : Stabil
Kedalaman : Dangkal
Skala diferensiasi :
Menyempit
Keserasian : Serasi
Pengendalian impuls : Cukup
Ekspresi : Luas
Dramatisasi : Tidak ada
Empati : Dapat dirabarasakan
Persepsi
Halusinasi, Ilusi,
Deperesonalisasi, Derealisasi :
Tidak ada

Sensorium dan kognitif (fungsi
intelektual)
Taraf pendidikan : Tamat SMA.
Pengetahuan umum : Cukup ( Presiden Indonesia sekarang)
Kecerdasan : Rata-rata (dapat menghitung)
Konsentrasi : Baik (DUNIA menjadi AINUD )
Orientasi : Waktu, Tempat, Orang, Situasi : Baik
Daya ingat : Jangka panjang, Jangka pendek, Segera : Baik
Gangguan : Tidak ada
Pikiran abstraktif : Baik (apel-jeruk, peribahasa udang dibalik batu)
Visuospatial : Baik (jam dan waktu sesuai diminta)
Bakat kreatif : Baik (bisa bermain musik)
Kemampuan menolong diri sendiri
Proses pikir
& pengendalian impuls
Proses pikir
Arus pikir :
Produktifitas : Baik, suara
jelas dan lantang
Kontinuitas : Flight of Idea
Isi pikir :
Preokupasi dalam pikiran
Waham : kebesaran,
paranoid dan bizzarre
Gagasan rujukan : Ada (
merasa diikuti satelit dan
televisi )

Pengendalian impuls
Baik, tenang dan tidak
menunjukkan gejala yang
agresif.
Daya nilai, Tilikan & Realibilitas
Daya nilai
Daya nilai sosial : Baik (tidak wajar apabila seorang anak
memukul ibunya)
Uji daya nilai : Baik
Daya nilai realitas : Terganggu (waham kebesaran, paranoid dan
bizzarre)
Tilikan
Derajat 1 penyangkalan penuh terhadap penyakit ( merasa tidak
sakit / gila )
Reliabilitas
Tidak dapat dipercaya.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
STATUS INTERNUS
Keadaan umum: Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : Tidak diperiksa
Nadi : Tidak diperiksa
Pernafasan : 18x/menit
Suhu : Tidak diperiksa
Sistem kardiovaskuler : Tidak diperiksa
Sistem respirasi : Tidak diperiksa
Sistem gastrointestinal : Tidak diperiksa
Extremitas : Tidak diperiksa

STATUS NEUROLOGIK
Refleks fisiologis : Tidak dilakukan
Refleks Patologis : Tidak dilakukan
Konsul neurologi : Tidak dilakukan

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1)Laboratorium 12 Januari 2013, 21.30 pm
Hematologi
Hb :16,5 gr/dl N : 10,0-15,0 gr/dl
Eritrosit : 5,1juta/mm
3
N : 3,2-4,6
juta/mm
3

Leukosit : 8.300 mm
3
N : 4.000-10.000 mm
3

LED : 20mm/1jam N : <20
mm/1jam
Trombosit : 103.000uL N : 130.000-450.000 uL
Hematokrit : 49 % N : 30-52
%

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kimia darah
SGOT : 79 u/L N : <50 u/L
SGPT : 20 u/L N : <50 u/L
Fungsi ginjal
Ureum : 16 mg/dl N : 15-40
Kreatinin : 0,5 mg/dl N : 0,5-1,5
Zat
Cannabis : negatip
Amfetamin : negatip

2) Radiolgi.(Thorax PA), 1 Mei 2012
Sinus, diafragma dan cor baik
Mediastinum superior tak melebar, trakea ditengah, hilus normal
Infiltrat di lobus atas kedua paru
Tulang baik
Kesan : KP duplek aktif

VI. IKHTISAR PENEMUAN
BERMAKNA
Pasien laki-laki berumur 30 tahun, Islam, belum
menikah dan tidak bekerja, pada tanggal 12 Januari
2013, pasien datang ke RSKO oleh petugas RSKO
dengan riwayat penggunaan ganja dan adanya
perubahan perilaku. Pasien sering marah-marah, sulit
tidur dan mengamuk. Pasien mengatakan bahwa dia
adalah antara orang yang terpilih untuk memegang
amanah menjaga harta Bung Karno dan bisa
berkomunikasi dengan orang lain yang terpilih hanya
dengan membaca Al-Fatihah. Pasien juga
mengatakan menemukan 129 jenis mata uang yang
nyata dari tiap zaman termasuk mata uang yang
belum diciptakan dan masih bisa digunakan pada
zaman sekarang.
Pasien juga memiliki benda peninggalan Adam dan
Hawa yaitu berupa pasak bumi Pakubuwono dan
tulang tulang rusuk Adam.
VI. IKHTISAR PENEMUAN
BERMAKNA
Pasien juga menceritakan bahwa ada satelit dan
televisi mengikuti dia. Pasien merasa curiga
terhadap pewawancara karena dianggap
pewawancara dapat merekam omongannya dan
mengirimkan ke satelit sehingga pasien mengatakan
cukup dia dan sistemnya yang tahu rahasia besar
tersebut.
Riwayat pendidikan pasien, pasien menyatakan
masih dalam perkuliahan tahun pertama dan telah
melakukan penetilian tentang alat penyerap bunyi
dan ingin dipasarkan di seluruh Eropa namun belum
di uji di laboratorium Universitas Indonesia.
Hubungan dengan orang tua dan saudaranya yang
lain akur.

VI. IKHTISAR PENEMUAN
BERMAKNA
Pasien memiliki riwayat penggunaan NAPZA sejak
tahun 1996 lagi. Pasien pernah dirawat di RSKO
sebanyak 4 kali akibat gejala putus zat dan
gangguan jiwa akibat NAPZA pada tahun 2010 dan
2011. Selain itu pasien mempunyai riwayat asma,
sedang menderita TB paru, HIV dan hepatitis C.
Kesadaran neurologis pasien compos mentis,
keadaan umum tampak sehat.Perilaku dan aktivitas
psikomotor pasien agak aktif dan bicaranya
cepat,suara jelas dan lancer dan selalu ada ide-ide
untuk ngobrol. Suasana perasan pasien adalah
hipertimia. Sensorium dan kognisi pasien dalam
batas normal. Orientasi waktu,tempat,orang dan
situasi serta daya ingat pasien tidak terganggu.
Pasien mempunyai waham bizarre dan waham
kebesaran.

VI. IKHTISAR PENEMUAN
BERMAKNA
Daya nilai sosial baik dan daya nilai realitas pasien
terganggu. Tilikan pasien Derajat 1 yaitu
penyangkalan penuh terhadap penyakit. Pasien
merasa dirinya tidak sakit / gila dan orang awam
tidak akan mengerti sistem mereka. Pada
pemeriksaan radiologi, menunjukkan adanya infiltrat
di lobus atas kedua paru yaitu memberi kesan KP
duplek aktif.

VII. FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I : F19. 21 Gangguan mental dan perilaku
akibat penggunaan zat multipel dan penggunaan zat
psikoaktif lainnya : Sindrom ketergantungan: Kini
abstinen tetapi dalam suatu lingkungan yang
terlindung (seperti dalam rumah sakit, komuniti
terapeutik, lembaga pemasyarakatan, dll)
F25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe Manik
Gangguan psikotik akibat zat multipel karena
adanya hendaya berat dalam menilai realita yang
dibuktikan dengan adanya:
Riwayat menggunakan NAPZA sebelum 6 bulan terakhir dan
gejala psikotiknya muncul sehingga sekarang.
Waham: Waham kebesaran, waham paranoid dan waham
bizzarre


VII. FORMULASI DIAGNOSTIK
Gangguan afek, dibuktikan dengan adanya :
Mood : pasien dalam mood hipertimia
Afek : afek labil
Gangguan fungsi/hendaya :
Nafsu makan berkurang
Sulit tidur
Gangguan jiwa ini bukan Gangguan Mental Organik
F0 karena:
Tidak ada gangguan kesadaran neurologis
Tidak ada gangguan fungsi kognitif
Tidak ada gangguan fungsi intelektual
Tidak ada disorientasi
Tidak ada faktor organik spesifik yang diduga berkaitan
dengan gangguan jiwanya.


VII. FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis II : Gangguan kepribadian emosional tidak stabil
Aksis III : Pasien mengidap KP dupleks aktif, serta HIV
dan hepatitis C.
Pemeriksaan darah :
CD4 : 270sel/ul
Pemeriksaan rontgen
Sinus, diafragma dan sinus baik
Mediastinum superior tak melebar, trakhea di tengah
dan hilus normal
Infiltrat di lobus atas kedua paru
Tulang baik
Kesan : KP duplek aktif


VII. FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis IV : masalah keluarga, pekerjaan, psikososial
dan masalah pendidikan
Aksis V : Global Assement Functioning Scale (GAF)
Skala GAF setahun sebelum: 50-41 (gejala berat,
disabilitas berat)
Skala GAF pada saat dievaluasi: 40 31(beberapa
disabilitas dalam hubungan dengan realita dan
komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi).

VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : F11.25 Gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan opiate
F25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe Manik
Aksis II : Gangguan kepribadian emosional tidak stabil
Aksis III : Pasien mengidap TB dupleks aktif,serta HIV dan
hepatitis C
Aksis IV : masalah yang berhubungan dengan keluarga
(pernah memukul ibunya), pekerjaan (tidak bekerja),
lingkungan sosial ( bergaul dengan teman pemakai) dan
masalah yang berhubungan dengan pendidikan (tidak
menyelesaikan kuliah ).
Aksis V : Skala GAF setahun sebelum: 50-41 (gejala
berat, disabilitas berat)
Skala GAF pada saat dievaluasi: 40 31(beberapa
disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi,
disabilitas berat dalam beberapa fungsi).


IX. PROGNOSIS
Dubia ad malam
Indikator prognosis baik
Tidak ada riwayat gangguan kejiwaan pada keluarga
pasien sampai pada kakek dan nenek dari orangtua
OS
Predominasi gejala positif
Indikator prognosis buruk
Onset muda
Faktor pencetus tidak jelas
Pasien belum menikah
Ada hendaya fungsi, sosial dan pekerjaan
Tidak dapat menyelesaikan pembelajaran

X. DAFTAR PROBLEM
Organobiologik : penderita KP duplek aktif, hepatitis C dan
HIV
Psikologis:
i. waham kebesaran, waham paranoid dan waham
bizarre
ii. kondisi manik : Pasien dalam mood hipertimia, sering
menyapa pasien lain dan suaranya tinggi.
Sosial/Keluarga : hendaya dalam fungsi pekerjaan dan
pendidikkan


XI. TERAPI
Psikofarmaka:
Neripros (Risperidon) 2mg 2 x 1
Tetrahydropalmatine(THP)2 mg 2 x 1
Luften 25mg(Klozapin) 1 x 1
Neurodex (Vit.B kompleks)1 x 1
Inj. Zyprexa (Olanzapin) 3 hari berturut - turut

XI. TERAPI
Psikoterapi kepada pasien
Memberikan terapi suportif yang telah dilakukan
dengan tujuan untuk memberikan dorongan,
motivasi, dan memperkuatkan pertahanan diri
pasien.
Memberikan Terapi Perilaku Kognitif (cognitive
behaviour therapies). Terapi ini dilakukan untuk
mengajak pasien menentang pikiran yang salah
dengan memberikan bukti-bukti yang bertentangan
dengan keyakinan pasien
Memberikan Pelatihan Keterampilan Sosial.
Pelatihan ini bertujuan untuk membantu individu
dapat mengembangkan respon interpersonal yang
efektif dalam situasi sosial
XI. TERAPI
Melakukan konseling keluarga. Dimana dalam
keluarga diberi pemahaman bahwa pasien masih
tetap membutuhkan suport dari pihak keluarga agar
penyembuhan pasien lebih cepat.
Mendorong pasien untuk minum obat secara teratur
Memberi penyuluhan untuk membantu pasien agar
dapat mengerti keadaan yang sekarang dan
mengatasi permasalahan yang ada dan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Memotivasi pasien untuk tidak lagi menggunakan zat
psikoaktif.

XI. TERAPI
Psikoterapi terhadap keluarga pasien
Melakukan kaunseling keluarga. Memberi
pemahaman bahawa pasien masih tetap
membutuhkan suport dari pihak keluarga agar
penyembuhan pasien lebih cepat.
Menjelaskan kepada keluarga tentang pentingnya
dukungan keluarga dan pentingnya rutinitas minum
obat dalam proses kesembuhan pasien.

You might also like