You are on page 1of 24

Pratami Friria Rieuwpassa

102011195
BP6
Skenario
Seorang laki-laki usia 68 tahun datang ke rumah
sakit diantar oleh keluarganya dengan keluhan sakit
kepala yang semakin berat dan demam sejak 2
minggu yang lalu. Keluarga pasien juga mengeluh
pasien menjadi sering mengantuk dan tidak
nafsu makan. Pasien mempunyai riwayat batuk
lama selama 3 bulan dan tidak rutin minum
obat.

Anamnesis
Adakah tanda-tanda neurologis
diplopia, kelemahan fokal, atau gejala sensoris



Demam
Sejak kapan? Bersamaan dengan sakit kepala? Apakah
merasakan demam sepanjang hari / pada waktu tertentu?
Sakit kepala
Sejak kapan? Seperti apa? Mendadak/bertahap? Lokasi?
Apakah progresif ? Mengganggu aktivitas?
Gejala penyerta
Foto fobia, kaku leher, mual, muntah, mengantuk,
menggigil, batuk pilek?







Batuk
Sejak kapan? Batuk kering/berdahak? Warna
dahak? Keluar darah?
Riw. Pengobatan
RPD
Riwayat meningitis? Trauma kepala yang baru
terjadi?sinusitis? Pernah kontak dengan
penderita?
RPK
Riwayat meningitis? hipertensi/DM?
Riw. Sosial : bepergian ke luar negeri? Pola
makan? Alkohol? Merokok?
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : CM
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
TD : 110/70 mmHg
Napas : 20 x /menit
Nadi : 90 x/menit
Suhu 37,4
0
c
Kaku kuduk (+)
GCS = E3M6V3

Derajat cedera kepala
berdasarkan GCS:
GCS : 14-15
= CKR (cedera kepala
ringan)
GCS : 9-13
= CKS (cedera kepala
sedang)
GCS : 3-8
= CKB (cedera kepala
berat).
PP
Jenis PP Hasil
Lab. darah lengkap peningkatan leukosit,
LED
Pewarnaan gram & kultur
LCS
Menentukan antigen
bakteri
Foto thoraks adanya gambaran
tuberkulosis
EEG
(eletroencephalography)
Kelainan difus atau fokal
Pungsi lumbal
Warna kuning muda bekuan
lunak,sel MN & limfosit sama byk,
kadar protein meningkat. Glukosa
menurun

Diagnosis
Working diagnosis:
Meningitis Tuberkulosis
Meningitis tuberkulosis merupakan peradangan pada
selaput otak (meningen) yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberkulosis. Penyakit ini
merupakan salah satu bentuk komplikasi yang sering
muncul pada penyakit tuberkulosis paru. Infeksi
primer muncul di paru-paru dan dapat menyebar
secara limfogen dan hematogen ke berbagai daerah
tubuh di luar paru, seperti perikardium, usus, kulit,
tulang, sendi, dan selaput otak.
Pemerik
saan
Meningitis TB Meningitis
Bakterialis
Meningitis
Aseptik
Meningitis
Virus
Anamnesis riw. Penurunan
kesadaran/ kejang,
riw. Kontak dgn
pasien TB
penurunan kesadaran
dan kejang
Kesadaran
menurun, ada
pnykt sebelumnya
Gejala neurologis
tidak jelas
PF tergantung stadium
penyakit.
nyeri kepala hebat
disertai nyeri dan
kekakuan pada leher
dan punggung,
muntah serta
fotofobia.
Panas,nafsu
makan tidak
ada,lesu.
nyeri kepala dan
meningismus
bisa sembuh
sendiri
PP Warna kuning muda
bekuan lunak,sel
MN & limfosit sama
byk, kadar protein
meningkat. Glukosa
menurun

Purulen, kuning
muda, bekuan lunak,
byk PMN,protein
tinggi,glukosa turun
LCS jernih,keruh,
byk sel PMN,
MN,protein
meningkat,
glukosa normal

LCS jernih
dengan
kandungan
protein normal
atau
meningkat,gluko
sa normal.
Etiologi Mycobacterium
tuberculosis
Neisseria
meningitidis, H.
influenzae ,S.
pneumoniae
Lanjutan dr
measles,
mumps, CMV,
herpes.
Enterovirus,
herpesvirus
virus Epstein
Barr, dll
Tatalaksana
Non medikamentosa
Istirahat mutlak, bila perlu diberikan perawatan
intensif
Pemberian gizi tinggi kalori tinggi protein
Posisi penderita dijaga agar tidak terjadi dekubitus.
Keseimbangan cairan tubuh
Perawatan kandung kemih dan defekasi
Mengatasi gejala demam, kejang.

Medikamentosa
Penatalaksanaan meningitis serosa meliputi:
Rejimen terapi : 2RHZE - 7RH

Untuk 2 bulan pertama.
INH : 1 x 400 mg/hari, oral
Rifampisin : 1 x 600 mg/hari, oral
Pirazinamid : 15-30 mg/kgBB/hari, oral
Etambutol :15-20 mg/kgBB/hari, oral

Untuk 7-12 bulan selanjutnya.
INH : 1 x 400 mg/hari, oral
Rifampisin : 1 x 600 mg/hari, oral




Steroid, diberikan untuk :
1. Menghambat reaksi inflamasi
2. Mencegah komplikasi infeksi
3. Menurunkan edem cerebri
4. Mencegah perlengketan arachnoid dan otak
5. Mencegah arteritis/ infark otak

Indikasi :
Kesadaran menurun
Defisit neurologi fokal

Dosis : Dosis Dexametason 10 mg bolus intravena,
kemudian 4-5 mg intravena selama 2-3 minggu,
selanjutnya turunkan perlahan selama 1 bulan.

Etiologi
1. Bakteri batang gram
positif
2. Berukuran 0.4-3
3. Sifat tahan asam
4. Hidup selama berminggu-
minggu dalam keadaan
kering
5. Lambat bermultiplikasi
(setiap 15 sampai 20 jam).
Mycobacterium tuberculosis
Epidemiologi
Di Amerika Serikat yang bukan negara endemis TB---
1% dari semua kasus
Di Indonesia, meningitis tuberkulosis masih banyak
ditemukan
Meningitis tuberkulosis menyerang 0,3% anak yang
menderita tuberkulosis yang tidak diobati.
Angka kematian pada meningitis tuberkulosis berkisar
antara 10-20%.
Patofisiologi
BTA masuk tubuh

Tersering melalui inhalasi
Jarang pada kulit, saluran cerna

Multiplikasi

Infeksi paru / fokus infeksi lain

Penyebaran hematogen

Meningens
Sambungan...

Membentuk tuberkel

BTA tidak aktif / dormain

Bila daya tahan tubuh menurun

Rupture tuberkel meningen

Pelepasan BTA ke ruang subarachnoid

MENINGITIS TUBERKULOSA
Manifestasi Klinis

Demam (tidak terlalu tinggi), nafsu makan
menurun, nyeri perut, sakit kepala, gangguan
tidur, mual, muntah.


Adanya kelainan neurologik, disorientasi,
bingung, kejang, tremor, hemiparesis dan
penurunan kesadaran.


Pernafasan irregular, edema papil, hiperglikemia,
kesadaran semakin menurun, otot ekstensor menjadi
kaku dan spasme.

Stadium 1
Stadium
II
Stadium
III
Pencegahan
Menjaga dan Meningkatkan Kebersihan
Hindari berbagi peralatan seperti menggunakan piring,
gelas, sedotan, handuk dan peralatan lain yang sama
dengan penderita
Tutuplah hidung dan mulut saat bersin
Konsumsi antibiotik saat sedang bersama-sama dengan
orang yang terjangkit virus
Komplikasi
Komplikasi yang paling menonjol dari meningitis
tuberkulosis adalah gejala sisa neurologis
(sekuele).
Sekuele terbanyak adalah paresis spastik, kejang,
paraplegia, dan gangguan sensori ekstremitas.
Sekuele minor dapat berupa kelainan saraf otak,
nistagmus, ataksia, gangguan ringan pada koordinasi,
dan spastisitas.
Prognosis
Prognosis pasien berbanding lurus dengan tahapan
klinis saat pasien didiagnosis dan diterapi. Semakin
lanjut tahapan klinisnya, semakin buruk prognosisnya.
Kesimpulan
Meningitis tuberkulosis merupakan peradangan pada
selaput otak (meningen) yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberkulosis. Pengobatan
meningitis tuberkulosis harus tepat dan adekuat,
termasuk kemoterapi yang sesuai, koreksi gangguan
cairan dan elektrolit, dan penurunan tekanan
intrakranial. Terapi harus segera diberikan tanpa
ditunda bila ada kecurigaan klinis ke arah meningitis
tuberkulosis.

You might also like