You are on page 1of 30

Keluhan utama

Keluhan penyerta
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Keadaan umum
Pemeriksaan thoraks dan saluran pernapasan
Pemeriksaan jantung
Pemeriksaan abdomen
Angina pektoris tak stabil
Keluhan utama berupa angina / nyeri
Nyeri dada seperti pada angina biasa tapi
lebih berat dan lebih lama
Nyeri dada dapat disertai keluhan sesak
napas, mual, sampai muntah, kadang
kadang disertai keringat dingin.
Pada pemeriksaan jasmani seringkali tidak
ada yang khas.
Angina pektoris stabil
Lokasi nyeri biasanya di dada, substernal
atau sedikit di kiri, dengan penjalaran ke
leher, rahang, bahu kiri sampai dengan
lengan dan jari-jari bagian ulnar,
punggung/pundak kiri.
Kualitas nyeri biasanya merupakan nyeri yang
tumpul seperti rasa tertindih/berat di dada.
Kuantitas : nyeri yang pertama sekali timbul
biasanya agak nyata, dari beberapa menit
sampai kurang dari 20 menit.
GERD
Gejala klinis yang khas dari GERD adalah
nyeri/rasa tidak enak pada epigastrium atau
retrosternal bagian bawah.
Rasa nyeri dideskripsikan sebagai rasa
terbakar (heartburn), kadang-kadang ada
gejala disfagia, mual, atau regurgitasi dan
rasa pahit di lidah.
Gejala GERD biasanya perlahan-lahan, sangat
jarang terjadi episode akut atau keadaan
yang dapat mengancam nyawa pasien.
Gangguan psikosomatik
Keluhan psikosomatik sering ditemukan pada
praktik klinis sehari-hari.
Keluhannya bisa dari kelelahan, nyeri dada,
batuk, nyeri punggung, napas pendek, hingga
berbagai keluhan yang melibatkan organ
tubuh.
Rasa tertarik dokter terhadap keluhan
pasien, empati, dan apresiasi terhadap
pasien, serta memberikan kepastian
pengobatan sering membuat pasien dengan
keluhan psikosomatik menjadi lebih baik.
Sayangnya hal itu seringkali tidak dilakukan
dengan baik dan menyebabkan pasien
berpindah-pindah dokter untuk mencari
jawaban akan keluhannya. Pasien seperti itu
sering dikenal dengan sebutan pasien sulit
yang sering menimbulkan rasa frustasi pada
pasien dan juga dokter.

Gangguan Somatoform
Kelompok gangguan yang ditandai oleh keluhan tentang masalah
atau simtom fisik yang tidak dapat dijelaskan oleh penyebab
kerusakan fisik.
Bukan merupakan Malingering: kepura-puraan simtom yang
bertujuan untuk mendapatkan hasil eksternal yang jelas, misalnya
menghindari hukuman, mendapatkan pekerjaan, dsb.
Bukan pula Gangguan Factitious/Gangguan Buatan: gangguan yang
ditandai oleh pemalsuan simtom psis atau fisik yang disengaja
tanpa keuntungan yang jelas atau untuk mendapatkan peran
sakit.
Macam-macam Gangguan Somatoform
Gangguan
Konversi
Hipokondriasis
Gangguan
Dismorfik Tubuh
Somatisasi Gangguan Nyeri
Ditandai dengan suatu perubahan besar dalam fungsi
fisik atau hilangnya fungsi fisik, meski tidak ada
temuan medis yang dapat ditemukan sebagai
penyebab simtom atau kemunduran fisik tersebut.
Simtom-simtom tersebut tidak dibuat dengan sengaja
Simtom fisik biasanya timbul dengan tiba-tiba pada
situasi penuh tekanan. Misalnya tangan tentara yang
tiba-tiba lumpuh saat pertempuran hebat.
Beberapa simtom yang muncul al: kelumpuhan,
epilepsi, masalah dengan koordinasi, kebutaan,
tunnel vision (hanya bisa melihat apa yang berada
tepat di depan mata), tuli, tidak bisa membaui atau
kehilangan rasa pada anggota badan (anestesi).
Simtom yang ditemukan biasanya tidak sesuai
dengan kondisi medis yang mengacu.
Misalnya orang yang menjadi tidak mampu
berdiri atau berjalan di lain pihak dapat
melakukan gerakan kaki lainnya secara
normal.
Biasanya menunjukkan fenomena LA BELLE
INDEFERENCE (ketidakpedulian yang indah)
yaitu suatu kata dalam bhs Prancis yang
menggambarkan kurangnya perhatian
terhadap simtom-simtom yang ada pada
dirinya.

Ciri utamanya adalah fokus atau ketakutan bahwa
simtom fisik yang dialami seseorang merupakan akibat
dari suatu penyakit serius yang mendasarinya, seperti
kanker atau masalah jantung.
Rasa takut akan tetap ada walau telah diyakinkan
secara medis bahwa ketakutannya itu tidak berdasar. ->
memunculkan perilaku doctor shopping.
Tujuan doctor shopping adalah berharap ada dokter
yang kompeten dan simpatik akan memperhatikan
mereka, sebelum terlambat.
Penderita tidak secara sadar berpura-pura akan simtom
fisiknya.
Umumnya mengalami ketidaknyamanan fisik,
seringkali melibatkan sistem pencernaan
atau campuran antara rasa sakit dan nyeri,
tapi tidak melibatkan kehilangan atau
distorsi fungsi fisik.
Penderita sangat peduli dengan simtom yang
muncul -> memunculkan ketakutan yang luar
biasa akan efek dari simtom tersebut.
Menjadi sangat peka terhadap perubahan
ringan dalam sensasi fisik seperti sedikit
perubahan dalam detak jantung dan sedikit
rasa nyeri.

Penderita memiliki lebih lanjut kekhawatiran akan
kesehatan, lebih banyak simtom psikiatrik dan
memersepsikan kesehatan yang lebih buruk daripada
orang lain.
Di masa kanak-kanak: sering sakit, sering membolos
karena alasan kesehatan, mengalami trauma masa kecil
seperti kekerasan seksual atau fisik.
Penderita terpaku pada kerusakan fisik yang dibayangkan atau
dibesar-besarkan dalam hal penampilan mereka.
Mereka dapat menghabiskan waktu berjam-jam untuk
memeriksakan diri di depan cermin dan mengambil tindakan yang
ekstrem untuk mencoba memperbaiki kerusakan yang
dipersepsikan.
Bisa sampai melakukan operasi plastik yang tidak dibutuhkan.
Atau membuang semua cermin di rumahnya agar tidak diingatkan
akan cacat yang mencolok dari penampilan mereka.
Mereka percaya orang lain memandang diri mereka jelek dan
memiliki penampilan fisik yang tidak menarik.
Bisa memunculkan perilaku kompulsif dalam rangka mengoreksi
kerusakan yang dipersepsikannya.

Merupakan gangguan yang melibatkan berbagai keluhan yang
muncul berulang-ulang yang tidak dapat dijelaskan oleh penyebab
fisik apapun.
Biasanya bermula sebelum usia 30 tahun, biasanya pada saat
remaja.
Simtom gangguan bertahan paling tidak selama beberapa tahun.
Berakibat menuntut perhatian medis.
Mengalami hendaya yang berarti dalam memenuhi peran sosial atau
pekerjaan.
Keluhan-keluhan tampak meragukan atau dibesar-besarkan dan
sering menerima perawatan medis dari sejumlah dokter terkadang
pada saat yang sama.
Rumusnya adalah 4 2 1 1
4 gejala nyeri, 2 gejala gastrointestinal(lambung-usus), 1 gejala
seksual dan 1 gejala pseudoneurologis
Gejala utama gangguan nyeri adalah adanya nyeri pada
satu atau lebih tempat yang tidak sepenuhnya
disebabkan oleh kondisi medis atau neurologis non
psikiatrik.
Gejala nyeri disertai oleh penderitaan emosional dan
gangguan fungsional, dan gangguan memiliki hubungan
sebab yang masuk akal dengan faktor psikologis.
Jenis nyeri yang dialami sangat heterogen misalnya
nyeri punggung, kepala, pelvis (panggul).
Nyeri yang dialami mungkin pasca traumatik,
neuropatik (penyakit syaraf), neurologis, iatrogenik
(disebabkan tindakan dokter misal karena pengobatan)
atau muskuloskeletal (otot)
Gangguan harus memiliki suatu faktor psikologis yang
dianggap secara bermakna dalam gejala nyeri dan
permasalahannya.
Seringkali penderita memiliki riwayat perawatan medis
dan bedah yang panjang, mengunjungi banyak dokter
dan meminta banyak medikasi.
Memiliki keinginan kuat untuk melakukan pembedahan
Sering mengatakan bahwa nyeri sebagai sumber dari
semua kesengsaraannya dan menyangkal adanya
permasalahan psikologis serta menyatakan hidup
mereka bahagia kecuali nyerinya.
Faktor-faktor Biologis
Faktor Lingkungan Sosial
Faktor Perilaku
Faktor Emosi dan Kognitif

Epidemiologi gangguan somatisasi :
Prevalensi 0,1-0,5% dari populasi
5-10% dari pasien yang datang ke praktek umum dan
dokter keluarga
Wanita lebih banyak dibanding laki-laki (5:1)
1-2% dari populasi wanita
Onset pada usia sebelum 30 tahun, lebih sering pada
wanita usia belasan tahun. Pendidikan, sosial,
ekonomi rendah
Sering ditemukan bersamaan dengan gangguan jiwa
lain, kecendrungan (traits) kepribadian, gangguan
kepribadian. Ciri-cirinya antara lain adalah
menghindar (avoidant), paranoid, obsesikompulsi
(OCD), merusak diri sendiri (self defeating).

Epidemiologi gangguan hipokondriasis
Prevalensi 4-6% dari pasien di klinik umum
Laki dan wanita sama, onset bisa pada semua
usia
Tidak ada hubungan dengan tingkat
pendidikan / sosial
Sering disertai gejala-gejala depresi dan
cemas

Epidemiologi gangguan konversi
Terjadi pada 11-500 per 100.000 penduduk.
Biasanya terjadi pada usia anak-anak (akhir)
hingga dewasa (awal). Jarang terjadi
sebelum usia 10 tahun dan setelah 35 tahun.

Epidemiologi gangguan dismorfik tubuh
Muncul kebanyakan pada wanita, biasanya
dimulai pada akhir masa remaja, dan
biasanya berkaitan dengan depresi, fobia
social, gangguan kepribadian.

Epidemiologi gangguan nyeri
Terjadi pada semua tingkatan usia, di USA 10-
15% pasien datang dengan keluhan nyeri
punggung.
Manifestasi klinis gangguan ini adalah adanya keluhan-
keluhan gejala fisik yang berulang disertai permintaan
pemeriksaan medik, meskipun sudah berkali-kali terbukti
hasilnya negatif dan juga telah dijelaskan dokternya bahwa
tidak ada kelainan yang mendasari keluhannya.
Beberapa orang biasanya mengeluhkan masalah dalam
bernafas atau menelan, atau ada yang menekan di dalam
tenggorokan.
Kadang kala, sejumlah simtom muncul dalam bentuk yang
lebih tidak biasa, seperti kelumpuhan/kesemutan pada
tangan atau kaki yang tidak konsisten dengan kerja sistem
saraf.
Pada gangguan ini sering kali terlihat adanya perilaku
mencari perhatian (histrionik), terutama pada pasien yang
kesal karena tidak berhasil membujuk dokternya untuk
menerima bahwa keluhannya memang penyakit fisik dan
bahwa perlu adanya pemeriksaan fisik yang lebih lanjut.
Kadang kala, sejumlah simtom muncul dalam
bentuk yang lebih tidak biasa, seperti
kelumpuhan/kesemutan pada tangan atau
kaki yang tidak konsisten dengan kerja
sistem saraf.
Pada gangguan ini sering kali terlihat adanya
perilaku mencari perhatian (histrionik),
terutama pada pasien yang kesal karena
tidak berhasil membujuk dokternya untuk
menerima bahwa keluhannya memang
penyakit fisik dan bahwa perlu adanya
pemeriksaan fisik yang lebih lanjut.

Gangguan somatisasi berlangsung kronik,
umumnya dimulai sebelum usia 30 tahun.
Prognosis umumnya sedang sampai buruk.
Prognosis gangguan konversi baik apabila
timbul tiba-tiba, stresor mudah dikenali,
penyesuaian pramorbid yang baik, tidak ada
gangguan psikiatrik atau medis komorbid,
dan tidak ada tuntutan yang terus menerus.
Hipokondriasis berlangsung episodik.
Prognosis baik berhubungan dengan status
sosioekonomi yang tinggi, awal yang tiba-
tiba, tidak adanya gangguan kepribadian,
dan tidak adanya kondisi medis nonpsikiatri
yang menyertai.
Gangguan dismorfik tubuh biasanya muncul
bertahap. Namun dapat berlangsung kronik
jika tidak diobati. Prognosis belum diketahui
secara pasti.

Nyeri pada gangguan nyeri biasanya
berlangsung secara tiba-tiba selama
beberapa minggu atau beberapa bulan
selanjutnya. Biasanya berlangsung kronik
dengan prognosis bervariasi. Prognosis buruk
bila terdapat gangguan depresi, gangguan
kepribadian tergantung atau histrionik, dan
penyalahgunaan alkohol atau zat lain.

Gangguan somatisasi ditatalaksana dengan ikatan
terapeutik, perjanjian teratur, dan intervensi
krisis.
Penatalaksanaan untuk gangguan konversi adalah
sugesti dan persuasi dengan berbagai teknik.
Strategi penatalaksanaan pada hipokondriasis
meliputi pencatatan gejala, tinjauan psikososial,
dan psikoterapi.
Gangguan dismorfik tubuh diterapi dengan ikatan
terapeutik, penatalaksanaan stres, psikoterapi,
dan pemberian antidepresan.
Terapi pada gangguan nyeri mencakup ikatan
terapeutik, menentukan kembali tujuan terapi,
dan pemberian antidepresan

You might also like