Professional Documents
Culture Documents
DEFINISI
Penyakit berat, gejala kulit yang terpenting ialah
epidermolisis generalisata, yang menyerupai
luka bakar pada kulit
SINONIM
Sindrom Lyell
EPIDEMIOLOGI
2-3 kasus pertahun
Umumnya pada orang dewasa
ETIOLOGI
paling banyak disebabkan oleh obat-obatan (80-95%)
Derivat penisilin, parasetamol, karbamazepin, dll
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi terjadinya nekrolisis epidermal
toksik belum jelas, namun, dipercaya bahwa
fenomena immun kompleks yang bertanggung
jawab.
Merupakan reaksi tipe II (sitolitik) menurut
Comb dan Gel.
GEJALA KLINIS
Prodromal (2-3 hari)malaise, rash, demam, batuk,
arthralgia, mialgia, rhinitis, headache, anorexia, serta
mual dan muntah, dengan atau tanpa diare,konjungtivitis
(32%), faringitis (25%), dan pruritus (28%).
Fase akut (8-12 hari) demam yang persisten,
pengelupasan epidermis, dan terlibatnya membran
mukosastomatitis san mukositis, nyeri menelan
dehidrasi dan malnutrisi. Erosi mukosa pipi, hidung,
faring, dan trakeobronkial dapat terjadi.
Erosi juga dapat terjadi pada esofagus, perineum, vagina,
uretra serta mukosa usus
Gambaran Histopatologi
Secara histologi, terdapat penebalan nekrosis
epidermis dengan tanda inflamasi dermis atau
epidermis.
Bisa terdapat pelepasan dan pengelupasan
epidermis. Nekrosis sel satelit dapat terlihat,
sampai nekrosis eosinofil secara luas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes-tes laboratorium hanya bisa membantu dalam
menentukan terapi simptomatik atau suportif.
Pemeriksaan radiologi tidak spesifik namun foto
thoraks dapat dilakukan untuk mengetahui adanya
inflamasi
trakeobronkial
yang
menyebabkan
pneumonia
PENATALAKSANAAN
mencegah kehilangan cairan dan elektrolit dan
mencegah infeksi sekunder.
Daerah erosi pada kulit harus di lindungi dengan
pakaian pelindung nonadherent seperti petroleum
gauze
Distress pernapasan bisa mengakibatkan pengelupasan
dan edema dan membutuhkan intubasi endotrakeal
dan ventilasi
Nutirsi secara parentral atau secara enteral via selang
nasogastrik biasanya dibutuhkan. Nutrisi enteral secara
awal dan kontinu mengurangi risiko stress ulcers,
mengurangi translokasi bakteri dan infeksi enterogenik
Sindrom Stevens-Johnson
DEFINISI
Sindrom Stevens-Johnson pertama diketahui
pada 1922 oleh dua dokter, dr.Stevens dan dr.
Johnson,
sindrom
Stevens-Johnson,
disingkatkan sebagai SSJ, adalah reaksi buruk
yang sangat gawat terhadap obat
ETIOLOGI
Obat-obatan dan keganasan merupakan etiologi pada
dewasa dan orang tua.
Pada kasus anak proses infeksi merupakan penyebab
yang etrsering dibandingkan keganasan atau reaksi
obat.
Obat-obatan seperti sulfa, fenitoin, atau penisilin telah
diketahui sebagai penyebab pada dua pertiga pasien
dengan SSJ.
Lebih setengah pasien dengan SSJ melaporkan infeksi
saluran napas bagian atas
Keempat kategori etiologi adalah (1)infeksi, (2)obatobatan, (3)keganasan, dan (4)idiopatik
PATOFISIOLOGI
SSJ adalah hipersensitifitas yang disebabkan
oleh pembentukan sirkulasi kompleks imun
yang disebabkan oleh obat-obatan, infeksi
virus, dan keganasan. Pada lebih dari setengah
kasus, tidak didapatkan adanya penyebab
yang spesifik
GEJALA KLINIS
gejala prodromal (1-14 hari )infeksi saluran
pernapasan atas yang nonspesifik, demam, radang
tenggorokan, sakit kepala, dan malaise. Muntah dan
diare
Lesi mukokutaneus berkembang secara tiba-tiba.
Lesinya bersifat nonpruritus.
genitourinarydisuria.
Rash dimulai dengan macula yang berkembang
menjadi papul, vesikel, bulla, plak urtikaria, atau
eritema yang konfluen
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak didapatkan pemeriksaan laboratorium yang
dapat membantu dalam penegakan diagnosis.
CBC (complete blood count) bisa didapatkan sel darah
putih yang normal atau leukositosis nonspesifik.
Peningkatan jumlah leukosit kemungkinan disebakan
karena infeksi bakteri.
Kultur darah, urin, dan luka merupakan indikasi bila
dicurigai penyebab infeksi
PENATALAKSANAAN
Perawatan
prehospital:
paramedis
harus
mengetahui adanya tanda-tand kehilangan cairan
berat dan mesti diterapi sebagai pasien SJS sama
dengan pasien luka bakar.
Perawatan gawatdarurat:
Perawatan gawatdarurat harus diberikan penggantian
cairan dan koreksi elektrolit.
Luka kulit diobati sebagai luka bakar.
Pasien SSJ semestinya diberikan perhatian khusus
mengenai jalan nafas dan stabilitas hemodinamik,
status cairan, perawatn luka dan kontrol nyeri.
.
Erythema Multiforme
DEFINISI
Eryhtema multiforme merupakan suatu
penyakit akut dan merupakan penyakit
kulit yang self-limiting dan merupakan
erupsi kulit yang meradang
EPIDEMIOLOGI
Predominan pada dewasa muda dan sangat jarang
pada anak-anak.
Biasanya lebih mengenai pada pria tanpa
mempedulikan ras dan warna kulit.
Sepertiga dari eritema multiforme kambuh
sementara musim biasanya mempengaruhi
ETIOLOGI
Penelitian prospektif internasional yang terbaru
menunjukkan penyebab mayor dari eritema
multiforme ini adalah virus herpes.
Virus herpes yang paling sering menyerang adalah
virus HSV I dan II
Dilaporkan kebanyakan kasus pada anak-anak dan
dewasa muda disebabkan oleh virus HSV tipe I, tetapi
ada juga yang mengatakan golongan ini masih bisa
terkena erytheme multiforme akibat serangan virus
HSV tipe II.
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi penyakit ini belum terlalu dimengerti
tetapi muncul pendapat yang mengatakan penyakit
ini melibatkan reaksi hipersensitivitas yang memicu
berbagai stimulus, biasanya bakteri, virus atau
produk-produk kimia
GEJALA KLINIS
lesi target pada kulit yang diameternya kurang dari 3
cm,
mengenai kurang dari 20% permukaan tubuh,
dengan penglibatan minimal dari membrane mukosa
yang biasanya bisa dilihat lewat biopsi.
Lesi kutaneus secara tipikal adalah simetrik, dan
melibatkan ekstremitas, yang biasanya predileksinya
pada tangan bagian dorsal dan ekstensor
gatal dan rasa terbakar yang muncul diantara lesilesi
Gambaran histopatologik
Gambaran histopatologik berupa infiltrate limfosit
dermal-epidermal junction dan sekitar pembuluh darah
dermal, dermal edema, nekrosis keratinosit epidermal,
dan pembentukan bulla subepidermal. Penelitian
histology dan immunokimia mendapati pada erytheme
multiforme mempunyai densitas tinggi pada infiltrate
sel yang kaya dengan limfosit-T
Angioedema
DEFINISI
Epidemiologi
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS
Edema pada muka, extremitas, mungkin sedikit nyeri
tanpa pruritus, bisa terjadi beberapa hari.
Melibatkan juga bibir, dagu, area periorbital, lidah
dan laring.
Angioedema bisa juga pada system organ vital
contohnya traktus respiratorius
Pembengkakan superficial dermis dengan wheals
yang ditandai dengan warna pink dan pruritus
dimana area angioderma sering pucat dan nyeri
PENATALAKSANAAN
A)Penjagaan prehospital
Menjaga jalan nafas
Intubasi nasofaringeal
Steroids epeniferin subcutaneous
B) Emergency department care
Menjaga jalan nafas
Intubasi nasofaringeal
Steroids epeniferin subcutaneous
Angioedema kronik merespon baik pada steroids dan H2
blockers.