Professional Documents
Culture Documents
Patofisiologi
Virus campak disebarkan dalam udara dan
memasuki host melalui saluran pernafasan.
Infeksi awal dan replikasi virus terjadi pada sel
epitel trakheal dan bronkhial.
Setelah 2-4 hari virus campak menginfeksi
jaringan limfatik setempat.
Setelah perbanyakan virus dalam limfonodi
regional, kemudian terjadi viremia yang dapat
menyebabkan penyebaran virus ke organ-organ
lain sebelum terjadinya ruam.
Penatalaksanaan Individu
Prinsip dasar:
a. Antisipasi komplikasi pada kelompok risiko tinggi
b. Perawatan di rumah sakit bagi anak dengan sakit berat
c. Pemberian parasetamol bila suhu di atas 390 C
d. Vitamin A dosis tinggi
e. Pemberian ASI
f. Pemberian nutrisi
g. Perawatan mata untuk mencegah kebutaan
h. Penggunaan antibiotik dengan indikasi yang jelas
i. Larutan rehidrasi oral untuk diare
j. Perawatan komplikasi pada saat yang sama
k. Monitor pertumbuhan secara teratur
Vitamin A
Pemberian vitamin A pada anak dengan
campak dapat menurunkan morbiditas dan
mortalitas.
WHO merekomendasikan pemberian vitamin
A pada semua anak dengan campak pada
komunitas dengan masalah defisiensi vitamin
A dan angka kematian yang berhubungan
dengan campak melebihi 1%.
Selain itu juga dipertimbangkan pemberian
suplemen vitamin A pada anak yang dirawat
dengan campak dan komplikasinya (croup,
pneumonia, diare).
Dosis:
Bayi < 6 bulan: belum ditetapkan
Bayi 6 bulan 1 tahun: 100.000 IU p.o dosis
tunggal; bila ada bukti oftalmologik defisiensi
vitamin A, ulangi pemberian pada hari berikutnya
dan pada minggu keempat.
Anak > 1 tahun: 200.000 IU p.o dosis tunggal: bila
ada bukti oftalmologik defisiensi vitamin A, ulangi
pemberian pada hari berikutnya dan pada minggu
keempat.
Imunoglobulin
Indikasi:
Anak dengan immunocompromised
Usia 6-12 bulan
Anak dengan infeksi HIV yang terpapar campak
Dosis
0,25 mL/kg i.m
0,5 mL/kg i.m untuk anak dengan infeksi HIV
Tidak lebih dari 15 mL/dosis i.m
Antibiotik
Penggunaaan antibiotik masih kontroversial
Argumen penggunaan: risiko tinggi terjadinya
infeksi bakterial sekunder pada campak yang
dapat menyebabkan kematian
Argumen kontra: biaya & risiko komplikasi
diare, drug reaction, resistensi obat
Meta analisis: antibiotik profilaksi tidak
bermanfaat untuk menurunkan kematian pada
campak (Shann F, 1997)
Penatalaksanaan Masyarakat
Sidang WHA tahun 1988, menetapkan
kesepakatan global untuk membasmi polio atau
Eradikasi Polio (Erapo), Eliminasi Tetanus
Neonatorum (ETN) dan Reduksi Campak
(RECAM) pada tahun 2000.
Campak dimungkinkan untuk dieradikasi, karena
satu-satunya pejamu (host) atau reservoir
campak hanya pada manusia dan adanya
vaksin dengan efikasi yang cukup tinggi yaitu
85%.
Tahap Eliminasi
Cakupan imunisasi sudah sangat tinggi
(>95%), dan daerah-daerah dengan cakupan
imunisasi rendah sudah sangat kecil
jumlahnya. Kasus sudah jarang dan KLB
hampir tidak pernah ternadi. Anak-anak yang
dicurigai tidak terlindung (susceptible) harus
dimonitor dan mendapat imunisasi tambahan.
Tahap Eradikasi
Cakupan imunisasi tinggi dan merata, dan
kasus sudah tidak ditemukan. Transmisi virus
sudah dapat diputuskan, dan negara-negara
di dunia sudah memasuki tahap eliminasi.
Imunisasi Campak
Menggunakan vaksin dari virus yang sudah
dilemahkan
Dosis 0,5 ml secara subkutan/intramuskular.
Salah satu indikator pengaruh vaksin
terhadap proteksi adalah penurunan angka
kejadian kasus campak sesudah
pelaksanaan program imunisasi.
Imunisasi ulangan;pada usia masuk sekolah (67 tahun) melalui program BIAS.
Imunisasi ulangan juga dianjurkan pada:
Mereka yang mendapat imunisasi sebelum umur 1
tahun dan terbukti bahwa potensi vaksin yang
digunakan kurang baik.
Apabila terdapat KLB maka anak SD, SLTP dan
SLTA diberikan imunisasi ulangan.
Setiap orang yang pernah imunisasi campak dengan
vaksin dari virus yang dimatikan (vaksin inaktif)
Setiap orang yang pernah memperoleh imunoglobulin
Seseorang yang tidak dapat menunjukkan catatan
imunisasinya.
Terima kasih