Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Hardiwiranata ( 13330703 )
Dimas Ryan Pambudi ( 13330704 )
Latar belakang
Dewasa ini kebutuhan akan kosmetik sudah demikian primer dan tidak terpisahkan
dari kehidupan kita. Berbagai jenis kosmetika yang digunakan untuk menunjang
penampilan kita, salah satunya adalah kosmetika perawatan kulit.
Secara alamiah kulit telah berusaha untuk melindungi diri dari kemungkinan ini yaitu
dengan adanya tabir lemak di atas kulit yang didapat dari kelenjar lemak dan sedikit
kelenjar keringat dari kulit serta adanya lapisan kulit luar yang berfungsi sebagai sawar
kulit. Namun dalam kondisi tertentu, faktor perlindungan alamiah tersebut tidak
mencukupi dan karena itu dibutuhkan perlindungan tambahan nonalamiah yaitu
dengan memberikan kosmetika pelembab kulit.
Moisturizer
Kosmetik pelembab (moisturizers)
termasuk
kosmetik
perawatan
yang
bertujuan
untuk
mempertahankan struktur dan fungsi kulit dari
berbagai pengaruh seperti udara kering, sinar
matahari terik, umur lanjut, berbagai penyakit kulit
maupun penyakit dalam tubuh yang mempercepat
penguapan air sehingga kulit menjadi lebih kering
Contoh formula
Formula I
Bahan
(ekstrak buah
alpukat )
Formula II (ekstrak
sari jeruk bali )
Formula III
(ektrak lidah
buaya)
Formula IV (sari
buah srikaya)
Formula sendiri
Fungsi
Petrolatum jelly
9,3 %
Polidimetilsiloksan
4,0 %
Paraffin Liquidum
4,0 %
Aqua Demineralisata
68,0 %
100,0 %
100,0 %
100
100,0%
Cornstarch
3,2 %
Benzalkonium Klorida
0,8 %
Anti mikroba
Gliserin
10,0 %
bahan pelembab
Ekstrak alpukat
0,4 %
Bahan aktif
Nipagin
0,2 %
0,1 %
0,1 %
0,1%
0,1 %
Bahan pengawet
Nipasol
0,1 %
0,2 %
Bahan pengawet
Pelarut
bahan pengental /
pewarna
Bahan
Asam Stearat
12,0 %
2,0%
12
12,0 %
pengemulsi/bahan
pengikat/pengental
Setil Alkohol
0,5 %
0,5
0,5 %
Trietanolamin
1,0 %
1,0 %
Natrium metabisulfit
0,1 %
Ol. Rosae
3,0 %
5,0 %
KOH
Bahan pengemulsi
0,1 %
Bahan pengawet
3,0 %
Bahan pewangi
5,0 %
Bahan aktif
0,5 %
Bahan aktif
0,7 %
Bahan pengikat
BHT
0,05 %
Bahan antioksidan
2,5
Bahan aktif
Pra Formulasi
Asam stearat
Sinonim : Acid stearicum, ctylaceticacid, crodacid, edenor, emersol, stereophonic acid, pearl
steric.
Rumus Molekul : C18H36O2
Berat Molekul : 284.47
Pemerian : Zat pada keras mengkilat menunjukkan susunan hablur putih ayau kuning pucat
mirip lemak lilin.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol (95%) P, dan dalam 2
bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P.
Khasiat : Bahan pengemulsi
Dosis : untuk salep dan krim = 1-20%
Stabilitas : Asam stearat merupakan bahan yang stabil. Antioksidan dapat ditambahkan ke
dalam asam stearat. Disimpan dalam wadah tertutup di tempat yang sejuk dan kering.
Suhu lebur : tidak kurang dari 54oC (FI III), 69oC-70oC (HOPE)
Inkompatibilitas : Asam stearat inkompatibel dengan metal hidroksida dan inkompatibel
dengan basa, agen pereduksi, dan agen pengoksidasi. Basis salep yang dibuat dengan
asam stearat akan menjadi kental jika bereaksi dengan senyawa zink dan garam kalsium.
Triethanolamine
NIPAGIN
SETIL ALCOHOL
Rumus Molekul : C16H34O
Pemerian : Setil alkohol seperti lilin, putih serpih, butir, kubus,
atau benda tuang. Ia memilikikarakteristik samar bau dan rasa
hambar.
Kelarutan : Mudah larut dalam etanol (95%) dan eter, kelarutan
meningkat dengan meningkatnyasuhu; praktis tidak larut dalam
air. Mampu dicampur ketika dilarutkan dengan lemak, larutan
danparaffins padat, dan isopropyl miristat.
Stabilitas : Stabil di asam, alkali, cahaya, dan udara; itu
tidakmenjadi tengik. Ini harus disimpan dalam wadahtertutup baik
di tempat sejuk dan kering.
Natrium metabisulfit
Pemerian : Hablur putih atau serbuk hablur putih
kekuningan, berbau belerang dioksida
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam gliserin,
sukar larut dalam etanol
Kegunaan : Antioksidan
Konsentrasi : 0,01-1 % (Excipient ed. 2nd, hal. 451)
pH : 3,5 5
Stabilitas : Stabil pada suhu dibawah 40oC
Sterilisasi : Filtrasi
Oleum Rosae
Pemerian
: Tidak berwarna atau kuning, bau
menyerupai bunga mawar, rasa khas, pada suhu 250C
kental
Kelarutan
: Larut dalam 1 bagian kloroform P, Larutan
jernih.
Khasiat : Pengharum/pewangi
Konsentrasi : 0,01%-0,05%.
Stabilitas
: Memadat pada suhu180C -220C menjadi
massa kristal.
Penyimpanan
: Wadah tertutup rapat
aquadest
Formula sendiri
100,0%
Fungsi
Pelarut
Nipagin
0,1 %
Asam Stearat
12,0 %
Setil Alkohol
0,5 %
Bahan pengemulsi
Trietanolamin
1,0 %
0,1 %
Bahan pengawet
Ol. Rosae
3,0 %
Bahan pewangi
5,0 %
Bahan aktif
Natrium
metabisulfit
Bahan pengawet
Bahan pengental / membuat
dasar agar stabil
Proses Pembuatan
Pembuatan Sari Buah Jeruk Bali
Buah jeruk bali 3.560 gram dikupas kulitnya kemudian daging buah jeruk bali dipotong-potong
menjadi bagian yang lebih kecil sehingga menjadi 2.600 gram lalu dihaluskan dengan juicer
sehingga menghasilkan juice jeruk bali 1.000 ml, ditambahkan natrium metabisulfit 0,1% dan
dikeringkan dengan freeze dryer selama 72 jam pada suhu -40oC dengan tekanan 2 atm,
sampai diperoleh ekstrak kental sebanyak 75 gram.
Pembuatan Krim
Asam stearat dan setil alcohol dimasukkan ke dalam cawan penguap dan dilebur di atas
penangas air (massa I). Nipagin dilarutkan dalam air panas lalu ditambahkan natrium metabisulfit
dan trietanolamin (TEA) diaduk sampai larut (massa II). Lalu massa II ditambahkan ke dalam
massa I di dalam lumpang panas sambil digerus secara terus menerus hingga terbentuk dasar
krim. Sari buah jeruk bali digerus lalu ditambahkan sedikit demi sedikit dasar krim. Terakhir
ditambahkan 3 tetes parfum dan digerus sampai homogen.
Evaluasi Sediaan
Uji homogenitas sediaan
Pemeriksaan homogenitas dilakukan dengan menggunakan gelas objek. Caranya: Sejumlah
tertentu sediaan jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok,
sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar
Uji stabilitas sediaan
Masing-masing formula sediaan dimasukkan ke dalam pot plastik, ditutup bagian atasnya
dengan plastik. Selanjutnya pengamatan dilakukan pada saat sedaan telah selesai dibuat,
penyimpanan 1, 4, 8 dan 12 minggu dilakukan pada temperatur kamar, bagian yang diamati
berupa pemecahan atau pemisahan fase, perubahan warna dan bau dari sedaan.
Evaluasi pH
Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Caranya: Alat terlebih
dahulu dikalibrasi dengan larutan dapar standar netral (pH 7,01) dan larutan dapar pH asam (pH
4,01) hingga alat menunjukkan harga pH tersebut. Kemudian elektroda dicuci dengan air suling,
lalu dikeringkan dengan tissue. Sampel dibuat dalam konsentrasi 1% yaitu ditimbang 1 g sediaan
dan dilarutkan dalam 100 ml air suling. Kemudian elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut.
Dibiarkan alat menunjukkan harga pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter
merupakan pH sediaan. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali untuk masing-masing sediaan
pada saat sediaan selesai dibuat dan pada 12 minggu penyimpanan
uji iritasi
Sejumlah sediaan dioleskan di belakang telinga 12 orang
sukarelawan dan dibiarkan selama 24 jam, dilihat
perubahan yang terjadi berupa eritema, papula, vesikula
dan edema
Kesimpulan
Sediaan moisturizer memiliki karakteristik, Memiliki fase minyak antara
30 50 %, karakter dari krim medium ini adalah perpaduan antara
vanishing cream dan krim dingin. Krim ini sangat berguna karena
memiliki kandungan minyak yang sedikit. Ini memberikan perasaan yang
ringan di wajah, baik yg larut minyak maupun larut air. Sediaan yang
telah jadi harus dilakukan uji / evaluasi sediaan untuk mengatasi
masalah yang mungkin terjadi pada konsumen. Uji / evaluasi yang
dilakukan diantaranya Organoleptis Uji homogenitas sediaan,
Uji
stabilitas sediaan, Evaluasi pH, Evaluasi daya sebar, Evaluasi
penentuan ukuran droplet, Uji aseptabilitas sediaan