You are on page 1of 22

Moisturizer Cream

Disusun oleh :
Hardiwiranata ( 13330703 )
Dimas Ryan Pambudi ( 13330704 )

Latar belakang
Dewasa ini kebutuhan akan kosmetik sudah demikian primer dan tidak terpisahkan
dari kehidupan kita. Berbagai jenis kosmetika yang digunakan untuk menunjang
penampilan kita, salah satunya adalah kosmetika perawatan kulit.
Secara alamiah kulit telah berusaha untuk melindungi diri dari kemungkinan ini yaitu
dengan adanya tabir lemak di atas kulit yang didapat dari kelenjar lemak dan sedikit
kelenjar keringat dari kulit serta adanya lapisan kulit luar yang berfungsi sebagai sawar
kulit. Namun dalam kondisi tertentu, faktor perlindungan alamiah tersebut tidak
mencukupi dan karena itu dibutuhkan perlindungan tambahan nonalamiah yaitu
dengan memberikan kosmetika pelembab kulit.

Anatomi Struktur kulit wajah

Moisturizer
Kosmetik pelembab (moisturizers)
termasuk
kosmetik
perawatan
yang
bertujuan
untuk
mempertahankan struktur dan fungsi kulit dari
berbagai pengaruh seperti udara kering, sinar
matahari terik, umur lanjut, berbagai penyakit kulit
maupun penyakit dalam tubuh yang mempercepat
penguapan air sehingga kulit menjadi lebih kering

Kosmetika pelembab dapat dibedakan menjadi dua


tipe:
Kosmetika pelembab berdasarkan lemak
Kosmetika pelembab yang didasarkan pada gliserol

Tujuan dan Fungsi Moisturizer


Tujuan :
memberi kelembaban secara optimal pada kulit, menormalkan jumlah zat yg terdapat
pada kulit kering dan melindungi kulit yang sehat dari efek lingkungan kering.
Fungsi :
Melindungi kulit wajah dari Make-Up
Mencegah Penuaan Dini pada Kulit Wajah
Mengatasi penyebab kulit kering dan rusak
Membentuk Struktur Kulit
Mencerahkan wajah

Contoh formula
Formula I
Bahan

(ekstrak buah
alpukat )

Formula II (ekstrak
sari jeruk bali )

Formula III
(ektrak lidah
buaya)

Formula IV (sari
buah srikaya)

Formula sendiri

Fungsi

Petrolatum jelly

9,3 %

Polidimetilsiloksan

4,0 %

Paraffin Liquidum

4,0 %

Aqua Demineralisata

68,0 %

100,0 %

100,0 %

100

100,0%

Cornstarch

3,2 %

Benzalkonium Klorida

0,8 %

Anti mikroba

Gliserin

10,0 %

bahan pelembab

Ekstrak alpukat

0,4 %

Bahan aktif

Nipagin

0,2 %

0,1 %

0,1 %

0,1%

0,1 %

Bahan pengawet

Nipasol

0,1 %

0,2 %

Bahan pengawet

Pelarut
bahan pengental /
pewarna

Bahan
Asam Stearat

12,0 %

2,0%

12

12,0 %

pengemulsi/bahan
pengikat/pengental

Setil Alkohol

0,5 %

0,5

0,5 %

Trietanolamin

1,0 %

1,0 %

Natrium metabisulfit

0,1 %

Ol. Rosae

3,0 %

Sari Buah Jeruk Bali

5,0 %

Gel Lidah Buaya

KOH

Bahan pengemulsi

Bahan pengemulsi dan


pelarut

0,1 %

Bahan pengawet

3,0 %

Bahan pewangi

5,0 %

Bahan aktif

0,5 %

Bahan aktif

0,7 %

Bahan pengikat

BHT

0,05 %

Bahan antioksidan

Sari Buah Srikaya

2,5

Bahan aktif

Pra Formulasi
Asam stearat
Sinonim : Acid stearicum, ctylaceticacid, crodacid, edenor, emersol, stereophonic acid, pearl
steric.
Rumus Molekul : C18H36O2
Berat Molekul : 284.47
Pemerian : Zat pada keras mengkilat menunjukkan susunan hablur putih ayau kuning pucat
mirip lemak lilin.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol (95%) P, dan dalam 2
bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P.
Khasiat : Bahan pengemulsi
Dosis : untuk salep dan krim = 1-20%
Stabilitas : Asam stearat merupakan bahan yang stabil. Antioksidan dapat ditambahkan ke
dalam asam stearat. Disimpan dalam wadah tertutup di tempat yang sejuk dan kering.
Suhu lebur : tidak kurang dari 54oC (FI III), 69oC-70oC (HOPE)
Inkompatibilitas : Asam stearat inkompatibel dengan metal hidroksida dan inkompatibel
dengan basa, agen pereduksi, dan agen pengoksidasi. Basis salep yang dibuat dengan
asam stearat akan menjadi kental jika bereaksi dengan senyawa zink dan garam kalsium.

Triethanolamine

Nama Kimia : 2,2,,2-Nitrilotriethanol


Rumus Molekul : C6H15NO3
Berat Molekul : 149.9
Pemerian : Berwarna sedikit kuning muda (pucat), berbentuk cairan, berbau ammonia sedikit.
Kelarutan : Becampur dengan acetone, karbon tetraklorida, metanol dan air, 1:24 dalam benzena, 1:63
dalam etileter.
Khasiat : Agen alkali dan bahan pengemulsi
pH: 10.5
Titik lebur : 20-21oC
Stabilitas : Berwarna coklat jika terpapar udara dan cahaya
Penyimpanan : Tempat yang tertutup rapat (kedap udara), terlindungi dari cahaya. Simpan dalam
keadaan sejuk dan kering.
Inkompatibilitas : Bereaksi dengan asam mineral menjadi bentuk garam kristal dan ester. Dengan
asam lemak yang tinggi, TEA membentu garam yang larut dalam air dan mempunyai karakteristik
seperti sabun. TEA beraksi dengan tembaga yang membentuk kompleks garam. TEA juga dapat
bereaksi dengan reagen seperti tionil klorida.
Kadar : 2-4 %

NIPAGIN

Nama Kimia : Methyl-4-hydroxbenzoate


Rumus Molekul : C8H8O3
Berat Molekul : 152.5
Pemerian : Kristal putih atau bedrupa serbuk, berbau lemah atau hampir tidak berbau, rasa khas (kuat)
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam minyak mineral, 1:2 etanol, 1:3 etanol (95%), 1:6 etanol (50%),
1:10 eter, 1:60 gliserin, 1:200 minyak kacang, 1:5 propilenglikol, 1:400 air, 1:50 air suhu 50oC, 1:30 air
suhu 80oC.
Khasiat : Bahan antimikroba
pH: 4-8
Titik lebur : 125-128oC
Stabilitas : Larutan yang mengandung nipagin pada pH 3-6 mungkin disterilisasi dengan autoklaf pada
suhu 120oC selama 20 menit.
Penyimpanan : Disimpan dalam tempat tertutup rapat dalam keadaan sejuk dan kering.
Inkompatibilitas : Tereduksi dengan surfaktan nonionik seperti polisorbat 80. Inkompatibilitas dengan
bentonit, magnesium trisilicat, talk, tragakan, sodium alginat, minyak essensial, sorbitol, atropin.
Bereaksi dengan macam-macam gula dan alkohol gula.
Kadar : Topikal (0.02-0.3%)

SETIL ALCOHOL
Rumus Molekul : C16H34O
Pemerian : Setil alkohol seperti lilin, putih serpih, butir, kubus,
atau benda tuang. Ia memilikikarakteristik samar bau dan rasa
hambar.
Kelarutan : Mudah larut dalam etanol (95%) dan eter, kelarutan
meningkat dengan meningkatnyasuhu; praktis tidak larut dalam
air. Mampu dicampur ketika dilarutkan dengan lemak, larutan
danparaffins padat, dan isopropyl miristat.
Stabilitas : Stabil di asam, alkali, cahaya, dan udara; itu
tidakmenjadi tengik. Ini harus disimpan dalam wadahtertutup baik
di tempat sejuk dan kering.

Natrium metabisulfit
Pemerian : Hablur putih atau serbuk hablur putih
kekuningan, berbau belerang dioksida
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam gliserin,
sukar larut dalam etanol
Kegunaan : Antioksidan
Konsentrasi : 0,01-1 % (Excipient ed. 2nd, hal. 451)
pH : 3,5 5
Stabilitas : Stabil pada suhu dibawah 40oC
Sterilisasi : Filtrasi

Oleum Rosae
Pemerian
: Tidak berwarna atau kuning, bau
menyerupai bunga mawar, rasa khas, pada suhu 250C
kental
Kelarutan
: Larut dalam 1 bagian kloroform P, Larutan
jernih.
Khasiat : Pengharum/pewangi
Konsentrasi : 0,01%-0,05%.
Stabilitas
: Memadat pada suhu180C -220C menjadi
massa kristal.
Penyimpanan
: Wadah tertutup rapat

aquadest

Sinonim : Air Suling


Rumus Molekul : H2O
Berat Molekul : 18.02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak bebau,
dan tidak berasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

Formulasi sediaan moisturizer


Bahan
Aqua
Demineralisata

Formula sendiri
100,0%

Fungsi
Pelarut

Nipagin

0,1 %

Asam Stearat

12,0 %

Setil Alkohol

0,5 %

Bahan pengemulsi

Trietanolamin

1,0 %

Bahan pengemulsi dan pelarut

0,1 %

Bahan pengawet

Ol. Rosae

3,0 %

Bahan pewangi

Sari Buah Jeruk Bali

5,0 %

Bahan aktif

Natrium
metabisulfit

Bahan pengawet
Bahan pengental / membuat
dasar agar stabil

Proses Pembuatan
Pembuatan Sari Buah Jeruk Bali
Buah jeruk bali 3.560 gram dikupas kulitnya kemudian daging buah jeruk bali dipotong-potong
menjadi bagian yang lebih kecil sehingga menjadi 2.600 gram lalu dihaluskan dengan juicer
sehingga menghasilkan juice jeruk bali 1.000 ml, ditambahkan natrium metabisulfit 0,1% dan
dikeringkan dengan freeze dryer selama 72 jam pada suhu -40oC dengan tekanan 2 atm,
sampai diperoleh ekstrak kental sebanyak 75 gram.
Pembuatan Krim
Asam stearat dan setil alcohol dimasukkan ke dalam cawan penguap dan dilebur di atas
penangas air (massa I). Nipagin dilarutkan dalam air panas lalu ditambahkan natrium metabisulfit
dan trietanolamin (TEA) diaduk sampai larut (massa II). Lalu massa II ditambahkan ke dalam
massa I di dalam lumpang panas sambil digerus secara terus menerus hingga terbentuk dasar
krim. Sari buah jeruk bali digerus lalu ditambahkan sedikit demi sedikit dasar krim. Terakhir
ditambahkan 3 tetes parfum dan digerus sampai homogen.

Evaluasi Sediaan
Uji homogenitas sediaan
Pemeriksaan homogenitas dilakukan dengan menggunakan gelas objek. Caranya: Sejumlah
tertentu sediaan jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok,
sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar
Uji stabilitas sediaan
Masing-masing formula sediaan dimasukkan ke dalam pot plastik, ditutup bagian atasnya
dengan plastik. Selanjutnya pengamatan dilakukan pada saat sedaan telah selesai dibuat,
penyimpanan 1, 4, 8 dan 12 minggu dilakukan pada temperatur kamar, bagian yang diamati
berupa pemecahan atau pemisahan fase, perubahan warna dan bau dari sedaan.
Evaluasi pH
Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Caranya: Alat terlebih
dahulu dikalibrasi dengan larutan dapar standar netral (pH 7,01) dan larutan dapar pH asam (pH
4,01) hingga alat menunjukkan harga pH tersebut. Kemudian elektroda dicuci dengan air suling,
lalu dikeringkan dengan tissue. Sampel dibuat dalam konsentrasi 1% yaitu ditimbang 1 g sediaan
dan dilarutkan dalam 100 ml air suling. Kemudian elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut.
Dibiarkan alat menunjukkan harga pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter
merupakan pH sediaan. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali untuk masing-masing sediaan
pada saat sediaan selesai dibuat dan pada 12 minggu penyimpanan

uji iritasi
Sejumlah sediaan dioleskan di belakang telinga 12 orang
sukarelawan dan dibiarkan selama 24 jam, dilihat
perubahan yang terjadi berupa eritema, papula, vesikula
dan edema

uji Kemampuan Sediaan Untuk Mengurangi Penguapan Air Dari Kulit


Kemampuan sediaan untuk mengurangi penguapan air dari kulit ditentukan dengan
menggunakan dua buah tutup pot plastik berdiameter 4,5 cm yang dirangkai sedemikian
rupa. Sediaan ditimbang sebanyak 100 mg. Pada bagian lengan bawah sukarelawan
diberikan tanda berupa lingkaran yang diameternya sama dengan diameter tutup pot plastik
yang digunakan. Dioleskan sediaan pada bagian tersebut. Sebelum dipakai, silika gel
dipanaskan terlebih dahulu agar dicapai berat konstan kemudian diletakkan pada desikator.
Pada wadah plastik yang belum dilubangi ditimbang 10 g silica gel. Wadah plastik yang lain
dilubangi, dimasukkan silika gel dalam kain kasa yang telah dijahit sehingga silika gel
tersebut tidak jatuh meskipun wadah silika gel dibalikkan lalu diletakkan di atas pot plastik
kemudian wadah pot plastik disatukan dengan menggunakan isolatip transparan. Wadah
yang berlubang berada pada bagian bawah dan posisi wadah lainnya menelungkup.
Selanjutnya wadah plastik diletakkan pada lengan bawah sukarelawan yang telah diolesi
sediaan. Agar wadah plastik tersebut dapat melekat dengan baik dan untuk mencegah
pengaruh udara dari lingkungan maka digunakan isolatip transparan yang ditempelkan
sedemikian rupa pada lengan bagian bawah tersebut. Alat ini dibiarkan menempel selama 3
jam kemudian segera dilepas, silika gel yang digunakan ditimbang kembali. Cara ini
dilakukan untuk setiap konsentrasi dan pembanding yaitu sediaan yang mengandung
gliserin 2% dan blanko sebagai kontrol serta pengujian yang tanpa diolesi sediaan.

Kesimpulan
Sediaan moisturizer memiliki karakteristik, Memiliki fase minyak antara
30 50 %, karakter dari krim medium ini adalah perpaduan antara
vanishing cream dan krim dingin. Krim ini sangat berguna karena
memiliki kandungan minyak yang sedikit. Ini memberikan perasaan yang
ringan di wajah, baik yg larut minyak maupun larut air. Sediaan yang
telah jadi harus dilakukan uji / evaluasi sediaan untuk mengatasi
masalah yang mungkin terjadi pada konsumen. Uji / evaluasi yang
dilakukan diantaranya Organoleptis Uji homogenitas sediaan,
Uji
stabilitas sediaan, Evaluasi pH, Evaluasi daya sebar, Evaluasi
penentuan ukuran droplet, Uji aseptabilitas sediaan

You might also like