Professional Documents
Culture Documents
HIPERPIREXIA
Ilmu Kesehatan Anak
Yoseph Agung P.dr
HIPERPIREXIA
Batasan :
Adalah kenaikan suhu tubuh diatas 41 oC
Merupakan gawat darurat dengan kematian yang tinggi
, khususnya pada bayi yang masih muda dan kelainan
jantung.
Patofisiologi :
Terjadi karena :
1. Produksi panas yang berlebihan
2. Terhambatnya pengeluaran panas
3. Kerusakan termorugulator
Setiap kenaikan 1 oC suhu tubuh, akan menaikan metabolisme + 13 %.
Pada suhu 40,5 oC:
1. Metabolisme akan meningkat 50 %
2. Kosumsi O2 meningkat
3. Metabolisme anaerob
4. Asidosis metabolik
Suhu 41 oC anak akan mengalami kejang
Suhu >42 oC terjadi denaturasi protein dan kerusakan sel secara langsung
Infection agent
Toxin
Inflamation mediator
Monocyte/macrophage
Endotial cell
Other
Pyrogen cytokines
IL2,TNF,IL 6,IFN 5
Anterior Hipothalamus
PGE
Thermoregulator
set poin
Heat production
Heat convertion
Fever
Kebutuhan O2
Produksi panas yang merugikan tubuh
KEJANG DEMAM
Ilmu Kesehatan Anak
Yoseph Agung P.dr
KEJANG DEMAM
Batasan:
Adalah bangkitan kejang yang terjadi karena kenaikan suhu
tubuh (suhu rectal >38oC yang disebabkan oleh proses
extra cranium.
Patofisiologi : belum jelas, mungkin genetik
Gejala Klinis
Terdapat 2 bentuk kejang demam
I. Kejang demam sederhana (Simple Febrile Seizure)
Dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Umur 18 bulan sampai dengan 6 tahun
2. Kejang berlangsung singkat, < 1 5 menit
3. Kejang generalisata tonik dan atau klonik
4. Umumnya berhenti sendiri
5. Tanpa gerakan fokal atau berulang dalam 24 jam
O2 ke Otak
Kejang Demam
Gangguan perfusi
Jaringan Otak
Kejang Demam
Sederhana
Kejang Demam
Komplikata
Pencegahan Kejang
1. Pencegahan berkala
Pemberian diazepam 0,3 mg/x. kgBB PO dan antipiretik setiap anak dengan
riwayat kejang demam.
2. Pencegahan kontinyu : untuk kejang komplikata
Asam Valproat 40 mg/KgBB PO dibagi dalam 2 3 dosis
Prognosis
Baik bila ditangani dengan baik
Komplikasi:
1. Kejang berulang
2. Epilepsi
3. Kelainan motorik
4. Gangguan mental organik dan belajar
SHOCK
Ilmu Kesehatan Anak
Yoseph Agung P.dr
SHOCK
DEFINISI:
Suatu kondisi dimana perfusi ke organ terlalu rendah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme
menyebabkan terjadinya metabolisme anaerob
TYPE SHOCK
Shock
Non Pump
Problem
Pump Problem
Cardiogenik
Volume
Distributif
Obstruktif
Hipovolemik
Anafilaktif
Neurogenik
Tension
Pneumothorax
Septik
RESUSITASI
1. Airway (A)
Buka jalan nafas
2. Breathing (B)
Berikan oksigenasi (tambahan oksigen atau nafas buatan)
3. Circulation (C)
Shock potition
IV Line
Bebat tekan bila ada perdarahan
4. Disability (D)
ABC Support
5. Exposure
Buka baju dan cegah hipotermi
SHOCK HIPOVOLEMIK
Batasan :
Shock yang disebab kan karena berkrangnya voleme intra vascular.
Etiologi :
1. Dehidrasi : Diare, muntah, DHF
2. Perdarahan : trauma
3. Luka bakar : luka bakar api, kimia atau benda panas
Manifestasi klinis
Terdapat 3 fase :
TANDA KLINIS
KOMPENSASI
DEKOMPENSASI
IRREVERSIBLE
Sampai 25 %
25 40 %
> 40 %
Heart rate
Takikardi
Takikardi
Taki/bradikardia
Tekanan sistolik
Normal
Turun
Tidak teraba
Nadi
Teraba
Kecil
Tidak teraba
Capillary refill
Normal
Lambat sekali
Kulit
Dingin, pucat
Dingin/mottled
Dingin/deadly pale
Pernafasan
Takipneu
Takipneu
Sighing respiration
Kesadaran
gelisah
Lethargi
Reaksi nyeri
TATALAKSANA
1. Bebaskan jalan nafas, O2 100 %
2. Infus kristaloid (PZ, RL, RA) : 20 40 cc/x.KgBB dalam 15-30 menit dapat diulang 2-3 x
3. Rujuk
SHOCK ANAFILAKSIS
Batasan :
Suatu reaksi anafilaksis berat yang disertai kegagalan sirkulasi
Patofisiologi
Merupakan reaksi sistemik.
Antigen khusus dengan IgE pada permukaan basophil dan sel mast yang menyebabkan
pengeluaran mediator kuat.
Mediator ini menyebabkan : spasme bronkus, Spasme larinx, Angioodema,
permeabilitas darah meningkat , vasodilatasi
Penyebab tersering :
1. Makanan : kacang telur, susu, ikan laut, buah
2. Allergen pada imunoteraphy
3. Gigitan atau sengatan serangga
4. Obat-obatan : sulfa, penisilin
5. Latex
6. Vaksin
7. dll
TATALAKSANA
1. Bebaskan jalan nafas, O2 100 %
2. Infus kristaloid (PZ, RL, RA) : 20 40 cc/x.KgBB dalam 10-15 menit dapat diulang 2-3 x
3. Adrenalin 1% : 0,01 cc/KgBB IM/IV 3-5 menit
4. Ronchodilator : aminophilin, adrenergic bronchodilator atau nebulizer
5. Kortikosteroid
6. Antihistamin
SINDROMA CROUP
Ilmu Kesehatan Anak
Yoseph Agung P.dr
Sindroma Croups
Laryngotracheobronchitis
Batasan :
Kumpulan gejala klinis yang ditandai dengan :
1. Batuk
2. Suara parau
Obstruksi Jalan nafas atas
3. Stridor inspiratoir
-LarinxPatofisiologi
Infeksi
Mekanis
Alergi
Inflamasi
Spasme
Larinx
Obstruksi
Jalan nafas
atas
Gangguan
gerakan Plica
Vocalis
Suara parau
Stridor
inspirasi
NB
Jaringan lunak relatif besar
Lumen relatif kecil
Etiologi
1. Infeksi : terbanyak adalah infeksi virus
Bakteri : hemophilus influenzae, Corynebacterium diftery
Virus
: parainflenza 1,2,3 ; Influenza virus ; adenovirus ; Enterovirus ; RSV ;
Morbili
Jamur
: Candida albicans
2. Mekanik
Benda asing
Pasca pembedahan
Penekanan masa instrinsik (tumor, abses leher, penyebaran angina ludwig)
3. Alergi : oedema larynx
Gejala Klinis
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pemeriksaan penunjang
1. Darah rutin didapatkan leukositosis (+)/(-)
2. X Foto penyempitan jalan nafas atas
Tatalaksana
1. O2
2. Nebulizer
3. Injeksi Dexamethason dosis tinggi