You are on page 1of 23

STEMI

(ST ELEVASI MIOCARD


INFARK)
DEVI ANDRIYANI
FAUZIDITIASARI LAELIYAROSA
HARDIANA
MUSTIKO YULIANTO

SITI INTAN HANDAYANI


SUTAN MUDA HARAHAP
TAUFIK

KONSEP PENYAKIT

Miokard infrak merupakan kematian jaringan


miokard yang diakibatkan penurunan secara tibatiba aliran darah arteri koronaria ke jantung atau
terjadinya peningkatan kebutuhan oksigen secara
tiba-tiba tanpa perfusi arteri koronaria yang
cukup. (Sudiarto,2011).

Sindroma koroner akut dengan elevasi segment ST atau


disebut juga STEMI (ST Elevasi Myocard Infarction) adalah
oklusi koroner akut dengan iskemia miokard
berkepanjangan yang pada akhirnya akan menyebabkan
kematian miosit kardiak. Kerusakan miokard yang terjadi
tergantung pada letak dan lamanya sumbatan aliran
darah, ada atau tidaknya kolateral, serta luas wilayah
miokard yang diperdarahi pembuluh darah yang tersumbat
(SPM RSJP Harapan Kita, 2009).

ETIOLOGI
Menurut Alpert (2010), infark miokard terjadi oleh penyebab yang
heterogen, antara lain:
1. Infark miokard tipe 1
Infark miokard secara spontan terjadi karena ruptur plak, fisura, atau diseksi
plak aterosklerosis.
2. Infark miokard tipe 2

Infark miokard jenis ini disebabkan oleh vaskonstriksi dan spasme arteri
menurunkan aliran darah miokard.
3. Infark miokard tipe 3
Pada keadaan ini, peningkatan pertanda biokimiawi tidak ditemukan. Hal ini
disebabkan sampel darah penderita tidak didapatkan atau penderita meninggal
sebelum kadar pertanda biokimiawi sempat meningkat.

LANJUTAN ETIOLOGI
4. a. Infark miokard tipe 4a
Peningkatan kadar pertanda biokimiawi infark miokard
(contohnya troponin) 3 kali lebih besar dari nilai normal
akibat pemasangan percutaneous coronary intervention
(PCI) yang memicu terjadinya infark miokard.
b. Infark miokard tipe 4b
Infark miokard yang muncul akibat pemasangan
trombosis.

stent

5. Infark miokard tipe 5


Peningkatan kadar troponin 5 kali lebih besar dari nilai
normal. Kejadian
infark miokard jenis ini berhubungan dengan operasi
bypass koroner.

MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala infark miokard ( TRIAS ) adalah :
1. Nyeri :

a.

Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda, biasanya
diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan gejala utama.

b.

Keparahan nyeri dapat meningkat secaara menetap sampai nyeri tidak tertahankan
lagi.

c.

Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu dan
terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).

d.

Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan emosional),
menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan bantuan istirahat
atau nitrogliserin (NTG).

e.

Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.

f.

Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat, pening atau
kepala terasa melayang dan mual muntah.

g.

Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena
neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor (mengumpulkan
pengalaman nyeri).

2. Laboratorium
Pemeriksaan Enzim jantung :

a. CPK-MB/CPK
Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam 1224 jam, kembali normal dalam 36-48 jam.

b. LDH/HBDH
Meningkat dalam 12-24 jam dam memakan waktu lama untuk kembali normal

c. AST/SGOT

Meningkat ( kurang nyata/khusus ) terjadi dalam 6-12 jam, memuncak dalam 24


jam, kembali normal dalam 3 atau 4 hari
3. EKG
Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T tinggi dan simetris.
Setelah ini terdapat elevasi segmen ST. Perubahan yang terjadi kemudian ialah adanya
gelombang Q/QS yang menandakan adanya nekrosis.
Skor nyeri menurut White :
0 = tidak mengalami nyeri
1 = nyeri pada satu sisi tanpa menggangu aktifitas
2 = nyeri lebih pada satu tempat dan mengakibatkan terganggunya aktifitas,
mislnya kesulitan bangun dari tempat tidur, sulit menekuk kepala dan lainnya.

PATOFISIOLOGI
Kejadian infark miokard diawali dengan
terbentuknya aterosklerosis yang kemudian
ruptur dan menyumbat pembuluh darah.
Penyakit aterosklerosis ditandai dengan formasi
bertahap fatty plaque di dalam dinding arteri.
Lama-kelamaan plak ini terus tumbuh ke dalam
lumen, sehingga diameter lumen menyempit.
Penyempitan lumen mengganggu aliran darah
kedistal dari tempat penyumbatan terjadi
(Ramrakha, 2006).

PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.

EKG
Untuk mengetahui fungsi jantung : T. Inverted, ST depresi, Q. patologis

b.

Enzim Jantung.
CPKMB, LDH, AST

c.

Elektrolit.
Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas, missal
hipokalemi, hiperkalemi

d.

Sel darah putih


Leukosit ( 10.000 20.000 ) biasanya tampak pada hari ke-2 setelah IMA berhubungan dengan proses inflamasi

e.

Kecepatan sedimentasi
Meningkat pada ke-2 dan ke-3 setelah AMI , menunjukkan inflamasi.

f.

Kimia
Mungkin normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ akut atau kronis

g.

GDA
Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau kronis.

h.

Kolesterol atau Trigliserida serum

i.

Meningkat, menunjukkan arteriosclerosis sebagai penyebab AMI.

j.

Foto dada
Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK atau aneurisma ventrikuler.

k.

Ekokardiogram
Dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup atau dinding ventrikuler dan konfigurasi atau fungsi katup.

l.

Pemeriksaan pencitraan nuklir


Talium : mengevaluasi aliran darah miocardia dan status sel miocardia missal lokasi atau luasnya IMA
Technetium : terkumpul dalam sel iskemi di sekitar area nekrotik

m.

Pencitraan darah jantung (MUGA)


Mengevaluasi penampilan ventrikel khusus dan umum, gerakan dinding regional dan
fraksi ejeksi (aliran darah)

n.

Angiografi koroner
Menggambarkan penyempitan atau sumbatan arteri koroner. Biasanya dilakukan
sehubungan dengan pengukuran tekanan serambi dan mengkaji fungsi ventrikel kiri
(fraksi ejeksi). Prosedur tidak selalu dilakukan pad fase AMI kecuali mendekati bedah
jantung angioplasty atau emergensi.

o.

Digital subtraksion angiografi (PSA)


Teknik yang digunakan untuk menggambarkan

p.

Nuklear Magnetic Resonance (NMR)


Memungkinkan visualisasi aliran darah, serambi jantung atau katup ventrikel,
lesivaskuler, pembentukan plak, area nekrosis atau infark dan bekuan darah.

q.

Tes stress olah raga

Menentukan respon kardiovaskuler terhadap aktifitas atau sering dilakukan


sehubungan dengan pencitraan talium pada fase penyembuhan.

ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Primer
a.

Airways

b.

Breathing

c.

Circulation

2. Pengkajian Sekunder
a. Pengkajian
1. Aktifitas
2. Sirkulasi
3. Integritas Ego
4. Eliminasi
5. Makanan atau cairan
6. Hygiene
7. Neurosensori
8. Nyeri atau ketidaknyamanan
9. pernafasan
10. Interaksi Sosial

LANJUTAN ASUHAN KEPERAWATAN


b. Data penunjang lain dan Laboratorium
1. EKG

2. Laboratorium
3. enzim/Isoenzim jantung
4. Radiologi
5. Ekokardiografi

6. Radioisotop

LANJUTAN ASUHAN KEPERAWATAN


3. Diagnosa Keperawatan Utama
1. Nyeri akut

2. intoleransi aktivitas
3. kecemasan
4. penurunan curah Jantung
5. perubahan perfusi jaringan

6. kelebihan volume cairan


7. kurang pengetahuan
4. Intervensi
5. Implementasi
6.Evaluasi

KASUS PEMBAHASAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KEGAWADARURATAAN SISTEM
CARDIOVASKULER : ACUT MIOCARD INFARK / AMI / STEMI
DI RUANG ICU RSU. TIDAR MAGELANG

1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan hari rabu, tanggal 4-5 april 2012
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur

: Tn. N
: 64 tahun

Jenis Kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Status
Alamat
No Register
Diagnosa Medis

: Laki-laki
: Tamat SD/sederajad
: buruh
: Kawin
: keringan Rt 3/1, magelang
: 12 03 27 99
: AMI / STEMI

Penanggung jawab :
Nama
Umur

: Ny. P
:53 tahun

Jenis Kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
hubungan dengan klien

: Perempuan
: Tamat SLTP / sederajad
: Ibu Rumah Tangga
: istri klien

B.

RIWAYAT KESEHATAN

1. Keluhan Utama

Nyeri dada kiri


2. Riwayat Penyakit Sekarang
3 jam sebelum masuk RS, klien tiba tiba merasakan nyeri dada kiri dan
nyeri ulu hati, lalu oleh keluarganya klien dibawa ke UGD RSUD TIDAR.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan pernah di okname di Sumah Sakit dank klien tidak
mempenyai riwayat penyakit menular seperti DM, Hepatitis,Asma dan lainlain .
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit DM, TBC, jantung

C.

PENGKAJIAN PRIMER

1.

Airway
Jalan nafas bersih, tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak ada sekret

2.

Breathing

RR 24 x/menit, irama teratur, dalam, suara nafas vesikuler, tidak ada


tarikan otot intercosta, tidak ada nafas cuping hidung, tidak ada
wheezing maupun ronkhi, reflek batuk ada, terpasang O2 3 Liter /
menit dengan nasal kanul
3.

Sirkulasi
Tekanan darah 166/95 mmHg, nadi 97 x/menit, teratur, kuat, suhu
0 C, akral
36,4
hangat, tidak gelisah, tidak ada sianosis, kulit tidak
pucat, capillary refill < 3 detik, terdapat nyeri dada kiri dan nyeri ulu
hati, nyeri menetap, seperti ditusuk- tusuk.

D.
1.

PENGKAJIAN SEKUNDER
Keadaan umum
Klien tampak lemah

2.

Kesadaran
Kompos mentis, GCS 15 ( E4M6V5 )

3.

Tanda-tanda vital
TD

: 156 / 90

mmHg

HR

: 96

x / menit

RR

: 24

x / menit

Suhu

: 36,2

oC

SaO2

: 100%

4.

BB

5.

Kepala

: 50 kg

TB

: 155 cm

Bentuk mesochepal, rambut hitam dan ada sedikit uban, lurus, tidak mudah dicabut, kulit kepala bersih, tidak ada ketombe
6.

Mata
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, diameter kurang lebih 3mm, reflek cahaya mata kanan dan kiri positif, penglihatan baik

7.

Telinga
Simetris antara telinga kanan dan telinga kiri, tidak ada discharge, tidak ada serumen, pendengaran baik

8.

Hidung
Tidak terdapat secret, bersih, tidak hiperemis, tidak ada septum deviasi, terpasang O2 3 Liter / menit dengan nasal kanul.

9.

Leher
Tidak ada kaku kuduk, tidak ada pembesaran kelenjar limpha dan tiroid, tidak ada peningkatan JVP, JVP = R 2 cmH2O

10. Dada
Paru - paru

: Bentuk simetris, gerakan dada simetris, tidak ada tarikan otot intercosta

Pa

: Stem fremitus kanan = kiri

Pe

: Sonor seluruh lapang paru

Au

: Suara dasar vesikuler, tidak ada wheezing maupun ronkhi

Jantung

: Ictus cordis tidak tampak

Pa

: terdapat pembesaran jantung (Cardiomegali)

Pe

: Pekak, konfigurasi jantung dalam batas normal

Au

: Bj S1-S2 murni, tidak ada gallop, bising maupun murmur

Abdomen
I

: Datar

Au

: Bising usus (+), 20 x/menit

Pa

: tidak ada pembesaran hepar dan lien

Pe

: Timpani

11. Ekstremitas
Ekstremitas atas dan bawah tidak ada edema, tidak ada sianosis, akral hangat, tonus otot baik,
nilai kekuatan otot 5, pergerakan terbatas, terpasang infus RL 20 tetes / menit dan dopamine (
0.75 ml / jam ) di tangan kiri.
12. Genitalia
Bersih, tidak ada hemoroid.

E.

KEBUTUHAN SEHARI HARI

1. makanan dan cairan

2. eliminasi

3. kenyamanan

4. oksigenasi

F.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG tanggal 28 april 2012

Pemeriksaan

Hasil

Satuan

Harga Normal

WBC

14.53

uL

4.8-10.8

RBC

36,7

uL

M: 4.7-6.1, F: 4.2-5.4

HGB

4,17

g/dL

M: 14-18, F:12-16

HCT

29,6

M: 42-52, F: 37-47

MCV

88,9

fL

79.0-99.0

MCH

33,1

Pg

27.0-31.0

MCHC

14,1

g/dL

150-450

PLT

276

uL

11.5-14.5

RDW-DV

107

fL

35-47

PDW

29

fL

9.0-13.0

MPV

1,13

Fl

7.2-11.1

P-LCR

138

15.0-25.0

Hasil : ST elevasi dan Q patologis

2. Laboratorium darah

3. Pemeriksaan Radiologi 28 april 2012


Kesan : Cardiomegali dengan tanda tanda oedema pulmonal.

4. Terapi
Terapi obat tanggal 4 april 2012
Aspelet : 1x1
Methioson
KSR
: 4x1
Laxadin
Vaclon :1x1
Clopomin
Diqosin : 1x1
Azp

:
:
:
:

3x1
3x1c
drip 0.9 6mcg.
3x5mg

terapi obat tanggal 5 april 2012


Aspilet : 1x1
Diazepam
: 2x1
KSR
: 4x1
Diqoxin
: 1x1
Vaclon
: 1x1
Methioson
: 3x1
Laxadin : 3x1
Cairan Infus RL 20 x/menit

Analisa data
No

1.

Data Fokus

Ds:

Etiologi

Problem

Iskemia otot jantung

Nyeri

Penurunan kontraktilitas miokard

Penurunan curah jantung

Klien mengeluh nyeri dada kiri seperti ditekan


dan nyeri ulu hati dengan skala nyeri 6 (rentang
010 )
Do:
-

Ekspresi wajah tegang


Klien tampak meringis kesakitan menahan

sakit

2.

TD : 146 / 95 mmHg

Nadi : 97 x/menit

Ds :
Klien mengatakan badannya terasa lemes dan
mudah capek
Do:

3.

EKG : ST elevasi dan Q patologis

Klien tampak lemah

TD : 146 / 95 mmHg

Nadi : 97 x/menit

Cardiomegali

Ds:

Ketidakseimbangan

antara

Klien mengatakan dada kiri terasa sakit dan miokard dan kebutuhan tubuh
badannya terasa lemah
Do:
-

Klien tampak lemah

TD : 146 / 95 mmHg

Nadi : 97 x/menit

ADL dibantu keluarga dan perawat

suplai

oksigen Intoleransi aktifitas

2. diagnose

1.

Nyeri berhubungan dengan iskemia otot jantung

2.
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara
suplai oksigen miokard dan kebutuhan tubuh

3.
Resiko tinggi Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan
kontraktilitas dan pembesaran jantung atau penurunan COP

3. Intervensi
4. Implementasi
5. Evaluasi

Thank you

You might also like