Professional Documents
Culture Documents
KORONER AKUT
Fitri Rahmalia Akbar
HIA013024
PENDAHULUAN
DEFINISI
2,3,5
Gambar
ETIOLOGI
Penyebab utama Sindrom Koroner Akut dipicu oleh erosi atau rupturnya
plak aterosklerotik karena terdapatnya kondisi plak aterosklerotik yang
tidak stabil.
2,6
2,3,6
Obstruksi dinamik
SKA yang merupakan akibat sekunder dari kondisi pencetus diluar arteri
koroner. Pada pasien ini ada penyebab berupa penyempitan arteri koroner
yang mengakibatkan terbatasnya perfusi miokard.
EPIDEMIOLOGI
(8,7%)
PATOGENESIS
SKA merupakan salah satu bentuk manifestasi klinis dari PJK akibat
utama dari proses aterotrombosis Aterotrombosis terdiri dari
aterosklerosis dan trombosis.
No.
Manifestasi
1.
Klinis
ANGINA PEKTORIS Pada angina pektoris tidak stabil terjadi erosi pada
TIDAK STABIL
Patogenesis
plak
aterosklerosis
menimbulkan
oklusi
yang
relatif
thrombus
kecil
yang
dan
transien.
NSTEMI
3.
oklusi
yang
lebih
persisten
dan
Myocardial
Infarction)
STEMI
(ST
Elevation lebih
besar
dan
yang
menyebabkan
fixed
dan
terbentuknya
Myocardial
trombus
Infarction)
persisten
yang
DIAGNOSIS
Menurut pedoman ACC dan AHA perbedaan UN dan NSTEMI ialah apakah
iskemia yang timbul cukup berat sehingga dapat menimbulkan kerusakan
pada miokardium, sehingga adanya petanda kerusakan miokardium dapat
diperiksa. Diagnosis UN bila pasien mempunyai keluhan iskemia sedangkan
tak ada kenaikan troponin maupun CK-MB, dengan ataupun tanpa
perubahan ECG untuk iskemia, seperti adanya depresi segmen ST ataupun
elevasi yang sebentar atau adanya gelombang T yang negatif. Karena
kenaikan enzim biasanya 12 jam, maka pada tahap awal serangan, angina
tak stabil sering kali tak bias dibedakan dengan STEMI.
1. Anamnesis
Pasien yang datang harus dibedakan denngan nyeri dada dari jantung
dan bukan jantung
Perlu dianamnesis juga apakah ada riwayat infark sebelumnya, faktorfaktor resiko serta faktor pencetus sebelumnya seperti aktivitas fisik
berat, stres emosi.
Sifat nyeri : rasa sakit, seperti ditekan, rasa terbakar, ditindih benda
2,6
berat, ditusuk,
rasa diperas, dan dipelintir.
Faktor pencetus: latihan fisik, stress emosi, udara dingin, dan sesudah
makan
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan
Penunjang
EKG
2. Pemeriksaan Lab
G. PENATALAKSANAAN
Morfin sulfat diberikan bila keluhan pasien tidak segera hilang dengan
nitrat, bila terjadi endema paru dan atau bila pasien gelisah.
Terapi Non-Farmakologi
Tindakan Revaskularisasi
100mg/dl.
PROGNOSIS
II
17
III
Edema Paru
30-40
IV
Syok Kardiogenik
60-80
Skor
hari (%)
0 (0,8)
1 (1,6)
Diabetes
2 (2,2)
Mielitus/hipertensi/angina
Resiko/Mortalitas
30
(1 3 (4,4)
poin)
4 (7,3)
5( 12,4)
7 (23,4)
8 (26,8)
>8 (35,9)
Tabel 6.
Riskke
Score
untuk> Infark
dengan Elevasi ST3
Waktu
Reperfusi
4 jam Miokardium
(1
poin)
Skor Resiko = Total poin (0-14)
Resiko rendah: pasien tidak mempunyai angina sebelumnya, dan sudah tidak
ada serangan angina, tidak memakai obat anti angina dan ECG normal atau taka
da perubahan dari sebelumnya, enzim jantung tidak meningkat dan biasanya usia
masih muda.
Resiko sedang : ada angina baru dan makin berat didapatkan angina pada waktu
istirahat, tak ada perubahan segmen ST, dan enzim jantung tidak neningkat.
PERUJUKAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
PENUTUP
miokard
tanpa
elevasi
segmen
ST
(Non-ST
elevation
ST
(ST
elevation
myocardial
infarction/STEMI).
SKA
SKA
harus
dilakukan
komplikasi
yang
dapat
secara
timbul
dan
segera
untuk
agar
dapat
TERIMAKASIH