You are on page 1of 21

Adnan Firdaus

102012105

TB
Anak

Skenario
Kasus

as .
m
s
ke g lalu
s
u
ke p gu yan berat
a
baw ming
an n,
i
d
d
n
n
2
tahu sejak u maka it ringa 24
5
h
ia
ak pas
fs
u
s
s
a
b
u
n
r
k
a
a
em hari,
be
p
n
s
i
i
m
k
s
g
an
a
n
n
t
la
d
m
e
u
i
j
l
a
U
u
k
l
n
a
k
ma pati K g, fre bilater
k l a a k ku
a
a
n
a
tid
am k dida mmH
l,
t
g
a
g
u
n
y
r
n
a
i
n
eor tuk ya gan te an fis 90/60 m, ke l.
S
c

r in
sa
ba
D
5
k
ma
,
T

i
n
r
m
r
1
,
a
o
a
e

g
h
a
n
k
b

lu
em a pem
a
5
e
r
d
tas
1
k
e
i
a
t
a
B
n
b
l
t
d
a
ga
er
ka
m
,B
den an dis urun. P mentis B servi a dala
h
y
n
Kelu an me ompos 7C, KG in-lainn
La
bad aran c u 37,
.
e
l
ad it, suh multip
s
e
k
en
m
/
x

Epide
Penatalaksan
aan

miologi

Anam
nesis
Pemeriksaa
n Fisik

RM

mplikasi

Mind Map

Pemeriksaa
n Penunjang

Etio
logi

Pato

Manifestasi
Klinis

fisiologi

Diagnosis

Patologi

Anamnesis
Keluhan
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat

utama.
penyakit sekarang.
penyakit dahulu.
penyakit keluarga.
pemakaian obat.
status sosial dan lingkungan.

Pemeriksaan Fisik
KU: Sakit ringan.
Kesadaran: Compos mentis.
BB: 15 Kg. Normal (2n+8), jadi (2x5+8)
= 18 Kg.
Tanda-Tanda Vital: Tekanan darah: 90/60
mmHg (95/56 mmHg), frekuensi napas:
24 x/menit (20-30 x/menit), suhu: 37,7C
(36,4C).
Kelenjar getah bening servikal teraba 1,5
cm, kenyal, bilateral dan multiple.

Pemeriksaan Penunjang
Uji Tuberkulin
Uji Interferon
Radiologi
Serologi
Mikrobiologi
Patologi Anatomi

Diagnosis
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) berdasarkan
surat keputusan No.004/Rek/PP IDAI/VI/2013
tentang diagnosis tuberkulosis (TB) pada anak
didasarkan pada:
Bukti atau kecurigaan adanya kontak dengan sumber
infeksi TB, biasanya pasien TB dewasa dengan hasil basil
tahan asam (BTA) positif.
Gejala dan tanda klinis sugestif TB, termasuk penilaian
seksama terhadap kurva tumbuh kembang anak.
Uji tuberkulin positif.
Gambaran radiologis sugestif ke arah TB.

Diagnosis Banding
Tuberkulosis
Etiologi

Gejala
Klinis

Tatalaksana

Penunjang

Pneumonia

Bronkitis

Asma Bronkial

Micobacterium
tuberculosis

M. pneumoniae, S.
pneumoniae, C.
pneumoniae, H.
influenza.

Respiratory
syncytial virus,
adenovirus,
rhinovirus,
parainfluenza virus.

Sel-sel infamasi,
mediator kimia,
faktor kemotaktik.

Demam, keringat
malam, batuk, berat
badan turun, anoreksia,
diare persisten,
pembesaran kelenjar
limfe superfisialis.

Demam, mengigil,
takipnoe, batuk,
malaise, nyeri dada,
retraksi, mengi,
stridor, ronki kering.

Batuk, coryza,
rinorea, mengi,
ronki, demam,
retraksi.

Batuk, mengi, sesak,


napas cepat,
takikardia.

INH, rifampisin,
pirazinamid,
streptomisin,
etambutol, imunisasi
BCG, DOTS.

Ertitromisin,
azitromisin,
klaritromisin,
klindamisin, penisilin
G, vankomisin.

Saturasi oksigen,
rawat inap, injeksi
palivizumab.

Kontrol lingkungan,
kortikosteroid
inhalasi, formoterol,
teofilin, omalizumab.

Tuberkulin test,
aspirasi lambung,
radiologi, serologi, PA,
interferon.

Biakan darah,
radiologi, biopsi,
bronkoskopi.

Leukositosis, ELISA,
PCR, radiologi

Spirometri, RAST,
radiologi.

Epidemiologi
WHO (2010), Pada 2009 TB di dunia 9,4 juta
jiwa. 430,000 kasus baru per tahun, dan
61,000 kematian per tahunnya.
Starnas TB (2010-2014), Indonesia berada di
peringkat 5 kasus TB dunia.
Riskesdas (2013), 5 provinsi dengan TB paru
tertinggi adalah Jawa Barat (0,7%), Papua
(0,6%), DKI Jakarta (0,6%), Gorontalo (0,5%),
Banten (0,4%), dan Papua Barat (0,4%).

Sumber: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI. 2013

Etiologi
Mycobacterium
tuberculosis.
Tahan asam.
Bakteri pleomorfik.
Batang gram positif
lemah
Panjang 2-4 um.
Tumbuh lambat
biasanya 3-6 minggu.

Sumber: Pedoman nasional tuberkulosis anak. 2007.

Manifestasi Klinis
Sistemik
- Demam >2 minggu disertai keringat malam.
- Batuk >3 minggu.
- BB turun tanpa sebab.
- Anoreksia dan diare persisten.
Lokal/Organ
- Kelenjar limfe --- Kelenjar limfe kolli ant/post.
- SSP --- Meningitis TB & Tuberkuloma.
- Tulang --- Gibbus, sendi bengkak, lumpuh.
- Kulit --- Skrofuloderma di leher dan wajah.

Tatalaksana
Medikamentosa
- Obat Anti Tuberkulosis (OAT).
- Fixed Dose Combination (FDC).
Nonmedikamentosa
- Directly observed treatment
shortcourse (DOTS).
- Sumber Penularan dan Case Finding.
- Aspek Edukasi dan Sosial Ekonomi.

OAT yang Sering Dipakai


Sumber: Pedoman Nasional Tuberkulosis Anak oleh IDAI
Nama Obat

Dosis
harian
(mg/kgBB/h
ari)

Dosis maksimal
(mg/kgBB/hari)

Efek Samping

Isoniazid

5-15*

300

Hepatitis, neuritis perifer,


hipersensitivitas

Rifampisin**

10-20

600

Gastrointestinal, reaksi
kulit, hepatitis,
trombositopenia,
peningkatan enzim hati,
cairan tubuh berwarna
orange kemerahan

Pirazinamid

15-30

2000

Toksisitas hati, artralgia,


gastrointestinal

Etambutol

15-20

1250

Neuritis optik, ketajaman


mata berkurang, buta
warna merah-hijau,
penyempitan lapang

Dosis Kombinasi TB Anak


Sumber: Unit Kerja Koordinasi Respirologi PP IDAI
Berat Badan (Kg)

2 Bulan
RHZ (75/50/150 mg)

4 Bulan
RH (75/50 mg)

5-9

1 tablet

1 tablet

10-14

2 tablet

2 tablet

15-19

3 tablet

3 tablet

20-32

4 tablet

4 tablet

Catatan:
- Bila BB >33 kg, dosis disesuaikan dengan obat yang biasa dipakai pada TB anak.
- Bila BB <5 kg sebaiknya dirujuk ke RS.
- Obat tidak boleh diberikan setengah dosis tablet.
- Perhitungan pemberian tablet di atas sudah memperhatikan kesesuaian dosis per kgBB.

Komplikasi
Komplikasi dini: pleuritis, efusi
pleura, empiema, laringitis, usus
Poncets arthropathy.
Komplikasi lanjut: obstruksi jalan
napas-SOFT (Sindrom Obstruksi Pasca
Tuberkulosis), kerusakan parenkim
berat-SOPT/fibrosis paru, kor pulmonal,
amiloidosis, karsinoma paru, sindrom
gagal napas dewasa (ARDS), sering
terjadi pada TB milier dan kavitas TB.

Pencegahan
Imunisasi BCG
- Sebelum usia 3 bulan, optimal 2 bulan.
- Dosis: Bayi (0,05 ml), Anak (0,10 ml).
- Intrakutan otot deltoid.
- >3 bulan, uji tuberkulin dahulu.
Profilaksis
- Primer u/ mencegah infeksi TB.
- Sekunder u/ mencegah infeksi menjadi
sakit.

Prognosis
Prognosis

baik jika
dikenali sejak
dini dan
pengobatan
yang efektif.

Tuberkulosis anak mempunyai


permasalahan khusus yang berbeda
dengan orang dewasa. Pada TB anak,
permasalahan yang dihadapai adalah
masalah diagnosis, pengobatan, dan
pencegahan.

KESIMPU

DAFTAR PUSTAKA

Rahajoe NN, Basir D, Makmuri MS, Kartasasmita CB. Pedoman nasional tuberkulosis anak. Edisi 2.
Jakarta: UKK Respirologi PP IDAI; 2007. Hal. 1-90.
Setyanto DB. Anak tersangka tb (to treat or not to treat). Dalam: Gunardi H dkk, penyunting.
Kumpulan Tips Pediatri, Edisi Ke-2. Jakarta; Badan Penerbit IDAI: 2011. hal. 282-310.
Unit Kerja Koordinasi Respirologi IDAI. Rekomendasi IDAI tentang tuberkulosis. 25 Februari 2014.
Diunduh 3 Juli 2014 Pukul 10.30 WIB.
http://idai.or.id/professional-resources/rekomendasi/tuberkulosis.html.
Sihombing H. 2012. Universitas Sumatera Utara. Diunduh 3 Juli 2014 Pukul 10.10 WIB
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33363/5/Chapter%20I.pdf.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI. Riset kesehatan dasar, Riskesda 2013.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2013. hal. 69-70.
Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Stop tb, terobosan menuju
akses universal, strategi nasional pengendalian tb di indonesia 2010-2014. Jakarta: Kemenkes RI;
2011. hal. 12-26.
Punnoose AR. Tuberculosis. The Journal of the American Medical Association. 2013;309(9):1.
http://jama.jamanetwork.com/solr/searchresults.aspx?
q=tuberculosis&fd_JournalID=67&f_JournalDisplayName=JAMA&SearchSourceType=24. Diunduh
3 Juli 2014 Pukul 09.30 WIB.
Marcdante KJ, Behrman RE, Kliegman RM. Nelson essentials of pediatrics. Edisi 6. IDAI, penerjemah.
Siangapore: Saunders Elsevier; 2014. hal. 339-557.
Werdhani RA. Patofisiologi, diagnosis, dan klasifikasi tuberkulosis. Jakarta; Departemen Ilmu
Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan Keluarga FKUI. Diunduh 3 Juli 2014 Pukul 11.54 WIB.
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/retno.asti/material/patodiagklas.pdf.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jadwal imunisasi IDAI 2014. 22 April 2014. Diunduh 7 Juni 2014
Pukul 17.46 WIB.
http://idai.or.id/public-articles/klinik/imunisasi/jadwal/imunisasi/idai/2014.

You might also like