Professional Documents
Culture Documents
LINDA .S
Identitas Pasien
Nama
: T, Ny
Umur
: 61 tahun
Jenis Kelamin
Alamat
Masuk RS
Ruang
: Perempuan
Anamnesis
Keluhan Utama
: Sesak nafas
Pemeriksaan Fisik
Vital Sign :
Keadaan umum
Kesadaran
: E4V5M6
: 36,5 C
SpO2
: 79 %
Perkusi
: Suara redup
kiri
Batas jantung
Kiri atas : SIC II Linea parasternalis kiri
Kanan atas : SIC II Linea parasternalis kanan
Kiri bawah : SIC V 2 cm kaudolateral dari linea midklavicula
Kanan bawah : SIC IV linea parasternalis kanan
Auskultasi : S1S2 reguler, gallop (-), murmur (-)
(-)
vokal
Pemeriksaan Penunjang
AL 11,16 GDS : 279 Ca :8,3
AE 3,18
Ureum : 62
Pemeriksaan radiologi
Foto Thorax :
Klinis : suspect udema pulmo, DM
Foto thorax, AP view, inspirasi cukup, kondisi foto cukup
Hasil :
Corakan bronkovaskuler di kedua pulmo tampak meningkat mengabur terutama di
perihiler dan paracardial
bilateral perihiler haze (+) yang mengaburkan kedua diafragma dan sinus costofrenicus
Tak tampak penebalan pleural space bilateral
Cor, CTR tak valid dinilai
Tak tampak diskontonuitas pada sistema tulang yang tervisualisasi
KESAN :
Menyokong gambaran edema pulmonum
Besar Cor tak valid dinilai
Diagnosis :
Udema pulmo, Hipertensi urgensi, Diabetes mellitus
Terapi :
O2 masker 8 liter/ menit
Injeksi ceftriaxon 1x1 gr
Injeksi furosemid 1x1 A
Injeksi radinitin 1x1 A
Injeksi ondansetron 1x1 A
Spironolacton 3x50 mg
Anatomi pulmo
Definisi
Edema pulmo adalah akumulasi cairan di paru- paru
yang disebabkan oleh tekanan intravaskuler yang
tinggi (edema paru kardiak) atau karena peningkatan
permeabilitas membran kapiler (edema paru non
kardiak) yang mengakibatkan terjadinya ekstravasasi
cairan
Edema paru akut adalah keadaan patologi dimana
cairan intravaskuler keluar ke ruang ekstravaskuler,
jaringan interstitial dan alveoli terjadi secara akut.
Stadium 2 :
Kapasitas limfatik untuk mengalirkan kelebihan cairan
melampaui batas sehingga cairan mulai terkumpul di ruang
interstisial dan mengelilingi bronkioli dan vaskuler paru. Bila
cairan terus bertambah akan menyebabkan membran alveoli
menyempit. . Batas pembuluh darah paru menjadi kabur,
demikian pula hilus juga menjadi kabur dan septa interlobularis
menebal (garis Kerley B)
Stadium 3 :
Pada stadium ini terjadi edema alveolar. Pertukaran gas sangat
terganggu, terjadi hipoksemia dan hipokapnia. Penderita
nampak sesak sekali dengan batuk berbuih kemerahan.
Kapasitas vital dan volume paru yang lain turun dengan nyata
Hydrostatic
Cardiac: Left heart failure
Increased transmural
capillary pressure
Increased intracapillary pressure:
neurogenic, hyperperfusion (high altitude,
postembolic, post transplant)
Lowered extracapillary pressure:
reexpansion edema,
postglottic spasm
Oncotic: nutritional, near-drowning
Combined hemodynamic/oncotic:
renal failure, overhydration
Injury
Extracapillary (alveolar insult):
Inhalation, aspiration, infection
Intracapillary
Trauma:
sepsis, hypotension,
Pancreatitis, DIC
Embolism:
fat, air, amniotic fluid
Normally, excess
hydrostatic
transudate from
pulmonary
capillaries is
filtered into
peribronchovascul
ar lymphatics and
removed
In hydrostatic
edema,
transudate
accumulates in the
interstitum initially,
only entering
alveoli in severe
cases
In permeability
edema associated
with diffuse
alveolar damage
(DAD), exudate
fills the interstitum
and the alveoli
Hydrostatic Edema
Pulmo dapat menampung peningkatan
cairan : sistem limfatik dapat
meningkat 3-10x sebelum udema
Peningkatan tekanan hidrostatik yang
tinggi dapat menekan endotelial tetapi
sambungan epitelial dapat mencegah
cairan memasuki kapiler alveoli sampai
tekanan 40 mmHg
Rontgen Thorax
Menggunakan radiasi sinar X untuk keperluan fluoroskopo dan
radiogra
Bagian tubuh yang mudah ditembus sinar X : radio lusen
Bagian tubuh yang susah ditembus sinar X : radio opaque
Hilangnya
pembuluh
darah besar
paru
Tampak septal
line
Penebalan
Septum
Interlobar
Diffuse
Retikuler
Pattern
menyerupai
Fibrosis
Interstitial
Peribronkhial
Cuffing terlihat
sebagai
penebalan
dinding
Bronkhial
akibat retensi
cairan dalam
Interstitial paru
Manifestasi Radiologi
Tanda awal : gambaran vaskuler mengabur
Penebalan bronkhial/ peribronkial cuffing
Septal lines : A, B, C
Penebalan celah
Edema berat : tergantung opasitas berbentuk ground
glass menunjukkan perubahan alveolar
Sering berhubungan dengan bilateral transudat efusi pleura
Edema
Normal
Edema
Peribronchial Cuffing
pre- dan
post-terapi
untuk
edema
hidrostatik
Garis Kerley
A
Septal Line
(cairan pada septa muncul sebagai)
Garis Kerley A
Garis linear
membentang
dari perifer ke
hilus disebabkan
distensi
anastomose
antara limfatik
perifer dengan
sentral
Garis Kerley B
Garis pendek
dengan arah
horizontal 1-2
cm, terletak
dekat sudut
kostofrenikus
yang
menggambarkan
adanya edema
septum
interlobuler
Garis Kerley C
Garis pendek,
bercabang pada
lobus inferior
Hampir sama
dengan
pembuluh darah
Septal Lines
Septal lines pada
pasien CHF
Penebalan peribronchial
Dilatasi vena azygous
CT scan
Teknik pencitraan khusus sinar X, menampilan citra khusus
objek lapis demi lapis berdasar perbedaan sifat densitas
struktur materi penyusun jaringan dengan bantuan teknik
rekonstruksi secara matematis.
Menghasilkan gambaran secara serial dengan metode
tomografy, dimana tiap gambar berasal dari potongan pokok
tomography, serta mendapatka gambaran tajam dan bebas
superposisi
Mengubah tampilan analog menjadi digital, berupa Pixel
(picture element reconstruction)
Ditemukan oleh Allan Carmack dan Geofrey Hounsfield
Ekokardiograf
Menggunakan pantulan/ gema suara ultra untung
menganalisa jantung dan menghasilkan citra yang
dapat direkam
Memakai prinsip dasar gelombang suara ultra, yaitu
suara dengan frekuensi amat tinggi 1-10 MegaHz
Megetahui gambaran penyebab gagal jantung :
kelainan katup, hipertrofi ventrikel (hipertensi),
Segmental wall motion abnormally (Penyakit Jantung
Koroner), dan umumnya ditemukan dilatasi ventrikel
kiri dan atrium kiri
Pembahasan
Anamnesis
Mengeluh batuk, sesak nafas sejak 5 bulan yang lalu. Semakin lama keluhan
semakin memberat. Didapatkan riwayat hipertensi dan DM sejak 3 tahun
yang lalu.
Pemeriksaan fisik
Terdapat takipnea,, hipertensi, takipneu. Pasien lebih nyaman dalam posisi
duduk dengan sedikit posisi membungkuk, terlihat retraksi, batuk. Pada
pemeriksaan paru akan terdengar ronkhi basah. Pemeriksaan jantung akan
terdengar reguler. Tidak terdapat edema perifer, akral dingin , tanpa
sianosis.
Pemeriksaan laboratorium
Leukositosis, anemia, hiperglikemia, gangguan fungsi ginjal dan hati.
Pemeriksaan radiologi :
Foto Thorax :
Klinis : suspect udema pulmo, DM
Foto thorax, AP view, inspirasi cukup, kondisi foto cukup
Hasil :
Corakan bronkovaskuler di kedua pulmo tampak meningkat mengabur terutama di
perihiler dan para cardial bilateral perihiler haze (+) yang mengaburkan kedua
diafragma dan sinus costofrenicus
Tak tampak penebalan pleural space bilateral
Cor, CTR tak valid dinilai
Tak tampak diskontonuitas pada sistema tulang yang tervisualisasi
KESAN :
Menyokong gambaran edema pulmonum
Besar Cor tak valid dinilai
Hasil EKG : LVH dan LAD
Gambaran radiologi
Bervariasi, dapat berupa konsolidasi asinar, segmentasl, lobair
Mungkin terjadi pemadatan yang difus atau lokal dari paru akibat
peradangan interstitial atau peribronkial
Pembesaran hillus
Seringkali segmental dan atelektasis
Lobus bawah sering kali terkena
Kadang terjadi efusi pleura
Batas jantung menghilang
Air bronkogram (+)
Tuberculosis Sekunder
TB yang terjadi pada orang dewasa atau timbul
reinfeksi pada seseorang yang semasa kecilnya
pernah menderita TB primer, tetapi tidak diketahui
dan menyembuh sendiri. Kavitas merupaka ciri dari
tuberculosis sekunder