You are on page 1of 44

Penatalaksanaan kasus

Yunia zulanda
0910.211.007

Oksigen

indikasi utama pemberian oksigen ini adalah


sebagai berikut :
(1) kadar oksigen arteri rendah dari hasil analisa
gas darah
(2) peningkatan kerja nafas, dimana tubuh
berespon terhadap keadaan hipoksemia melalui
peningkatan laju dan dalamnya pernafasan serta
adanya kerja otot-otot tambahan pernafasan
(3) peningkatan kerja miokard, dimana jantung
berusaha untuk mengatasi gangguan oksigen
melalui peningkatan laju pompa jantung yang
adekuat.

Berdasarkan indikasi utama diatas maka


terapi pemberian oksigen diindikasikan
dengan gejala :
(1) sianosis
(2) hipovolemi
(3) perdarahan
(4) anemia berat
(5) keracunan CO
(6) asidosis
(7) selama dan sesudah pembedahan
(8) keadaan tidak sadar.

Indikasi klinik terapi


oksigen

Gagal napas akut


A) Tanpa retensi Co2 seperti pada :
Asma, pneumonia, oedem paru, emboli paru
B) Dengan retensi CO2 seperti pada
:
Bronchitis khronis, Trauma dada, Keracunan obat
dengan kesadaran menurun, Hipoksemia Post
operasi, Penyakit Neuromuscular.
Myocard infarkt yang akut
Gagal Jantung
Shock karena berbagai sebab
Kebutuhan Metabolik yang meningkat seperti pada
luka bakar,trauma multiple, infeksi berat.
Kondisi post operasi
Keracunan karbon monoksida (CO)

Keseteraan tekanan oksigen arteri dengan saturasi oksigen


mmH Kpa
g

Sat Arti Klinik


%

150

20

99

Inspirasi
pada
permukaan laut

level

97

12,9

97

Normal ( Orang muda )

80

10,6

95

Normal orang muda ( Tidur )


Orang tua ( Sadar )

70

9,3

93

Batas bawah normal

60

8,0

90

Gagal napas ( ringan )

50

6,7

85

Gagal Napas ( Dirawat )

40

5,3

75

Normal darah Vena

30

4,0

60

Tak sadar

26

3,5

50

50 % Saturasi

20

2,7

36

Kematian Hypoksik

Alat alat untuk terapi


oksigen
1. Low Flow Mask
Menyediakan aliran gas lebih rendah
dari aliran gas pasien, jadi upaya
ruangan akan masuk melalui
samping masker dan bercampur
dengan oksigen yang di hiru pasien
sangat bervariasi tergantung volume
menit pasien tersebut kecepatan
aliran antara 5 10 Liter/Menit Yaitu
sekitar 35 70 oksigen.

2. High Flow Mask


Menyediakan kecepatan aliran di atas 40
Liter/ Menit tidak tergantung dari pola dan
kecepatan napas dari pasien menggunakan
prinsip venturi sehingga aliran dan jumlah
oksigen bisa di kalkulasi secara tepat, alat
ini di gunakan pada
- pasien tak bernapas
- pasien yang perlu oksigen konsentrasi
tinggi
- pasien COPD

3.Reservoir Bag dan Large Capacity


Mask
Menggunakan aliran rendah oksigen
dengan F1O2 diatas 90% alat ini
kurang akurat di banding high flow
mask

4.

Nasal Cannulae
Menyediakan oksigen langsung ke lubang hidung
kecepatan aliran 1 s/d 4 Liter/Menit atau sekitar 24
35 %. Oksigen tapi tergantung juga pada volume
menit tiap pasien.
Indikasi Nasal Cannule
Pemakaian Oksigen yang lama
Pasien dalam kondisi confuse
Pasien yang tak cocok pakai masker
Pasien yang perlu kombinasi dengan masker seperti
pasien asma yang butuh konsentrasi tinggi oksigen.
Pasien hipoksia yang memakai nebulizer ultra sonik

5.

Kateter Oksigen Transtrachea


Pemberian Oksigen Melalui pipan trachea untuk
terapi oksigen jangka panjang.
Keuntungannya adalah :
Kecilnya deadspace dan mampu mempertahankan
flow rate yang tinggi tanpa iritasi mucosa nasal &
bermanfaat pada pasien dengan hipoksemia
berat.
Mengurangi pemakaian oksigen khususnya bila
digunakan pulsed oksigen.
Dapat diterima pasien karena tidak menghalangi
jalan napas.
Kerugiannya adalah harus di pasang dengan
pembedahan dan resiko infeksi.

BAHAYA BAHAYA PEMBERIAN OKSIGEN


Pemberian O2 bukan hanya memberiakan efek terapi
tetapi juga dapat menimbulkan efek merugikan, antara
lain :
1.Kebakaran
O2 dapat memudahkan terjadinya kebakaran, oleh
karena itu pasien dengan terapi pemberian O2harus
menghindari : Merokok, membukan alat listrik dalam area
sumber O2, menghindari penggunaan listrik
2. Depresi Ventilasi
Pemberian O2 yang tidak dimonitor dengan konsentrasi
dan aliran yang tepat pada pasien dengan retensi CO2
dapat menekan ventilasi
3. Keracunan O2
Dapat terjadi bila terapi O2 yang diberikan dengan
konsentrasi tinggi dalam waktu relatif lama. Keadaan ini
dapat merusak struktur jaringan paru seperti atelektasi

Bahaya Dari Terapi


Oksigen
1. Narkose Co2
Bila oksigen dengan konsentrasi tinggi di berikan
pada pasien dengan gagal napas yang sudah
tergantung pada Hypoxic prive Maka depresi
pernafasan berat akan terjadi dengan kehilangan
kesadaran dan akhirnya meninggal. Ini nampak
khusus nya pada pasien bronchitis khronik
dengan exacerbasi akut. Bila pasien dengan
Narkosis CO2 karena oksigen maka oksigen
jangan di berhentikan mendadak karena akan
timbul bahaya dari turunan nya PaO2. Pasien
tersebut harus di anjurkan untuk bernapas atau
kalau tak sadar harus gunakan alat bantu napas.

2. Keracunan Oksigen
a) Efek Neurologik
Terjadi epilepsi idiopatik pada pemakaian
oksigen lebih dari 3 ATM.
b) Efek pada paru
Tidak tampak proses patologis yang
signifikan tetapi
terjadi
penurunan elastisitas berhubungan dengan
perdarahan interstitial dan edema intrealveolar
dan akhirnya fibrosis mungkin mekanismenya
adalah efek langsung oksigen pada jaringan paru
mengenai endotel kapiler.

c) Displasia Broncho Pulmoner


Penyakit paru khronik pada anak yang
mulai pada periode neonatal akibat paru
yang belum matang, menghirup oksigen
dengan HbO2 yang tinggi.
d) Retolental Fibroplasia
Oksigen nampaknya menstimulasi
pembuluh darah yang belum matang
menjadi vasokontriksi dan tersumbat,
menyebabkan Neovaskularisasi dengan
perdarahan, fibrosis lepas nya retina dan
kebutaan. Biasanya pada bayi prematur
kurang dari 1200gram (28 minggu ).

Dalam pemberian terapi O2 perlu


diperhatikan Humidification. Hal ini
penting diperhatikan oleh karena udara
yang normal dihirup telah mengalami
humidfikasi sedangkan O2 yang diperoleh
dari sumber O2 (Tabung) merupakan
udara kering yang belum terhumidifikasi,
humidifikasi yang adekuat dapat
mencegah komplikasi pada pernafasan.

NEBULIZER

nebulizer adalah sebuah perangkat


yang digunakan untuk mengelola
obat dalam bentuk kabut dihirup ke
dalam paru-paru.

Sebuah Jet nebulizer melekat pada k

Nebulizers biasanya digunakan untuk


pengobatan cystic fibrosis , asma ,
PPOK dan penyakit pernapasan .
Nebulizers menggunakan oksigen ,
kompresi udara atau ultrasonik
kekuatan untuk memecah solusi
medis / suspensi menjadi kecil
aerosol tetesan yang dapat direclty
dihirup dari corong perangkat.

NEBULIZER
Beberapa pasien, terutama pasien
yang keadaan umumnya berat, di
rumah sakit, Pada pasien-pasien
ini seringkali harus dipakai alat
nebulizer untuk terapi inhalasi.
Dalam praktek, 2 macam
nebulizer yang sering digunakan:
nebulizer dengan tenaga gas/udara
bertekanan (gambar 2), dan
nebulizer ultrasonik (gambar 3).

Gambar 2. Nebulizer dengan


tenaga pendorong gas/udara
bertekanan.
Gambar 3. Nebulizer
ultrasonik. Konstruksi lain
tanpa cairan medium kontak.

Satu dosis obat akan terhirup habis


tidak lebih dari 10 menit. Contoh
produk yang bisa digunakan dengan
nebulizer: Bisolvon solution,
Pulmicort respules, Ventolin nebulas.
Anak-anak usia kurang dari 2 tahun
membutuhkan masker tambahan
untuk dipasangkan ke nebulizer

Keuntungan nebulizer terapi adalah


medikasi dapat diberikan langsung pada
tempat/sasaran aksinya seperti paru-paru
sehingga dosis yang diberikan rendah.
Dosis yang rendah dapatmenurunkan
absorpsi sistemik dan efek samping
sistemik. Pengiriman obat melalui nebulizer
ke paru-paru sangat cepat, sehingga
aksinya lebih cepat daripada rute lainnya
seperti: subkutan/oral. Udara yang dihirup
melalui nebulizer telah lembab, yang dapat
membantu mengeluarkan sekresi bronkus.

Perhatian & Kontraindikasi


Pasien yang tidak sadar/confusion tidak kooperatif dengan
prosedur ini, membutuhkan mask/sungkup, tetapi mask
efektifnya berkurang secara spesifik.
Medikasi nebulizer kontraindikasi pada keadaan dimana
suara napas tidak ada/berkurang, kecuali jika medikasi
nebulizer diberikan melalui endotracheal tube yang
menggunakan tekanan positif.
Pasien dengan penurunan pertukaran gas juga tidak dapat
menggerakkan/memasukkan medikasi secara adekuat ke
dalam saluran napas.
Pemakaian katekolamin pada pasien dengan cardiac
irritability harus dengan perlahan. Ketika diinhalasi
katekolamin dapat meningkatkan cardiac rate dan
menimbulkan disritmia
Medikasi nebulizer tidak dapat diberikan terlalu lama
melalui IPPB/Intermittent Positive Pressure Breathing, Sebab
IPPB mengiritasi dan meningkatkan bronkhospasme

AGONIS SELEKTIF RESEPTOR


2 agonis
Kerja pendek (pirbuterol, terbutaline,
albuterol(salbutamol))

Mula kerja cepat (15-30 menit)


Lama kerja 6 8 jam
Tidak mempunyai efek antiinflamasi
Efek toksik/e. samping:
Takikardia
Hiperglikemia
Hipokalemia

Untuk memperkecil e.samping: diberikan


inhalasi

Farmakodinamik
Pada pasien asma, salbutamol kirakira sama kuat dengan isoproterenol
sebagai bronkodilator.
Melalui aktivitas reseptor 2, obat ini
akan menimbulkan relaksasi otot
polos bronkus, uterus, dan pembuluh
darah otot rangka.

farmakokinetik
Selain oral dapat diberikan secara
efektif dengan pemberian aerosol.
Terbutalin merupakan satu-satunya 2
agonis yang mempunyai sediaan
parenteral untuk pengobatan darurat
status asmatikus
Formoterol dan salmeterol mempunyai
masa kerja yang panjang (12jam)
sehingga disebut long acting 2 agonis

Beta adrenergik
Kerja panjang (salmeterol, formoterol)
Mula kerja lambat, sehingga tidak digunakan
untuk mengatasi serangan akut
Lama kerja 12 jam
Tidak mempunyai efek antiinflamasi
Efek toksik/e. samping:
Takikardia
Hiperglikemia
Hipokalemia

Untuk memperkecil e.samping: diberikan


inhalasi

Efek samping
Penggunaan 2 agonis sebagai
bronkodilator harus hati-hati pada
pasien hipertensi, penyakit jantung
koroner, gagal jantung kongestif,
hipertiroid.

Kortikosteroid sistemik
Onset obat 4-6 jam
Untuk mengobati eksaserbasi akut
yang berat karena dapat mencegah
memburuknya eksaserbasi asma,
mencegah relaps setelah kunjungan
ke UGD dan menurunkan morbiditas.
Terapi oral lebih dipilih dan biasanya
dilanjutkan 3-10 hari mengikuti
pengobatan lain eksaserbasi

Diberikan 30 mg prednisolon tiap


hari untuk 5-10 hari tergantung
derajat eksaserbasi
Kortikosteroid Inhalasi diberikan pada
penderita asma yang sedang-berat
yang membutuhkan B2 agonis
inhalasi > 2 kali perminggu

Kerja kortikosteroid di paru


Kerjanya tidak langsung
Mengurangi jumlah dan aktivitas sel-sel
yang terlibat dalam inflamasi sal.nafas
(eosinofil, makrofag, dan T.limfosit)
Mengurangi hiperresponsivness otot polos
sal.nafa terhadap rangsang bronkokonstriksi,
seperti alergen, iritan, udara dingin, dan
aktivitas
Efek antiinflamasi steroid:
Meniadakan edema mukosa
Mengurangi permiabilitas kapiler
Menghambat penglepasan leukotrien

Farmako kinetik:
Kortikosteroid Inhalasi (beklometason,
triamcinolon, flunisolide) 80-90 % terdeposit
di mulut dan faring
Steroid sistemik:
Pasien asma berat eksaserbasi (status
asmatikus) mungkin membutuhkan
metilprednisolon intravena atau prednisolon per
oral
Dosis diturunkan secara bertahap dalam 1-2
minggu

Spacers

Efek samping
Pemberian per oral/ parenteral: serius
(gangguan pertumbuhan pada anak) efek
pengurangan masa tulang, hambatan
pertumbuhan melalui penekanan aksis
Hypothalamic-pituitary-adrenal(HPA) dan
katarak.
Inhalasi:
Candidiasis orofaringeal (thrush)
Dapat dikurang dengan pemberian menggunakan
spacers

Edukasi
Pengobatan yang efektif hanya mungkin
berhasil dengan penatalaksanaan yang
komprehensif, dimana melibatkan
kemampuan diagnostik dan terapi dari
seorang dokter Puskesmas di satu pihak dan
adanya pengertian serta kerjasama
penderita dan keluarganya di pihak lain
Pendidikan kepada penderita dan
keluarganya adalah menjadi tanggung jawab
dokter Puskesmas, sehingga dicapai hasil
pengobatan yang memuaskan bagi semua
pihak.

Beberapa hal yang perlu diketahui dan


dikerjakan oleh penderita dan keluarganya
adalah :
1. Memahami sifat-sifat dari penyakit asma :
- Bahwa penyakit asma tidak bisa sembuh
secara sempurna.
- Bahwa penyakit asma bisa disembuhkan
tetapi pada suatu saat oleh karena faktor
tertentu bisa kambuh lagi.
- Bahwa kekambuhan penyakit asma minimal
bisa dijarangkan dengan pengobatan jangka
panjang secara teratur.

2. Memahami faktor yang menyebabkan


serangan atau memperberat serangan,
seperti :
- Inhalan : debu rumah, bulu atau serpihan
kulit binatang anjing, kucing, kuda dan spora
jamur.
- Ingestan : susu, telor, ikan, kacangkacangan, dan obat-obatan tertentu.
- Kontaktan : zalf kulit, logam perhiasan.
- Keadaan udara : polusi, perubahan hawa
mendadak, dan hawa yang lembab.
- Infeksi saluran pernafasan.
- Pemakaian narkoba atau napza serta
merokok.
- Stres psikis termasuk emosi yang berlebihan.
- Stres fisik atau kelelahan.

3. Memahami faktor-faktor yang dapat


mempercepat kesembuhan, membantu
perbaikan dan mengurangi serangan :
- Menghindari makanan yang diketahui
menjadi penyebab serangan (bersifat
individual).
- Menghindari minum es atau makanan
yang dicampur dengan es.
- Berhenti merokok dan penggunakan
narkoba atau napza.
- Menghindari kontak dengan hewan
diketahui menjadi penyebab serangan.
- Berusaha menghindari polusi udara
(memakai masker), udara dingin dan
lembab.
-

-Berusaha mnghindari kelelahan fisik &


psikis
- Segera berobat bila sakit panas (infeksi),
apalagi bila disertai dengan batuk dan pilek.
- Minum obat secara teratur sesuai dengan
anjuran dokter, baik obat simptomatis
maupun obat profilaksis.
- Pada waktu serangan berusaha untuk
makan cukup kalori dan banyak minum air
hangat guna membantu pengenceran
dahak.
- Manipulasi lingkungan : memakai kasur &
bantal dari busa, bertempat di lingkungan
dengan temperatur hangat.

4. Memahami kegunaan dan cara kerja dan cara


pemakaian obat2an yg diberikan oleh dokter :
- Bronkodilator : utk mengatasi spasme
bronkus.
- Steroid : utk menghilangkan atau
mengurangi peradangan.
- Ekspektoran : utk mengencerkan &
mengeluarkan dahak.
- Antibiotika : utk mengatasi infeksi, bila
serangan asma dipicu adanya infeksi sal.nafas
5. Mampu menilai kemajuan & kemunduran dari
penyakit & hasil pengobatan
6. Mengetahui kapan self treatment atau
pengobatan mandiri harus diakhiri & segera
mencari pertolongan dokter

refrensi
Buku farmarko ui
http://www.scribd.com/doc/46314498/kasu
s-asma
Respiratologi anak
http://www.cchs.net/health/healthinfo/docs/0300/0352.asp?index=4297
http://en.wikipedia.org/wiki/Nebulizer
http://www.asthmastuff.com/nebulizer.htm
Penatalaksanaan bronkial pada anak pdf.

You might also like