Professional Documents
Culture Documents
RADITIA KURNIAWAN
102011219
D-9
Skenario
Seorang laki-laki berusia 38 th datang ke puskesmas
ANAMNESIS
Adanya riwayat pasien mengalami nyeri pada kerongkongan
adalah salah satu yang mendukung terjadinya abses
peritonsil.
Nyeri tenggorok
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan tonsil, ada pembengkakan unilateral, karena
pada daerah peritonsilar yang terlibat disertai pembesaran pilarpilar tonsil atau palatum molle yang terkena.
Pemeriksaan Penunjang
Pada penderita abses peritonsil perlu dilakukan pemeriksaan:
Prosedur diagnosis dengan melakukan Aspirasi jarum (needle
pasien
dengan
lymphadenopathy.
tonsillitis
Jika
dan
hasilnya
bilateral
positif,
cervical
penderita
Diagnosis Kerja
Abses peritonsil
Akumulasi pus lokal di jaringan peritonsil yang terbentuk
ini
dapat
mengakibatkan
pembentukan
materi
Abses
peritonsil
merupakan
biasanya
komplikasi
dari
tonsilitis akut.
Edema akibat inflamasi dapat
mengakibatkan
kesulitan
menelan.
Dehidrasi
terjadi
sekunder
sering
akibat
pasien
menghindari
menelan
abses
dapat
menyebabkan peradangan ke
dalam
kompartemen
yang
berdekatan
kepala
dan
leher,
fasia
dengan
sehingga
Etiologi
Abses peritonsiler disebabkan oleh organism yang bersifat
streptococcus),
Staphylococcus
aureus,
dan
Epidemiologi
Abses peritonsil sering mengenai orang dewasa pada usia 20
sampai 40 tahun.
Pada anak jarang terjadi, kecuali yang mengalami gangguan
dan perempuan.
Pada umumnya infeksi dibagian kepala leher terjadi pada orang
dewasa.
Insiden abses peritonsil di AS terjadi 30 per 100.000 orang/
tahun.
Patofisiologi
Patofisiologi abses peritonsil belum diketahui secara pasti.
Namun
teori
perkembangan
yang
dari
paling
banyak
episode
diterima
tonsillitis
adalah
eksudatif
ke
pembengkakan
hiperemis.
dan
tampak
permukaan
peritonsil
Gejala Klinik
Pasien abses peritonsil biasanya datang ke klinik dengan
sering
hampir
pasti
dapat
ditegakkan
bila
sendiri
dapat
terlihat
bengkak,
hiperemis,
dan
Diagnosis Banding
Etiologi
Abses Retrofaring
Gejala Klinis
ISPA
sebabkan
menyebabkan
limfaadenitis retrofaring
Trauma dinding belakang faring
Abses
Parafaring
Diagnosis
menelan
pada anak tidak mau
makan/minum
demam, leher kaku dan
nyeri
sesak napas karena
sumbatan jalan napas
dapat mengganggu
resonansi suara
Mukosa terlihat bengkak
dan hiperemis.
trismus,
indurasi
atau
pembengkakan
di
sekitar
angulus
mandibula, demam
tinggi,
dan
pembengkakan
dinding
lateral
faring,
sehingga
menonjol kea rah
medial.
adanya riwayat
ISPA/trauma
PP Rontgen jaringan lunak
leher lateral
tampak pelebaran ruang
retrofaring lebih dari 7
mm pada anak dan
dewasa serta pelebaran
retrotrakeal lebih dari 14
mm pada anak dan lebih
dari 22 mm pada orang
dewasa.
berdasarkan riwayat
penyakit, gejala, dan
tanda klinik.
dapat dilakukan
pemeriksaan penunjang
berupa foto Rontgen
jaringan lunak AP atau CT
scan.
Abses
Parafaring
trismus, indurasi
atau pembengkakan
di sekitar angulus
mandibula, demam
tinggi, dan
pembengkakan
dinding lateral
faring, sehingga
menonjol kea rah
medial.
berdasarkan riwayat
penyakit, gejala, dan
tanda klinik.
dapat dilakukan
pemeriksaan
penunjang berupa foto
Rontgen jaringan
lunak AP atau CT
scan.
Penatalaksanaan
Pada 54% kasus abses peritonsil, penanganannya menggunakan
teknik insisi dan drainase, 32% digunakan jarum aspirasi, dan
14% dilakukan tonsilektomi.
Terapi antibiotika
hangat
pada
leher.
Penisilin
(dosis
tinggi)
dan
pus)
penting
dilakukan
untuk
mencegah
yang
digunakan
dan
drainase
serta
Tonsilektomi
penanganan
merupakan
yang
terbaik
Komplikasi
Abses pecah spontan, mengakibatkan perdarahan, aspirasi
terjadi
penjalaran
ke
daerah
intracranial;
dapat
komplikasi
klinis
lainnya
dapat
terjadi
jika
Prognosis
Dubia ad bonam
Kesimpulan
Abses peritonsil merupakan kumpulan atau timbunan nanah
biasanya pada sisi yang sama juga dan nyeri telinga (otalgia),
muntah
(regurgitasi),
mulut
berbau,
banyak
ludah