You are on page 1of 45

Pembimbing: dr.Jati, Sp.

OG
Penyusun: Ricksando Siregar
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Laporan Kasus
Nama
Usia
Pekerjaan
Agama
Suku
Alamat
RM
MRS

: Ny. R
: 20 tahun
: Ibu rumah tangga
: Islam
: Jawa
: Pedurungan Kidul
: 280303
: 17 Februari 2014

Anamnesis
Keluhan Utama : keluar darah dari

jalan lahir sejak 2 hari sebelum


masuk rumah sakit
Keluhan Tambahan : perut terasa
kencang, lemas

Riwayat Penyakit
Sekarang
17/2/14
16/2/14

15/2/14

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien

mengaku tidak pernah memiliki riwayat


keluhan yang serupa. Pasien juga menyangkal
adanya riwayat penyakit jantung, ginjal, hipertensi,
diabetes mellitus, dan asma. Riwayat anemia (+)
Riwayat operasi disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga


Menurut pasien di keluarga pasien tidak ada yang

memiliki keluhan seperti pasien. Riwayat penyakit


jantung, ginjal, hipertensi, diabetes mellitus, dan
asma disangkal.
Riwayat Alergi :
Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap

obat-obatan dan makanan.


Riwayat Kontrasepsi :
Pasien tidak memakai alat dan pil kontrasepsi

Riwayat Obstetri :
Pasien menikah 1 kali pada tahun 2013. Usia saat
menikah 20 tahun. Usia pernikahan 5 bulan.
Pasien mengatakan mengalami haid pertama (menarke)
pada usia 16 tahun. Pasien memiliki siklus haid yang
teratur (28hari). HPHT : 12 November 2013
Riwayat ANC : pasien sudah 3 kali kontrol ke bidan, suntik
TT 1 kali selama kehamilan
Riwayat
USG:
pasien
tidak
pernah
melakukan
pemeriksaan USG sebelumnya

Riwayat KB : -

Riwayat kehamilan:
G1P0A0
2014 hamil ini

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : baik
Kesadaran
: compos mentis
Tanda Vital
Tekanan darah
:
120/70
mmHg
Frekuensi
nadi
:
80
x/menit
Frekuensi
napas
:
20
x/menit
Suhu : 36,7oC

Status Gizi
Berat Badan : 50 kg
Tinggi Badan : 160 cm
BMI : 19,53 kg/m

Pemeriksaan Fisik Umum


Mata: anemis (+/+), ikterus
(-/-)
Jantung
:
S1S2 tunggal
reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru :
vesikuler (+/+),
rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : Supel, NT (-)
teraba pembesaran lien pada
titik schuffner 4, teraba
pembesaran hepar 3 jari
dibawah arcus costae dan 4
jari
dibawah
processus
xyphoideus
Ekstremitas : edema - akral teraba hangat +/+/+/
+

Status Obstetri dan Ginekologi


Pemeriksaan Obstetri

Pemeriksaan Ginekologi

Tinggi fundus uteri

Inspeksi

Palpasi

VT :

Dinding vagina dalam batas normal,


massa (-), porsio licin, (-), teraba
jaringan (-), nyeri goyang porsio (-),
Adneksa
Parametrium
Cavum
Douglass dextra et sinistra dbn,
korpus uteri antefleksi, 14 minggu,
lunak.
Ostium
Uteri
Eksternum
tertutup, PPV (+).

sulit dinilai

Denyut jantung janin :

His
Leopold

::

tidak teraba bagian janin,


ballotement (+)

: daerah vulva dan


perineum dalam batas normal, tidak
ditemukan tanda-tanda peradangan,
massa(-), perdarahan(-) dan fluor
albus(-)
:
kelenjar
dalam batas normal

bartholini

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah Lengkap :
Hb : 5.7 g/dL
n : 12-14 g/dL
Ht : 16.90 %
n : 37- 47 %
Lekosit : 9.7 /uL
n : 5000-10000/uL
Trombosit
: 212000/ uL
n : 150000400000/ uL

Kimia Klinik

Gula Darah Sewaktu


: 110 mg/dL
n
: 70-115

Immunologi
HbSAg
: (-)

Ultrasonografi (USG) Abdomen :


Tanggal 17 Februari 2014
Fetal movement (-)
Kesan : Missed Abortion

Diagnosis
G1P0A0U20H14minggu+2hari
Missed Abortion
Observasi Anemia berat

Tatalaksana

Tindakan Kuretase
Dilatasi

Tanggal 20 Februari 2014


Tindakan Kuretase : curretage +

dilatasi
Kuretase endometrium sesuai hasil
konsepsi 5 cc, diikuti keluarnya
jaringan
Instruksi Post Kuretase :
Terapi Amoxicilin 3x500 mg, Asam
Mefenamat 3x500 mg, Ranitidin 2x1 tab

Follow Up

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 18 Februari 2014
Hematologi
Massa Pendarahan
Masa Pembekuan

: 01min 30sec n :1-3


: 07min 30sec n : 5-15

Kimia Klinik
SGOT
SGPT

20
11

U/L
U/L

Urin Rutin
Makroskopis
Warna
Kuning
KekeruhanAgak keruh
pH
6.0
4.8-7.8
Jamur
negatif negatif
Protein
negatif negatif
Reduksi
negatif negatif

n : <31
n : <31

Mikroskopis
Leukosit
Eritrosit
Silinder
Epitel
Kristal
Amorf
Bakteri
Trikomonas
Lain-lain

10-15
1-2
2-4
negatif
negatif
Pos (2+)
negatif
negatif

negatif
negatif

Tanggal 19 Februari 2014

Tanggal 20 Februari 2014

Pemeriksaan

Pemeriksaan Darah

Darah

Lengkap :

Lengkap :

Hb

Hb

: 6.7 g/dL
n : 12-14 g/dL
Ht
: 21.30 %
n : 37- 47 %
Lekosit : 9.7 /uL
n : 5000-10000/uL
Trombosit
: 161000/
uL
n : 150000400000/ uL

: 8.0 g/dL
n : 12-14 g/dL
Ht
: 23.90 %
n : 37- 47 %
Lekosit : 9.7 /uL
n : 5000-10000/uL
Trombosit
: 134000/
uL
n : 150000400000/ uL

Tinjauan Pustaka

Pendahuluan
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh

akibat-akibat tertentu) sebelum kehamilan tersebut


berusia 20 minggu dan berat janin kurang dari 500
gram atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup
diluar kandungan. Insiden abortus dipengarui oleh
umur dan riwayat obstetric seperti seperti kelahiran
normal sebelumnya, riwayat abortus spontan, dan
kelahiran dengan anak memiliki kelainan genetik.

Definisi Abortus
Abortus adalah Istilah untuk semua kehamilan

yang berahir sebelum periode viabilitas janin,


yaitu lahir sebelum berat janin 500 gr atau
bila usia kehamilan kurang dari 20 minggu. 4

Etiologi Abortus

Patologi Abortus

Klasifikasi Abortus

Abortus Provokatus
Abortus imminens

Abortus imminens ialah peristiwa perdarahan dari uterus


pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil
konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi
serviks.

Abortus insipiens

Abortus insipiens ialah peristiwa peradrahan uterus pada


kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi
serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih
dalam uterus. Dalam hal ini rasa mules menjadi lebih
sering dan kuat, perdarahan bertambah. Pengeluaran hasil
konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret vakum atau
dengan cunam ovum, disusul dengan kerokan. Pada
kehamilan lebih dari 12 minggu biasanya perdarahan tidak
banyak dan bahaya peforasi pada kerokan lebih besar,
maka sebaiknya proses abortus dipercepat dengan
pemberian infus oksitosin.

Abortus inkompletus

Abortus inkomplitus ialah pengeluaran sebagan hasil


konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan
masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Perdarahan pada
abortus inkomplitus dapat banyak sekali , sehingga
menyebabkan syok dan perdarahan tidak akan berhenti
sebelum sisa konsepsi dikeluarkan.

Abortus kompletus

Pada abortus kompletus semua hasil konsepsi sudah


dikeluarkan. Pada penderita ditemukan perdarahan sedikit,
ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah banyak
mengecil.

Missed abortion

Missed abortion ialah kematian janin berusia sebelum 20


minggu, tetapi janin mati itu tidak dikeluarkan selama 8
minggu atau lebih. Etiologi missed abortion tidak diketahui,
tetapi diduga pengaruh hormon progesteron. Pemakaian
hormon progesteron pada abortus imminens mungkin juga
dapat menyebabkan missed abortion.

Abortus habitualis

Abortus habitualis ialah abortus


spontan yang terjadi 3 kali atau
lebih berturut-turut. Etiologinya
pada dasarnya sama dengan
etiologi abortus spontan. Selain
itu
telah
ditemukan
sebab
imunologik yaitu kegagalan reaksi
terhadap
antigen
lymphocyte
trophoblast cross reactive (TLX).
Sistem TLX ini merupakan cara
untuk melindungi kehamilan.

Abortus

infeksiosus,
abortus septic
Abortus infeksiosus ialah

abortus
yang
disertai
infeksi
pada
genitalia,
sedang
abortus
septik
ialah abortus infeksiosus
berat disertai penyebaran
kuman atau toksin ke
daam peredaran darah
atau peritoneum.6

Missed Abortion

Definisi
Missed abortion ialah kematian janin berusia

sebelum 20 minggu, tetapi janin mati itu tidak


dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.

Gambar.1Missed Abortion

Etiologi

Manifestasi Klinis

Penderita missed abortion biasanya tidak merasakan keluhan


apapun kecuali merasakan pertumbuhan kehamilannya tidak
seperti yang diharapkan.

Bila kehamilan di atas 14 minggu sampai 20 minggu


penderita justru merasakan rahimnya semakin mengecil
dengan tanda-tanda kehamilan sekunder pada payudara
mulai menghilang.

Kadangkala missed abortion juga diawali dengan abortus


imminens yang kemudian merasa sembuh

Pemeriksaan Penunjang
USG uterus yang mengecil, kantong gestasi

yang mengecil dan bentuknya tidak beraturan


yang disertai gambaran feus yang tidak ada
tanda-tanda kehidupan.
Tes urin kehamilan negatif setelah satu
minggu
dari
terhentinya
pertumbuhan
kehamilan

Diagnosis

Dahulu diagnosis biasanya tidak dapat ditentukan dalam


satu kali pemeriksaan, melainkan memerlukan waktu
pengamatan untuk menilai tanda-tanda tidak tumbuhnya
atau bahkan mengecilnya uterus yang kemudian
menghilang secara spontan atau setelah pengobatan.
Gejala subyektif kehamilan menghilang, mammae agak
mengendor lagi, uterus tidak membesar lagi bahkan
mengecil, tes kehamilan menjadi negatif, serta denyut
jantung janin menghilang. Dengan ultrasonografi (USG)
dapat ditentukan segera apakah janin sudah mati dan
besarnya sesuai dengan usia kehamilan. Perlu diketahui
pula bahwa missed abortion kadang-kadang disertai
gangguan pembekuan darah karena hipofibrinogenemia,
sehingga pemerikaan kearah ini perlu dilakukan

Tata Laksana Abortus


Penilaian awal

Untuk penanganan yang memadai, segera lakukan


penilaian dari :
Keadaan umum pasien
Tanda-tanda syok seperti pucat, berkeringat banyak,
pingsan, tekanan sistolik < 90 mmHg, nadi > 112 x/menit
Bila syok disertai dengan massa lunak di adneksa, nyeri
perut bawah, adanya cairan bebas dalam cavum pelvis,
pikirkan kemungkinan kehamilan ektopik yang terganggu.
Tanda-tanda infeksi atau sepsis seperti demam tinggi,
sekret berbau pervaginam, nyeri perut bawah, dinding
perut tegang, nyeri goyang portio, dehidrasi, gelisah atau
pingsan.
Tentukan melalui evaluasi medik apakah pasien dapat
ditatalaksana pada fasilitas kesehatan setempat atau
dirujuk (setelah dilakukan stabilisasi)

Penanganan spesifik
Missed abortion seharusnya ditangani di rumah sakit

atas pertimbangan :
Plasenta dapat melekat sangat erat di dinding
rahim, sehingga prosedur evakuasi (kuretase) akan
lebih sulit dan resiko perforasi lebih tinggi.
Pada umumnya kanalis servikalis dalam keadaan
tertutup sehingga perlu tindakan dilatasi dengan
batang laminaria selama 12 jam.
Tingginya kejadian komplikasi hipofibrinogenemia
yang berlanjut dengan gangguan pembekuan
darah.

Pada umur kehamilan kurang dari 12 minggu, tindakan


evakuasi dapat dilakukan secara langsung dengan melakukan
dilatasi dan kuretase serviks uterus memungkinkan.

Bila umur kehamilan diatas 12 minggu atau kurang dari 20


minggu dengan keadaan serviks uterus yang masih kaku
dianjurkan untuk melakukan induksi terlebih dahulu untuk
mengeluarkan janin atau mematangkan kanalis servikalis.

Cara lain :

pemberian infus intravena cairan oksitosin dimulai dari dosis 10 unit dalam
500 cc dekstrose 5 % tetesan 20 tetes permenit dan dapat diulangi sampai
total oksitosin 50 unit dengan tetesan dipertahankan untuk mencegah
terjadinya retensi cairan tubuh. Jika tidak berhasil, penderita diistirahatkan
satu hati dan kemudian induksi diulangi biasanya maksimal 3 kali. Setelah
janin ataupun jaringan konsepsi berhasil keluar dengan induksi ini
dilanjutkan dengan tindakan kuretase sebersih mungkin.

Komplikasi
Perdarahan

Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus


dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu diberikan
transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat
terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada
waktunya.

Perforasi

Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama


pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi. Jika terjadi
peristiwa ini, penderita perlu diamati dengan teliti. Jika
ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparatomi dan
tergantung dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka
perforasi atau perlu histerektomi.

Infeksi
Syok

Syok pada abortus dapat terjadi karena perdarahan (syok


hemoragik) dank arena infeksi berat (syok endoseptik).

TERIMA KASIH

You might also like